Anda di halaman 1dari 12

KELOMPOK 4

Metode Khusus Pengembangan PAI


“Tentang Prinsip-Prinsip Metode Mengajar”

• Fajar Maysyaroh (180511532)


• Muzdalipah (180511515)
• Amira Kholita A.F (180511507)
• Sri Novita Sari (180511568)
• Ferlyadi (180511545)
• Aswadi Syukur (180511524)
• Hardianto (180511555)

FAKULTAS AGAMA ISLAM


UNIVERSITAS KUTAI KARTANEGARA 2019
PENGERTIAN METODE
PENGAJARAN PAI

Istilah metode mengajar Pendidikan Agama Jadi Metode Mengajar


terdiri dari dua kata yaitu Istilah mengajar berasal diartikan sebagai Pendidikan Agama
“metode” dan “mengajar”. dari kata “ajar” ditambah suatu kegiatan yang Islam adalah suatu
Metode atau metoda berasal dengan awaalan bertujuan untuk cara yang harus dilalui
dari bahasa Yunani “me”menjadi “mengajar” membentuk manusia untuk menyajikan
(Greeka) yaitu metha + yang berarti yang agamis dan bahan pelajaran
hodos. Metha berarti “menyajikan atau menanamkan aqidah agama Islam kepada
melalui atau melewati dan menyampaikan”. Jadi, keimanan, amaliah, siswa
hodos berarti jalan ata cara. “metode mengajar” dan budi pekerti atau untuk tercapainya
Metode berarti jalan atau berarti suatu cara yang akhlak yang terpuji tujuan yang telah
cara yang harus dilalui harus dilalui untuk untuk menjadi ditetapkan secara
untuk mencapai tujuan menyajikan bahan manusia yang taqwa efektif dan efisien.
tertentu. pengajaran agar tercapai kepada Allah SWT.
tujuan pengajaran.
PRINSIP – PRINSIP METODE
MENGAJAR

Dalam metode-metode tersebut terdapat prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam melaksanakannya.
Prinsip mengajar atau dasar mengajar merupakan usaha guru dalam menciptakan dan mengkondisikan
situasi belajar-mengajar agar siswa melakukan kegiatan belajar secara optimal. Prinsip- prinsip itu adalah
individualitas, motivasi, aktivitas, minat dan perhatian, keperagaan, pengulangan, keteladanan, dan
pembiasaan.

Prinsip-prinsip pengajaran tersebut yakni sebagai berikut:


1. Individualitas : Individu adalah manusia orang- Perbedaan Umur
seorang yang memiliki pribadi jiwa sendiri. Pada (usia kalender)
umumnya penyebab perbedaan itu dapat digolongkan
dalam dua faktor yaitu faktor dari dalam (internal
factor) dan faktor dari luar (external factor). Secara Perbedaan
terperinci perbedaan itu dapat dilihat pada : Inteligensi

1. Anak yang pandai


2. Sedang anak yang kurang Perbedaan
pandai berlaku keadaan Kesanggupan
sebaliknya dan Kecepatan
2. Motivasi :  Motivasi memiliki peranan yang sangat penting dalam kegiatan
pembelajaran. Motivasi adalah dorongan atau kekuatan yang dapat menggerakkan
seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi berhubungan erat dengan minat.

Macam-macam motivasi : • Memberi angka


• Hadiah
• Persaingan
• Tugas yang menantang
• Pujian
• Teguran dan kecaman
• Hukuman
3. Aktivitas : Mengajar adalah proses membimbing pengalaman belajar. Pengalaman itu
sendiri hanya mungkin diperoleh bila murid itu dengan keaktifan sendiri bereaksi
terhadap lingkungannya. Keuntungan dari penggunaan prinsip aktivitas adalah
tanggapan sesuatu dari yang dialami atau dikerjakan sendiri lebih sempurna dan mudah
direproduksikan dan pengertian yang diperoleh adalah jelas. Selain itu beberapa sifat
watak tertentu dapat dipupuk misalnya: hati-hati, rajin, bertekun dan tahan uji, percaya
pada diri sendiri, perasaan sosial dan sebagainya.
4. Minat dan Perhatian : Minat dan perhatian merupakan suatu gejala jiwa yang selalu
bertalian. Seorang siswa yang memiliki minat dalam belajar, akan timbul perhatiannya
terhadap pelajaran yang diminati tersebut.

Suatu saat anak kurang perhatiannya terhadap penjelasan yang diberikan oleh guru
di depan kelas, bukan disebabkan dia tidak memiliki minat dalam belajar, boleh
jadi ada gangguan dalam dirinya atau perhatian lain yang mengusik
ketenagannya didalam kelas atau guru kurang dapat memberikan teknik pengajaran
yang bervariasi.
5. Peragaan : Peragaan ialah suatu cara yang dilakukan oleh guru dengan maksud memberikan
kejelasan secara realita terhadap pesan yang disampaikan sehingga dapat dimengerti dan
dipahami oleh para siswa. Dengan peragaan, diharapkan proses pengajaran terhindar
dari verbalisme. Untuk itu sangat diperlukan peragaan dalam pengajaran terutama
terhadap siswa ditingkat dasar.
Agar peragaan berkesan secara nyata, anak tidak hanya mengamati benda atau modal yang
diperagakan terbatas pada luarnya saja, akan tetapi harus mencapai berbagai segi, dianalisis,
disusun dan dibanding-bandingkan untuk memperoleh gambaran yang jelas dan lengkap.

