Anda di halaman 1dari 15

MODEL DISAIN PENGEMBANGAN KURIKULUM

DISAIN Menyusun rancangan atau menyusun model kurikulum


sesuai dengan misi dan visi di sekolah

DISAIN KURIKULUM MENURUT AHLI :

Eisner dan Vallance, 1974 : McNeil, 1977 :


1. Model pengembangan proses kognitif 1.Kurikulum humanistis
2. Kurikulum sebagai teknologi 2. Kurikulum rekonstruksi sosial
3. Kurikulum sebagai aktualisasi diri 3. Kurikulum teknologi
4. Kurikulum sebagai rekonstruksi sosial 4. Kurikulum subjek akademis
5. Kurikulum sebagai rasionalisasi akademis Brennan, 1985 :
Alexander & Lewis, 1981 : 1.Kurikulum yang berorientasi pada tujuan
1.Kurikulum subjek matter disiplin 2. Model proses
2. Kurikulum teknologi 3. Kurikulum situasional
3. Kurikulum sebagai proses Ongstreet & Shane, 1993 :
4. Kurikulum sebagai fungsi sosial
5. Kurikulum berdasarkan minat individu 1.Kurikulum berorientasi pada masyarakat
2. Kurikulum berorientasi pada anak
3. Kurikulum berorientasi pada pengetahuan
4. Kurikulum bersifat etika
PENGERTIAN DISAIN KURIKULUM :

A. DISAIN KURIKULUM DISIPLIN ILMU :

- Desain kurikulum ini merupakan desain yang berpusat kepada pengetahuan (the
knowledge centered design) Subjek akademis yang penekanannya diarahkan
untuk pengembangan intelektual siswa (kurikulum proses) Longstreet.

- Berfungsi untuk pengembangan proses kognitif (kemampuan intelektual, berpikir,


mengingat dan memecahkan masalah)

- Pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui (latihan, menggunakan


gagasan dan melakukan proses penelitian ilmiah) Mcneil.

Tujuan dan Implementasinya :


- Melatih proses berpikir siswa melalui proses penelitian ilmiah yang sistematis.
- Strategi Ekspositori; gagasan dan informasi disampaikan oleh guru secara langsung.
- Penguasaan materi disiplin ilmu dijadikan kriteria dan keberhasilan

Contoh Penerapan kurikulum ini dalam sekolah dasar;


MACOS (Man: a courses of Study) : tujuannya adalah perkembangan intelektual yaitu
membangkitkan penghargaan dan keyakinan akan kemampuan sendiri dengan memberikan
serangkaian cara kerja yang memungkinkan anak mampu menganalisis walaupun dengan
cara sederhana melalui kegiatan ilmiah.
BENTUK ORGANISASI PADA KURIKULUM DISIPLIN ILMU :

1. Subject Centered Curriculum : Isi kurikulum disusun dalam bentuk mata pelajaran yang
terpisah-pisah dan tidak berhubungan satu sama lain. Dan
setiap guru bertanggunjawab pada mata pelajaran yang
diberikannya didalam kelas.

2. Correlated Curriculum : Isi kurikulum disajikan tidak terpisah, tetapi pada mata
pelajaran yang berdekatan/sejenis dikelompokan sehingga
menjadi satu bidang studi (broadfield).

3. Integarted Curriculum : Isi kurikulum tidak lagi menampakan nama-nama mata


pelajaran. Proses belajar dilakukan dari suatu pokok
masalah yang harus dipecahkan (unit). Diarahkan tidak
saja pada intelektual namun seluruh aspek sikap, emosi
dan keterampilan.
B. DISAIN KURIKULUM BERORIENTASI PADA MASYARAKAT :

- Asumsi ini lebih kepada tujuan dari sekolah yakni untuk melayani kebutuhan
masyarakat
- Kurikulum sebagai sebuah disain kelompok sosial untuk dijadikan pengalaman
belajar untuk anak disekolah (Smith, Stanley & Shores, 1950).(Beacamp, 1981)
- Permasalahan yang dihadapi dibutuhkan oleh suatu kelompok sosial, dan harus
menjadi bahan kajian anak disekolah.

Perspektif rancangannya :
1. Perpektif Status Quo : Untuk melestarikan nilai-nilai budaya
2. Perspektif Pembaharuan (reformist) : Untuk lebih meningkatkan kualitas
3. Perspektif Masa Depan (Futurist) : Kurikulum rekonstruksi sosial yang menekankan
kepada proses hubungan antara kurikulum dan kehidupan sosial, politik dan ekonomi
masyarakat.

