Anda di halaman 1dari 13

Materi I

Landasan dan Manajemen Kurikulum

A. Pengertian
Manajemen kurikulum adalah sebuah proses atau sistem pengelolaan
kurikulum secara kooperatif, komprehensif, sistemik, dan sistematik untuk mengacu
ketercapaian tujuan kurikulum yang sudah dirumuskan.

B. Landasan Manajemen Kurikulum


Nana Syaodih Sukamdinata (1997) mengemukakan empat landasan utama
dalam pengembangan kurikulum yaitu :
1. Landasan filosofis
Kurikulum pada hakikatnya adalah alat untuk mencapai tujuan
pendidikan, karena tujuan pendidikan sangat dipengaruhi oleh filsafat
atau pandangan hidup bangsa, maka tentu saja kurikulum yang
dikembangkan juga harus mencerminkan falsafah atau pandangan hidup
yang dianut oleh bangsa tersebut. Oleh karena itu, terdapat hubungan
yang sangat erat antara kurikulum pendidikan di suatu negara dengan
filsafat negara yang dianutnya.
Tujuan pendidikan nasional di Indonesia tentu saja bersumber pada
pandangan hidup bangsa Indonesia yaitu Pancasila. UU no 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional merumuskan pendidikan nasional
berdasarkan Pancasila dan UUD RI tahun 1945. Oleh karena itu,
pelaksanaan pengembangan kurikulum di Indonesia secara konsekuen
dan konsisten merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia.
2. Landasan psikologis
Terdapat dua bidang psikologi yang mendasari pengembangan
kurikulum yaitu psikologi pengembangan dan psikologi belajar.
Selanjutrnya dikemukakan pula tentang lima tipe kompetensi yaitu :
motif, bawaan, konsep diri, pengetahuan, dan keterampilan.
3. Landasan sosial budaya
Setiap lingkungan masyarakat masing-masing memiliki sosial budaya
tersendiri yang mengatur pola kehidupan dan pola hubungan antar
hubungan masyarakat. Melalui pendidikan manusia mengenal peradaban
masa lalu dan membuat peradaban masa yang akan datang. Sudah
seharusnya perkembangan kurikulum harus berlandaskan perkembangan
sosila budaya dalam masyarakat.
4. Landasan IPTEK
Kemajuan dunia dalam bidang IPTEK akhir-akhir ini telah
memengaruhi peradaban manusia, terlihat dari pergeseran tatanan
sosial,ekonomi, dan politik sehingga memerlukan nilai yang berlaku pada
kehidupan dalam konteks global dan lokal. Oleh karena itu kurikulum
harus bisa mengantisipasi perkembangan IPTEK untuk kelangsungan
hidup manusia di era modern.

C. Prinsip kebijakan umum dalam pengembangan kurikulum


1. Keseimbangan etika, logika, estetika dan kinestika
2. Kesamaan memperoleh kesempatan
3. Memperkuat identitas nasional
4. Menghadapi abad pengetahuan.
5. Menyongsong tantangan teknologi informasi dan komunikasi
6. Mengembangkan keterampilan hidup
7. Mengintegrasikakn unsur-unsur penting ke dalam kurikulum
8. Pendidikan alternatif
9. Berpusat pada anak sebagai pembangunan pengetahuan
10. Pendidikan multikultur
11. Penilaian berkelanjutan
12. Pendidikan sepanjang hayat.

D. Pedoman pengembangan kurikulum


 Pendoman Kurikulum, meliputi : Latar belakang, Silabus dan Desain evaluasi
 Pendoman Instruksional untuk tiap mata pelajaran yang dikembangkan
berdasarkan silabus.

