Anda di halaman 1dari 9

NAMA :

NPM :

RESUME

PENGERTIAN DASAR KURIKULUM DAN HAKIKAT


PENGEMBANGAN KURIKULUM, SERTA TIPE-TIPE KURIKULUM
1. Pengertian Dasar Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Pengertian kurikulum dapat
dianalisis menjadi beberapa unsur, yaitu:
 Rencana: Kurikulum merupakan rencana yang disusun secara sistematis dan terarah.
Rencana ini mencakup tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
untuk mencapai tujuan tersebut.
 Pengaturan: Kurikulum merupakan pengaturan yang mengatur hubungan antara
berbagai unsur yang ada di dalamnya, yaitu tujuan, isi, bahan pelajaran, dan cara yang
digunakan.
 Tujuan: Kurikulum memiliki tujuan yang ingin dicapai. Tujuan ini dapat bersifat
umum, khusus, atau operasional.
 Isi: Kurikulum mencakup isi yang harus dipelajari oleh siswa. Isi ini dapat berupa
pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
 Bahan pelajaran: Kurikulum mencakup bahan pelajaran yang digunakan untuk
mencapai tujuan pendidikan. Bahan pelajaran ini dapat berupa buku, modul, atau
sumber belajar lainnya.
 Cara: Kurikulum mencakup cara yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Cara ini dapat berupa metode pembelajaran, strategi pembelajaran, atau teknik
pembelajaran.
2. Hakikat Pengembangan Kurikulum
Hakikat pengembangan kurikulum adalah proses penyusunan kurikulum yang
didasarkan pada prinsip-prinsip tertentu. Prinsip-prinsip tersebut meliputi:
 Tujuan: Pengembangan kurikulum harus didasarkan pada tujuan pendidikan yang
ingin dicapai.
 Kondisi: Pengembangan kurikulum harus memperhatikan kondisi dan kebutuhan
siswa, masyarakat, dan lingkungan.
 Kesesuaian: Pengembangan kurikulum harus sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni.
 Keseimbangan: Pengembangan kurikulum harus memperhatikan keseimbangan antara
berbagai bidang studi.
 Kebermaknaan: Pengembangan kurikulum harus memperhatikan kebermaknaan
materi yang dipelajari bagi siswa.
3. Tipe-tipe Kurikulum
Kurikulum dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai kriteria. Berikut adalah
beberapa tipe-tipe kurikulum berdasarkan kriteria tertentu:
a) Berdasarkan orientasi:
 Kurikulum akademik: Kurikulum yang berorientasi pada penguasaan pengetahuan dan
keterampilan.
 Kurikulum humanistik: Kurikulum yang berorientasi pada pengembangan potensi dan
kreativitas siswa.
 Kurikulum kejuruan: Kurikulum yang berorientasi pada penguasaan keterampilan
kerja.
b) Berdasarkan pendekatan:
 Kurikulum tradisional: Kurikulum yang berorientasi pada transmisi pengetahuan dari
guru kepada siswa.
 Kurikulum modern: Kurikulum yang berorientasi pada pengembangan kemampuan
berpikir kritis dan pemecahan masalah.
 Kurikulum progresif: Kurikulum yang berorientasi pada pengembangan potensi siswa
secara individual.
c) Berdasarkan struktur:
 Kurikulum mata pelajaran: Kurikulum yang membagi materi pelajaran menjadi mata
pelajaran yang berdiri sendiri.
 Kurikulum terpadu: Kurikulum yang mengintegrasikan berbagai mata pelajaran dalam
satu tema atau topik tertentu.
 Kurikulum spiral: Kurikulum yang mengulang materi pelajaran secara bertahap dari
yang sederhana ke yang kompleks.