Tujuannya :
- Mempertemukan siswa dengan masalah-masalah yang dihadapi umat manusia, artinya
bahwa masalah-masalah tersebut bukan hanya dapat dipecahkan melalui “Bidang Studi”
tetapi oleh setiap disiplin ilmu didalamnya
Seperti : krisis masyarakat yang dijadikan bagian dari isi kurikulum

Kriteria :
1. Menuntut pembelajaran nyata (real);
2. Berdasarkan pada tindakan (action);
3. Mengandung nilai (values);
C. DISAIN KURIKULUM BERORIENTASI PADA SISWA :

- Asumsi ini didasari pada pendidikan diselenggarakan untuk membantu anak didik
- Kurikulum yang berorientasi pada siswa dan menekankan kepada siswa sebagai
sumber isi kurikulum (segala sesuatu yang menjadi isi kurikulum tidak boleh terlepas dari
kehidupan siswa sebagai peserta didik)
- Kurikulum harus dapat menyesuaikan dengan irama perkembangan siswa. (Crow &
Crow, 1950)

Perspektif rancangannya :
1. Perpektif kehidupan anak dimasyarakat (the child a society persprective); siswa
sebagai sumber kurikulum percaya bahwa hakikat belajar bagi siswa adalah apabila
siswa belajar secara riil dari kehidupan mereka dimasyarakat.
(Fancis Parker) ;kurikulum harus dimulai dari pengalaman dalam keluarga,
lingkungan fisik dan lingkungan sosial siswa; isi kurkulum harus memuat sisi
kehidupan siswa sebagai peserta didik.

2. Perspektif Psikologi (the psycologycal curriculum perspective) ; kurikulum yang


bersifat humanistik, muncul sebagai reaksi terhadap proses pendidikan yang hanya
mengutamakan segi intelektual;
Tugas dan tanggungjawab pendidikan disekolah bukan hanya mengembangkan segi
intelektual tetapi mengembangkan siswa menjadi manusia yang utuh.
Fungsi dan tujuannya :
- Fungsi kurikulum humanistik ini adalah menyediakan berbagai pengalaman belajar yang
menyenangkan untuk setiap siswa seingga dapat membantu mengembangkan siswa
secara utuh dan menyeluruh.
- Tujuannya adalah aktualisasi diri (manusia memiliki potensi, kemampuan dan kekuatan
untuk berkembang) sebagai orientasi dari tujuan pendidikan (proses perkembangan
pribadi secara dinamis; pertumbuhan ideal, integritasd an otonomi pribadi)

Implementasi :
1. Dengarkan secara menyeluruh berbagai ungkapan siswa;
2. Bersikaplah respek pada siswa;
3. Bersikaplah wajar dan alamiah dan jangan pura-pura;

Organisasi :
- Kurikulum humanistik lebih menekankan kepada integrasi, yaitu kesatuan pribadi secara
utuh antara intelektual, emosional dan tindakan.
- Harus dapat memberikan pengalaman yang utuh dan menyeluruh (tidak terpenggal-
penggal)
- Sequences yang mencakup elemen-elemen tentang nilai, konsep, sikap dan masalah.
- Kriteria keberhasilan siswa ditentukan oeh perkembangan siswa supaya menjadi anak
yang terbuka dan berdiri sendiri.
D. DISAIN KURIKULUM TEKNOLOGIS

- Difokuskan pada efektivitas program, metode dan bahan-bahan yang dianggap dapat
mencapai tujuan (industri dan militer)
- Desain intruksional menekankan kepada pencapaian tujuan yang mudah diukur,
aktivitas dan tes serta pengembangan bahan-bahan ajar.
- Kurikulum dipengaruhi dua sisi; Penerapan hasil-hasil teknologi dan Penerapan teknologi
sebagai sumber suatu sistem.

Perspektif rancangannya :
1. Penerapan hasil-hasil teknologi; Perencanaan yang sistematis dengan menggunakan
media atau alat dalam kegiatan pembelajaran (efektivitas dan efisiensi pembelajaran).
Contohnya dengan (computer assisted instruction) kaset atau media lainnya.