E. 6 level pembuatan keputusan dalam pengembangan kurikulum


1) Level Akademis. Meliputi para pakar, profesor, para ilmuwan, para pendidik,
dll.
2) Level Kemasyarakatan. Meliputi semua masyarakat awam dan kelompok-
kelompok terorganisir yang tidak secara langsung terlibat dalam kegiatan
pendidikan.
3) Level Formal. Meliputi individu dan kelompok yang memiliki tanggung jawab
dan pengaruh pada kurikulum.
4) Level Institusional. Meliputi individual pada lembaga pendidikan resmi.
5) Level Operasional. Meliputi pendidik (guru atau dosen) yang langsung berinteraksi
dengan peserta didik.
6) Level Eksperiensial. Meliputi kurikulum yang teruraikan dan terlakasana dalam
kelas sebagai keterlibatan dari pendidik dan peserta didik.
Materi II

Prinsip Dasar Pengembangan Kurikulum

A. Prinsip berorientasi pada tujuan


o Kurikulum sebagai suatu sistem, memiliki tujuan, materi, metode, strategi,
organisasi, dan evaluasi. Komponen tujuan atau kompetensi merupakan titik
tolak dan fokus bagi komponen-komponen lainnya. Oleh karena itu,
pengembangan kurikulum harus beorientasi pada tujuan atau kompetensi.
o Tujuan kurikulum atau kompetensi yang diharapkan harus jelas dalam arti
harus dapat dipahami oleh para pelaksana kurikulum untuk dijabarkan
menjadi tujuan – tujuan atau kompetensi dasar dan indikator yang lebih
spesifik dan operasional.
o Tujuan kurikulum juga harus komprehensif ( kognitif, afektif, dan psikomotor)
o Hal tersebut diperlukan agar lulusan yang dihasilkan memiliki 3 aspek tujuan
secara holistik.

B. Prinsip relevansi
o Relevansi pendidikan dapat diartikan sebagai kesesuaian atau keserasian
pendidikan dengan tuntutan kehidupan.
o Pendidikan dipandang relevan bila hasil yang diperoleh dari pendidikan
tersebut berguna atau fungsional bagi kehidupan.

C. Prinsip efektivitas dan efisien


o Efektivitas dalam suatu kegiatan berkenaan dengan seberapa jauh apa yang
direncanakan atau diinginkan dapat dilaksanakan atau tercapai.
o Efektifitas kurikulum dapat ditinjau dari 2 aspek :
1. Efektifitas membelajarkan
2. Efektifitas belajar siswa
o Mengusahakan agar kegiatan pembelajaran dapat mencapai tujuan
pendidikan.

D. Prinsip kontinuitas dan flesibiltas


a) Kontinuitas
Kontinuitas atau kesinambungan dimaksudkan saling berhubungan antara
berbagai tingkat artinya dalam menyusun KTSP hendaknya dipertimbangkan hal
– hal berikut:
o Materi – materi ajar yang diperlukan untuk belajat lebih lanjut hendaknya
sudah dibelajarkan pada tingkat sebelumnya.
o Materi – materi yang sudah dibelajarkan pada tingkat sekolah sebelumnya
tidak perlu dibelajarkan pada tingkat berikutnya.
o Selain kontinuitas antara tingkat, juga kontinuitas antara berbagai mata
pelajaran.
o Mengusahakan agar setiap kegiatan pembelajaran merupakan bagian yang
berkesinambungan dengan kegiatan pembelajaran lainnya baik secara
vertikal maupun horizontal.
b) Fleksibiltas
o Yang dimaksud dengan fleksibilitas disini adalah tidak kaku, memberi sedikit
kebebasan atau kelonggaran dalam melakukan atau mengambil keputusan
tentang kegiatan yang akan dilaksanakan olek pelaksana kurikulum.
o Juga berkaitan dengan adanya kebebasan siswa dalam menentukan program
(jurusan,spesialis, atau program pilihan).

