Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran pada hakekatnya merupakan proses komunikasi transaksional yang bersifat
timbal balik, baik antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Komunikasi transaksional adalah bentuk komunikasi yang dapat diterima,
dipahami dan disepakati oleh pihak-pihak yang sehubungan dalam proses pembelajaran
sehingga menunjukkan adanya perolehan, penguasaan, hasil, proses atau fungsi belajar bagi
peserta didik.
Dalam pengembangan pembelajaran perlu adanya model desain yang digunakan dalam
mengembangkan suatu proses pembelajaran demi tercapainya tujuan pembelajaran.
Berbicara tentang model pembelajaran berarti berbicara dunia pendidikan, di dalam dunia
pendidikan guru sebagai salah satu komponen pendidikan dan merupakan suatu bidang
profesi, mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar untuk
membawa anak didiknya menuju kepada kedewasaan. Seorang guru harus mampu memilih
desain yang digunakannya dalam mencapai keberhasilan pembelajaran sehingga peserta
didik akan mudah memahami tentang apa yang disampaikan oleh pendidik.
Oleh karena itu perlu adanya langkah-langkah yang harus ditempuh seorang guru dalam
memlilih model dasain yang dapat digunakan sebagai suatu alat untuk mencapai keberhasilan
dalam mencapai tujuan dari proses pembelajaran, terutama dalam pembelajaran pendidikan
Islam.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari model desain pembelajaran PAI ?
2. Bagaimana model desain pembelajaran PAI ?
3. Bagaimana langkah-langkah desain pengembangan pembelajaran PAI ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian model desain pembelajaran PAI.
2. Untuk mengetahui model-model desain pembelajaran PAI.
3. Untuk mengetahi langkah-langkah desain pengembangan pembelajaran PAI.

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Model Desain Pembelajaran PAI
Pendidikan merupakan sarana terpenting untuk mewujudkan kemampuan bangsa dan
Negara. Dengan pendidikan yang bermutu, akan tercipta sumber daya manusia yang
berkualitas.1 Desain pembelajaran adalah kegiatan memilih, menetapkan dan
mengembangkan metode pembelajaran sesuai dengan kondisi yang ada untuk mencapai hasil
yang diharapkan. Desain pembelajaran pendidikan agama Islam juga merupakan kegiatan
serupa yang diarahkan untuk pembelajaran bidang dan jenjang pendidikan yang bersifat
khusus. Kegiatan ini dilakukan dengan berpijak pada tujuan pembelajaran, isi pembelajaran,
sumber belajar yang tersedia serta karakteristik peserta didik.2
Jadi dapat disimpulkan model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang
tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain,
model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan,
metode, dan teknik pembelajaran
Penataan dan penetapan strategi pengorganisasian isi pembelajaran pendidikan agama
melalui perancangan pembelajaran yang professional merupakan sesuatu yang sangat urgen.
Kualitas pembelajaran merupakan fokus kegiatan yang bias dicapai dengan memilih dan
mempreskripsikan metode pembelajaran yang bermakna yang tentunya harus dilaksanakan
dengan tetap berpijak pada beberapa asumsi sebagai berikut :
1. Mengacu pada kualitas pembelajaran
Kualitas pembelajaran tetap menjadi fokus kegiatan agar setiap langkah kegiatan
senantiasa diarahkan pada peningkatan mutu atau kualitas pembelajaran.
2. Mengacu pada pendekatan system
Pembelajaran pendidikan agama Islam harus dipandang sebagai pembelajaran yang
terpadu yang melibatkan beberapa unsur yaitu input, proses dan output.
3. Mengacu pada teori belajar dan pembelajaran
Pembelajaran pendidikan agama sebaiknya dirancang dengan mengacu atau dilandasi
oleh teori belajar dan pembelajaran. Secara teoretis perancang pembelajaran harus
mampu memahami bagaimana sseorang itu belajar agama dan bagaimana seseorang itu

