Anda di halaman 1dari 28

RESUME BUKU

Karya Dra. Ny.B. Agung Hartono, Prof. Dr. H. Sunarto


PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Resume Buku Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas UTS Mata Kuliah Ilmu Jiwa Belajar

Dosen Pengampu : Achmad Yusuf, M.Pd

Disusun Oleh:

M. Miftahkul Hadi (201586010065)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM


UNIVERSITAS YUDHARTA PASURUAN

2017

RESUME BUKU

Pengarang : Dra. Ny.B. Agung Hartono, Prof. Dr. H. Sunarto

ISBN : 978-979-518-826-1

Penerbit : Rineka Cipta

Tahun terbit : 2013

Jumlah halaman : 245

GAMBAR BUKU
BAB I
KARATERISTIK DAN PERBEDAAN INDIVIDU

A. Individu dan Karateristiknya


Untuk memahami karateristik individu, perlu terlebih dahulu dipahami apa yang
dimaksud dengan individu ini.
1. Pengertian Individu
Manusia adalah makhluk yang dapat dipandang dari berbagai sudut pandang.
Sebagaimana dikenal adanya manusia sebagai makhluk yang berpikir Homo
sapiens, makhluk yang berbentuk Homo faber makhluk yang dapat dididik
Homo educandum dan seterusnya, yang merupakan pandangan-pandangan manusia
yang dapat digunakan untuk menetapkan cara pendekatan terhadap manusia tersebut.
Manusia secara utuh adalah manusia sebagai pribadi yang merupakan
pengejawantahan menunggalnya berbagai karakter hakiki atau sifat kodrati manusia
yang seimbang antar berbagai segi, yaitu antara segi :
a. Individu dan social
b. Jasmani dan rohani
c. Dunia dan akhirat
Keseimbangan hubungan tersebut menggambarkan keselarasan hubungan manusia
dan dirinya, manusia dengan sesamanya, manusia dengan alam sekitar atau
lingkungan, dan manusia dengan Tuhannya.
Setiap manusia pada dasarnya sebagai pribadi atau individu yang utuh. Individu
berarti tidak dapat dibagi-bagi, tidak dapat dipisahkan keberadaannya sebagai
makhluk yang pilah, tunggal, dan khas. Seseorang berbeda dengan orang lain karena
ciri-cirinya yang khusus itu (Websters : 743). Menurut Kamus Echols & Shadaly,
Individu adalah kata benda dari individual yang berarti orang, perseorangan, oknum
(Echols, 1975 :519).
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dibentuk suatu lingkungan untuk anak yang
dapat merangsang perkembangan potensi-potensi yang dimilikinya dan akan
membawa perubahan-perubahan apa saja yang diinginkan dalam kebiasaan dan
sikapnya.
2. Karateristik Individu
Setiap individu memiliki ciri dan sifat atau karateristik bawaan dan karateristik
yang diperoleh dari pengaruh lingkungan. Karateristik bawaan merupakan karateristik
keturunan yang dimiliki sejak lahir, baik yang menyangkut faktor biologis maupun
faktor social psikologis.
Natur dan Nurture merupakan istilah yang biasa digunakan untuk menjelaskan
karateristik-karateristik individu dalam hal fisik, mental, dan emosional pada setiap
tingkat perkembangan. Sejauh mana seseorang dilahirkan menjadi seorang individu
dipengaruhi subjek penelitian dan diskusi. Karateristik yang berkaitan dengan
perkembangan faktor biologis cenderung lebih bersifat tetap, sedang karateristik yang
berkaitan dengan social psikologis lebih banyak di pengaruhi oleh faktor lingkungan.