E. Prinsip integrasi
o Integrasi atau keterpaduan adalah pengembangan yang menunjukan adanya
hubungan horisontal pengalaman belajar, sehingga dapat membantu siswa
memperoleh pengalaman itu dalam suatu kesatuan.
o Prinsip ini menekankan bahwa kurikulum harus dirancang untuk mampu
mengembangkan manusia yang utuh dan pribadi yang terintegrasi.
o Untuk itu kurikulum harus dapat mengembangkan berbagai kecakapan hidup
(life skill) yang meliputi :
a. Keterampilan mengenal diri sendiri atau kecakapan personal
(personal skill)
b. Kecakapan berpikir rasional (thinking skill)
c. Kecakapan sosial (social skill)
d. Kecakapan akademik (academic skill)
e. Kecakapan vokasioal (vocational skill)
o Kecakapan-kecakapan tersebut tidak dapat dipisah-pisahkan ketika
seseorang melakukan suatu tindakan.
o Tindakan seseorang merupakan suatu perpaduan yang melibatkan aspek
fisik, mental, emosional, dan intelektual.
o Untuk mencapai keterpaduan tersebut maka pembelajaran terpadu atau
tematik merupakan salahsatu cara yang bisa dilakukan.
Materi III

Pendekatan dan Model Pengembangan Kurikulum di SD

A. Pendekatan kurikulum di SD
Pendekatan Kurikulum adalah cara kerja dengan menerapkan strategi dan
metode yang tepat dengan mengikuti langkah-langkah pengembangan yang
sistematis agar memperoleh kurikulum yang lebih baik. Beberapa pendekatan
kurikulum, yaitu :
a. Pendekatan Berdasarkan Materi
Inti dari proses belajar mengajar ditentukan oleh pemilihan materi.
Pembahasan mengenai pembaharuan kurikulum terutama hanya membahas
bagaimana sumber bahan dapat berkembang.
b. Pendekatan Berdasarkan Tujuan
Pendekatan ini menempatkan rumusan atau penetapan tujuan yang hendak
dicapai dalam posisi sentral. Penyusunan dengan pendekatan berdasarkan
tujuan artinya bahwa tujuan pendidikan dicantumkan terlebih dahulu.
c. Pendekatan Berdasarkan Kemampuan
Tujuan dari kurikulum berdasarkan kemampuan lebih operasional.
Kemampuan yang akan dicapai merupakan tujuan institusional, sedangkan
tujuan kurikulum berupa berbagai sub kemampuan yang berorientasi pada
profesi.
d. Pendekatan Subjek Akademis
Kurikulum subjek akademis adalah model kurikulum yang bersumber pada
pendidikan klasik yang berorientasi pada masa lalu. Terdapat 3 pendekatan :
Pendekatan struktur pengetahuan, studi yang bersifat integrative, dan
pendekatan yang dilaksanakan pada sekolah-sekolah fundamentalis.
e. Pendekatan Humanistik
Kurikulum ini berpusat pada siswa dan mengutamakan perkembangan afektif
siswa sebagai prasyarat dari proses belajar. Kesejahteraan mental peserta
didik harus dipandang sentral dalam kurikulum, agar proses belajar
memberikan hasil yang maksimal.
f. Pendekatan Rekonstruksi Sosial
Kurikulum model ini menghendaki adanya proses belajar yang menghasilkan
perubahan secara relatif tetap dalam perilaku. Bila pendidikan dapat
mengubah tingkah laku individu, pendidikan itu dapat pula mengubah
masyarakat, sehingga sekolah dipandang sebagai “agent of change.”

B. Model Pengembangan di SD
Model atau konstruksi merupakan ulasan teoritis tentang suatu konsepsi dasar .
Dalam pengembangan kurikulum, model dapat merupakan ulasan teoritis tentang
suatu proses kurikulum secara menyeluruh atau dapat pula merupakan ulasan
tentang salah satu bagian kurikulum. Beberapa model pengembangan kurikulum,
yaitu :

a. Model Administratif
b. Model Akar Rumput
Inisiatif dan upaya pengembangan kurikulum datang dari bawah, yaitu dari
guru-guru atau sekolah. Ada beberapa yang harus diperhatikan
pengembangan kurikulum oleh model grass roots, yaitu :

