Dosen Pengampu :
Di Susun Oleh :
Kelompok IV
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat, Taufik dan
Inayah-Nya. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan kerabat beliau hingga akhir
zaman.
Alhamdulillah karena berkat Rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan
penulisan makalah ini yang berkaitan dengan “Prinsip-Prinsip Metode
Mengajar”. Untuk memenuhi tugas kelompok dari Bapak Dosen Habib Zainuri,
S.Pd.I., M.Pd
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya,
oleh karena itu, dengan lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi
para pembaca yang ingin memberi saran walaupun kritik demi memperbaiki
makalah ini.
Akhirnya penyusunan sangat mengharapkan, semoga dari makalah
sederhana ini dapat diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat
menginspirasi para pembaca untuk mengangkat permasalahan lain yang relevan
pada makalah ini.
Kelompok IV
ii | P r i n s i p - P r i n s i p M e t o d e M e n g a j a r
DAFTAR ISI
Cover………………………………………………………………..………….….i
Kata Pengantar…………………………………………………………………..ii
Daftar Isi…………………………………………………………………………iii
BAB I Pendahuluan……………………………………………………………...1
A. Latar Belakang…………………………………………………………...1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………..2
C. Tujuan Penulisan…………………………………………………………2
B. Prinsip-Prinsip Metode
Mengajar…………………………………….....3
BAB IV Penutup…………………………..…………………..…………...……16
A. Kesimpulan………………………………………………..…………....16
B. Saran ……...
………………………………………………………….....17
Daftar Pustaka…………………………………………………………………..18
iii | P r i n s i p - P r i n s i p M e t o d e M e n g a j a r
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
C. Tujuan Masalah.
Setiap Penulisan tentu mempunyai tujuan yang berfungsi sebagai
pedoman, arah dan titik akhir suatu penulisan. Oleh karena itu dalam
penelitian ini juga mempunyai tujuan yang tentunya sesuai dengan rumusan
masalah, adapun tujuannya adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Metode Mengajar Pendidikan
Islam (PAI).
2. Untuk mengetahui Prinsip-Prinsip Metode Mengajar.
3. Untuk mengetahui Faktor-faktor Penentu Pemilihan Metode Mengajar
yang tepat.
PEMBAHASAN
1. Individualitas.
Individu adalah manusia orang-seorang yang memiliki pribadi jiwa
sendiri. Kekhususan jiwa itu menyebabkan individu yang satu berbeda
dengan individu yang lain. Dengan perkataan lain, tiap-tiap manusia
mempunyai jiwa sendiri.
Pada umumnya penyebab perbedaan itu dapat digolongkan dalam
dua faktor yaitu faktor dari dalam (internal factor) dan faktor dari
luar (external factor). Sejak lahir ke dunia, anak sudah memiliki
kesanggupan berpikir (cipta), kemauan (karsa), perasaan (rasa) dan
kesanggupan luhur yang dapat menghubungkan manusia dengan
Tuhannya.Kesanggupan-kesanggupan ini tidak sama bagi setiap anak.
Selanjutnya dengan adanya faktor luar seperti pengaruh keluarga,
kesempatan belajar, metode mengajar, kurikulum, alam dan sebagainya,
semakin menambah perbedaan kesanggupan murid”.
Secara terperinci perbedaan itu dapat dilihat pada :
1) Perbedaan Umur (usia kalender).
Sejak dahulu hingga sekarang orang menentukan tingkat kelas
murid berdasarkan umurnya, misalnya kelas satu SD terdiri dari
2) Perbedaan Inteligensi.
Jika kita bandingkan antara anak yang pada dasarnya pandai
dengan anak yang kurang pandai, maka akan kelihatan beberapa
perbedaan seperti berikut:
a. Anak yang pandai :
Cepat menangkap isi pelajaran.
Tahan lama memusatkan perhatian pada pelajaran dan
kegiatan.
Dorongan ingin tahu kuat, banyak inisiatif.
Cepat memahami prinsip-prinsip dan pengertian-pengertian.
Sanggup bekerja dengan pengertian abstrak.
Dapat mengkritik diri sendiri
Memiliki minat yang luas.
b. Sedang anak yang kurang pandai berlaku keadaan
sebaliknya:
Lambat menangkap pelajaran.
Perhatiannya terhadap pelajaran cepat hilang.
Kurang dan tidak punya inisiatif.
5. Peragaan.
Peragaan ialah suatu cara yang dilakukan oleh guru dengan maksud
memberikan kejelasan secara realita terhadap pesan yang disampaikan
sehingga dapat dimengerti dan dipahami oleh para siswa. Dengan
- Menyelenggarakan karyawista.
10 | P r i n s i p - P r i n s i p M e t o d e M e n g a j a r
6. Pengulangan.
Perlakuan yang dilakukan secara berulang akan melahirkan
kebiasaan. Karena kebiasaan adalah perilaku yang diulang. Dengan
adanya pengulangan maka akan memudahkan tertanamnya konsep, fakta,
informasi, pemahaman, dan pemikiran ke dalam benak (memori otak)
peserta didik.