B. Perbedaan Individu
Dari perbedaan bahasa bermacam-macam aspek perkembangan individu, dikenal ada
dua fakta yang menonjol, yaitu :
1. Semua manusia mempunyai unsur-unsur kesamaan di dalam pola
perkembangannya.
2. Di dalam pola yang bersifat umum dari apa yang warisan manusia secara
biologis dan sosial, tiap-tiap individu mempunyai kecenderungan berbeda.
Individu menunjukkan kedudukan seseorang sebagai orang perorangan atau
perseorangan. Sifat individual adalah sifat yang berkaitan dengan perbedaan individual
perseorangan. Ciri dan sifat orang yang satu berbeda dengan yang lain. Perbedaan ini
disebut perbedaan individu atau perbedaan individual. Maka perbedaan dalam
perbedaan individual menurut Landgren (1980 : 578) menyangkut variasi yang terjadi,
baik variasi pada aspek fisik, maupun aspek psikologis.
Seorang ibu yang memiliki seorang bayi, bertutur bahwa bayinya banyak menangis,
banyak bergerak dan kuat minum. Ibu lain yang juga memiliki bayi menceritakan bahwa
bayinya pendiam, banyak tidur dan kuat minum. Cerita kedua itu itu bahwa bayi memiliki
ciri dan sifat yang berbeda.
1. Bidang-Bidang Perbedaan
Upaya pertama yang dilakukan untuk mengetahui perbedaan individu, sebelum
dilakukan pengukuran kapasitas mental yang mempengaruhi penilaian sekolah adalah
menghitung umur kronologi. Umur kronologis sebagai faktor yang mewakili tingkat
kematangan siswa dan karena itu memungkinkan anak dapat di didik hendaknya dapat
di lihat sebagai komponen perbedaan.
Kecakapan mental secara umum seperti di ukur dengan tes inteligensi juga
merupakan indeks kesiapan anak untuk belajar. Kecakapan khusus yang dimiliki anak
berbeda antara anak yang satu dengan yang lainnya. Masalah ini perlu di kembangkan
pula, terutama dalam mempelajari hal-hal yang memerlukan mental tinggi. Tambahan
lagi, kesiapan untuk melibatkan diri dalam situasi belajar tertentu berbeda antara
individu satu dan lainnya dalam setiap tingkatan umur.
Konstitusi fisik dari individu, sejauh mana ia secara fisik mempunyai bentuk-
bentuk yang khas, tingkat stabilitas emosional dan temperamennya, sikapnya terhadap
pelajaran, dan minat-minatnya akan mempengaruhi keberhasilan yang di capai dalam
belajar mereka. Faktor-faktor lain seperti jenis kelamin, pengaruh keluarga, status
ekonomi, pengalaman belajar sebelumnya, kesesuaian bahan yang dipelajari dan
teknik-teknik mengajar, semuanya berpengaruh pada tingkat kemampuan individu
untuk mencapai keberhasilan dalam tingkatan belajarnya.
Perbedaan yang dimaksud adalah perbedaan fisik, sosial kepribadian, intelejensi
dan kemampuan dasar, serta perbedaan kecakapan atau kepandaian di sekolah.
Perbedaan yang lain yang terdapat pada manusia yaitu perbedaan kognitif, individual
dalam kecakapan bahasa, kecakapan motorik, latar belakang, bakat, dan perbedaan
dalam kesiapan belajar.

C. Aspek-Aspek Pertumbuhan dan Perkembangan


Istilah pertumbuhan diberi makna dan digunakan untuk menyatakan perubahan-
perubahan fisik yang secara kuantitatif semakin besar dan panjang, dan istilah
perkembangan diberi makna dan digunakan untuk menyatakan terjadinya perubahan-
perubahan aspek psikologis dan aspek social.
1. Pertumbuhan Fisik
Pertumbuhan manusia merupakan perubahan fisik menjadi lebih besar dan
panjang, dan prosesnya terjadi sejak anak sebelum lahir hingga dewasa.
a. Pertumbuhan sebelum Lahir
Masa sebelum lahir merupakan pertumbuhan dan perkembangan manusia yang
sangat kompleks, karena pada masa itu merupakan awal terbentuknya organ-organ
tubuh dan tersusunnya jaringan saraf yang membentuk system yang lengkap.
b. Pertumbuhan setelah Lahir
Pertumbuhan fisik manusia setelah lahir merupakan kelanjutan pertumbuhan
pertumbuhannya sebelum lahir. Proses pertumbuhan fisik manusia berlangsung
sampai masa dewasa.