Pengembangan kurikulum merupakan proses yang kompleks dan terus-menerus.
Proses ini harus dilakukan secara sistematis dan terarah agar dapat menghasilkan kurikulum
yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan siswa.
ISI, FUNGSI, DAN PERANAN DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM
1. Isi Kurikulum
a) Pengetahuan: Kurikulum harus mencakup pengetahuan dasar dan terkini dalam
berbagai bidang studi. Ini bisa berupa fakta, konsep, teori, dan prinsip.
b) Keterampilan: Kurikulum harus mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk
sukses dalam kehidupan, seperti berpikir kritis, pemecahan masalah, komunikasi,
kolaborasi, dan kreativitas.
c) Sikap: Kurikulum harus menanamkan nilai-nilai dan sikap yang positif, seperti rasa
hormat, tanggung jawab, kewarganegaraan, dan kepedulian lingkungan.
d) Proyek dan pengalaman belajar: Kurikulum harus menyediakan kesempatan bagi
siswa untuk terlibat dalam proyek dan pengalaman belajar yang otentik, relevan, dan
menantang.
2. Fungsi Kurikulum
a) Mencapai tujuan pendidikan: Kurikulum berfungsi sebagai pedoman untuk mencapai
tujuan pendidikan nasional, regional, dan sekolah.
b) Menyiapkan siswa untuk masa depan: Kurikulum harus mempersiapkan siswa untuk
menghadapi tantangan dan peluang di dunia yang terus berubah.
c) Memenuhi kebutuhan siswa: Kurikulum harus mengakomodasi keragaman dan
kebutuhan individu siswa.
d) Mempromosikan keadilan dan kesetaraan: Kurikulum harus memastikan bahwa
semua siswa memiliki kesempatan yang sama untuk belajar dan berkembang.
e) Meningkatkan kualitas pendidikan: Kurikulum harus berkontribusi pada peningkatan
kualitas pendidikan secara keseluruhan.
3. Peranan dalam Pengembangan Kurikulum
a) Guru: Guru berperan dalam menyusun, melaksanakan, dan mengevaluasi kurikulum.
Mereka memiliki pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan siswa dan dapat
menyesuaikan kurikulum agar sesuai dengan konteks kelas dan lingkungan.
b) Kepala sekolah: Kepala sekolah bertanggung jawab untuk memimpin pengembangan
kurikulum di sekolah. Mereka memastikan bahwa kurikulum selaras dengan
kebijakan pendidikan dan kebutuhan sekolah.
c) Orang tua dan masyarakat: Orang tua dan masyarakat memiliki peran penting dalam
memberikan masukan untuk pengembangan kurikulum. Mereka dapat berbagi
perspektif mereka tentang apa yang penting bagi siswa untuk belajar dan bagaimana
mereka dapat terlibat dalam proses pembelajaran.
d) Pembuat kebijakan: Pembuat kebijakan berperan dalam menetapkan kerangka kerja
dan standar untuk pengembangan kurikulum. Mereka memastikan bahwa kurikulum
nasional selaras dengan tujuan pendidikan nasional dan relevan dengan kebutuhan
siswa.
ASAS-ASAS PENGEMBANGAN KURIKULUM
1. Asas Filosofis
Asas filosofis merupakan landasan utama dalam pengembangan kurikulum. Asas ini
berkaitan dengan filsafat pendidikan yang dianut oleh suatu bangsa atau negara. Filsafat
pendidikan memberikan arah dan tujuan pendidikan, serta prinsip-prinsip yang harus
dipedomani dalam pengembangan kurikulum. Beberapa asas filosofis yang dapat dijadikan
dasar pengembangan kurikulum antara lain:
