Anda di halaman 1dari 7

Perbedaan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa perbedaan antara


Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka terletak pada kerangka dasar,
kompetensi yang dituju, struktur kurikulum, pembelajaran, penilaian,
perangkat ajar, dan perangkat kurikulum.
Rancangan dasar Kur13 dan Kurmer adalah tujuan Sisdiknas dan
Standar Nasional Pendidikan. Kelebihannya, Kurmer mengembangkan
profil Pelajar Pancasila.
Kurikulum Merdeka memberikan lebih banyak fleksibilitas bagi satuan
pendidikan untuk menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan
belajar murid. Kurikulum Merdeka juga menambahkan pengembangan
karakter Profil Pelajar Pancasila sebagai salah satu tujuan kurikulum.
Untuk mencapai Standar Isi, PEmerintah menyediakan lingkup dan
urutan KD (Kompetensi Dasar) yang dikelompokan pada empat KI yaitu
sikap spiritual, sikap social, pengetahuan, dan keterampilan. Sedangkan
dalam Kurmer pemerintah menyediakan Capaian Pembelajaran yang
disusun per fase.
Dalam kurmer juga dikenal dengan P5 (proyek penguatan profil pelajar
Pancasila).

Perbelajaran LOTS, MOT dan HOTS


LOTS adalah singkatan dari Lower Order Thinking Skills. LOTS adalah
keterampilan berpikir secara fungsional, yang masuk dalam kategori
tingkat rendah. Saat kita cukup hanya dengan mengetahui sesuatu, di
situlah kemampuan fungsional yang kita gunakan.
MOTS adalah singkatan dari Middle Order Thinking Skills. MOTS adalah
keterampilan berpikir menggunakan logika, yang termasuk dalam
kategori tingkat menengah. Karena berada pada tingkat menengah, otak
kita harus bekerja sedikit lebih keras dengan membedakan,
mengasosiasikan, mengurutkan, mengelompokkan, mempolakan,
merepresentasikan, menghubungkan sebab akibat, ataupun
menyimpulkan.
HOTS adalah singkatan dari Higher Order Thinking Skills. HOTS adalah
keterampilan berpikir kritis dan kreatif, yang dikategorikan ke dalam
keterampilan berpikir tingkat tinggi. Dalam berpikir kritis, sering kali
kita dituntut untuk menguraikan, mengevaluasi, mengubah paradigma,
hingga mengambil kesimpulan atas suatu informasi yang kita peroleh.

1
Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK)
Konsep dasar TPACK lebih menekankan hubungan antara materi
pelajaran, teknologi dan pedagogi.
Interaksi antara tiga komponen tersebut memiliki kekuatan dan daya
tarik untuk menumbuhkan pembelajaran aktif yang terfokus pada
peserta didik. Hal ini dapat juga dimaknai sebagai bentuk pergeseran
pembelajaran yang semula terpusat pada guru bergeser kepada peserta
didik. TPACK menekankan hubungan-hubungan antara teknologi, isi
kurikulum dan pendekatan pedagogi yang berinteraksi satu sama lain.
(TPACK) adalah kerangka kerja yang telah banyak digunakan dalam
dunia pendidikan untuk membantu guru mengintegrasikan teknologi
secara efektif dalam proses pembelajaran. Namun, seperti halnya
kerangka kerja lainnya, TPACK memiliki kelebihan dan kekurangan yang
perlu dipertimbangkan oleh pendidik.
Kelebihan Kekurangan
a. Integrasi yang Holistik a. Kompleksitas yang Tinggi
b. Peningkatan Hasil Pembelajaran b. Persyaratan Pelatihan yang
Intensif
c. Pengembangan Kemampuan Guru c. tidak semua guru siap
d. Pembelajaran Personal
e. Mendorong Kreativitas Guru
f. Kesiapan untuk Masa Depan

Mengapa TPACK penting diterapkan dalam pembelajaran? Hal itu karena


pendekatan ini diharapkan mampu memberikan arahan baru bagi
pendidik tentang bagaimana menerapkan teknologi di dalam
pembelajaran, sehingga kegiatan pembelajaran bisa berjalan secara
efektif dan efisien

2
Perangkat Pembelajaran
perangkat pembelajaran adalah alat atau perlengkapan untuk
melaksanakan proses yang memungkinkan pendidik dan peserta didik
melakukan kegiatan pembelajaran.
Perangkat pembelajaran mencakup:
1. RPP
2. LKPD
3. Instrumen penilaian
4. Materi
5. Media