6. Pengulangan : Perlakuan yang dilakukan secara berulang akan melahirkan


kebiasaan. Karena kebiasaan adalah perilaku yang diulang. Dengan adanya pengulangan
maka akan memudahkan tertanamnya konsep, fakta, informasi, pemahaman, dan
pemikiran ke dalam benak (memori otak) peserta didik.
7. Keteladanan : Keteladanan adalah hal-hal yang dapat ditiru atau dicontohkan oleh
seseorang dari orang lain. Keteladanan yang dimaksud disini adalah keteladanan yang
dapat dijadikan sebagai alat pendidikan islam, yaitu keteladanan yang baik.
8. Pembiasaan : Pembiasaan adalah upaya praktis dalam pembinaan dan
pembentukan anak. Hasil dari pembiasaan yang dilakukan oleh pendidik adalah
terciptanya suatu kebiasaan bagi anak didik. Kebiasaan adalah suatu tingkah laku
tertentu yang sifatnya otomatis, tanpa direncanakan terlebih dahulu, dan berlaku
begitu saja tanpa dipikirkan lagi.
 
Pembiasaan adalah sebuah cara yang dapat dilakukan untuk membiasakan anak
didik berfikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan tuntutan ajaran agama islam.
Pembiasaan dinilai sangat efektif jika dalam penerapannya dilakukan terhadap
peserta didik yang berusia kecil.
9. Lingkungan : Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada diluar diri
individu. Adapun lingkungan pengajaran merupakan segala apa yang bisa
mendukung pengajaran itu sendiri yang dapat difungsikan sebagai “ sumber
pengajaran” atau “ sumber belajar “.
Ada 2 macam cara menggunakan lingkungan sebagai sumber pengajaran atau
belajar, yaitu 1. Membawa peserta didik dalam lingkungan dan
masyarakat untuk keperluan pelajaran
(karyawisata, service projects, school camping,
interview, survey).
2. Membawa sumber – sumber dari masyarakat
kedalam kelas pengajaran untuk kepentingan
pelajaran (resources respons, benda – benda,
seperti pameran atau koleksi).
10. Globalitas : Menurut prinsip globalitas atau integralitas bahwa
keseluruhan adalah menjadi titik awal pengajaran.

Di sini pendekatan deduktifla yang ditekankan yaitu mengenalkan


pengajaran kepada peserta didik yang dari pengertian atau penjelasan
yang umum kepada yang khusus, dari kaidah-kaidah umum kepada
kaidah-kaidah yang khusus, dari yang global kepada yang spesifik,
dari pengenalan sistem kepada elemen-elemen sistem.
Faktor-faktor Penentu
Pemilihan Metode Mengajar
yang Tepat

Pemilihan metode mengajar yang “tepat” ditentukan oleh berbagai faktor, yaitu :

Kemampuan/ketrampilan guru Keterampilan tertentu dari peserta didik.

Kebutuhan peserta didik Variasi pengalaman belajar

Besarnya kelompok Waktu yang tersedia

Tujuan pelajaran Fasilitas yang tersedia

Keterlibatan peserta didik Kesesuaian dengan bahan pengajaran


Kesimpulan.
 
Metode Mengajar Pendidikan Agama Islam adalah suatu cara yang harus dilalui untuk menyajikan bahan pelajaran agama Islam kepada siswa untuk
tercapainya tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
Dalam metode-metode mengajar terdapat prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam melaksanakannya. Prinsip-prinsip itu adalah :
1. Individualitas.
2. Motivasi.
3. Aktivitas.
4. Minat dan Perhatian.
5. Peragaan.
6. Pengulangan.
7. Keteladanan.
8. Pembiasaan.
9. Lingkungan.
10. Globalitas.
 
Prinsip-prinsip tersebut tidak berdiri sendiri, melainkan saling berhubungan erat satu sama lain. Dengan prinsip-prinsip tersebut diharapkan pengajaran
yang diberikan dapat membawa hasil yang memuaskan.
• Adapun Pemilihan metode mengajar yang “tepat” ditentukan oleh berbagai faktor, diantaranya :
1. Kemampuan atau keterampilan guru.
2. Kebutuhan peserta didik. 
3. Besarnya kelompok.
4. Tujuan pelajaran.
5. Keterlibatan peserta didik.
6. Kesesuaian dengan bahan pelajaran.
7. Fasilitas yang tersedia.
8. Waktu yang tersedia.
9. Variasi pengalaman belajar.
10. Keterampilan tertentu dari peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai