Anda di halaman 1dari 4

Landasan Pengembangan Kurikulum

1. Landasan Filosofis
 Pendidikan berakar pada budaya bangsa, kehidupan masa kini dan
membangun landasan kehidupan masa depan.
 Pendidikan adalah proses pewarisan dan pengembang budaya.
 Pendidikan memberikan dasar bagi untuk peserta didik berpartisipasi
dalam membangun kehidupan masa kini.
 Pendidikan mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki peserta didik.
 Pendidikan adalah proses pengembangan jatidiri peserta didik.
 Pendidikan menempatkan peserta didik sebagai subjek yang belajar
(eklektik antara perenialisme, esensialisme, humanisme, progresivis-me,
rekonstruksi sosial).
2. Landasan Sosiologis
Ada beberapa faktor yang memberikan pengaruh terhadap pengembangan
kurikulum dalam masyarakat, antara lain ;
 Kebutuhan Masyarakat
 Perubahan dan Perkembangan Masyarakat
 Tri Pusat Pendidikan berlangsung di tiga lingkungan, baik di keluarga,
sekolah, dan masyarakat.
3. Landasan Psikologis
 Psikologi Perkembangan Peserta Didik Implikasi dari perkembangan
peserta didik terhadap pengembangan kurikulum yaitu: Setiap anak diberi
kesempatan untuk berkembang sesuai dengan bakat, minat dan
kebutuhannya.
 Psikologi Belajar Psikologi atau teori belajar yang berkembang pada
dasarnya dapat dikelompokkan kedalam tiga rumpun yaitu:
o Teori Daya (Disiplin Mental).
o Teori Behavorisme
o Teori Organismik atau Gestalt

4. Landasan Teknologis
Perkembangan ilmu dan teknologi secara langsung berimplikasi terhadap
pengembangan kurikulum yang di dalamnya mencakup pengembangan isi/
materi pendidikan, penggunaan strategi dan media pembelajaran, serta
penggunaan sistem evaluasi. Secara tidak langsung menuntut dunia
pendidikan untuk dapat membekali peserta didik agar memiliki kemampuan
memecahkan masalah yang dihadapi sebagi pengaruh perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Selain itu perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi juga dimanfaatkan untuk memecahkan masalah pendidikan.

Komponen-Komponen Kurikulum 2013

Kurikulum memiliki lima komponen utama, yaitu : (1) tujuan; (2) materi; (3)
strategi, pembelajaran; (4) organisasi kurikulum dan (5) evaluasi. Kelima
komponen tersebut memiliki keterkaitan yang erat dan tidak bisa dipisahkan.

1. Tujuan
Tujuan pendidikan nasional yang merupakan pendidikan pada tataran
makroskopik, selanjutnya dijabarkan ke dalam tujuan institusional yaitu tujuan
pendidikan yang ingin dicapai dari setiap jenis maupun jenjang sekolah atau
satuan pendidikan tertentu. Dalam Permendikbud No. 69 Tahun 2013
dikemukakan bahwa tujuan pendidikan pada Kurikulum 2013 yaitu :
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman,
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
2. Materi Pembelajaran
Keberhasilan pemmbelajaran secara keseluruhan sangat tergantung pada
keberhasilan guru merancang materi pembelajaran. Materi pembelajaran pada
hakikatnya merupakan bagian tak terpisahkan dari silabus, yakni perencanaan,
prediksi, dan proyeksi tentang apa yang akan dilakukan pada saat kegiatan
pembelajarn. Secara garis besar dapat dikemukakan bahwa materi
pembelajaran (Intructional materials) adalah pengetahuan, ketrampilan, dan
sikap yang harus dikuasaipeserta didik dalam rangka memenui standar
kompetensi yang diterapkan.
3. Strategi Pendidikan
Dalam pembelajaran K13 ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan
bersama oleh para guru dalam melaksanakan pembelajaran, di antaranya: (1)
berpusat pada peserta didik, (2)
mengembangkan kreativitas peserta didik; (3) menciptakan kondisi
menyenangkan dan menantang; (4) bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan
kinestika; (5) menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui
penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan,
kontekstual, efektif, efesien, dan bermakna.
4. Organisasi Kurikulum
Menurut peneliti paling tidak ada 6 perorganisasian kurikulum yang
memdasari keberagaman padangan yang mendasari prngembangan kurikulum;
 Mata pelajaran terpisah, sejumlah mata pelajaran yang dipisah-pisah yang
diajarkan sendiri-sendir
 Mata pelajaran berkolerasi, korelasi diadakan sebagai upaya untuk
mengurangi kelemahan-kelemahan sebagai akibat pemisahan mata
pelajaran.
 Bidang studi, organisasi kurikulum yang berupa pengumpulan beberapa
mata pelajaran yang sejenis serta memiliki ciri-ciri yang sama dan
dikorelasikan (difungsikan) dalam satu bidang pengajaran.
 Program yang berpusat pada anak, yaitu program kurikulum yang
menitikberatkan pada kegiatan-kegiatan peserta didik, bukan pada mata
pelajaran.
 Inti masalah, suatu program yang berupa unit-unit masalah, dimana
masalah-masalah diambil dari suatu mata pelajaran tertentu, dan mata
pelajaran lainnya diberikan melalui kegiatan-kegiatan belajar dalam upaya
memecahkan masalahnya.
 Ecletic Program, yaitu suatu program yang mencari keseimbangan antara
organisasi kurikulum yang terpusat pada mata pelajaran dan peserta didik.
5. Evaluasi Kurikulum
Evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa kinerja kurikulum secara
keseluruhan ditinjau dari berbagai kriteria. Indikator kinerja yang dievaluasi
tidak hanya terbatas pada efektivitas saja, namun juga relevansi, efisiensi,
kelaikan (feasibility) program.

Anda mungkin juga menyukai