Model Tujuan Pembelajaran ABCD


RPP adalah sebuah dokumen yang dirancang untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Tujuan pembelajaran merupakan aspek yang perlu
dipertimbangkan dalam perencanaan pembelajaran. Sebab segala
kegiatan pembelajaran muaran pada pencapaian tujuan tersebut.
Tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk kompetensi, yakni
kemampuan yang harus dimiliki oleh peserta ajar. Kompetensi yang
harus dicapai dirumuskan dalam bentuk perubahan perilaku yang
terukur.
Tujuan pembelajaran adalah sasaran yang harus tercapai dalam sebuah
kegiatan pembelajaranTujuan pembelajaran seyogyanya merujuk
kepada KD yang telah ditentukan, tujuan pembelajaran disusun dalam
bentuk sebuah narasi yang mengacu kepada Formula ABCD
Robert Heinich bersama rekan-rekannya, Michael Molenda, James D.
Russell, dan Sharon E. Smaldino mengembangkan model tujuan
pembelajaran ABCD. Sesuai dengan namanya, model tujuan
pembelajaran ABCD terdiri dari 4 elemen, yaitu: Audience (peserta),
Behavior (perilaku), Conditions (kondisi), dan Degree (tingkatan).

• A = Audience (petatar, siswa, mahasiswa,


murid dan sasaran didik lainnya)
• B = Behavior (perilaku yang dapat diamati sebagai
hasil belajar)
• C = Condition (persyaratan yang perlu dipenuhi
agar perilaku yang diharapkan dapat tercapai)
• D = Degree (digunakan untuk mengukur capaian
tujuan pembelajaran)

3
Lembar kerja peserta didik (LKPD)

Lembar kerja peserta didik (LKPD) merupakan sarana untuk membantu


dan mempermudah dalam kegiatan belajar mengajar sehingga terbentuk
interaksi efektif antara peserta didik dengan pendidik. LKPD sendiri
meliputi unsur-unsur yang akan membantu peserta didik memahami
materi lebih cepat.

Isi dari LKPD sendiri adalah petunjuk atau ringkasan dari materi-materi
yang perlu dipelajari pendidik agar tidak salah langkah dan mencapai
kompetensi dasar yang diperlukan.

Tujuan Pembuatan Lembar Kerja Peserta Didik

LKPD disusun bukan tanpa sebab. Ada sejumlah hal yang dapat diraih
dari pembuatan LKPD. Berikut ini empat tujuannya:

1. Mempermudah peserta didik dalam memahami materi-materi


yang diajarkan selama pembelajaran.
2. Memberikan tugas-tugas yang mendorong pemahaman peserta
didik terhadap materi yang diperoleh selama pembelajaran.
3. Meningkatkan kemandirian peserta didik
4. Meringankan tugas pendidik dalam memberikan tugas kepada
peserta didik.

===========================================================

Penilaian Otentik

DALAM mengimplementasikan kurikulum merdeka penilaian


autentik (authentic assessment) sangat penting dilakukan oleh guru
supaya penilaian atau asesmen terhadap peserta didik dalam proses
pembelajaran kualitasnya semakin meningkat.

Penilaian autentik (authentic assessment) adalah pengukuran yang


bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah
sikap (afektif), keterampilan (psikomotorik) dan pengetahuan (kognitif).
Istilah assessment diartikan sama dengan pengukuran, pengujian atau
evaluasi. Istilah autentik merupakan sinonim dengan nyata, asli, valid
atau reliable.

Penilaian autentik yang diamanatkan dalam kurikulum merdeka


mengharuskan pembelajaran yang autentik pula. Belajar autentik
mencerminkan tugas dan pemecahan masalah yang diperlukan dalam
kenyataan hidup di luar sekolah.

4
Dalam pembelajaran autentik seperti yang diamanatkan kurikulum
merdeka, peserta didik diminta untuk mengumpulkan informasi dengan
pendekatan saintifik, memahami aneka fenomena dan gejala dan
hubungannya satu sama lain secara mendalam, serta mengaitkan apa
yang dipelajari dengan dunia nyata yang ada diluar sekolah.

Jenis-jenis penilaian autentik adalah sebagai berikut:

1. Penilaian Kinerja
2. Penilaian Proyek
3. Penilaian Portofolio
4. Penilaian Tertulis

Problem Based Learning (PBL)

Problem based learning (PBL) adalah model pembelajaran yang


melibatkan keaktifan peserta didik untuk selalu berpikir kritis dan selalu
terampil dalam menyelesaikan suatu permasalahan.

Menurut Arends, PBL yaitu “suatu pendekatan pembelajaran di mana


siswa dihadapkan pada masalah autentik (nyata) sehingga diharapkan
mereka dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuh
kembangkan keterampilan tingkat tinggi dan inkuiri, memandirikan
siswa, dan meningkatkan kepercayaan dirinya.”