2. Penerapan teknologi sebagai sumber suatu sistem; Menekankan kepada penyusunan


program pembelajaran dengan menggunakan pendekatan sistem yang ditandai
dengan perumusan tujuan khusus sebagai tujuan tingkah laku yang harus dicapai;
proses pembelajaran diarahkan mencapai tujuan.
Penerapan teknologi sebagai suatu sistem tidak ditentukan oleh penerapan hasil-hasil
teknologi tetapi bagaimana merancang implementasi kurikulum dengan pendekatan
sistem.dan jelas dalam menetapkan suatu keberhasilan.
Karakteristik : (dipengaruhi oleh psikologi behavioristik)
1. Belajar dipandang sebagai proses respon-respon terhadap rancangannya
2. Belajar diatur berdasarkan langkah-langkah tertentu dengan sejumlah tugas yang
harus dipelajari.
3. Secara khusus siswa belajar secara individual, meskipun dalam hal-hal tertentu bisa
saja belajar secara berkelompok.

Tujuannya ;
Kurikulum teknologis lebih ditekankan kepada pencapaian perubahan tingkah laku yang
dapat diukur.

Organisasi ; Organisasi dalam kurikulum teknologis memiliki ciri-ciri :


1. Pengorganisasian materi kurikulum berpatokan pada rumusan tujuan
2. Materi kurikulum disusun secara berjenjang
3. Materi kurikulum disusun dari mulai yang sederhana menuju yang kompleks
PENDEKATAN DAN MODEL KURIKULUM

Sudut pandang dalam penyusunan kurikulum (sukmadinata,2000. I)


- Curriculum construction (kurkulum baru)
- Curriculum improvement (penyempurnaan kurikulum yang ada)

Cakupan Pengembangan Kurikulum ;


1. Pendekatan Top down
Muncul atas inisiatif para pejabat pendidikan atau para administrator atau dari pemegang
kebijakan pejabat pendidikan (garis komando); line staff model (digunakan oleh negara
sentralistik)
dilihat dari perkembangannya model ini menggunakan (Curriculum construction &
Curriculum improvement)

2. Pendekatan Grass roots


Inisiatif pengembangan kurikulum dimulai dari lapangan atau guru-guru sebagai
implementator, kemudian menyebar pada lingkungan yang lebih luas, pendekatan ini lebih
banyak digunakan untuk Curriculum improvement; (digunakan oleh negara desentralistik)
MODEL-MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM

1. Model Tyler ;
Lebih bersifat bagaimana merancang suatu kurikulum, sesuai dengan tujuan dan misi suatu
institusi pendidikan :
dengan 4 hal yang dianggap fundamental untuk mencapai tujuan:
a. Menentukan tujuan
(langkah utama merumuskan tujuan untuk mencapai arah atau sasaran pendidikan), sangat
tergantung dari teori, filsafat dan model kurikulum yang dianut.
Sumber perumusan tujuan berasal dari siswa, studi kehidupan masa kini, disiplin ilmu, filosofis,
dan psikologi belajar (tyler)

b. Menetukan Pengalaman Belajar


Segala aktivitas siswa dalam berinteraksi dengan lingkungan (dalam proses pembelajaran), tetapi
bukan pengalaman guru; namun merupakan apa yang akan dan telah diperbuat siswa.

Hal ini akan mempermudah bagi guru dalam mendisain lingkungan yang dapat mengaktifkan
siswa memperoleh pengalaman belajar, seperti : (mengembangkan kemampuan berpikir siswa,
membantu siswa dalam mengumpulkan informasi, membantu mengembangkan sikap sosial, dan
minat).

Ada beberapa prinsip dalam menetukan pengalaman belajar siswa :


1. Pengalaman siswa harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai (akan menetukan
pengalaman pembelajaran)
2. Setiap pengalaman belajar siswa harus memuaskan siswa
3. Setiap rancangan pengalaman siswa harus belajar sebaiknya melibatkan siswa
4. Mungkin dalam saat pengalaman belajar dapat mencapai tujuan yang berbeda
c. Mengorganisasi Pengalaman Belajar
Merancang suatu kurikulum adalah mengorganisasikan pengalaman belajar baik dalam bentuk unit
mata pelajaran maupun dalam bentuk program. Pengorganisasian yang jelas akan memberikan
arah bagi pelaksanaan proses pembelajaran sehingga menjadi pengalaman belajar yang nyata bagi
siswa

Ada dua jenis pengorganisasian ;


1) Pengorganisasi secara vertikal (apabila menghubungkan pengalaman belajar dalam satu kajian
yang sama ditingkat yang berbeda); misal; geografi kelas lima dan enam
2) Pengorganisasi secara horisontal (apabila menghubungkan pengalaman belajar satu dan lainnya
saling mengisi dan memberikan penguatan), misal; geografi dan sejarah

Ada tiga jenis dalam mengorganisasi pengalaman, Tyler (1950:55)