2. Intelek
Intelek atau daya pikir berkembang sejalan dengan pertumbuhan saraf otak. Karena
pikiran pada dasarnya menunjukkan fungsi otak, maka kemampuan intelektual yang
lazim disebut kemampuan berpikir, dipengaruhi oleh kematangan otak yang mampu
menunjukkan fungsinya secara baik.
Perkembangan tingkat berpikir atau perkembangan intelek akan diawali dengan
kemampuan mengenal, yaitu untuk mengetahui dunia luar. Perkembangan kemampuan
berpikir semacam ini dikenal pula sebagai perkembangan kognitif. Perkembangan
kognitif seseorang menurut Piaget (Sarlito 1991 : 81) mengikuti tahap-tahap sebagai
berikut.
a. Tahap Pertama (masa sensorik motor 0,0 2,5 tahun)
Masa ketika bayi mempergunakan system penginderaan dan aktivitas motoric
untuk mengenal lingkungan.
b. Tahap Kedua (masa pra-operasional 2,0 7,0 tahun)
Kemampuan anak menggunakan simbolyang mewakili suatu konsep.
c. Tahap Ketiga (masa konkreto prerasional 7 11 tahun)
Anak mulai mengembangkan tiga macam operasi berpikir, yaitu :
1) Identifikasi : mengenali sesuatu
2) Negasi : mengingkari sesuatu
3) Reprokasi : mencari hubungan timbal balik antara beberapa hal.
d. Tahap Keempat (masa operasional 11,0 dewasa)
Dalam usia remaja dan seterusnya seseorang sudah mampu berpikir abstrak dan
hipotesis. Pada tahap ini seseorang sudah bias memperkirakan apa yang mungkin
terjadi ia dapat mengambil kesimpulan dari suatu pernyataan.
3. Emosi
Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan manusia, banyak hal yang
dibutuhkannya. Kebutuhan setiap orang dibedakan menjadi dua, yaitu kebutuhan jasmani
dan kebutuhan rohani. Kebutuhan tersebut ada yang primer, yaitu kebutuhan yang harus
segera dipenuhi, dan kebutuhan sekunder yang pemenuhannya dapat ditangguhkan.
4. Sosial
Dalam proses pertumbuhan, setiap orang tidak berdiri sendiri. Setiap manusia
memerlukan lingkungan dan senantiasa akan memerlukan manusia lainnya. Akhirnya
manusia mengenal kehidupan bersama, kemudian bermasyarakat atau berkehidupan
social.
5. Bahasa
Fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Setiap orang senantiasa berkomunikasi
dengan dunia sekitarnya. Sejak bayi manusia telah berkomunikasi dengan dunia lain.
Pengertian bahas sebagai alat komunikasi diartikan sebagai tanda, gerak, dan suara untuk
menyampaikan isi pikiran kepada orang lain.
6. Bakat Khusus
Bakat merupakan kemampuan tertentu atau khusus yang dimiliki oleh seorang
individu yang hanya dengan rangsangan atau sedikit latihan, kemampuan itu dapat
berkembang dengan baik. Bakat yang dimiliki individu akan mampu menunjukkan
kelebihan dalam bertindak dan menguasai serta memecahkan masalah disbanding orang
lain.
7. Sikap, Nilai, dan Moral
Bloom (Woolfolk dan Nicolich 1984 : 390) mengemukakan bahwa tujuan akhir dari
proses belajar dikelompokkan menjadi tiga sasaran, yaitu penguasaan pengetahuan
(kognitif), penguasaan nilai dan sikap (afektif) dan penguasaan psikomotorik. Semakin
tumbuh dan berkembang fisik dan psikisnya, anak mulai dikenalkan terhadap nilai-nilai,
ditunjukkan hal-hal yang boleh dan yang tidak boleh.
Menurut Piaget, pada awalnya pengenalan nilai dan perilaku serta tindakan itu masih
bersifat paksaan dan anak belum mengetahui maknanya, tapi sejalan dengan inteleknya
anak mulai mengikuti ketentuan yang berlaku.

BAB II
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN REMAJA

A. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan


Dalam kehidupan anak ada dua proses yang beroperasi secara kontinu, yaitu
pertumbuhan dan perkembangan. Kedua proses ini berlangsung secara interdependensi,
artinya saling bergantung satu sama lain. Kedua proses ini tidak bias dipisahkkan dalam
bentuk-bentuk yang secara pilah berdiri sendiri-sendiri, akan tetapi bias dibedakan untuk
maksud yang lebih memperjelas penggunaannya.
Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yang menyangkut peningkatan
ukuran dan struktur biologis. Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai
hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada
anak yang sehat, dalam perjalanan waktu tertentu. Hasil pertumbuhan antara lain
berwujud bertambahnya ukuran-ukuran kuantitatif badan anak, seperti panjang, berat, dan
kekuatannya.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan yang kurang normal pada
organisme ada bermacam-macam, yaitu :
1. Faktor sebelum lahir (kekurangan gizi/nutrisi, infeksi bakteri)
2. Faktor saat kelahiran (pandarahan pada kepala bayi)
3. Faktor sesudah lahir (pengalaman traumatic pada kepala)
4. Faktor psikologis (ditinggal ibu/ayah)
Menurut Spiker (1966) ada dua macam pengertian yang harus
dikembangkan/dihubungkan dengan perkembangan, yakni :
1. Ortogenetik
Berhubungan dengan perkembangan sejak terbentuknya individu yang baru dan
seterusnya sampai dewasa.
2. Filogenetik
Perkembangan dari asalusul manusia sampai sekarang.
Selain itu ada rumusan lain tentang arti perkembangan dikemukakan oleh Libert,
Paulus, dan Strauss, yaitu bahwa Perkembangan adalah proses perubahan dalam
pertumbuhan pada suatu waktu sebagai fungsi kematangan dan interaksi dengan
lingkungan.