 Asas idealisme: Asas ini berpandangan bahwa hakikat manusia adalah rasional,
sehingga pendidikan harus mengembangkan kemampuan berpikir dan berkarya.
 Asas realisme: Asas ini berpandangan bahwa hakikat manusia adalah makhluk sosial,
sehingga pendidikan harus mengembangkan kemampuan bersosialisasi dan
beradaptasi dengan lingkungan.
 Asas pragmatisme: Asas ini berpandangan bahwa hakikat manusia adalah makhluk
yang aktif dan kreatif, sehingga pendidikan harus mengembangkan kemampuan
memecahkan masalah dan beradaptasi dengan perubahan.
 Asas progresivisme: Asas ini berpandangan bahwa hakikat manusia adalah makhluk
yang terus berkembang, sehingga pendidikan harus mengembangkan kemampuan
berpikir kritis dan kreatif.
2. Asas Psikologis
Asas psikologis berkaitan dengan perkembangan dan belajar siswa. Asas ini
memberikan pemahaman tentang bagaimana siswa belajar dan berkembang, sehingga
kurikulum dapat dirancang secara tepat dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Beberapa asas
psikologis yang dapat dijadikan dasar pengembangan kurikulum antara lain:
 Asas perkembangan: Asas ini berpandangan bahwa siswa berkembang secara
bertahap dan berkesinambungan, sehingga kurikulum harus disusun sesuai dengan
tahap perkembangan siswa.
 Asas belajar: Asas ini berpandangan bahwa belajar adalah proses aktif dan
konstruktif, sehingga kurikulum harus memberikan kesempatan bagi siswa untuk
belajar secara aktif dan bermakna.
 Asas perbedaan individu: Asas ini berpandangan bahwa setiap siswa memiliki
perbedaan individu, sehingga kurikulum harus dapat mengakomodasi perbedaan
individu siswa.
3. Asas Sosiologis
Asas sosiologis berkaitan dengan konteks sosial dan budaya masyarakat. Asas ini
memberikan pemahaman tentang peran pendidikan dalam masyarakat, sehingga kurikulum
dapat dirancang secara relevan dengan kebutuhan masyarakat. Beberapa asas sosiologis yang
dapat dijadikan dasar pengembangan kurikulum antara lain:
 Asas fungsional: Asas ini berpandangan bahwa pendidikan harus mempersiapkan
siswa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
 Asas relevansi: Asas ini berpandangan bahwa kurikulum harus relevan dengan
kebutuhan dan perkembangan masyarakat.
 Asas adaptasi: Asas ini berpandangan bahwa kurikulum harus dapat mengakomodasi
perubahan dan perkembangan masyarakat.
4. Asas Organisatoris
Asas organisatoris berkaitan dengan struktur dan proses pelaksanaan kurikulum. Asas
ini memberikan pemahaman tentang bagaimana kurikulum dapat dilaksanakan secara efektif
dan efisien. Beberapa asas organisatoris yang dapat dijadikan dasar pengembangan
kurikulum antara lain:
 Asas kontinuitas: Asas ini berpandangan bahwa kurikulum harus disusun secara
berkesinambungan, sehingga siswa dapat belajar secara teratur dan terarah.
 Asas efisiensi: Asas ini berpandangan bahwa kurikulum harus disusun secara efisien,
sehingga dapat dilaksanakan dengan biaya yang terjangkau.
 Asas fleksibilitas: Asas ini berpandangan bahwa kurikulum harus dapat disesuaikan
dengan kebutuhan dan kondisi setempat.
Keempat asas tersebut saling terkait dan saling melengkapi. Pengembangan
kurikulum yang baik harus didasarkan pada keempat asas tersebut.

PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM


Pengembangan kurikulum merupakan proses yang kompleks dan berkelanjutan.
Proses ini harus dilakukan secara sistematis dan terarah agar dapat menghasilkan kurikulum
yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Prinsip-prinsip pengembangan
kurikulum adalah pedoman yang harus dipedomani dalam proses pengembangan kurikulum.
Prinsip-prinsip ini memberikan arah dan rambu-rambu bagi pengembang kurikulum agar
menghasilkan kurikulum yang efektif dan efisien.
Berikut adalah beberapa prinsip pengembangan kurikulum yang penting untuk
diperhatikan:
1) Berorientasi pada tujuan: Pengembangan kurikulum harus didasarkan pada tujuan
pendidikan yang ingin dicapai. Tujuan pendidikan harus dirumuskan secara jelas dan
terukur agar dapat menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum.
2) Berpusat pada siswa: Kurikulum harus berpusat pada siswa, sehingga siswa menjadi
subjek dalam proses pembelajaran. Kurikulum harus memberikan kesempatan bagi
siswa untuk belajar secara aktif dan bermakna.
3) Relevan dengan kebutuhan: Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan siswa,
masyarakat, dan perkembangan zaman. Kurikulum harus mempersiapkan siswa untuk
menghadapi tantangan dan peluang di masa depan.
4) Fleksibel: Kurikulum harus fleksibel, sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan
dan kondisi setempat. Kurikulum harus dapat mengakomodasi perbedaan individu
siswa dan keragaman budaya masyarakat.
5) Berkesinambungan: Kurikulum harus disusun secara berkesinambungan, sehingga
siswa dapat belajar secara teratur dan terarah. Kurikulum harus memberikan arahan
dan bimbingan bagi siswa untuk mencapai tujuan pendidikan secara bertahap.
Selain prinsip-prinsip tersebut, ada beberapa prinsip lain yang juga penting dalam
pengembangan kurikulum, yaitu:
a) Ilmiah: Kurikulum harus didasarkan pada kaidah-kaidah ilmiah, sehingga materi dan
proses pembelajaran yang dimuat dalam kurikulum dapat dipertanggungjawabkan
secara ilmiah.
b) Komprehensif: Kurikulum harus komprehensif, sehingga mencakup seluruh aspek
yang diperlukan untuk mencapai tujuan pendidikan.
c) Ekonomis dan Efisien: Kurikulum harus ekonomis dan efisien, sehingga dapat
dilaksanakan dengan biaya yang terjangkau dan waktu yang efektif.
d) Partisipatif: Pengembangan kurikulum harus melibatkan semua pihak yang
berkepentingan, sehingga kurikulum dapat diterima dan dilaksanakan secara efektif.
Dengan memperhatikan berbagai prinsip ini, pengembangan kurikulum bisa
dilakukan secara komprehensif dan sesuai dengan kebutuhan siswa, masyarakat, dan
perkembangan zaman.
PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
Pendekatan pengembangan kurikulum adalah cara pandang atau paradigma yang
digunakan dalam mengembangkan kurikulum. Pendekatan ini menentukan bagaimana proses
pengembangan kurikulum dilakukan, mulai dari identifikasi kebutuhan, penyusunan,
pelaksanaan, hingga evaluasi. Ada beberapa pendekatan pengembangan kurikulum yang
umum digunakan, yaitu:
a) Pendekatan tradisional: Pendekatan ini berfokus pada transmisi pengetahuan dari guru
kepada siswa. Kurikulum disusun secara sentralistik oleh pemerintah atau lembaga
tertentu, kemudian diimplementasikan secara seragam di semua sekolah.
b) Pendekatan modern: Pendekatan ini berfokus pada pengembangan kemampuan
berpikir kritis dan pemecahan masalah. Kurikulum disusun secara desentralistik oleh
sekolah atau guru, sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi
setempat.
c) Pendekatan progresif: Pendekatan ini berfokus pada pengembangan potensi dan
kreativitas siswa. Kurikulum disusun secara kontekstual, sehingga relevan dengan
kebutuhan dan minat siswa.
1. Model Pengembangan Kurikulum
Model pengembangan kurikulum adalah kerangka kerja yang digunakan dalam
mengembangkan kurikulum. Model ini memberikan panduan bagi pengembang kurikulum
dalam melakukan proses pengembangan kurikulum secara sistematis dan terarah. Ada
beberapa model pengembangan kurikulum yang umum digunakan, yaitu:
 Model Tyler: Model ini berfokus pada identifikasi tujuan pendidikan sebagai langkah
awal pengembangan kurikulum. Tujuan pendidikan kemudian dijabarkan menjadi
tujuan kurikuler, yang selanjutnya digunakan untuk menentukan isi, pengalaman
belajar, dan evaluasi kurikulum.
 Model Taba: Model ini berfokus pada pengembangan pengalaman belajar sebagai
dasar penyusunan kurikulum. Pengalaman belajar yang relevan dengan kebutuhan
siswa kemudian digunakan untuk menentukan isi dan tujuan kurikulum.
 Model Stufflebeam: Model ini berfokus pada evaluasi kurikulum secara menyeluruh.
Evaluasi kurikulum dilakukan secara terus-menerus untuk memastikan bahwa
kurikulum mencapai tujuannya.
2. Pemilihan pendekatan dan model pengembangan kurikulum
Pemilihan pendekatan dan model pengembangan kurikulum harus disesuaikan dengan
kondisi dan kebutuhan masing-masing sekolah. Sekolah harus mempertimbangkan faktor-
faktor berikut dalam memilih pendekatan dan model pengembangan kurikulum:
a) Tujuan pendidikan: Tujuan pendidikan yang ingin dicapai sekolah akan menentukan
pendekatan dan model pengembangan kurikulum yang digunakan.
b) Karakteristik siswa: Karakteristik siswa, seperti usia, kemampuan, dan minat, akan
mempengaruhi pemilihan pendekatan dan model pengembangan kurikulum.
c) Kondisi sekolah: Kondisi sekolah, seperti sumber daya yang tersedia dan lingkungan
belajar, juga akan mempengaruhi pemilihan pendekatan dan model pengembangan
kurikulum.
Dengan memilih pendekatan dan model pengembangan kurikulum yang tepat, sekolah
dapat mengembangkan kurikulum yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan siswa.