Para pendidik hendaknya membiasakan dan melakukan pengulangan
dalam menanamkan fakta, konsep dan informasi dalam melaksanakan
proses pembelajaran kepada para peserta didiknya, hal ini akan lebih
efektif dalam memahamkan peserta didiknya tentang apa yang
disampaikannya. Pengulangan yang dilakukan secara baik, dengan
informasi yang menarik akan membangkitkan motivasi belajar mereka,
dan pembelajaran akan lebih bermakna.
7. Keteladanan.
Keteladanan adalah hal-hal yang dapat ditiru atau dicontohkan oleh
seseorang dari orang lain. Keteladanan yang dimaksud disini adalah
keteladanan yang dapat dijadikan sebagai alat pendidikan islam, yaitu
keteladanan yang baik. Keteladanan dapat direalisasikan dengan cara
memberi contoh keteladanan yang baik kepada siswa agar mereka dapat
berkembang baik fisik maupun mental dan memiliki akhlak yang baik
dan benar. Keteladanan memberikan konstribusi yang sangat besar dalam
pendidikan ibadah, akhlak, kesenian dan lain-lain.
8. Pembiasaan.
Pembiasaan adalah upaya praktis dalam pembinaan dan
pembentukan anak. Hasil dari pembiasaan yang dilakukan oleh pendidik
adalah terciptanya suatu kebiasaan bagi anak didik. Kebiasaan adalah
11 | P r i n s i p - P r i n s i p M e t o d e M e n g a j a r
suatu tingkah laku tertentu yang sifatnya otomatis, tanpa direncanakan
terlebih dahulu, dan berlaku begitu saja tanpa dipikirkan lagi.
Pembiasaan adalah sebuah cara yang dapat dilakukan untuk
membiasakan anak didik berfikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan
tuntutan ajaran agama islam. Pembiasaan dinilai sangat efektif jika dalam
penerapannya dilakukan terhadap peserta didik yang berusia kecil.
Karena memiliki “rekaman” ingatan yang kuat dan kondisi
kepribadian yang belum matang, sehingga mereka mudah terlalur dengan
kebiasaan-kebiasaan yang mereka lakukan setiap hari. Oleh karena itu,
sebagai awal dalam proses pendidikan, pembiasaan merupakan cara yang
sangat efektif dalam menanamkan nilai-nilai moral ke dalam jiwa anak.
Nilai-nilai yang tertanam dalam dirinya ini kemudian akan
termanifestasikan dalam kehidupannya semenjak ia mulai melangkah ke
usia remaja dan dewasa.
9. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada diluar diri individu.
Adapun lingkungan pengajaran merupakan segala apa yang bisa
mendukung pengajaran itu sendiri yang dapat difungsikan sebagai “
sumber pengajaran” atau “ sumber belajar “. Bukan hanya guru dan buku
atau bahan pelajaran yang menjadi sumber belajar. Apa yang dipelajari
peserta didik tidak hanya terbatas pada apa yang disampaikan guru dan
apa yang ada dalam buku tulis. Banyak hal yang dapat dipelajari dan
dijadikan sumber belajar peserta didik. Pengajaran yang tidak
mengiraukan prinsip lingkungan akan mengakibatkan peserta didik tidak
mampu beradaptasi dengan kehidupan tempat ia hidup. Pengetahuan
yang mungkin ia kuasai belum menjamin pada bagaimana ia menerapkan
pengetahuannya itu bagi lingkungan yang ia hadapi.
Ada 2 macam cara menggunakan lingkungan sebagai sumber pengajaran
atau belajar :
12 | P r i n s i p - P r i n s i p M e t o d e M e n g a j a r
a. Membawa peserta didik dalam lingkungan dan masyarakat untuk
keperluan pelajaran (karyawisata, service projects, school camping,
interview, survey).
b. Membawa sumber – sumber dari masyarakat kedalam kelas
pengajaran untuk kepentingan pelajaran (resources respons, benda –
benda, seperti pameran atau koleksi).
10. Globalitas
Menurut prinsip globalitas atau integralitas bahwa keseluruhan
adalah menjadi titik awal pengajaran. Perserta didik selalu mengamati
keseluruhan lebih dahulu baru kemudian bagian-bagiannya. Di sini
pendekatan deduktifla yang ditekankan yaitu mengenalkan pengajaran
kepada peserta didik yang dari pengertian atau penjelasan yang umum
kepada yang khusus, dari kaidah-kaidah umum kepada kaidah-kaidah
yang khusus, dari yang global kepada yang spesifik, dari pengenalan
sistem kepada elemen-elemen sistem.
13 | P r i n s i p - P r i n s i p M e t o d e M e n g a j a r
berinteraksi dengan baik terhadap peserta didik dengan mengemukakan
topik-topik yang mungkin sangat disukainya pada umur peserta didik
tertentu.