1 Lukman Hakim, Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah(Problem Based Learning) Pada Lembaga
Pendidikan Islam Madrasah, Jurnal Pendidikan Agama Islam-Talim, vol. 13, no. 1-2015, hlm. 37

2 Maksudin, Pengembangan Metodologi Pendidikan Agama Islam Pendekatan Dialektik, Pustaka Pejajar,
Yogyakarta, 2015, hlm. 123-124
membelajarkan pendidikan agama. Kualitas pembelajaran pendidikan agama sangat
bergantung pada bagaimana pembelajaran itu dirancang dan dikembangkan.
4. Mengacu pada belajar perseorangan (individual)
Rancangan pembelajaran pendidikan agama sebaiknya mengacu kepada peserta didik
secara perseorangan karena pada hakikatnya belajar itu terjadi secara individual.
5. Mengacu pada hasil belajar
Pada dasarnya hasil belajar-baik berupa hasil langsung maupun hasil pengiring
merupakan acuan utama setiap kegiatan pembelajaran. Kualitas perencanaan
pembelajaran pendidikan agama bias diukur melalui hasil belajar yang telah dicapai.
6. Mengacu pada kemudahan belajar
Pembelajaran PAI merupakan upaya membelajarkan peserta didik belajar agama dan
perancangan pembelajaran PAI merupakan penataan upaya membelajarkan agar dalam
diri peserta didik muncul prakarsa atau perilaku belajar.
7. Mengacu pada interelasi variable pembelajaran
Perencanaan pembelajaran PAI harus mengacu pada semua komponen yang
memengaruhi pembelajaran agama itu sendiri. Artinya pembelajaran harus didasarkan
pada hasil identifikasi dan analisis semua komponen baik secara teoretis maupun praktis-
empiris berpengaruh pada belajar PAI.
8. Mengacu pada kualitas metode pembelajaran pendidikan agama
Perencanaan pembelajaran PAI yang mendasar dan menjadi inti perencanaan terletak
pada pemilihan dan penetapan metode pembelajaran PAI. Pemilihan metode harus
didasarkan pada analisis kondisi pembelajaran yang ada.3

B. Model Desain Pembelajaran PAI


Berkaitan dengan aspek-aspek atau komponen-komponen pembelajaran dan sistematika
pembelajaran, terdapat sejumlah model-model sebagaimana dikemukakan para ahli. Berikut
ini beberapa model yang dapat dijadikan acuhan.
1. Desain Pembelajaran Model Kemp
Aspek-aspek pembelajaran yang dipikirkan dan dirancang menurut Kemp meliputi:
a. Tujuan umum dan topik umum atau pokok bahasan.
b. Karakteristik peserta didik
c. Tujuan spesifik pembelajaran
d. Isi pelajaran
e. Penilaian awal
f. Bentuk kegiatan pembelajaran dan sumber belajar
g. Sarana pendukung
h. Evaluasi
i. Revisi
3 Ibid, hlm. 125-127
Jadi, menurut Jerold E Kemp dalam buku karya Zaenal Arifin Ahmad, proses desain
pembelajaran merupakan suatu lingkaran yang kontinum. Tiap-tiap langkah penghubungan
langsung dengan aktivitas revisi. Pengembangan peraangkat ini dimulai dari titik manapun
sesuai didalam siklus tersebut. Pengembangan untuk dapat memulai dari komponen
manapun.
2. Model George Betts
Modelnya didasarkan pada konsep pembelajaran mandiri. Pembelajaran mandiri adalah
mereka yang mampu menyelesaikan masalah atau mengembangkan gagasan-gagasan baru
dengan mengombinasikan cara berpikir divergen dan konvergen tanpa terlalu banyak dibantu
orang luar untuk memilih bidang-bidang tindakan yang dikehendakinya.4
Model ini dirancang untuk menggiring siswa menuju peran para pembelajar, yang dapat
mengontrol proses belajarnya sendiri, dengan guru sebagai pihak yang berperan fasilitator.
Dengan pendekatan yang fleksibel, model ini dapat digunakan di kelas-kelas reguler (untuk
semua siswa dan lintas tahapan berkembang).5
3. Model pembelajaran Dick dan Carey
Dick dan Carey menawarkan suatu model pengembangan yang mirip dengan model
Kemp, tetapi ditambah dengan komponen melaksankan analisis pembelajaran, dan terdapat
beberapa komponen yang dilewati didalam proses pengembangan dan perencanaan tersebut
sebagai berikut:6
a. Identitas Tujuan
Tahap awal model ini adalah menentukan apa yang diingkan untuk dapat dilakukan
pserta didik setelah proses pembelajarn dilakukan. Rumusan tujuan pembelajaran
mungkin mengacu pada kurikulum tertentu atau dari daftar tujuan sebagai hasil need
assesment, atau dari pengalaman praktik dengan kesulitan belajar siswa didalam kelas.
b. Melakukan analisis intruksional
Setelah mengidentifikasi tujuan pembelajaran, maka akan ditentukan apa tipe belajar
yang dibutuhkan siswa. Tujuan yang telah dianalisis berfungsi untuk mengidentifikasi
keterampilan yang lebih khusus lagi yang harus dipelajari. Analisis ini akan