1) Guru harus memiliki kemampuan yang profesional


2) Guru harus terlibat penuh dalam perbaikan kurikulum dan
penyelesain masalah kurikulum
3) Guru harus terlibat langsung dalam perumusan tujuan, pemilihan
bahan dan penentuan evaluasi
c. Model Beuchamps
d. Model Tyler
Lebih bersifat bagaimana merancang suatu kurikulum, sesuai dengan tujuan
dan misi suatu institusi pendidikan
e. Model Taba
Pengembangan model ini lebih mendorong inovasi dan kreativitas guru-guru
karena bersifat induktif, yang merupakan kebalikan dari model tradisional.
f. Model Oliva
Kurikulum harus bersifat simpel, komprehensif, dan sistematik. Dapat
digunakan dalam beberapa dimensi, yaitu :
– Untuk penyempurnaan kurikulum sekolah dalam bidang-bidang khusus
(studi tertentu)
– Digunakan untuk membuat keputusan dalam merancang suatu program
kurikulum
– Digunakan dalam mengembangkan program pembelajaran khusus
Materi IV

Hubungan Antara Kurikulum dan Pembelajaran

A. Pendidikan
Dalam KBBI pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan perilaku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan, proses, cara, perbuatan mendidik.
Menurut Bab II pasal 2 dan 3 UU Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 2 yang berisi
pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dan Pasal 3 yang berisi pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemempuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.

B. Kurikulum
Kurikulum berfungsi sebagai acuan sekaligus pedoman pelaksanaan
pendidikan, baik oleh pengelola maupun pelaksana pendidikan, khususnya kepala
sekolah dan guru.
Menurut Undang-undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dalam pasal 1 butir 9UUSPN menyatakan bahwa kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.
Rumusan tentang kurikulum ini mengandung makna bahwa kurikulum meliputi
rencana, isi, dan bahan pelajaran dan cara penyelenggaraan kegiatan belajar
mengajar.
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
merumuskan kurikulum sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.
Dalam pengertian intrinsik kependidikan, kurikulum adalah jantung
pendidikan. Semua gerak kehidupan kependidikan yang dilakukan sekolah
didasarkan pada apa yang direncanakan dalam kurikulum. Kehidupan sekolah adalah
kehidupan yang dirancang berdasarkan apa yang diinginkan kurikulum.
C. Belajar dan pembelajaran
Berdasarkan KBBI belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau
ilmu, berlatih, dan berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh
pengalaman. Dengan demikian belajar dapat disimpulkan sebagai suatu proses,
suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan.
Sedangkan pembelajaran berdasarkan KBBI adalah proses, cara, perbuatan
menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Dengan demikian pembelajaran
adalah suatu kombinasi yang tersusun, meliputi unsur-unsur manusiawi, material,
fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Keseluruhan komponen tersebut saling bertautan dan
memungkinkan terjadinya interaksi belajar mengajar.

D. Hubungan kurikulum dan pembelajaran


Proses pembelajaran yang akan dilaksanakan, diperlukan perencanaan
terlebih dahulu secara benar. Rencana pembelajaran merupakan bagian dari
kurikulum sehingga pembelajaran yang mendidik perlu dirancang pada saat
menyusun kurikulum mata pelajaran oleh setiap guru.

E. Fungsi kurikulum
a. Ideal
Berfungsi mengarahkan proses pembelajaran agar tetap sesuai dengan amanat
UUD 1945.
b. Intruksional
Berfungsi mengarahkan agar proses pembelajaran pada suatu satuan pendidikan
relatif sama dengan proses pembelajaran pada satuan pendidikan lainnya.
c. Operasional
Berfungsi mengarahkan proses pembelajaran agar sesuai dengan karakteristik
individual peserta didik.
Materi V

Prinsip-prinsip Teori Belajar dan Pembelajaran

A. Pengertian belajar dan pembelajaran


Menurut KBBI :
1. Berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu;
2. Berlatih
3. Berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman;~
jarak jauh cara belajar-mengajar yang menggunakan media televisi, radio,
kaset, modul, dan sebagainya, pengajar dan pelajar tidak bertatap muka
langsung; ~ tuntas pendidikan (pengajaran) yang dilakukan secara menyeluruh
hingga siswa berhasil.

