Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MATA KULIAH TEORI

PEMBELAJARAN
MENJELASKAN DAN MENGANALISIS 4 TEORI PEMBELAJARAN

yang diampu oleh Dr. Asep Rohayat, M.Pd


Nama : Fakhrunnisa Afina
NIM : 21861014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN 


PASCASARJANA
INSTITUT PENDIDIKAN INDONESIA (IPI) GARUT
2021
MENJELASKAN DAN MENGANALISIS 4 TEORI PEMBELAJARAN

Teori belajar bersumber dari aliran-aliran psikologi. Landasan psikologis dalam


pembelajaran, terutama berkaitan dengan psikologi/teori belajar (psychology/teori of
learning) dan psikologi perkembangan (developmental psychology). Psikologi belajar
memberikan konstribusi dalam hal bagaimana kurikulum itu disampaikan kepada peserta
didik dan bagaimana pula peserta didik harus mempelajarinya. Dengan kata lain, psikologi
belajar berkenaan dengan penentuan strategi kurikulum. Sedangkan psikologi perkembangan
diperlukan terutama dalam menentukan isi kurikulum yang diberikan kepada peserta didik
agar tingkat keluasan dan kedalamannya sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik
tersebut. Psikologi belajar merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu
dalam konteks belajar. Psikologi belajar mengkaji tentang hakekat belajar dan teori-teori
belajar, serta berbagai aspek perilaku individu lainnya dalam belajar yang semuanya dapat
dijadikan sebagai bahan pertimbangan sekaligus mendasari pengembangan kurikulum.

Pada dasarnya teori-teori belajar humanistik, kontruktivistik, kognitif dan


beharioristik memiliki tujuan yang sama yaitu sebuah perubahan sikap, perilaku dan
keterampilan peserta didik yang diperoleh melalui proses belajar dan pembelajaran itu
sendiri. Namun yang membedakan adalah cara pandang terhadap apa dan bagaimana tujuan
pembelajaran dapat dicapai. Teori-teori ini muncul disebabkan oleh sebuah kritik dan
ketidakpuasan para ahli pendidikan terhadap teori-teori yang ada sebelumnya. Teori
kontruktivistik muncul sebagai kritik terhadap teori beharioristik yang hanya menjadikan
peserta didik sebagai obyek yang pasif. Pembelajaran beharioristik hanya berpusat kepada
pendidik (teacher centered). Begitu pula dengan teori-teori berikutnya.

Berikut perbedaan mendasar keempat teori tersebut dari  3 aspek serta kelebihan dan
kelemahan masing-masing:

1. Behavioristik

Belajar adalah perubahan tingkah laku, yang merupakan hasil dari stimulus-respon.
Seorang sudah dianggap belajar apabila sudah mampu menunjukkan perubahan sikap dan
tingkah laku yang disebabkan karena adanya stimulus yang diberikan oleh pendidik
2. Kognitif

Menurut teori ini, belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan
respon. Hakikat belajar menurut teori belajar ini adalah suatu aktifitas belajar yang berkaian
dengan penataan informasi, reorganisasi perseptual, dan proses internal, sehingga melahirkan
perubahan persepsi dan pemahaman, yang tidak selalu berbentuk tingkah laku yang dapat
diamati dan dapat diukur.

3. Konstruktivistik

Belajar menurut konstruktivisme adalah aktivitas yang aktif, dimana peserta didik
membangun sendiri pengetahuannya, mencari arti dari apa yang mereka pelajari dan
merupakan proses menyelesaikan konsep dan ide-ide baru dengan kerangka berfikir yang
telah ada dan dimilikinya

4. Humanistik

Menurut teori humanistik, proses belajar harus dimulai dan ditujukan untuk
kepentingan memanusiakan manusia itu sendiri. Teori humanistik sangat mementingkan isi
yang dipelajari dari pada proses belajar itu sendiri. Teori belajar ini lebih banyak berbicara
tentang konsep-konsep pendidikan untuk membentuk manusia yang dicita-citakan, serta
tentang proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal.

PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK

1. Behavioristik

Dalam teori behavioristik, pendidik sangat mendominasi dalam proses kegiatan


pembelajaran. Tugasnya memindahkan pengetahuan ke orang yang belajar, dengan cara
memberikan stimulus, penghargaan atau hukuman dalam kegiatan pembelajaran untuk
mencapai hasil belajar yang baik. Sementara peserta didik dipandang sebagai obyek yang
pasif.