Untuk tujuan model pembelajaran ini adalah sebagai berikut.


1. Meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik.
2. Melatih peserta didik dalam menyelesaikan suatu permasalahan
secara sistematis.
3. Membantu peserta didik dalam memahami peran orang dewasa di
kehidupan nyata.
4. Mendorong peserta didik untuk menjadi individu yang mandiri dan
bertanggung jawab.

Sintak Model Pembelajaran Problem Based Learning


• Jelaskan Orientasi Masalah
• Mengorganisasi Peserta Didik
• Memberi Bimbingan
• Mengembangkan Hasil Karya
• Melakukan Analisis dan Evaluasi

5
Berikut ini kelebihan problem based learning.
1. Peserta didik dilatih untuk selalu berpikir kritis dan terampil
dalam menyelesaikan suatu permasalahan.
2. Bisa memicu peningkatan aktivitas peserta didik di kelas.
3. Peserta didik terbiasa untuk belajar dari sumber yang relevan.
4. Kegiatan pembelajaran berjalan lebih kondusif dan efektif karena
peserta didiknya dituntut untuk aktif.
5. Pada dasarnya, kedua model pembelajaran tersebut hampir sama.
Hal itu karena keduanya sama-sama melibatkan keaktifan peserta
didik. Perbedaannya adalah pada problem based learning peserta
didik dilatih untuk berpikir kritis dan terampil dalam
menyelesaikan permasalahan.
6. Sedangkan pada project based learning, peserta didik dituntut
untuk terampil dalam mengelola permasalahan hingga dihasilkan
suatu produk nyata. Dengan demikian, problem based
learning bisa mengasah keterampilan berpikir dan project based
learning bisa meningkatkan hasil akademik peserta didik.

===========================================================

Komponen Keterampilan Menutup Pembelajaran

Meninjau kembali
Menjelang akhir jam pelajaran, pendidik meninjau kembali apakah inti
pelajaran yang telah diajarkan itu sudah dikuasai oleh peserta didik atau
belum

Mengevaluasi
Untuk mengetahui apakah siswa memperoleh wawasan yang utuh
tentang sesuatu yang sudah diajarkan, guru melakukan
penilaian/evaluasi.

Memberi Dorongan Psikologi atau Sosial


Unsur manusiawi dalam interaksi pendidik – peserta didik adalah saling
menghargai dengan memberikan dorongan psikologis atau sosial yang
dapat menunjang tercapainya tujuan pengajaran. . Hal ini dapat
dilakukan pendidik dalam setiap akhir pelajaran dengan kata-kata
pujian.

6
TAHAP – TAHAP DALAM KETERAMPILAN MENUTUP PELAJARAN
Dalam kegiatan keterampilan menutup pelajaran, pendidik bersama
peserta didik melakukan refleksi untuk mengevaluasi :

1. Seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil – hasil yang


diperoleh untuk selanjutnya secara bersama – sama
menemukan hasil pembelajaran yang telah berlangsung
2. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran
3. Melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian
tugas, baik tugas individu maupun kelompok
4. Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk
pertemuan berikutnya

===========================================================

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR

Kompetensi Inti adalah tingkat kemampuan untuk mencapai Standar


Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki peserta didik pada setiap
tingkat kelas atau program yang menjadi landasan pengembangan
Kompetensi Dasar.
Standar Kompetensi lulusan tersebut meliputi aspek sikap,
pengetahuan, dan ketrampilan. Kompetensi Inti harus menggambarkan
kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills.
Kompetensi yang berkaitan dengan sikap keagamaan dan sosial
dikembangkan secara tidak langsung (indirect teaching), yaitu pada saat
peserta didik belajar tentang pengetahuan (kompetensi kelompok 3) dan
penerapan pengetahuan atau keterampilan (kompetensi Inti kelompok
4).
ompetensi Dasar (KD) adalah kemampuan untuk mencapai Kompetensi
Inti yang harus diperoleh peserta didik melalui pembelajaran.
Kompetensi dasar berisi sejumlah kemampuan yang harus dikuasai
peserta didik dalam mata pelajaran tertentu, sebagai
rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran.
Kompetensi Dasar berisi sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang
bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik.
Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran yang
harus dicapai peserta didik pada setiap fase perkembangan. Capaian
Pembelajaran mencakup sekumpulan kompetensi dan lingkup materi,
yang disusun secara komprehensif dalam bentuk narasi.

Anda mungkin juga menyukai