Anda di halaman 1dari 2

PENERAPAN TEORI BELAJAR HUMANISTIK

Penerapan teori humanistic pada kegiatan belajar hendaknya pendidik menuntun


peserta didik berpikir induktif, mengutamakan praktik serta menekankan pentingnya
partisipasi peserta didik dalam pembelajaran. Hal tersebut dapat diaplikasikan dengan diskusi
sehingga peserta didik mampu mengungkapkan pemikiran mereka di hadapan audience.
Pendidik mempersilakan peserta didik menanyakan materi pelajaran yang kurang dimengerti.
Proses belajar menurut pandangan humanistic bersifat pengembangan kepribadian,
kerohanian, perkembangan tingkah laku serta mampu memahami fenomena di masyarakat.
Tanda kesuksesan penerapan tersebut yaitu peserta didik merasa nyaman dan bersemangat
dalam proses pembelajaran serta adanya perubahan positif cara berpikir, tingkah laku serta
pengendalian diri.

PENRAPAN TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK

Teori belajar behavioristik cenderung mengarahkan siswa untuk berfikir. Pandangan


teori belajar behavioristik merupakan proses pembentukan, yaitu membawa siswa untuk
mencapai target tertentu, sehingga menjadikan siswa yang tidak bebas berkreasi dan
berimajinasi. Pembelajaran yang dirancang pada teori belajar behavioristik memandang
pengetahuan adalah objektif, sehingga belajar merupakan perolehan pengetahuan, sedangkan
mengajar adalah memindahkan pengetahuan kepada siswa. Hal yang paling penting dalam
teori belajar behavioristik adalah masukan dan keluaran yang berupa respons. Menurut teori
ini, antara stimulus dan respons dianggap tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat
diamati dan diukur. Dengan demikian yang dapat diamati hanyalah stimulus dan respons.
Oleh sebab itu, apa saja yang diberikan oleh guru dan apa saja yang dihasilkan oleh siswa
semuanya harus dapat diamati dan diukur yang bertujuan untuk melihat terjadinya perubahan
tingkah laku

TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME

Pada dasarnya Teori konstruktivisme disini diartikan sebagai suatu pendekatan di mana
siswa harus secara individual menemukan dan menstransformasikan informasi yang
kompleks, memeriksa informasi dengan aturan yang ada dan merevisinya bila perlu.
Konsep dasar konstruktivisme merupakan suatu unsur dimana seseorang dapat membina
pengetahuan dirinya secara aktif dengan cara membandingkan informasi baru dengan
pemahamannya yang sudah ada.
Peranan (Implementasi) Teori Konstruktivisme bila diterapkan di kelas akan terbentuk:
a) Mendorong kemandirian dan inisiatif siswa dalam belajar.
b) Guru mengajukan pertanyaan terbuka dan memberikan kesempatan beberapa waktu
kepada siswa untuk merespon.
c) Mendorong siswa berpikir tingkat tinggi.
d) Siswa terlibat secara aktif dalam dialog atau didkusi dengan guru dan siswa lainnya.
e) Siswa terlibat dalam pengalaman yang menantang dan mendorong terjadinya diskusi.
f) Guru memberika data mentah, sumber-sumber utama, dan materi-materi interaktif.

PENERAPAN TEORI BELAJAR KOGNITIFISTIK

Dalam penerapan Teori Belajar Kognitif secara khususnya akan ada model belajar Bruner,
Ausubel, Gagne, dan model perkembangan intelektual Piaget. Adapun secara umum
penerapan teori belajar kognitif dalam pembelajaran adalah sebagai berikut :

Belajar tidak harus berpusat pada guru tetapi peserta didik harus lebih aktif. Oleh
karenanya peserta didik harus dibimbing agar aktif menemukan sesuatu yang dipelajarinya.
Konsekwensinya materi yang dipelajari harus menarik minat belajar peserta didik dan
menantangnya sehingga mereka asyik dan terlibat dalam proses pembelajaran.

Bahan pembelajaran dan metode pembelajaran harus menjadi perhatian utama.


Peserta didik akan sulit memahami bahan pelajaran Jika frekuensi belajar hitung loncat-
loncat. Bagi anak SD pengoperasian suatu penjumlahan harus menggunakan benda-benda
terutama di kelas-kelas awal karena tahap perkembangan berpikir mereka baru mencapai
tahap operasi konkret.

Dalam proses pembelajaran guru harus memperhatikan tahapan perkembangan


kognitif peserta didik. Materi dirancang sesuai dengan tahapan perkembangan kognitif itu
dan harus merangsang kemampuan berpikir mereka.

Belajar harus berpusat pada peserta didik karena peserta didik melihat sesuatu
berdasarkan dirinya sendiri. Untuk terjadinya proses belajar harus tidak ada proses paksaan
agar sifat egosentrisnya tidak terbunuh.

Anda mungkin juga menyukai