NIM : 859893297
1. Bentuk kegiatan belajar yang biasa dilakukan oleh siswa Sekolah Dasar antara lain :
Belajar Menemukan
Belajar menyimak.
Belajar Meniru.
Belajar Menghafal
Belajar Merangkai.
Belajar Mengamalkan
Belajar Menganalisis
Belajar Merespon
melayani semua individu tanpa memandang usia, jenis kelamin, status sosial ekonomi, dan lain
sebagainya,
berurusan dengan tingkah laku yang unik dan dinamis,
memperhatikan perkembangan individu,
memperhatikan perbedaan individual yang menjadi pedoman dalam pelayanan.
3.Kompetensi guru adalah seperangkat penguasaan kemampuan yang harus ada dalam diri agar
dapat mewujudkan kinerjanya secara tepat dan efektif. Kompetensi guru tersebut meliputi
kompetensi intelektual, kompetensi fisik, kompetensi pribadi dan kompetensi sosial (Kunandar,
2011:55).
Mengacu pada ketentuan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
kompetensi Guru terdiri dari 4 kompetensi, yaitu Pedagogik, Kepribadian, Sosial, dan
Profesional, sehingga keempat kompetensi tersebut dijadikan model kompetensi dalam Refleksi
Kompetensi.
1. 4. Prinsip Umum
1. a. Prinsip Relevansi
Prinsip ini merupakan prinsip dasar yang paling dasar dalam sebuah kurikulum. Prinsip ini juga
bisa dikatakan sebagai rohnya sebuah kurikulum. Artinya apabila prinsip ini tidak terpenuhi
dalam sebuah kurikulum, maka kurikulum tersebut tidak ada lagi artinya; kurikulum menjadi
tidak bermakna. Prinsip relevansi mengandung arti bahwa sebuah kurikulum harus relevan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sehingga para siswa
mempelajari iptek yang benar – benar terbaru yang memungkinkan mereka memiliki wawasan
dan pemikiran yang sejalan dengan perkembangan jaman. Relevan dengan kebutuhan dan
karakteristik siswa, artinya suatu kurikulum harus sesuai dengan potensi intelektual, mental,
emosional dan fisik para siswa. Apabila prinsip tidak terlaksana dalam kurikulum yang nyata
maka potensi yang dimiliki anak tersebut tidak berkembang sebagai potensi yang diperlukan
dalam melaksanakan tugas dan kehidupannya. Relevan dengan kebutuhan karakteristik
masyarakat artinya kurikulum harus membekali para siswa dengan sejumlah keterampilan
pengetahuan dan sikap yang sesuai dengan kondisi masyarakatnya. Apabila tidak terlaksana
maka siswa tidak dapat beradaptasi dan berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat.
1. b. Prinsip fleksibilitas
Prinsip fleksibilitas terkait dengan keluwesan dalam tahap implementasi kurikulum. Penerapan
prinsip fleksibilitas dalam kurikulum adalah bahwa suatu kurikulum harus dirancang secara
fleksibel atau luwes sehingga pada saat diimplementasikan memungkinkan untuk dilakukan
perubahan untuk disesuaikan dengan kondisi yang ada yang tidak terprediksi saat kurikulum itu
dirangcang. Contoh yang paling sederhana adalah pada saat sebuah kurikulum dirancang,
pembelajaran akan dilaksanakan dengan menggunakan media LCD projector atau OHP/OHT
namun pada saat hari H terjadi pemadaman listrik di lokasi. Bagi kurikulum yang memenuhi
prinsip fleksibilitas kondisi ini tidak menghambat keberlangsungan pembelajaran. Dengan
sedikit melakukan perubahan pada aspek media yang digunakan pembelajaran tetap berlangsung
namun tetap mengarah pada pencapaian tujuan yang diharapkan. Jika prinsip fleksibilitas ini
tidak digunakan dimungkunkan tujuan pembelajaran yang direncanakan tidak terlaksana.
1. c. Prinsip kontinuitas
Perkembangan dan proses belajar anak berlangsung secara berkesinambungan, tidak terputus –
putus. Artinya bagian – bagian, aspek – aspek, materi, dan bahan kajian disusun secara
berurutan, tidak terlepas – lepas, melainkan satu sama lain memiliki hubungan fungsional yang
bermakna, sesuai dengan jenjang pendidikan, struktur dalam satuan pendidikan, dan tingkat
perkembangan siswa. Oleh karena itu, pengalaman – pengalaman yang disediakan kurikulum
juga hendaknya berkesinambungan antara satu tingkat kelas dengan kelas lainnya, antara satu
jenjang pendidikan dengan jenjang pendidikan yang lain juga antara jenjang pendidikan dengan
pekerjaan. Dengan prinsip ini, tampak jelas alur dan keterkaitan di dalam kurikulum tersebut
sehingga mempermudah guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran.