INOVASI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI


Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) merupakan salah satu inovasi kurikulum
yang telah diterapkan di Indonesia sejak tahun 2004. KBK memiliki beberapa karakteristik
yang berbeda dari kurikulum sebelumnya, yaitu:
a) Berorientasi pada kompetensi: KBK berfokus pada pengembangan kompetensi siswa,
baik kompetensi kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
b) Berpusat pada siswa: KBK menempatkan siswa sebagai subjek dalam proses
pembelajaran.
c) Relevan dengan kebutuhan: KBK disesuaikan dengan kebutuhan siswa, masyarakat,
dan perkembangan zaman.
d) Fleksibel: KBK dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi setempat.
KBK telah membawa banyak perubahan dalam sistem pendidikan di Indonesia.
Perubahan tersebut antara lain:
1) Peningkatan kualitas pembelajaran: KBK menekankan pada pembelajaran yang aktif
dan bermakna, sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
2) Peningkatan relevansi pendidikan: KBK disesuaikan dengan kebutuhan siswa,
masyarakat, dan perkembangan zaman, sehingga pendidikan lebih relevan dengan
kebutuhan nyata.
3) Peningkatan pemerataan pendidikan: KBK dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan
kondisi setempat, sehingga pendidikan lebih merata di seluruh wilayah Indonesia.
a. Namun, KBK juga memiliki beberapa tantangan yang harus dihadapi, yaitu:
4) Ketersediaan sumber daya: KBK membutuhkan sumber daya yang memadai, seperti
guru yang berkualitas, sarana dan prasarana yang memadai, serta anggaran yang
memadai.
5) Peningkatan kompetensi guru: Guru harus memiliki kompetensi yang memadai untuk
melaksanakan KBK.
6) Pemahaman orang tua dan masyarakat: Orang tua dan masyarakat harus memahami
KBK agar dapat mendukung pelaksanaan KBK.
a. Untuk mengatasi tantangan tersebut, diperlukan upaya-upaya berikut:
7) Peningkatan kualitas guru: Guru harus dilatih dan dibimbing secara berkelanjutan
agar memiliki kompetensi yang memadai untuk melaksanakan KBK.
8) Peningkatan kesadaran orang tua dan masyarakat: Orang tua dan masyarakat harus
diberi pemahaman tentang KBK agar dapat mendukung pelaksanaan KBK.
9) Peningkatan dukungan pemerintah: Pemerintah harus memberikan dukungan yang
memadai, seperti penyediaan sumber daya dan kebijakan yang mendukung
pelaksanaan KBK.
Dengan mengatasi tantangan tersebut, KBK dapat menjadi solusi yang tepat untuk
meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Berikut adalah beberapa inovasi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efektivitas KBK:
a) Pengembangan indikator kompetensi: Indikator kompetensi harus dikembangkan
secara jelas dan terukur agar dapat menjadi acuan dalam penilaian.
b) Pengembangan materi pembelajaran: Materi pembelajaran harus dikembangkan
secara kontekstual dan relevan dengan kebutuhan siswa.
c) Pengembangan metode pembelajaran: Metode pembelajaran harus dikembangkan
secara aktif dan bermakna agar dapat mendorong siswa untuk belajar secara aktif.
d) Pengembangan penilaian: Penilaian harus dilakukan secara multidimensional agar
dapat menilai seluruh aspek kompetensi siswa.
Dengan melakukan inovasi-inovasi tersebut, KBK dapat menjadi kurikulum yang
lebih efektif dan berkualitas.

Anda mungkin juga menyukai