Anda di halaman 1dari 8

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,

Riset dan Teknologi

Nama : Kartika Narulita Sihombing, S. Pd.


Prodi : Pendidikan Profesi Guru Prajabatan 2022
Bidang : Kimia 01
T6 - KONEKSI ANTAR MATERI
PEMAHAMAN TENTANG PESERTA DIDIK DAN PEMBELAJARANNYA
Lesson Planning (RPP) - Penyusunan, Evaluasi, Refleksi
Instruksi:
Buatlah koneksi antar materi tentang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran/Lesson Planning
(RPP), Khususnya Penyusunan, Evaluasi dan Refleksi dengan topik lain yang berkaitan di mata
kuliah ini atau mata kuliah lain atau dengan kegiatan PPL yang berkaitan.
Setelah mempelajari topik Lesson Planning (RPP) - Penyusunan, Evaluasi, Refleksi pada
mata kuliah Pemahaman Tentang Peserta Didik dan Pembelajarannya, saya memperoleh
penguatan pemahaman dengan menghubungkannya pada konsep pembelajaran di mata kuliah
lain. Berikut ini pemaparannya:
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran/ Lesson Plan (RPP)
Pada topik ini saya memahami bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran/Lesson planning
merupakan salah satu keterampilan dasar yang diperlukan oleh seorang guru. Arti pentingnya
lesson planning dalam kegiatan pembelajaran dapat digambarkan sebagai seseorang yang sedang
melakukan sebuah perjalanan. Orang yang melakukan perjalanan itu perlu tahu berbagai hal
menyangkut perjalannya itu: ke mana tujuan perjalannya, berapa lama waktu yang
dibutuhkannya, apa saja yang akan diperlukannya selama perjalanan berlangsung.
Hal ini sesuai dengan konsep yang dipelajari pada mata kuliah Filosofi Pendidikan
Indonesia. Ki Hadjar Dewantara mengatakan bahwa “Pendidikan yang kita berikan harus
melihat kodrat alam dan kodrat zaman peserta didik”. Pendidikan yang diberikan harus berpihak
pada peserta didik. Oleh karena itu, dalam penyusunan RPP seperti pemberian metode
pembelajaran maka harus disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan belajar peserta didik.
Hal ini bertujuan agar dapat menciptakan pembelajaran yang efektif, menyenangkan, merdeka
dalam belajar dan tentunya akan berimplikasi pada peningkatan hasil atau kualitas pembelajaran.
Pada mata kuliah Prinsip Pengajaran & Asesmen yang Efektif di Sekolah Menengah.
Pendidik pun dijelaskan bahwa dalam menyusun RPP atau modul ajar dalm konsep Kurikulum
Merdeka, pendidik memiliki kemerdekaan untuk memilih atau memodifikasi modul ajar yang
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset dan Teknologi

sudah disediakan pemerintah untuk menyesuaikan modul ajar dengan karakteristik peserta didik,
atau menyusun sendiri modul ajar sesuai dengan karakteristik peserta didik.
2. Penyusunan RPP
Pada topik ini saya memahami bahwa unsur yang ada dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran/lesson plan dapat bervariasi, berbeda-beda antarguru, masing - masing
menyesuaikan dengan kebutuhannya. Namun, menurut Harmer (2001), pada dasarnya sebuah
RPP perlu mencantumkan beberapa aspek berikut ini.
 Who are the students for this activity? Yaitu deskripsi atau karakteristik kelas dan
kelompok belajar yang akan belajar menggunakan lesson plan tersebut
 What will it achieve? Berupa deskripsi tujuan pembelajaran yang akan dicapai
 How long will it take? Berupa pernyataan tentang batasan waktu yang dialokasikan untuk
melakukan proses pembelajaran
 What might go wrong? Problem yang mungkin muncul dan antisipasinya
 What will be needed? Media yang dibutuhkan untuk melakukan pembelajaran
 How does it work? Rangkaian kegiatan (procedure) yang akan dilakukan untuk mencapai
tujuan.
Aspek-aspek di atas akan lebih mudah dipahami jika dikaitkan dengan mata kuliah
Prinsip Pengajaran & Asesmen yang Efektif di Sekolah Menengah. Pada topik Merancang
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen dipahami bahwa pendidik dan satuan pendidikan dapat
menggunakan berbagai strategi untuk mengembangkan modul ajar selama modul ajar yang
dihasilkan memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dan aktivitas pembelajaran dalam modul ajar
sesuai dengan prinsip pembelajaran dan asesmen. Berikut ini adalah komponen RPP atau modul
ajar dalam konsep Kurikulum Merdeka yang dapat dilengkapi pendidik berdasarkan
kebutuhannya.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset dan Teknologi