B. Pengertian prinsip pembelajaran


Kata prinsip berasal dari bahasa Latin yang berarti “asas (kebenaran yang
menjadi pokok dasar berpikir, bertindak, dan sebagainya) dasar”.
Prinsip merupakan sebuah kebenaran atau kepercayaan yang diterima
sebagai dasar dalam berfikir atau bertindak. Jadi prinsip dapat diartikan sebagai
sesuatu yang menjadi dasar pokok berpikir, berpijak atau bertindak.

C. Prinsip belajar dan pembelajaran


1. Perhatian dan motivasi
2. Keaktifan
3. Keterlibatan langsung
4. Pengulangan
5. Tantangan
6. Balikan dan penguatan
7. Perbedaan individu

D. Asas-asas pembelajaran
a) Lima prinsip dasar dalam pemenuhan hak anak
b) Belajar bukanlah konsekuensi otomatis dari penuangan informasi ke dalam
benak siswa.
c) Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri.
d) Yang bisa membuahkan hasil belajar yang langgeng hanyalah kegiatan belajar
aktif.
e) Untuk bisa mempelajari sesuatu dengan baik, kita perlu mendengar, melihat,
mengajukan pertanyaan, dan membahasnya dengan orang lain.
f) Aktivitas pembelajaran pada diri siswa
g) John Holt (1967) proses belajar akan meningkat jika siswa diminta untuk
melakukan hal-hal:
 Mengemukakan kembali informasi dengan kata-kata sendiri,
 Memberikan contoh,
 Mengenalinya dalam bermacam bentuk dan situasi,
 Melihat kaitan antara informasi itu dengan fakta atau gagasan lain,
 Menggunakannya dengan beragam cara,
 Memprediksikan sejumlah konsekuensinya,
 Menyebuitkan lawan atau kebalikannya.
h) Ada 9 konteks yang melingkupi siswa dalam belajar
i) Kata kunci pembelajaran agar bermakna
j) Pembelajaran yang memperhatikan dimensi auditori dan
k) Otak tidak sekadar menerima informasi, tetapi juga mengolahnya
l) Otak kita perlu mengaitkan antara apa yang diajarkan kepada kita dengan
apa yang telah kita ketahui dan dengan cara kita berpikir.
m) Proses belajar harus mengakomodasi tipe-tipe belajar siswa (auditori, visual,
kinestetik)
n) Resiprositas

E. Prinsip pembelajaran kompetensi


Prisnsip penting dalam pembelajaran kompetensi, antara lain:
• Proses pembelajaran kompetensi membentuk kreasi lingkungan yang dapat
membentuk atau mengubah struktur kognitif siswa.
• Berhubungan dengan tipe-tipe pengetahuan yang harus dipelajar, ada tipe
pengetahuan fisis, sosial dan logika (Bruce weil, 1980)
• Pembelajaran dalam konteks kompetensi harus melibatkan peran lingkungan
sosial
• Pembelajaran melalui KBK diarahkan agar siswa mampu mengatasi setiap
tantangan dan rintangan dalam kehidupan yang cepat berubah, melalui
sejumlah kompetensi akademik, kompetensi okupasional, kompetensi
kultural, dan kompetensi temporal
Materi VI

Pendekatan pembelajaran inovatif di SD

A. Pengertian
Pembelajaran inovatif adalah suatu proses pembelajaran yang dirancang
sedemikian rupa sehingga berbeda dengan pembelajaran pada umumnya yang
dilakukan oleh guru.