4 Miftahul Huda. Model-Model Pengajaran Dan Pembelajaran Isu-Isu Metodis Dan Paradigmatis. Pustaka Pelajar.
Yogyakarta. 2013.hlm.144-145.

5 Ibid, hlm. 146.

6 Zaenal Arifin Ahmad, Perencanaan Pembelajaran dari Desain sampain implementasi, PT.Pustaka Insan Madani,
Yogyakarta, 2012.hlm. 65-66.
menghasilkan cara atau diagaram tentang ketarampilan-ketrampilan dan menunjukkan
keterkaitan atara keterampilan konsep tersebut.
c. Mengidentifikasi tingkah laku awal/karakteristik siswa
Ketika melakukan analisis terhadap keterampilan yang perlu dilatihkan dan tahapan
prosedur yang perlu dilewati, juga harus dipertimbangkan ketarampilan apa yang telah
dimiliki siswa saat mulai mengikuti pengajaran.yang penting juga untuk diidentifikasi
adalah karakteristik khusus siswa yang mungkin ada hubungannya dengan rancangan
aktivitas-aktivitas pengajaran.
d. Merumuskan tujuan kinerja
Berdasarkan analisis instruksional dan pernyataan tentang tingkah laku awal sisiwa,
selanjutnya akan dirumuskan pernyataan khusus siswa yang mungkin ada hubungannya
dengan rencangan aktivitas-aktivitas pengajaran.

e. Pengembangan tes acuhan patokan


Pengembangan tes acuan patokan didasarkan pada tujuan yang telah dirumuskan,
pengembangan butir asesmen untuk mengukur kemampuan siswa seperti yang
diperkiaran dalam tujuan.
f. Pengembangan strategi pembelajaran
Informasi dari lima tahap sebelumnya, maka selanjutnya akan mengidentifikasi yang
akan digunakan untuk mencapai tujuan akhir, startegi akan meliputi aktivitas
preintruksional, penyampaian infomasi, praktik dan balikan, tesing, yang dilakukan lewat
aktivitas.
g. Pengembangan dan memilih pengajaran
Tahapan ini startegi pengajaran dikembangkan untuk menghasilkan pengajaran yang
meliputi petunjuk untuk siswa, bahan pelajaran, tes dan panduan guru.
h. Merancang dan melaksankan evaluasi formatif
Evaluasi dilakukan untuk mengumpulkan data yang akan digunakan untuk
mengidentifikasi dalam meningkatkan pengajaran.
i. Menulis peringkat penilaian akhir7
Hasil-hasil pada tahap diatas dijadikan dasar untuk menulis perangkat yang dibutuhkan.
Hasil perangkat selanjutnya divalidasi dan di ujicobakan diimplementasikan di kelas.
j. Revisi pengajaran
Tahap ini mengulangi siklus pengembangan perangkat pengajaran. Data dari evaluasi
sumatif yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya diringkas dan dianalisis dan serta di
interprestasikan untuk diidentifikasi kesulitan yang dialami oleh siswa dalam mencapai
tujuan pembelajaran.