1) Kontinuitas; (pengalaman harus berkesinamungan)
2) Urutan isi; (pengalaman harus memperhatikan tingkat perkembangan siswa)
3) Integrasi; (pengalaman harus menyeluruh setiap aspek; sikap, emosi atau keterampilan)

d. Evaluasi
penting dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang ketercapaian tujuan yang telah ditetapkan :
Ada dua fungsi evaluasi :
1) Fungsi Sumatif; digunakan untuk memperolah data tentang ketercapaian tujuan oleh peserta
didik; atau bagaimana tingkat pencapaian tujuan dan tingkat pencapaian isi kurikulum oleh setiap
siswa
2) Fungsi Formatif; untuk melihat efektivitas proses pembelajaran (sudah sempurna / perlu
perbaikan)
2. Model Taba ;
Bagaimana mengembangkan kurikulum sebagai suatu proses perbaikan dan
penyempurnaan; Ada lima langkah :
a. Menghasilkan unit-unit percobaan :
b. Menguji coba unit eksperimen
c. Merevisi dan mengkosolidasikan unit-unit eksperimen
d. Mengembangkan keseluruhan kerangka kurikulum
e. Implementasi dan diseminasi kurikulum yang telah teruji

3. Model Oliva ;
Kurikulum harus bersifat simpel, komprehensif dan sistematik.
pada model Oliva tampak 12 komponen yang harus dikembangkan.

Rumusan Rumusan Rumusan


Rumusan IMPLEM EVALUA
Tujuan tujuan perencana
filsafat ENTASI SI
Umum khusus an

Model Oliva

Model yang dikembangkan ini dapat digunakan dalam beberapa dimensi :


1) Untuk penyempurnaan kurikulum sekolah dalam bidang-bidang khusus (studi tertentu)
2) Dapat digunakan untuk membuat keputusan dalam merancang suatu program kurikulum
3) Dapat digunakan dalam mengembangkan program pembeljaran secara khusus
4. Model Beucamp ;
Ada lima langkah :
a. Menetapkan wilayah/arena yang akan melakukan perubahan suatu kurikulum,
b. Menetapkan orang-orang yang akan terlibat dalam proses pengembangan kurikulum
c. Menetapkan prosedur yang akan ditempuh
d. Implementasi kurikulum
e. Melaksanakan evaluasi kurikulum

5. Model Wheeler;
Kurikulum merupakan suatu proses yang membentuk lingkaran. (proses yang terus
menerus)
pada model Wheeler menetapkan lima fase / tahapan yang merupakan pekerjaan yang
berlangsung secara sistematis / berurut.

1. Tujuan umum & khusus


2. Menetukan pengalaman
belajar

5. Evaluasi

3. Menetukan isi materi

4. Mengorganisasikan pengalaman
dan bahan belajar
Pengembangan kurikulum menurut Wheeler :
a. Menetukan tujuan umum dan khusus; merupakan tujuan yang bersifat normatif yang
mengandung tujuan filosofis (aim) atau tujuan pembelajaran umum yang bersifat praktis
(goal), sedangkan tujuan khusus adalah tujuan yang bersifat spesifik dan observable
(objektive) tujuan yang mudah terukur ketercapaiannya.
b. Menentukan pengalaman belajar yang mungkin dapat dilakukan oleh sisa untuk mencapai
tujuan yang dirumuskan dalam langkah pertama
c. Menentukan isi / materi pembelajaran sesuai dengan pengalaman belajar
d. Mengorganisasi / menyatukan pengalaman belajar dengan isi/materi
e. Melakukan evaluasi setiap fase perkembangan dan pencapaian tujuan

6. Model Nicholis ;
model Pendekatan siklus
Ada lima pengembangan :
a. Analisis situasi Menentukan tujuan khusus
b. Menetukan tujuan khusus
c. Menentukan dan mengorganisasi isi
pelajaran
Evaluasi
d. Menentukan dan mengorganisasi Menentukan dan
metode mengorganisasi isi
e. Evaluasi pelajaran

Menentukan dan
mengorganisasi metode
7. Model Dynamic Skilbeck ;
Model pad level sekolah (School Nased Curriculum Development). Pengembangan kurikulum
sesuai kebutuhan sekolah
Ada lima langkah pengembangan :
a. Menganalisis situasi
b. Memformulasikan tujuan
c. Menyusun Program
d. Interpretasi dan Implementasi
e. Monitoring, feedback, penilaian dan rekonstruksi

Menganalisis situasi

Memformulasikan tujuan

Menyusun Program

Interpretasi dan Implementasi

Monitoring, feedback, penilaian dan rekonstruksi

Anda mungkin juga menyukai