Tidak semua komponen di atas wajib tercantum dalam modul ajar yang dikembangkan
oleh pendidik. Pendidik di satuan pendidikan diberi kebebasan untuk mengembangkan
komponen dalam modul ajar sesuai dengan konteks lingkungan dan kebutuhan belajar peserta
didik.
Hal ini sesuai dengan konsep yang dipelajari pada mata kuliah Pembelajaran
Berdiferensiasi. Pada mata kuliah ini saya memahami bahwa peserta didik adalah unik, memiliki
perbedaan dengan yang lain. Seorang guru harus dapat melihat perbedaan tersebut. Langkah
awal yang dapat dilakukan adalah melakukan asesmen diagnostik. Salah satu solusi dalam
mencapai keefektifan pembelajaran di kelas adalah melakukan pembelajaran berdiferensiasi.
Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang dapat mengakomodir kebutuhan belajar
peserta didik. Dari sisi kesiapan, belajar, minat belajar dan profil belajar peserta didik.
Pembelajaran berdiferensiasi bisa dilakukan dari sisi konten, proses, produk ataupun lingkungan
belajar. Hal ini seyogianya juga dapat dituangkan di dalam RPP dan dilaksanakan di kelas
sehingga tercipta pembelajaran yang menyenangkan.
Dalam penyusunan RPP/modul ajar, media pembelajaran menjadi bagian penting yang
harus dipersiapkan pendidik dengan baik. Melalui mata kuliah Literasi Lintas Mata Pelajaran,
saya memahami bahwa pendidik dapat menerapkan teks multimoda maupun pengatur grafis
sebagai media untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran. Disamping itu, mata
kuliah ini juga membahas tentang AKM yang berfungsi sebagai asesmen diagnostik untuk
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset dan Teknologi

memotret kompetensi literasi dan numerasi secara nasional. AKM digunakan sebagai bahan
evaluasi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Terdapat tiga hal yang menjadi fokus pada
kecakapan hidup abad 21, yakni: keterampilan belajar dan berinovasi, keterampilan
menggunakan dan memanfaatkan teknologi media informasi, dan kecakapan hidup untuk bekerja
dan berkontribusi pada masyarakat. Seyogianya soal-soal AKM bisa dituangkan di dalam RPP
agar RPP yang dibuat sesuai dengan keterampilan yang diharapkan di zaman sekarang yaitu
kecakapan abad 21.
3. Evaluasi
Pada topik ini saya memahami bahwa evaluasi adalah suatu proses yang dilakukan secara
continue (berkesinambungan) yang harus dilakukan oleh guru sebagai bagian kegiatan
pengajaran untuk mengetahui tingkat ketercapaian tujuan pembelajaran. Jika berdasarkan hasil
evaluasi ini ternyata diperoleh hasil bahwa pembelajaran belum berlangsung dengan baik, guru
dapat mencari solusi yang tepat untuk mengatasinya sehingga hal yang sama tidak akan terulang
kembali pada pembelajaran selanjutnya.
Melalui mata kuliah Prinsip Pengajaran & Asesmen yang Efektif di Sekolah Menengah,
saya pun memahami bahwa evaluasi dapat dilakukan oleh seorangpendidik dengan cara sebagai
berikut:

4. Refleksi
Pada mata kuliah Prinsip Pengajaran & Asesmen yang Efektif di Sekolah Menengah, saya
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset dan Teknologi

memahami bahwa refleksi pembelajaran dimaksudkan untuk mengidentifikasi sejauh mana


minat peserta didik untuk mengikuti pembelajaran; mengetahui tingkat keberhasilan model,
strategi, dan teknik pembelajaran yang dilakukan oleh mahasiswa; mengetahui keinginan dan
kebutuhan peserta didik secara rinci sehingga mahasiswa dapat merancang kegiatan
pembelajaran berikutnya yang lebih baik; dan mengidentifikasi kekurangan dalam menyajikan
materi dan pengelolaan kelas sebagai dasar untuk perbaikan pembelajaran berikutnya. Secara
praktis, refleksi pembelajaran sangat berguna untuk dilakukan, baik bagi peserta didik sendiri
maupun bagi mahasiswa. Refleksi pembelajaran dapat dimanfaatkan oleh peserta didik sebagai
ruang ekspresi positif terhadap cara mengajar mahasiswa dan juga proses pembelajaran yang
baru saja mereka alami. Sedangkan bagi guru, refleksi pembelajaran sangat bermanfaat untuk

memperbaiki proses pembelajaran berikutnya.