7 Ibid, hlm. 67.


4. Model pembelajaran 4-D
Model yang lain adalah apa yang dikembangkan oleh S.Thagarajan, Donrothy S.
Semmel, dan Melvyn I Semmel yang disebut dengan model 4-D (Four D). Model
pengembangan 4-D terdiri atas 4 tahap utama yaitu : (1) Define (pembatasan), (2) Design
(Perancangan), (3) Develop (Pengembangan) dan, (4) Disseminate (Penyebaran). Model ini
dapat diadaptasi menjadi Model 4-P8, yaitu pengidentifikasian, perancangan, pengembangan,
dan penyebaran. Pengidentifikasian mencakup analisis awal akhir mengenai siswa, tugas
akhir, konsep akhir dan spesifikasi tujuan. Perancangan mancakup penyusunan tes, pemilihan
media, pemilihan format pembelajaran dan perancangan awal. Pengembangan mencakup
validasi ahli, uji pengembangan, uji validasi, dan pengemasan. Sedangkan penyebaran
mencakup penyebaran dan pengadopsian. Secara garis besar keempat tahap tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut :
a. Tahap Pendefinisian (Define)
Tujuan tahap ini adalah menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran yang
diwali dengan analisis tujuan dari batasan meteri yang dikembangkan perangkatnya.
Tahap ini meliputi lima langkah pokok, yaitu: (1) analisis ujung depan, (2) Analisis tugas,
(3) Analisis Siswa, (4) Analisis Konsep, dan (5) perumusan tujuan pembelajaran.
b. Tahap Perencanaan (Design)
Tujuan tahap ini adalah menyiapkan prototype perangkat pembelajaran. Tahap ini terdiri
dari empat langkah yaitu , (1) Penyusunan tes acuhan patokan sebagai langkah awal yang
menghubungkan antara tahap define dan tahap design. Tes disusun berdasarkan hasil
perumusan tujuan pembelajaran khusus (kompotensi dasar dalam kurikulum KTSP). Tes
ini merupakan suatu alat pengukur terjadinya tingkah laku pada diri siswa setelah
kegiatan pembelajaran, (2) pemilihan media yang sesuai dengan tujuan untuk
menyampaikan materi pelajaran, (3) pemilihan format, di dalam pemilihan format ini
misalnya, dapat dilakukan dengan mengkaji format-format perangkat yang sudah ada dan
yang dikembangkan dinegara-negara yang lebih maju.9
c. Tahap Pengembangan (Develop)
Tujuan tahap ini adalah untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang sudah direvisi
berdasarkan masukan dari pakar. Tahap ini meliputi: (1) validasi perangkat oleh para
pakar dikitu dengan revisi (2) simulasi yaitu kegiatan mengoperasionalkan renacana