1. d. Prinsip efisiensi
Kurikulum mudah dilaksanakan menggunakan alat – alat sederhana dan memerlukan biaya yang
murah. Kurikulum yang terlalu menuntut keahlian – keahlian dan peralatan yang sangat khusus
serta biaya yang mahal merupakan kurikulum yang tidak praktis dan sukat dilaksanakan. Dana
yang terbatas harus digunakan sedemikian rupa dalam rangka mendukung pelaksanaan
pembelajaran. Waktu yang tersedia bagi siswa belajar di sekolah juga terbatas harus
dimanfaatkan secara tepat sesuai dengan mata ajaran dan bahan pembelajaran yang diperlukan.
Tenaga di sekolah juga sangat terbatas, baik dalam jumlah maupun dalam mutunya, hendaknya
didayagunakan secara efisien untuk melaksanakan proses pembelajaran.
1. e. Prinsip efektifitas
Walaupun prinsip kurikulum itu mudah, sederhana, dan murah, keberhasilannya harus
diperhatikan secara kuantitas dan kualitas karena pengembangan kurikulum tidak dapat
dilepaskan dan merupakan penjabaran dari perencanaan pendidikan. Misal, keterbatasan fasilitas
ruangan, peralatan dan sumber keterbacaan, harus digunakan secara tepat guna oleh siswa dalam
rangka pembelajaran, yang kesemuanya demi untuk meningkatkan efektivitas atau keberhasilan
siswa.
2. Prinsip Khusus
a. Prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan
Tujuan menjadi pusat kegiatan dan arah semua kegiatan pendidikan. Perumusan komponen-
komponen kurikulum hendaknya mengacu pada tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan
mencakup tujuan yang bersifat umum atau berjangka panjang, jangka menengah, dan jangka
pendek (tujuan khusus). Perumusan tujuan pendidikan bersumber pada:
3) Survei tentang pandangan para ahli dalam bidang-bidang tertentu, dihimpunmelalui angket,
wawancara, observasi, dan dari berbagai media massa
6) Penelitian.
Memilih isi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan yang telah ditentukan para
perencana kurikulum perlu mempertimbangkan beberapa hal:
Pemilihan proses belajar mengajar yang digunakan hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai
berikut.
Proses belajar – mengajar yang baik perlu didukung oleh penggunaan media dan alat – alat bantu
pengajaran yang tepat.
1) Alat/media pengajaran apa yang diperlukan. Apakah semuanya sudah tersedia? Bila alat
tersebut tidak ada apa penggantinya?
2) Kalau ada alat yang harus dibuat, hendaknya memperhatikan: bagaimana pembuatannya,
siapa yang membuat, pembiayaannya, waktu pembuatan?
3) Bagaimana pengorganisasian alat dalam bahan pelajaran, apakah dalam bentuk modul,
paket belajar, dan lain – lain?
4) Bagaimana pengintegrasiannya dalam keseluruhan kegiatan belajar?
1) Dalam penyusunan alat penilaian (test) hendaknya diikuti langkah – langkah sebagai
berikut:
Ketika prinsip-prinsip khusus ini tidak terlaksana maka kurikulum tidak memiliki acuan,
isi/tujuan kurikulum bertolak belakang (tidak searah) dengan tujuan pendidikan, sehingga
kurikulum tidak berkembang dan menghasilkan suatu sistem pendidikan yang lebih baik.
5a. Aspek muatan kurikulum
Adapun isi muatan kurikulum adalah sebagai berikut.
Mata pelajaran
Muatan lokal
Kegiatan pengembangan diri
Pengaturan beban belajar
Ketuntasan belajar
Kenaikan kelas dan kelulusan
Pendidikan kecakapan hidup
Pendidikan berbasis keunggulan lokal
b. Prinsip pengembangan kurikulum
Prinsip pengembangan kurikulum terdiri dari tiga hal berikut.
Membutuhkan keterlibatan pihak-pihak terkait seperti guru serumpun, MGMP, LPMP, Dinas
Pendidikan, komite sekolah, dan sebagainya.
Mengacu pada standar kompetensi lulusan.
Memenuhi ketentuan berikut.
Fokus pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik beserta
lingkungannya.
Mengedepankan keberagaman dan terpadu.
Selalu tanggap pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian.
Selalu relevan dengan kebutuhan.
Menyeluruh dan berkesinambungan.
Ketekunan untuk belajar.
Menjaga ketersediaan referensi.
Harus mampu menerapkan multistrategi melalui lokakarya, seminar, validasi hasil kurikulum,
dan dokumentasi.
c. Prinsip pelaksanaan kurikulum
Dalam pelaksanaanya, kurikulum harus benar-benar mampu memberikan layanan pendidikan
yang berkualitas bagi peserta didik, menegakkan lima pilar belajar, menegakkan strategi belajar
yang berorientasi pada peserta didik, dan sebagainya.
2. Struktur kurikulum
Struktur kurikulum terdiri dari dua aspek, yaitu sebagai berikut.
a. Isi struktur kurikulum
Terdiri dari 10 mata pelajaran umum dan muatan lokal disertai alokasi waktunya.
Struktur kurikulum harus mampu menunjang pengembangan diri peserta didik.
Memiliki referensi umum.
Mampu melaksanakan program pengembangan diri.