Tugas guru dalam proses pembelajaran adalah:

1. menentukan tujuan
2. menentukan matreri pelajaran
3. mengkaji materi pelajaran
4. menyusun sesuai dengan system informasi
5. menyajikan materi dan membimbing mahapeserta didik dengan pola sesuai materi
pelajaran

2. Kognitif

Peranan pendidik menurut teori belajar kognitif adalah sebagai pembimbing untuk
mengembangkan potensi kognitif yang ada pada setiap peserta didik. Dalam kegiatan
pembelajaran, keterlibatan peserta didik secara aktif amat dipentingkan. Untuk menarik minat
dan meningkatkan retensi belajar perlu mengkaitkan pengetahuan baru dengan setruktur
kognitif yang telah dimiliki.

Tugas guru dalam proses pembelajaran adalah;

1. menentukan tujuan
2. menentukan materi pelajaran
3. menentukan topic-topik secara aktif oleh mahapeserta didik dengan bimbingan minim
dari dosen
4. menentukan dan merancang kegiatan belajar yang cocok untuk topic yang akan
di[elajari mahapeserta didik.
5. menyiapkan pertanyaan yang akan memacu kreativitas mahapeserta didik untuk
berdiskusi atau bertanya.
6. menevaluasi proses dan hasil belajar

3. Konstruktivistik

Pendidik tidak mendominasi kegiatan pembelajaran. Pendidik hanya berperan


sebagai fasilitator, motivator  dan mediator dalam pembelajaran. Pendidik yang menerapkan
teori konstruktivistik mengakui, menghargai dorongan diri, bahkan memberikan motivasi
kepada peserta didik agar mampu mengkonstruksi pengetahuannya sendiri secara optimal
melalui proses interaksi dalam jaringan sosial yang unik, yang terbentuk baik dalam budaya
kelas maupun di luar kelas. Sementara peserta didik, diposisikan sebagai subyek yang
aktif yang arahkan untuk mampu membangun sendiri pengtahuannya, mencari arti dari apa
yang mereka pelajari dan merupakan proses menyelesaikan konsep dan ide-ide baru dengan
kerangka berfikir yang telah ada dan dimilikinya. Tugas guru dalam proses pembelajaran
sama dengan tugas dalam teori kognitif.
4. Humanistik

Pendidik hanya berperan sebagai fasilitator yang berupaya menciptakan kondisi yang
mendukung yaitu empati, penghargaan dan umpan balik positif. Menurut pandangan teori
humanistic pendidik dituntut tidak hanya melakukan kajian bagaimana dapat mengajar
dengan baik, tetapi harus melakukan kajian yang intensif dan komprehensif untuk menjawab
pertanyaan bagaimana agar peserta didik dapat belajar dengan baik. Sementara peserta didik
diarahkan untuk memiliki kemampuan berfikir induktif, mementingkan pengalaman, serta
membutuhkan keterlibatan peserta didik secara aktif dalam proses belajar. 

Tugas guru dalam proses pembelajaran adalah;

1. menentukan tujuan
2. menentukan materi pelajaran
3. mengidentikfikasi entri behavior mahapeserta didik
4. mengidentifikasi topic
5. mendisain wahana yang akan digunakan untuk belajar
6. membimbing mahapeserta didik secara aktif
7. membimbing mahapeserta didik memahami hakekat makna dan pengalaman belajar
8. membimbing mahapeserta didik membuat konseptaulisasi pengalaman terdekat
9. membimbing mahapeserta didik sampai mampu mengaplikasikan konsep baru ke
situasi baru mengevaluasi proses dan hasil belajar.

KEKURANGAN DAN KELEBIHAN

1. Behavioristik

Kelebihan

1. Sangat cocok untuk memperoleh kemampuan yang membutuhkan praktek dan


pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti kecepatan, spontanitas, kelenturan,
refleks, dan daya tahan.
2. Mampu mengarahkan siswa untuk berfikir linier, konvergen, tidak kreatif dan tidak
produktif.
3. membawa siswa menuju atau mencapai target tertentu, sehingga menjadikan peserta
didik untuk bisa bebas berkreasi dan berimajinasi.
Kekurangan

1. Pembelajaran siswa yang berpusat pada guru (teacher centered learning), bersifat
meanistik, dan hanya berorientasi pada hasil yang diamati dan diukur.
2. Murid hanya mendengarkan dengan tertib penjelasan guru dan menghafalkan apa
yang didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang efektif.
3. Siswa (  tori skinner ) baik hukuman verbal maupun fisik seperti kata-kata kasar ,
ejekan , jeweran yang justru berakibat buruk pada siswa.
4. tidak mampu menjelaskan situasi belajar yang kompleks, sebab banyak variabel atau
hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan dan atau belajar yang tidak dapat diubah menjadi
sekedar hubungan stimulus dan respon.
5. tidak mampu menjelaskan alasan-alasan yang mengacaukan hubungan antara stimulus
dan respon ini dan tidak dapat menjawab hal-hal yang menyebabkan terjadinya
penyimpangan antara stimulus yang diberikan dengan responnya.