Melalui mata kuliah Praktik Pengalaman Lapangan (PPL 1) di tahap Praktik
Pembelajaran Terbimbing, saya memperoleh pemahaman sebagai calon guru profesional
dalam melakukan refleksi dan menyusun laporan hasil refleksi tersebut . Pada mata kuliah ini
dijelaskan bahwa pada dasarnya, refleksi dapat dilakukan dengan empat mode, yaitu:
 Reflection in-action (pada saat mengajar untuk melatih kepekaan dan melakukan
penyesuaian berdasarkan situasi riil yang dihadapi)
 Reflection on-action (setelah mengajar untuk melihat pengalaman dan mempersiapkan
praktik selanjutnya)
 Reflection for-action (menganalisis praktik untuk perubahan yang lebih baik di praktik
berikutnya)
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset dan Teknologi

 Reflection within-action (mencari tahu secara kritis tujuan, perasaan, dan pemikiran
mahasiswa sendiri yang melandasi praktik yang dilakukannya)
Refleksi dilakukan dengan melihat secara kritis apa yang terjadi, mengapa itu terjadi, mengapa
yang terjadi itu esensial, apa keterkaitannya dengan data yang dipakai sebagai landasan
perencanaan pembelajaran, bagaimana saya menginterpretasikannya, apa dasar saya
menginterpretasikannya, perubahan minor atau mayor apa yang dapat saya lakukan, apa
dampaknya, dan seterusnya.
5. Refleksi Lesson Planning/ RPP terhadap Mata Kuliah Lain
Mata Kuliah Refleksi
Literasi Lintas Mata Pelajaran Pada mata kuliah literasi lintas mata pelajaran
ada materi yang membahas mengenai Asesmen
Kompetensi Minimum (AKM). Hasil AKM
dapat dimanfaatkan oleh guru berbagai mata
pelajaran untuk menyusun strategi
pembelajaran yang efektif sesuai dengan
tingkat kompetensi peserta didik. Hasil dari
AKM dijadikan sebagai rujukan melihat
kompetensi peserta didik tentunya ini juga
sebagai modal awal seorang guru dalam
mengkreasikan pembelajaran dikelas. Hal ini
juga harus tertuang dalam RPP.
Filosofi Pendidikan Pendidikan Indonesia menganut pemikiran-
pemikiran Ki Hadjar Dewantara salah satunya
bahwa Pendidikan merupakan tempat
berkembangnya benih-benih kebudayaan dan
didik lah anak sesuai dengan kodratnya
masing-masing yang artinya bahwa setiap anak
memiliki keunikan dan karakteristik masing-
masing maka tahapan pembelajaran yang
dituangkan dalam RPP harus pembelajaran
yang berpihak pada anak sehingga anak merasa
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset dan Teknologi

nyaman ketika belajar dan mendapat


pembelajaran yang bermakna

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) 1 Saat pelaksanna praktik mengajar terbimbing 1


saya menerapkan konsep pembelajaran
berdiferensiasi dan ini tertuang dalam RRP dan
juga kegiatan pembelajaran di kelas. Adanya
diferensiasi konten, proses dan produk.

Materi pelajaran ikatan kimia dimana pada saat


diferensiasi konten saya menjelaskan
menggunakan ppt yang didalamnya sudah
terdapat jenis teks, animasi sehingga dapat
mengakomodir gaya belajar peserta didik
berupa audio, kinestetik, dan visual sementara
pada saat diferensiasi proses peserta didik
dengan gaya belajar kinestetik menggunakan
media bermain peran sementara audio dan
visual menggunakan media pembelajaran dari
kotak bekas yang dibentuk lingkaran lalu
dibuat lambing unsur serta electron valensinya.
Pada saat diferensiasi produk masing-masing
peserta didik mempresentasikan hasil kerja/
diskusi mereka. Model pembelajaran yang saya
gunakan yaitu PBL.

Pembelajaran Berdiferensiasi Konsep pembelajaran berdiferensiasi


pembelajaran yang dilaksanakan harus
disesuaikan dengan peserta didik dengan
melakukan asesmen diagnostik untuk dapat
memetakan peserta didik berdasarkan kesiapan
belajar peserta didik, minat peserta didik, dan
profil belajar peserta didik. Asesmen
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset dan Teknologi

diagnostik merupakan bentuk prapenilaian di


mana guru dapat mengevaluasi kekuatan,
kelemahan, pengetahuan dan keterampilan
peserta didik sebelum memulai pembelajaran.
Di dalam RPP pembelajaran berdiferensiasi
juga harus memuat bagaimana pelaksanaan
berdiferensiasi konten, berdiferensiasi proses,
berdiferensiasi produk serta lingkungan belajar
harus tergambar dalam RPP.

Anda mungkin juga menyukai