3. Besarnya kelompok.
Besarnya kelompok ini untuk membentuk kerjasama saling
menguntungkan dalam mengatasi persoalan hidup, memudahkan
pekerjaan, dan juha mengatasi masalah pekerjaan yang terlalu besar
sehingga selesai lebih cepat, efisien, dan efektif. Dan ini biasanya
memakai metode diskusi
4. Tujuan pelajaran.
Tujuan pelajaran ini adalah perilaku hasil belajar yang diharapkan
terjadi, dimiliki, atau dikuasai oleh peserta didik setelah mengikuti
kegiatan pelajaran tertentu. Agar tujuan pelajaran bisa tercapai dengan
maksimal, pendidik/guru harus mampu mendesain/menyusun konsep
pelajaran yang menarik sehingga siswa terpancing untuk melibatkan diri
dalam proses pembelajaran.
5. Keterlibatan peserta didik.
Keterlibatan peserta didik adalah mental/emosi serta fisik peserta
didik dalam memberikan respon terhadap kegiatan yang dilaksanakan
dalam proses belajar mengajar serta mendukung pencapaian tujuan dan
bertanggung jawab atas keterlibatannya.
Keterlibatan siswa dalam pembelajaran sangat penting untuk
menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan.
6. Kesesuaian dengan bahan pengajaran.
Sesuaikah metode yang dipilih dengan sifat bahan pelajaran?
7. Fasilitas yang tersedia.
Cukupkah fasilitas yang tersedia untuk menunjang pelaksanaan kegiatan
belajar-mengajar, sesuai dengan metode yang ditetapkan?
8. Waktu yang tersedia.
14 | P r i n s i p - P r i n s i p M e t o d e M e n g a j a r
Mungkinkah suatu metode diterapkan dalam belajar mengajar, dilihat dari
segi waktu? Metode karya wisata misalnya, tentu membutuhkan waktu
untuk refleksi dan memberikan laporan.
9. Variasi pengalaman belajar.
Dalam penetapan metode kita harus mempertimbangkan berapa jauh
variasi pengalaman belajar dapat terjadi. Pengalaman belajar bagaimana
yang dapat maksimal terjadi? Mendengar sajakah? Melihat sajakah?
Berpikir dan berbuatkah?
10. Keterampilan tertentu dari peserta didik.
Metode yang kita tetapkan dalam mengajar hendaklah sedemikian rupa
sehingga dapat membangkitkan keterampilan tertentu. Kalau tidak peserta
didik menjadi pasif; hanya tahu teori. Hal ini penting apalagi berkaitan
dengan pengajaran yang ingin menanamkan segi-segi “how to” atau
“teknik”.
15 | P r i n s i p - P r i n s i p M e t o d e M e n g a j a r
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Metode Mengajar Pendidikan Agama Islam adalah suatu cara yang harus
dilalui untuk menyajikan bahan pelajaran agama Islam kepada siswa untuk
tercapainya tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
Dalam metode-metode mengajar terdapat prinsip-prinsip yang harus
diperhatikan dalam melaksanakannya. Prinsip-prinsip itu adalah :
1. Individualitas.
2. Motivasi.
3. Aktivitas.
4. Minat dan Perhatian.
5. Peragaan.
6. Pengulangan.
7. Keteladanan.
8. Pembiasaan.
9. Lingkungan
10. Globalitas.
16 | P r i n s i p - P r i n s i p M e t o d e M e n g a j a r
7. Fasilitas yang tersedia.
8. Waktu yang tersedia.
9. Variasi pengalaman belajar.
10. Keterampilan tertentu dari peserta didik.
B. Saran.
Pada hakekatnya kegiatan belajar mengajar, berhasilnya atau tidaknya
tujuan dalam proses pembelajaran di sekolah adalah merupakan tanggung
jawab seorang guru, sehingga sebelum mengadakan proses belajar mengajar
seorang guru harus terlebih dahulu mempersiapkan segala sesuatu yang
berkaitan dengan kegiatan pengajaran tersebut, misalnya mempersiapkan
bahan pengajaran/materi, metode pengajaran dan komponen lain yang
berkaitan.
Demikian makalah yang dapat kami susun. Kami menyadari bahwa
masih terdapat banyak kekurangan, oleh sebab itu kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat kami harapkan. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.
17 | P r i n s i p - P r i n s i p M e t o d e M e n g a j a r
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Internet :
1. http://yusrikeren85.blogspot.com/2011/11/prinsip-prinsip-metode-
mengajar.html?m=1 (Diakses pada 25 september 2019 pukul : 19.45)
2. http://fitrianahadi.blogspot.com/2015/04/prinsip-prinsip-metode-mengajar-
pai.html?m=1 (Diakses pada 25 September 2019 pukul : 20.10)
3. http://ahmadsholihinalqudsy.blogspot.com/2017/06/asholihin40gmail.html
?m=1) (Diakses pada 25 September 2019 pukul : 20.55)
18 | P r i n s i p - P r i n s i p M e t o d e M e n g a j a r