2. Kognitif

Kelebihan

Teori pembelajaran kognitif memiliki kelebihan sebagai berikut:

1. Sebagian besar dalam kurikulum pendidikan negara Indonesia lebih menekankan pada
teori kognitif yang mengutamakan pada pengembangan pengetahuan yang dimiliki pada
setiap individu.
2. Pada metode pembelajaran kognitif pendidik hanya perlu memeberikan dasar-dasar
dari materi yang diajarkan unruk pengembangan dan kelanjutannya deserahkan pada peserta
didik, dan pendidik hanya perlu memantau, dan menjelaskan dari alur pengembangan materi
yang telah diberikan.
3. Dengan menerapkan teori kognitif ini maka pendidik dapat memaksimalkan ingatan
yang dimiliki oleh peserta didik untuk mengingat semua materi-materi yang diberikan karena
pada pembelajaran kognitif salah satunya menekankan pada daya ingat peserta didik untuk
selalu mengingat akan materi-materi yang telah diberikan.
4. Menurut para ahli kognitif itu sama artinya dengan kreasi atau pembuatan satu hal
baru atau membuat suatu yang baru dari hal yang sudah ada, maka dari itu dalam metode
belajar kognitif peserta didik harus lebih bisa mengkreasikan hal-hal baru yang belum ada
atau menginovasi hal yang yang sudah ada menjadi lebih baik lagi.
5. Metode kognitif ini mudah untuk diterapkan dan juga telah banyak diterapkan pada
pendidikan di Indonesia dalam segala tingkatan

 Kekurangan

Berikut adalah beberapa kelemahan dari metode pembelajaran kognitif:

1. Pada dasarnya teori kognitif ini lebih menekankan pada kemampuan ingatan peserta
didik, dan kemampuan ingatan masing-masing peserta didik, sehingga kelemahan yang
terjadi di sini adalah selalu menganggap semua peserta didik itu mempunyai kemampuan
daya ingat yang sama dan tidak dibeda-bedakan.
2. Adakalanya juga dalam metode ini tidak memperhatikan cara peserta didik dalam
mengeksplorasi atau mengembangkan pengetahuan dan cara-cara peserta didiknya dalam
mencarinya, karena pada dasarnya masing-masing peserta didik memiliki cara yang berbeda-
beda.
3. Apabila dalam pengajaran hanya menggunakan metode kognitif, maka dipastikan
peserta didik tidak akan mengerti sepenuhnya materi yang diberikan .
4. Jika dalam sekolah kejuruan hanya menggunakan metode kognitif tanpa adanya
metode pembelajaran lain maka peserta didik akan kesulitan dalam praktek kegiatan atau
materi.
5. Dalam menerapkan metode pembelajran kognitif perlu diperhatikan kemampuan
peserta didik untuk mengembangkan suatu materi yang telah diterimanya.

3. Konstruktivistik

Kelebihan

1. Berfikir artinya, Dalam proses membina pengetahuan baru murid diajarkan berfikir
untuk menyelesaikan masalah atau sebuah studi kasus dan dapat mengembangkanya menjadi
sebuah ide atau membuat keputusan.
2. Faham artinya, Dalam proses pembelajaran murid harus terlibat langsung dalam
mengembangkan sebuah pengetahuan baru, sehingga peserta didik akan lebih faham dan
boleh mengaplikasikanya dalam sebuah situasi.
3. Daya ingat artintya, pada dasarnya dalam proses belajar murid harus terlibat secara
langsung dengan aktif, sehingga mereka akan ingat lebih lama semua konsep yang ada yakni
dengan cara murid melakukan pendekatan membina sendi kehafaman mereka. Dengan cara
itu mereka akan yakin dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam situasi baru.
4. Kemahiran sosial artinya, dalam proses belajar kemahiran sosial diperoleh apabila
seorang murid berinteraksi dengan guru dan rekan dalam membina pengetahuan baru.
5. Seronok artinya, dalam proses belajar yang benar peserta didik pastinya akan terlibat
secara terus menerus dan semakin lama mereka akan faham, ingat, dan lebih yakin dalam
memutuskan sebuah pengetahuan baru. Apabila peserta didik melakukan interaksi secara
sehat dengan guru atau rekan, maka mereka akan berasa seronok belajar dalam membina
pengetahuan baru.

Kekurangan

Ada beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan antara lain:

1. Kadang guru itu tidak memperhatikan muridnya secara keseluruhan misalkan guru
tidak pernah memberi kesempatan pada peserta didiknya untuk menyelesaikan suatu masalah
atau berdiskusi sehingga peserta didik hanya mendapat pembelajaran yang itu-itu saja, jadi
pola pikir peserta didik tidak berkembang.
2. Tidak semua guru atau pendidik itu mempunyai karakter atau sifat yang sama, pada
dasarnya guru hanya memberi penjelasan saja saat pembelajaran sehingga peserta didik
dituntut untuk hanya memahami saja tanpa terlibar secara langsung dalam mengaplikasikan
sebuah situasi baru.
3. Membahas tentang sifat seorang guru, guru seharusnya tidak berperan sebagai orang
yang kaku dan harus ditakuti, guru seharusnya berperan sebagai teman bagi peserta didiknya
sehingga peserta didik dapat beriteraksi dengan baik dalam membina pengetahuan baru.
4. Pada dasarnya guru itu dijadikan sebuah panutan bagi peserta didiknya maka dari itu
guru tidak diwajibkan memberi contoh yang negativ kepada peserta didiknya, kadang ada
guru yang memiliki sifat yang buruk yaitu sering berkata kotor atau kasar di depan peserta
didiknya, itu sangat dilarang dalam aturan etika seorang guru, karena apabila itu dihadapkan
pada anak usia sekolah dasar sangat tidak pantas untuk dilakukan.
5. Apabila peserta didik tidak dilibatkan dalam pembelajaran praktik maka daya ingat
dan pengetahuan peserta didik tidak akan berkembang dengan baik, dan apabila diberi materi
baru pasti materi sebelumnya akan dilupakan
4. Humanistik

Kelebihan

1. Bersifat pembentukan kepribadian,hati nurani,perubahan sikap,analisis


terhadapfenomenasocial. Siswa merasa senang,berinisiatif dalam belajar. Guru menerima
siswa apa adanya,memahami jalan pikiran siswa.
2. siswa d ituntut untuk berusaha agar lambat laun mampu mencapai aktualisasi diri
dengan sebaik-baiknya dan mempunyai pengaruh yang signifikan pada ilmu psikologi
danbudaya populer.
3. selalu mengedepankan akan hal-hal yang bernuansa demokratis, partisipatif-dialogis
dan humanis.
4. Suasana pembelajaran yang saling menghargai, adanya kebebasan berpendapat,
kebebasan mengungkapkan gagasan.
5. keterlibatan peserta didik dalam berbagai aktivitas di sekolah, dan lebih-lebih
adalahkemampuan hidup bersama (komunal-bermasyarakat) diantara peserta didik yang
tentunyamempunyai pandangan yang berbeda-beda.

Kekurangan

1. Bersifat individual, proses belajar tidak akan berhasil jika tidak ada motivasi dan
lingkungan yang mendukung, sulit diterapkan dalam konteks yang lebih praktis.
2. Peserta didik kesulitan dalam mengenal diri dan potensi-potensi yang ada pada diri
mereka.
3. Teori humanistik tidak bisa diuji dengan mudah dan banyak konsep dalam psikologi
humanistik

Namun di sisi lain, secara aplikatif, seorang pendidik tanpa disadari bisa dipastikan
pernah mempraktekkan berbagai teori-teori belajar tersebut. Dalam prakteknya, apabila
seorang pendidik menemukan dan mendapatkan kesulitan-kesulitan pada satu teori yang
menjadi kerangka berpikirnya, maka kemungkinan besar dia akan mencoba teori lain dalam
mengatasi masalah yang dihadapi tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada
satupun teori yang sempurna, satu teori bisa menjadi pelengkap kekurangan teori yang lain,
tergantung situasi dan kondisi yang dihadapi saat proses pembelajaran berlangsung. Oleh
karena itu, merupakan sebuah keharusan dan hal yang urgen bagi seorang pendidik untuk
memahami teori-teori tersebut, sehingga betul-betul dapat dimanfaatkan dalam situasi nyata

Anda mungkin juga menyukai