B. Model pembelajaran inovatif di SD


1) Pembelajaran langsung
Salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk
menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan
deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang
dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi
selangkah (Arends, 1997).
2) Pembelajaran diskusi di kelas
Diskusi diartikan sebagai suatu pertemuan ilmiah untuk bertukar
pikiran mengenai suatu topik yang menjadi perhatian umum dimana masing-
masing anggota kelompok mempunyai kesempatan yang sama untuk
bertanya dan membeikan pendapat (KBBI).
Untuk memahami pikiran siswa dan memproses gagasan dan
informasi yang diajarkan melalui komunikasi yang terjadi selama
pembelajaran berlangsung baik antara siswa maupun komunikasi guru
dengan siswa. Sehingga diskusi menyediakan tatanan sosial yang dapat
membantu siswa menganalisis proses berpikir mereka.
3) Pembelajaran kooperatif
Pembelajaran yang menggunakan kelompok-kelompok kecil sehingga
siswa-siswa saling bekerja sama untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Maeri VII

Pembelajaran Aktif

A. Pengertian
Model pembelajaran aktif adalah suatu model dalam pengelolaan sistem
pembelajaran melalui cara-cara belajar yang aktif menuju belajar yang mandiri.

B. Karakteristik pembelajaran aktif


 Pembelajaran lebih ditekankan para proses penemuan informasi
 Pemberian kebebasan kepada peserta didik
 Kegiatan yang dominan yang dilaksanakan oleh peserta didik
 Pemberian tugas ditujukan untuk mendorong siswa lebih aktif
 Guru bertindak sebagai salah satu sumber belajar, bukan satu-satunya
sumber belajar
 Kegiatan pembelajaran ditujukan untuk mengembangkan kompetensi siswa
secara utuh dan seimbang.
 Proses pembelajaran diarahkan untuk meningkatkan kreatifitas siswa dan
kemajuan belajar siswa menguasai konsep dan makna suatu materi
 Penilaian dilakukan untuk mengukur dan mengamati kemajuan siswa dalam
hal keterampilan, pengetahuan dan sikap

C. Prinsip-prinsip pembelajaran aktif


o Stimulus belajar
o Perhatian dan motivasi
o Respon yang dipelajari
o Penguatan
o Asosiasi

D. Langkah-langkah pembelajaran aktif


Fase 1: Menyampaikan tujuan dan motivasi siswa
Fase 2: Menyajikan informasi
Fase 3: Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok
Fase 4: Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Fase 5: Evaluasi
Fase 6: Memberikan penghargaan

E. Jenis-jenis pembelajaran aktif


a) True or False (Benar atau Salah)
b) Guided Teaching (Pembelajaran Terbimbing)
c) Card Sort (Cari Kawan)
d) The Power of Two (Gabungan Dua Kekuatan)
e) Rotating Roles (Permainan Bergilir)
f) Reading Guide
g) Info Search
h) Index Car Match
i) Everyone is A Teacher Here
j) Student Created Case Study
k) Point-Counterpoint
l) Students Questions Have

F. Kelebihan pembelajaran aktif


- Peserta didik lebih termotivasi
- Mempunyai lingkungan yang aman
- Pertisipasi oleh seluruh kelompok belajar
- Setiap orang bertanggungjawab dalam kegiatan belajarnya sendiri
- Kegiatan bersifat fleksibel dan ada relevansinya
- Reseptif meningkat
- Pendapat induktif distimulasi
- Partisipan mengungkapkan proses berpikir mereka
- Memberi kesempatan untuk memperbaiki kesalahan
- Memberi kesempatan untuk mengambil resiko

G. Kelemahan pembelajaran aktif


– Keterbatasan waktu
– Kemungkinan bertambahnya waktu untuk persiapan
– Ukuran kelas yang besar
– Keterbatasan materi, peralatan dan sumber daya
– Keterbatasan materi, peralatan dan sumber daya

Anda mungkin juga menyukai