sudah disediakan pemerintah untuk menyesuaikan modul ajar dengan karakteristik peserta didik,
atau menyusun sendiri modul ajar sesuai dengan karakteristik peserta didik.
2. Penyusunan RPP
Pada topik ini saya memahami bahwa unsur yang ada dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran/lesson plan dapat bervariasi, berbeda-beda antarguru, masing - masing
menyesuaikan dengan kebutuhannya. Namun, menurut Harmer (2001), pada dasarnya sebuah
RPP perlu mencantumkan beberapa aspek berikut ini.
Who are the students for this activity? Yaitu deskripsi atau karakteristik kelas dan
kelompok belajar yang akan belajar menggunakan lesson plan tersebut
What will it achieve? Berupa deskripsi tujuan pembelajaran yang akan dicapai
How long will it take? Berupa pernyataan tentang batasan waktu yang dialokasikan untuk
melakukan proses pembelajaran
What might go wrong? Problem yang mungkin muncul dan antisipasinya
What will be needed? Media yang dibutuhkan untuk melakukan pembelajaran
How does it work? Rangkaian kegiatan (procedure) yang akan dilakukan untuk mencapai
tujuan.
Aspek-aspek di atas akan lebih mudah dipahami jika dikaitkan dengan mata kuliah
Prinsip Pengajaran & Asesmen yang Efektif di Sekolah Menengah. Pada topik Merancang
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen dipahami bahwa pendidik dan satuan pendidikan dapat
menggunakan berbagai strategi untuk mengembangkan modul ajar selama modul ajar yang
dihasilkan memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dan aktivitas pembelajaran dalam modul ajar
sesuai dengan prinsip pembelajaran dan asesmen. Berikut ini adalah komponen RPP atau modul
ajar dalam konsep Kurikulum Merdeka yang dapat dilengkapi pendidik berdasarkan
kebutuhannya.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset dan Teknologi
Tidak semua komponen di atas wajib tercantum dalam modul ajar yang dikembangkan
oleh pendidik. Pendidik di satuan pendidikan diberi kebebasan untuk mengembangkan
komponen dalam modul ajar sesuai dengan konteks lingkungan dan kebutuhan belajar peserta
didik.
Hal ini sesuai dengan konsep yang dipelajari pada mata kuliah Pembelajaran
Berdiferensiasi. Pada mata kuliah ini saya memahami bahwa peserta didik adalah unik, memiliki
perbedaan dengan yang lain. Seorang guru harus dapat melihat perbedaan tersebut. Langkah
awal yang dapat dilakukan adalah melakukan asesmen diagnostik. Salah satu solusi dalam
mencapai keefektifan pembelajaran di kelas adalah melakukan pembelajaran berdiferensiasi.
Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang dapat mengakomodir kebutuhan belajar
peserta didik. Dari sisi kesiapan, belajar, minat belajar dan profil belajar peserta didik.
Pembelajaran berdiferensiasi bisa dilakukan dari sisi konten, proses, produk ataupun lingkungan
belajar. Hal ini seyogianya juga dapat dituangkan di dalam RPP dan dilaksanakan di kelas
sehingga tercipta pembelajaran yang menyenangkan.
Dalam penyusunan RPP/modul ajar, media pembelajaran menjadi bagian penting yang
harus dipersiapkan pendidik dengan baik. Melalui mata kuliah Literasi Lintas Mata Pelajaran,
saya memahami bahwa pendidik dapat menerapkan teks multimoda maupun pengatur grafis
sebagai media untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran. Disamping itu, mata
kuliah ini juga membahas tentang AKM yang berfungsi sebagai asesmen diagnostik untuk
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset dan Teknologi
memotret kompetensi literasi dan numerasi secara nasional. AKM digunakan sebagai bahan
evaluasi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Terdapat tiga hal yang menjadi fokus pada
kecakapan hidup abad 21, yakni: keterampilan belajar dan berinovasi, keterampilan
menggunakan dan memanfaatkan teknologi media informasi, dan kecakapan hidup untuk bekerja
dan berkontribusi pada masyarakat. Seyogianya soal-soal AKM bisa dituangkan di dalam RPP
agar RPP yang dibuat sesuai dengan keterampilan yang diharapkan di zaman sekarang yaitu
kecakapan abad 21.
3. Evaluasi
Pada topik ini saya memahami bahwa evaluasi adalah suatu proses yang dilakukan secara
continue (berkesinambungan) yang harus dilakukan oleh guru sebagai bagian kegiatan
pengajaran untuk mengetahui tingkat ketercapaian tujuan pembelajaran. Jika berdasarkan hasil
evaluasi ini ternyata diperoleh hasil bahwa pembelajaran belum berlangsung dengan baik, guru
dapat mencari solusi yang tepat untuk mengatasinya sehingga hal yang sama tidak akan terulang
kembali pada pembelajaran selanjutnya.
Melalui mata kuliah Prinsip Pengajaran & Asesmen yang Efektif di Sekolah Menengah,
saya pun memahami bahwa evaluasi dapat dilakukan oleh seorangpendidik dengan cara sebagai
berikut:
4. Refleksi
Pada mata kuliah Prinsip Pengajaran & Asesmen yang Efektif di Sekolah Menengah, saya
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset dan Teknologi
Reflection within-action (mencari tahu secara kritis tujuan, perasaan, dan pemikiran
mahasiswa sendiri yang melandasi praktik yang dilakukannya)
Refleksi dilakukan dengan melihat secara kritis apa yang terjadi, mengapa itu terjadi, mengapa
yang terjadi itu esensial, apa keterkaitannya dengan data yang dipakai sebagai landasan
perencanaan pembelajaran, bagaimana saya menginterpretasikannya, apa dasar saya
menginterpretasikannya, perubahan minor atau mayor apa yang dapat saya lakukan, apa
dampaknya, dan seterusnya.
5. Refleksi Lesson Planning/ RPP terhadap Mata Kuliah Lain
Mata Kuliah Refleksi
Literasi Lintas Mata Pelajaran Pada mata kuliah literasi lintas mata pelajaran
ada materi yang membahas mengenai Asesmen
Kompetensi Minimum (AKM). Hasil AKM
dapat dimanfaatkan oleh guru berbagai mata
pelajaran untuk menyusun strategi
pembelajaran yang efektif sesuai dengan
tingkat kompetensi peserta didik. Hasil dari
AKM dijadikan sebagai rujukan melihat
kompetensi peserta didik tentunya ini juga
sebagai modal awal seorang guru dalam
mengkreasikan pembelajaran dikelas. Hal ini
juga harus tertuang dalam RPP.
Filosofi Pendidikan Pendidikan Indonesia menganut pemikiran-
pemikiran Ki Hadjar Dewantara salah satunya
bahwa Pendidikan merupakan tempat
berkembangnya benih-benih kebudayaan dan
didik lah anak sesuai dengan kodratnya
masing-masing yang artinya bahwa setiap anak
memiliki keunikan dan karakteristik masing-
masing maka tahapan pembelajaran yang
dituangkan dalam RPP harus pembelajaran
yang berpihak pada anak sehingga anak merasa
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset dan Teknologi