“PROSEDUR PENGEMBANGAN
KURIKULUM”
A. PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
B. KEGIATAN BELAJAR 1
PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM
Pengertian secara umum prinsip berarti azas, dasar, keyakinan dan pendirian. Prinsip
itu menunjukkan pada suatu hal yang sangat penting, mendasar, harus diperhatikan,
memiliki sifat mengatur dan mengarahkan. Dalam pengembangan kurikulum ada
beberapa prinsip yang umum digunakan dalam pengembangan kurikulum, antara
lain, prinsip berorientasi pada tujuan, kontinuitas, fleksibilitas, dan integritas.
Pengembangan kurikulum merupakan proses perencanaan dan penyusunan
kurikulum oleh pengembang kurikulum (curriculum developer), dan kegiatan yang
dilakukan agar kurikulum yang dihasilkan dapat menjadi bahan ajar, dan acuan yang
digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan. (Suparlan, 2011). Pengembangan
kurikulum juga merupakan perencana, pelaksana, penilai dan pengembang
kurikulum sebenarnya.
Ide dalam perencaan kurikulum berasal dari:
1. Prinsip Umum Pengembangan Kurikulum
a. Prinsip berorientasi pada tujuan
Pengembangan kurikulum harus berorientasi pada tujuan, prinsip ini menegaskan bahwa
tujuan merupakan arah bagi pengembangan komponen- komponen lainnya dalam
pengembangan. Tujuan kurikulum harus dapat dipahami dengan jelas oleh para pelaksana
kurikulum kurikulum untuk dapat dijabarkan menjadi tujuan-tujuan lainnya yang lebih
spesifik dan operasional. Tujuan kurikulum juga harus komprehensif, yakni meliputi berbagai
aspek domain tujuan baik kognitif, afektif, maupun psikomotor.
b. Prinsip Kontinuitas
Prinsip kontinuitas yaitu adanya kesinambungan dalam kurikulum, baik secara vertikal maupun
secara horizontal. Khususnya kesinambungan materi kurikulum pada jenis dan jenjang
pendidikan mulai dari SD, SMP,SLTA,SMU/SMK sampai ke PT (Perguruan Tinggi).
Makna kontinuitas disini adalah berhubungan, yaitu adanya nilai keterkaitan antara kurikulum dari
berbagai tingkat Pendidikan. Dalam pengembangan materi kurikulum minimal dua aspek
kesinambungan yaitu:
Materi kurikulum yang diperlukan pada sekolah tingkat atas harus sudah diberikan pada sekolah
tingkat bawah
Materi kurikulum yang sudah diberikan pada sekolah tingkat yang ada di bawah tidak perlu lagi
diberikan pada sekolah tingkat atas.
c. Prinsip Fleksibilitas
Prinsip fleksibilitas artinya bahwa kurikulum itu harus lentur dan tidak kaku, terutama dalam hal
pelaksanaannya, dalam pengembangan kurikulum mengusahakan agar apa yang dihasilkan memiliki sifat
luwes, lentur dan fleksibel dalam pelaksanaannya, memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian
berdasarkan situasi dan kondisi tempat dan waktu yang selalu berkembang, serta kemampuan dan latar
belakang peserta didik. Prinsip fleksibel juga terkait dengan adanya kebebasan siswa dalam memilih
program studi yang dipilih. Pengembangan kurikulum atau sekolah harus mampu menyediakan berbagai
program pilihan bagi siswa, siswa diperkenankan memilih sesuai dengan minat, bakat, kemampuan, dan
kebutuhannya. Fleksibel juga diberikan kepada guru, yang artinya kurikulum harus memberikan ruang gerak
bagi guru untuk mengembangkan program pengajarannya sesuai dengan kondisi yang ada, asalkan tidak
menyimpang jauh dari apa yang telah digariskan dalam kurikulum.
d. Prinsip Integritas
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan prinsip keterpaduan, dirancang untuk mampu
membentuk manusia yang utuh, pribadi yang integrated, yaitu selaras dengan lingkungan hidup
sekitarnya. Untuk itu, kurikulum harus mengembangkan berbagai keterampilan hidup (lifeskill).
Keterampilan hidup dalam dipilaj menjadi lima kategori, yaitu sebagai berikut:
Keterampilan mengenal diri sendiri (self awareness) atau keterampilan personal (personal skill).
Keterapilan berfikir rasional (thinking skill)
Keterampilan social (social skill)
Keterampilan akademik (academic skill)
Keterampilan vokasional (vocation skill)
Penyusunan KTSP dikembangkan berdasarkan tujuh prinsip berikut:
Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya.
Beragam dan terpadu.
Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Relevan dengan kebutuhan kehidupan.
Menyeluruh dan berkesinambungan.
Belajar sepanjang hayat.
Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
Prinsip Khusus Pengembangan Komponen Kurikulum
Prinsip khusus berkenaan dengan prinsip yang digunakan dalam mengembangkan komponen utama kurikulum, yaitu:
a. Prinsip yang berkenaan dengan Tujuan Pendidikan (jangka panjang, menengah, maupun pendek), bersumber pada:
1) ketentuan dan kebijakan pemerintah
2) survei mengenai persepsi orang tua/masyarakat
3) survei tentang pandangan para ahli
4) survei tentang SDM
5) pengalaman negara lain
6) penelitian
b. Prinsip yang berkenaan dengan Pemilihan Isi Pendidikan
1) Perlu penjabaran tujuan pendidikan ke dalam perbuatan hasil
belajar yang khusus dan sederhana.
2) Isi bahan pelajaran harus meliputi segi pengetahuan, sikap, dan
keterampilan.
3) Unit-unit kurikulum disusun berdasarkan urutan yang logis dan
sistematis.
c. Prinsip yang berkenaan dengan Pemilihan Proses Belajar Mengajar Hendaknya memperhatikan apakah
metode/teknik tersebut:
1) dapat mencapai tujuan kognitif, afektif, dan psikomotor?
2) cocok untuk mengajarkan bahan pelajaran?
3) memberikan kegiatan yang bervariasi sehingga dapat melayani perbedaan individual siswa.
4) memberikan urutan kegiatan yang bertingkat-tingkat.
5) lebih mengaktifkan siswa atau guru atau keduanya.
6) mendorong berkembanganya kemampuan baru.
7) menimbulkan jalinan kegiatan belajar di sekolah dan di rumah, juga mendorong penggunaan
sumber belajar yang ada di rumah dan masyarakat.
d. Prinsip yang berkenaan dengan Pemilihan Media dan Alat Pengajaran
1) Alat/media apa yang diperlukan? Sudah tersedia, atau ada penggantinya?
2) Jika perlu dibuat, siapa yang membuat, berapa biayanya, gberapa lama waktunya?
3) Bagaimana pengorganisasian alat dalam bahan pelajaran, apakah dalam bentuk modul atau paket belajar?
4) Bagaimana pengintergrasiannya dalam keseluruhan kegiatan belajar? Hasil terbaik diperoleh dengan
penggunaan multimedia.
e. Prinsip yang berkenaan dengan Penilaian
1) Bagaimana karakteristik kelas, usia, dan tingkat kemampuan kelompok yang akan dites?
2) Berapa lama waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan tes?
3) Apakah tes tersebut berbentuk uraian atau pilihan?
4) Berapa banyak butir tes yang perlu disusun5) Apakah tes tersebut diadministrasikan oleh guru atau sisw?
a?
C. KEGIATAN BELAJAR 2