Anda di halaman 1dari 9

MODUL PENGEMBANGAN KURIKULUM

(KIP221)

MODUL SESI 4
PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM

DISUSUN OLEH
SRI LESTARI, MA

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


2020

0
PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM

A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan


Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu :
1. Menjelaskan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum
2. Menjelaskan prinsip-prinsip dalam perencanaan pembelajaran
3. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum

B. Uraian dan Contoh


Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua
pengalaman belajar yang disediakan bagi siswa di sekolah. Dalam kurikulum
terintegrasi filsafat, nilai-nilai, pengetahuan, dan perbuatan pendidikan. Kurikulum
disusun oleh para ahli pendidikan/ahli kurikulum, ahli bidang ilmu, pendidik, pejabat
pendidikan, pengusaha serta unsurunsur masyarakat lainnya. Rancangan ini disusun
dengan maksud memberi pedoman kepada para pelaksana pendidikan, dalam
proses pembimbingan perkembangan siswa, mencapai tujuan yang dicita-citakan
oleh siswa sendiri, keluarga, maupun masyarakat.
Kelas merupakan tempat untuk melaksanakan dan menguji kurikulum. Di sana
semua konsep, prinsip, nilai, pengetahuan, metode, alat, dan kemampuan guru diuji
dalam bentuk perbuatan, yang akan mewujudkan bentuk kurikulum yang nyata dan
hidup. Pewujudan konsep, prinsip, dan aspek-aspek kurikulum tersebut seluruhnya
terletak pada guru. Oleh karena itu, gurulah pemegang kunci pelaksanaan dan
keberhasilan kurikulum. Dialah sebenarnya perencana, pelaksana, penilai, dan
pengembang kurikulum sesungguhnya. Suatu kurikulum diharapkan memberikan
landasan, isi, dan, menjadi pedoman bagi pengembangan kemampuan siswa secara
optimal sesuai dengan tuntutan dan tantangan perkembangan masyarakat.

1. PRINSIP-PRINSIP UMUM
 Pertama, prinsip relavansi. Ada dua macam relevansi yang harus
dimiliki kurikulum, yaitu relevan ke luar dan relevansi di dalam kurikulum
itu sendiri. Relevansi ke luar maksudnya tujuan, isi, dan proses belajar
yang tercakup dalam kurikulum hendaknya relevan dengan tuntutan,
kebutuhan, dan perkembangan masyarakat. Kurikulum menyiapkan
siswa untuk bisa hidup dan bekerja dalam masyarakat. Apa yang

1
tertuang dalam kurikulum hendaknya mempersiapkan siswa untuk tugas
tersebut. Kurikulum bukan hanya menyiapkan anak untuk kehidupannya
sekarang tetapi juga yang akan datang. Kurikulum juga harus memiliki
relevansi di dalam yaitu ada kesesuaian atau konsistensi antara
komponen-komponen kurikulum, yaitu antara tujuan, isi, proses
penyampaian, dan penilaian. Relevansi internal ini menunjukkan suatu
keterpaduan kurikulum.

 Prinsip kedua adalah fleksibilitas, kurikulum hendaknya memilih sifat


lentur atau fleksibel. Kurikulum mempersiapkan anak untuk kehidupan
sekarang dan yang akan datang, di sini dan ditempat lain, bagi anak
yang memiliki latar belakang dan kemampuan yang berbeda. Suatu
kurikulum yang baik adalah kurikulum yang berisi hal-hal yang solid,
tetapi daram pelaksanaannya memung inkan terjadinya penyesuaian-
penyesuaian berdasarkan kondisi daerah, waktu maupun kemampuan,
dan latar belakang anak.

 Prinsip ketiga adalah kontinuitas yaitu kesinambungan. Perkembangan


dan proses belajar anak berlangsung secara berkesinambungan, tidak
terputus-putus atau berhenti-henti. Oleh karena itu,
pengalamanpengalaman belajar yang disediakan kurikulum juga
hendaknya berkesinambungan antara satu tingkat kelas, dengan kelas
lainnya, antara satu jenjang pendidikan dengan jenjang lainnya, juga
antara jenjang pendidikan dengan pekerjaan. Pengembangan kurikulum
perlu dilakukan serempak bersama-sama, perlu selalu ada komunikasi
dan kerja sama antara para pengembang kurikulum sekolah dasar
dengan SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi.

 Prinsip keempat adalah praktis, mudah dilaksanakan, menggunakan


alat-alat sederhana dan biayanya juga murah. Prinsip ini juga disebut
prinsip efisiensi. Betapapun bagus dan idealnya suatu kurikulum kalau
menuntut keahlian-keahlian dan peralatan yang sangat khusus dan
mahal pula biayanya, maka kurikulum tersebut tidak praktis dan sukar
dilaksanakan. Kurikulum dan pendidikan selalu dilaksanakan dalam

2
keterbatasan-keterbatasan, baik keterbatasan waktu, biaya, alat,
maupun personalia. Kurikulum bukan hanya harus ideal tetapi juga
praktis.

 Prinsip kelima adalah efektifitas. Walaupun kurikulum tersebut harus


mudah, sederhana, dan murah tetapi keberhasilannya tetap harus
diperhatikan. Keberhasilan pelaksanaan kurikulum ini baik secara
kuantitas maupun kualitas. Pengembangan suatu kurikulum tidak dapat
dilepaskan dan merupakan penjabaran dari perencanaan pendidikan.
Perencanaan di bidang pendidikan juga merupakan bagian yang
dijabarkan dari kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah di bidang
pendidikan. Keberhasilan kurikulum akan mempengaruhi keberhasilan
pendidikan.

2. PRINSIP-PRINSIP KHUSUS
 Prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan
Tujuan menjadi pusat kegiatan dan arah semua kegiatan pendidikan.
Perumusan komponen-komponen kurikulum hendaknya mengacu pada
tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan mencakup tujuan yang bersifat
umum atau berjangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek
(tujuan khusus). Perumusan tujuan pendidikan bersumber pada:
i. Ketentuan dan kebijaksanaan pemerintah, yang dapat
ditemukan dalam dokumen-dokumen lembaga negara mengenai
tujuan, dan strategi pembangunan termasuk di dalamnya
pendidikan;
ii. Survei mengenai persepsi orang tua/masyarakat tentang
kebutuhan mereka yang dikirimkan melalui angket atau
wawancara dengan mereka; Survei tentang pandangan para ahli
dalam bidang-bidang tertentu, dihimpun melalui angket,
wawancara, observasi, dan dari berbagai media massa;
iii. Survei tentang manpower;
iv. Pengalaman negara-negara lain dalam masalah yang sama;
v. Penelitian

3
 Prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan
Memilih isi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan yang
telah ditentukan para perencana kurikulum perlu mempertimbangkan
beberapa hal.
o Perlu penjabaran tujuan pendidikan/pengajaran ke dalam bentuk
perbuatan hasil belajar yang khusus dan sederhana. Makin
umum suatu perbuatan hasil belajar dirumuskan semakin sulit
menciptakan pengalaman belajar;
o Isi bahan pelajaran harus meliputi segi pengetahuan, sikap, dan
keterampilan;
o Unit-unit kurikulum harus disusun dalam urutan yang logis dan
sistematis. Ketiga ranah belajar, yaitu pengetahuan, sikap, dan
keterampilan diberikan secara simultan dalam urutan situasi
belajar. Untuk hal tersebut diperlukan buku pedoman guru yang
memberikan penjelasan tentang organisasi bahan dan alat
pengajaran secara lebih mendetail.

 Prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar


a) Pemilihan proses belajar mengajar yang digunakan hendaknya
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
b) Apakah metode/teknik belajar-mengajar yang digunakan cocok
untuk mengajarkan bahan pelajaran?
c) Apakah metode/teknik tersebut memberikan kegiatan yang
bervariasi sehingga dapat melayani perbedaan individual siswa?
d) Apakah metode/teknik tersebut memberikan urutan kegiatan yang
bertingkat-tingkat?
e) Apakah metode/ teknik tersebut dapat menciptakan kegiatan
untuk mencapai tujuan kognitif, afektif dan psikomotor?
f) Apakah metode/teknik tersebut lebih mengaktifkan siswa, atau
mengaktifkan guru atau kedua-duanya?
g) Apakah metode/teknik tersebut mendorong berkembangnya
kemampuan baru?

4
h) Apakah metode/teknik tersebut menimbulkan jalinan kegiatan
belajar di sekolah dan di rumah, juga mendorong penggunaan
sumber yang ada di rumah dan di masyarakat?
i) Untuk belajar keterampilan sangat dibutuhkan kegiatan belajar
yang menekankan "learning by doing" di samping "learning by
seeing and knowing".

 Prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pengajaran


Proses belajar-mengajar yang baik perlu didukung oleh penggunaan
media dan alat-alat bantu pengajaran yang tepat.
o Alat/media pengajaran apa yang diperlukan. Apakah semuanya
sudah tersedia? Bila alat tersebut tidak ada apa penggantinya?
o Kalau ada alat yang harus dibuat, hendaknya memperhatikan:
bagaimana pembuatannya, siapa yang membuat, pembiayaannya,
waktu pembuatan?
o Bagaimana pengorganisasian alat dalam bahan pelajaran, apakah
dalam bentuk modul, paket belajar, dan lain-lain?
o Bagaimana pengintegrasiannya dalam keseluruhan kegiatan
belajar?
o Hasil yang terbaik akan diperoleh dengan menggunakan multi
media.

 Prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian


Penilaian merupakan bagian integral dari pengajaran:
 Dalam penyusunan alat penilaian (test) hendaknya diikuti
langkah-langkah sebagai berikut: Rumuskan tujuan-tujuan
pendidikan yang umum, dalam ranahranah kognitif, afektif, dan
psikomotor. Uraikan ke dalam bentuk tingkah laku murid yang
dapat diamati. Hubungkan dengan bahan pelajaran. Tuliskan
butir-butir test.
 Dalam merencanakan suatu penilaian hendaknya diperhatikan
beberapa hal; Bagaimana kelas, usia, dan tingkat kemampuan
kelompok yang akan ditest? Berapa lama waktu dibutuhkan untuk
pelaksanaan test? Apakah test tersebut berbentuk uraian atau

5
objektif? Berapa banyak butir test perlu disusun? Apakah tes
tersebut diadministrasikan oleh guru atau oleh murid?
 Dalam pengolahan suatu hasil penilaian hendaknya diperhatikan
hal-hal sebagai berikut: Norma apa yang digunakan di dalam
pengolahan hasil test? Apakah digunakan formula guessing?
Bagaimana pengubahan skor ke dalam skor masak? Skor standar
apa yang digunakan? Untuk apakah hasil-hasil test digunakan?

2. PRINSIP PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN


Dalam mengembangkan perencanaan pembelajaran, guru mempersiapkan dan
memperhatikan prinsip-prinsip:
a) Beragam. Merancang kegiatan pembelajaran secara variatif dengan
mempertimbangkan keragaman siswa.
b) Fleksibel. Perencanaan pembelajaran harus dapat disesuaikan dengan
situasi dan kondisi kelas.
c) Sistematis. Memperhatikan keterkaitan antarkomponen perencanaan:
mulai dari KD/KI dengan indikator dan tujuan pembelajaran, tujuan
pembelajaran dengan materi, kegiatan pembelajaran, dan evaluasi
pembelajaran. Keterkaitan tersebut terutama dalam perencanaan
pembelajaran sistematis (Brown, 1995).
d) Konsisten. Guru mengusahakan kesejalanan antara apa yang
dirancang dalam perencanaan pembelajaran dengan pelaksanaan
pembelajaran. Meskipun dalam praktiknya, hal tersebut tidak dapat
diwujudkan sepenuhnya.
e) Kesesuaian. Perencanaan pembelajaran harus disesuaikan dengan
standar nasional dan kebutuhan peserta didik.

3. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBANGAN


KURIKULUM
a) Perguruan Tinggi
Kurikulum minimal mendapat dua pengaruh dari Perguruan Tinggi.
Pertama, dari pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
dikembangkan di perguruan tinggi umum. Kedua, dari pengembangan
ilmu pendidikan dan keguruan serta penyiapan guru-guru di Perguruan

6
Tinggi Keguruan (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan). Telah
diuraikan terdahulu bahwa pengetahuan dan teknologi banyak
memberikan sumbangan bagi isi kurikulum serta proses pembelajaran.
Jenis pengetahuan yang dikembangkan di Perguruan Tinggi akan
mempengaruhi isi pelajaran yang akan dikembangkan dalam kurikulum.
Perkembangan teknologi selain menjadi isi kurikulum juga mendukung
pengembangan alat bantu dan media pendidikan.

b) Masyarakat
Sekolah merupakan bagian dari masyarakat dan mempersiapkan anak
untuk kehidupan di masyarakat. Sebagai bagian dan agen dari
masyarakat, sekolah sangat dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat di
mana sekolah tersebut berada. Isi kurikulum hendaknya mencerminkan
kondisi dan dapat memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat di
sekitarnya. Masyarakat yang ada di sekitar sekolah mungkin merupakan
masyarakat homogen atau heterogen, masyarakat kota atau desa,
petani, pedagang atau pegawai, dan sebagainya. Sekolah harus
melayani aspirasi-aspirasi yang ada di masyarakat. Salah satu kekuatan
yang ada dalam masyarakat adalah dunia usaha. Perkembangan dunia
usaha yang ada di masyarakat mempengaruhi pengembangan kurikulum
sebt sekolah bukan hanya mempersiapkan anak untuk hidup, tetapi juga
untuk bekerja dan berusaha. Jenis pekerjaan dan perusahaan yang ada
di masyarakat menuntut persiapannya di sekolah.

c) Sistem Nilai
Dalam kehidupan masyarakat terdapat sistem nilai, baik nilai moral,
keagamaan, sosial, budaya maupun nilai politis. Sekolah sebagai
lembaga masyarakat juga bertanggung jawab dalam pemeliharaan dan
penerusan nilainilai. Sistem nilai yang akan dipelihara dan diteruskan
tersebut harus terintegrasikan dalam kurikulum. Masalah utama yang
dihadapi para pengembang kurikulum menghadapi nilai ini adalah,
bahwa dalam masyarakat nilai itu tidak hanya satu. Masyarakat
umumnya heterogen dan multifaset. Masyarakat memiliki kelompok-
kelompok etnis, kelompok vokasional, kelompok intelek, kelompok sosial,

7
spiritual dan sebagainya yang tiap kelompok sering memiliki nilai yang
berbeda.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam mengajarkan nilai:
(1) guru hendaknya mengetahui dan memperhatikan semua nilai yang
ada dalam masyarakat, (2) guru hendaknya berpegang pada prinsip
demokrasi, etis, dan moral, (3) guru berusaha menjadikan dirinya
sebagai teladan yang patut ditiru, (4) guru menghargai nilai-nilai
kelompok lain, (5) memahami dan menerima keragaman kebudayaan
sendiri.

C. Daftar Pustaka
Sukmadinata, N.S. 1997. Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktik.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sundayana, W. 2017. Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran.
Jakarta: Penerbit Erlangga

Anda mungkin juga menyukai