8 Ibid, hlm. 68.

9 Ibid, hlm. 70.


pengajaran, dan ,(3) uji coba terbatas denga siswa yang sesungguhnya. Hasil tahap (2)
dan (3) digunakan sebagai dasar revisi. Langkah berikutnya adalah uji coba lebih lanjut
dengan siswa yang sesuai dengan siswa yang sesuai dengan kelas sesungguhnya.
d. Tahap Penyebaran (Disseminate)
Tahap ini merupakan tahap penggunaan perangkat yang telah dikembangkan pada skala
yang lebih luas, misalnya dikelas lain, disekolah lain, oleh guru yang lain. Tujuan lain
adalah untuk menguji efektivitas penggunaan perangkat di dalam kegiatan
pembelajaraan.
5. Model Pengembangan PPSI
Model yang lain adalah model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional).
Secara garis besar, model PPSI mengikuti pola dan siklus pengembangan yang mencakup: a)
Perumusan Tujuan, b) Pengembangan alat evaluasi, c) kegaiatn belajar, d) pengembangan
program kegiatan ,e) pelaksanaan pengembangan. Perumusan tujuan menjadi dasar bagi
penentuan alat evaluasi pembelajaran dan rumusan kegiatan belajar. Rumusan kegiatan
belajar lebih lanjut menjadi dasar pengembangan program kegiatan, yang selanjutnya adalah
pelaksanaan pengembangan. Hasil pelaksanaan tentunya dievaluasi, dan selanjutnya hasil
evaluasi digunakan untuk merevisi pengembangan program kegiatan, rumusan kegiatan
belajar, dan alat evaluasi.
6. Model ROPES
Hunts menyebut rencana prosedur pembelajaran sebagai persiapan mengajar yang disebut
ROPES (review. Overview, presentation, exercise, summary) sebagai berikut :
a. Review
Kegiatan ini dilakukan dalam waktu 1-5 menit, yakni mencoba mengukur kesiapan siswa
untuk mempelajari bahan ajar dengan melihat pengalaman sebelumnya yang sudah
dimiliki siswa.10
b. Overview
Guru menjelaskan program pembelajaran yang akan dilaksanakan pada hari itu dengan
menyampaikan isi secara singkat dan strategi yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menyampaikan pandangannya atas langkah-langkah pembelajaran yang hendak ditempuh

10 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standard Kompetensi, PT Remaja Rosdakarya,


Bandung , 2008, hlm. 99
oleh guru sehingga berlangsungnya proses pembelajaran bukan hanya milik guru semata,
akan tetapi siswa pun akan merasa dihargai keberadaannya.
c. Presentation
Tahap ini merupakan inti dari proses kegiatan belajar mengajar, karena disini guru sudah
tidak lagi memberikan penjelasan-penjelasan singkat, akan tetapi sudah masuk pada
proses telling (menceritakan), showing (menunjukkan), dan doing (melakukan). Proses
tersebut sangat diperlukan untuk meningkatkan daya serap dan daya ingat siswa tentang
pelajaran yang mereka dapatkan. Semakin bervariasi strategi pembelajaran yang
digunakan, maka semakin baik pula proses dan hasil yang dicapai.
d. Exercise
Suatu proses untuk memberikan kesempatan kepada siswa mempraktikkan apa yang telah
mereka pahami. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan pengalaman langsung kepada
siswa sehingga hasil yang dicapai lebih bermakna.11
e. Summary (kesimpulan)\
Tahap ini dimaksudkan untuk memperkuat apa yang telah mereka pahami dalam proses
pembelajaran.
7. Model Satuan Pelajaran
Proses penyusnan perencanaan pengajaran memerlukan pemikiran-pemikiran system
matis utntuk memeprkirakan mengenai apa yang akan dilakukan dalam waktu pelaksanakan
pengajaran. Secara sistematis rencana pembelajaran dalam satuan bentuk satuan pelajar
adalah sebagai berikut:
a. Identitas Mata Pelajaran (nama pelajaran, kelas, semester dan waktu atau
banyaknya jam pertemuan yang dialokasikan).
b. Kompetensi dasar dan indicator yang hendak dicapai atau dijadikan tujuan dapat
dikutip atau diambil dari kurikulum dan hasi belajar yang ditetapkan oleh pemerinah.
c. Materi Pokok (beseta uraiannya yang perlu dipelajari siswa dalam rangka
mencapai kompetensi dasar).
d. Media yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.
e. Staregi pembelajaran / scenario/tahapan-tahapan proses belajar mengajar yaitu
kegiatan pembelajaran secara kongrit yang harus dilakukan oleh guru dan siswa dalam
berinteraksi dengan materi pembelajaran dan sumber belajar untuk mengusai kompetensi
f. Menentukan jenis penelitian dan tindak lanjut. Tujuannya adalah untuk
mengatahui tingkat keberhasilan dari tahapan pembelajaran yang telah dilaksankan dan
alternatif tindakan yang akan dilakukan.

11 Ibid, hlm. 100


g. Sumber bahan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan
kompetensi dasar yang harus dikuasai.12
C. Langkah-Langkah Desain Pengembangan Pembelajaran PAI
Untuk membuat perencanaan yang baik dan dapat menyelenggarakan proses
pembelajaran yang ideal setiap guru harus mengetahui unsur-unsur perencanaan
pembelajaran yang baik. Pengembangan persiapan mengajar harus memperhatikan minat dan
perhatian peserta didik terhadap materi yang dijadikan bahan kajian. Beberapa prinsip yang
harus diperhatikan berkenaan dengan hal tersebut adalah :
1. Rumusan kompetensi dalam persiapan mengajar harus jelas
2. Persiapan mengajar harus sederhana dan fleksibel
3. Kegiatan-kegiatan yang disusun harus menunjang dan sesuai dengan kompetensi
yang telah ditetapkan
4. Persiapan mengajar yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh, serta jelas
pencapaiannya
5. Harus ada koordinasi antara komponen pelaksana program sekolah

Langkah-langkah desain pengembangan pembelajaran PAI dapat dikemukakan sebagai berikut :

1. Analisis standard kompetensi


Kompetensi merupakan suatu kemampuan yang mutlak dimiliki oleh guru agar tugasnya
sebagai guru dapat terlaksana dengan baik. Kompetensi merupakan perilaku rasional untuk
mencapai tujuan yang persyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan. 13 Standard
kompetensi adalah kemampuan standard yang harus dikuasai untuk menujukkan bahwa hasil
mempelajari bidang studi PAI atau mata pelajaran tertentu berupa penguasaan atas
pengetahuan, sikap, dan keterampilan tertentu telah dicapai.14
2. Analisis materi pembelajaran
Materi pembelajaran pendidikan agama Islam merupakan isi atau pesan yang harus
dipelajari peserta didik sebagai sarana pencapaian standard kompetensi dan kemampuan
dasar yang dinilai dengan menggunakan soal-soal yang disusun berdasar indikator

12 Ibid, hlm.103-106.

13 Ahmad Fatah Yasin, Pengembangan Kompetensi Paedagogik Guru Pendidikan Agama Islam Di Madrasah,
Jurnal el-QUDWAH, Volume 1 No. 5, 2011, hlm. 168

14 Maksudin, Pengembangan Metodologi Pendidikan Agama Islam Pendekatan Dialektik, Pustaka Pejajar,
Yogyakarta, 2015, hlm. 149
pencapaian belajar. Pengembangan pembelajaran PAI memerlukan model-model
pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan isi dan hasil yang diharapkan. Pengembangan
kegiatan belajar mengajar PAI harus diorientasikan pada fitrah manusia yaitu jasad, akal dan
ruh yang harus dipelihara agar terwujud keseimbangan (tawazun).
3. Analisis karakteristik peserta didik
Untuk menganalisis karakteristik peserta didik terlebih dahulu harus mengetahui tingkat
pengetahuan awal peserta didik dan karakteristik peserta didik yang diberi pelajaran. 15Siswa
dalam suatu kelas biasanya memiliki kemampuan yang beragam: pandai, sedang, bahkan
kurang. Oleh karena itu guru harus dapat mengatur siswa berdasarkan situasi yang ada ketika
proses belajar mengajar berlangsung.16
4. Memilih dan menetapkan pendekatan
Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran PAI didasarkan pada target standar
kompetensi, kemampuan dasar yang telah ditetapkan. Untuk mencapai target tersebut
pendekatan yang digunakan adalah pendekatan terpadu, artinya pendekatan yang satu
berkaitan erat dengan pendekatan yang lainnya.
5. Pengorganisasian materi
Materi pokok merupakan bagian dari struktur keilmuan suatu bahan kajian yang dapat berupa
bidang ajar, isi, proses, keterampilan atau pengertian konseptual yang harus dimiliki dan
kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. Pada hakikatnya pengorganisasian
merupakan kegiatan menyiasati proses pembelajaran terhadap unsur-unsur instrumental
melalui upaya pengorganisasian secara rasional dan menyeluruh. Karakteristik pendidikan
Islam menekankan pada pencarian ilmu pengetahuan, penguasaan dan pengembangan atas
dasar ibadah kepada Allah SWT.17
6. Menetapkan evaluasi hasil pembelajaran
Evaluasi hasil pembelajaran senantiasa didasarkan pada tiga aspek ketercapaian, yaitu aspek
standar kompetensi, aspek kemampuan dasar, dan aspek indikator-indikator yang telah
ditetapkan sebelumnya.18 Tujuan dari evaluasi ialah untuk menentukan atau menilai
penerimaan siswa dari sumber-sumber belajar yang diterimanya.

15 Ibid, hlm. 153

16 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standard Kompetensi, PT Remaja Rosdakarya,


Bandung, 2008, hlm. 112

17 Hidayat, Model Pembelajaran Agama Islam Berorientasi Pengembangan Karakter Bangsa, Jurnal el-Hikmah
Fakultas Tarbiyah UIN Malang, hlm. 156

18 Ibid, hlm. 156


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Desain pembelajaran adalah kegiatan memilih, menetapkan dan mengembangkan metode
pembelajaran sesuai dengan kondisi yang ada untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Kegiatan ini dilakukan dengan berpijak pada tujuan pembelajaran, isi pembelajaran, sumber
belajar yang tersedia serta karakteristik peserta didik.
B. Terdapat sejumlah model-model sebagaimana dikemukakan para ahli sebagai berikut :

a. Desain Pembelajaran Model Kemp


b. Model George Betts

c. Model pembelajaran Dick dan Carey

d. Model pembelajaran 4-D

e. Model Pengembangan PPSI

f. Model ROPES

g. Model Satuan Pelajaran

C. Langkah-langkah dalam desain pengembangan pembelajaran PAI dapat dikemukakan sebagai


berikut :

a. Analisis standard kompetensi

b. Analisis materi pembelajaran

c. Analisis karakteristik peserta didik

d. Memilih dan menetapkan pendekatan

e. Pengorganisasian materi

f. Menetapkan evaluasi hasil pembelajaraN

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standard Kompetensi. PT Remaja


Rosdakarya. Bandung. 2008.

Ahmad Fatah Yasin. Pengembangan Kompetensi Paedagogik Guru Pendidikan Agama Islam Di
Madrasah. Jurnal el-QUDWAH. Volume 1 No. 5. 2011.

Hidayat. Model Pembelajaran Agama Islam Berorientasi Pengembangan Karakter Bangsa. Jurnal
el-Hikmah Fakultas Tarbiyah UIN Malang.
Lukman Hakim. Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
Pada Lembaga Pendidikan Islam Madrasah. Jurnal Pendidikan Agama Islam-Talim.
Volume 13. No. 1. 2015.

Maksudin. Pengembangan Metodologi Pendidikan Agama Islam Pendekatan Dialektik. Pustaka


Pejajar. Yogyakarta. 2015.

Miftahul Huda. Model-Model Pengajaran Dan Pembelajaran Isu-Isu Metodis Dan Paradigmatis.
Pustaka Pelajar. Yogyakarta. 2013.

Zaenal Arifin Ahmad. Perencanaan Pembelajaran dari Desain sampain implementasi. PT.
Pustaka Insan Madani. Yogyakarta. 2012.

Anda mungkin juga menyukai