Perubahan-perubahan meliputi beberapa aspek, baik fisik maupun psikis. Perubahan


tersebut dibagi menjadi 4 (empat) kategori utama, yaitu :
1. Perubahan dalam ukuran
2. Perubahan dalam perbandingan
3. Perubahan untuk mengganti hal-hal yang lama
4. Perubahan untuk memperoleh hal-hal yang baru.

B. Tugas-Tugas Perkembangan
Perkembangan merupakan proses yang menggambarkan perilaku kehidupan social
psikologi manusia pada posisi yang harmonis di dalam lingkungan masyarakat yang lebih
luas dan kompleks. Tugas-tugas perkembangan dikaitkan dengan fungsi belajar, karena
pada hakikatnya perkembangan kehidupan manusia dipandang sebagai upaya mempelajari
norma kehidupan dan masyarakat agar ia mampu melakukan penyesuaian diri dengan baik
di kehidupan nyata. Harvighurst mengemukakan beberapa jenis tugas perkembangan
remaja.
1. Mencapai hubungan dengan teman lawan jenisnya secara lebih memuaskan
dan matang
2. Mencapai perasaan seks dewasa yang diterima secara sosial
3. Meneriam keadaan badannya dan menggunakan secara efektif
4. Mencapai kebebasan ekonomi
5. Memilih dan menyiapkan suatu pekerjaan
6. Menyiapkan perkawinan dan kehidupan berkeluarga
7. Mengembangkan keterampilan dan konsep intelektual yang perlu bagi warga
Negara yang kompeten
8. Menginginkan dan mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara
sosial
9. Menggapai suatu perangkat nilai yang digunakan sebagai pedoman tingkah
laku

C. Hukum-Hukum Pertumbuhan dan Perkembangan


1. Hukum Cephalocoudal
Hukum ini berlaku pada pertumbuhan fisik yang menyatakan bahwa pertumbuhan
fisik dimulai dari kepala ke arah kaki. Bagian pada kepala tumbuh lebih dulu dari
bagian lain.

2. Hukum proximodistal
Hukum proximodistal adalah hukum yang berlaku pada pertumbuhan fisik dan
menurut hukum ini pertumbuhan fisik berpusat pada sumbu dan mengarah ke tepi.
3. Perkembangan terjadi dari umum ke khusus
Pada setiap aspek terjadi proses perkembangan yang dimulai dari hal-hal yang umum
kemudian secara sedikit demi sedikit meningkat ke hal-hal yang khusus.
4. Perkembangan berlangsung dalam tahapan-tahapan perkembangan
Dalam perkembangan terjadi penahapan yang terbagi-bagi ke dalam masa-masa
perkembangan. Pada setiap masa perkembangan terdapat ciri-ciri perkembangan yang
berbeda antara ciri-ciri yang ada pada suatu masa perkembangan dengan ciri-ciri yang
ada pada masa perkembangan yang lain. Contoh penahapan dalam perkembangan
manusia itu antara lain meliputi:
a) masa pra lahir, 0-9 bulan, 10 hari
b) masa jabang bayi 0-2 minggu,
c) masa bayi 2 minggu 1 tahun,
d) masa anak pra sekolah 1-5 tahun,
e) masa sekolah 6-12 tahun,
f) masa remaja 13-21 tahun,
g) masa dewasa 21-65 tahun, dan
h) masa tua 65 ke atas
5. Hukum Tempo dan Ritme Perkembangan
Tahapan perkembangan berlangsung secara berurutan, terus menerus dan dalam tempo
perkembangan yang relatif tetap serta bisa berlaku umum. Cepat atau lambatnya suatu
perkembangan dilalui dan seluruh perkembangan dicapai, selain berbeda antara
perkembangan filogenetik dan ortogenetik, juga menunjukkan perbedaan secara
perorangan meskipun tingkat perbedaannya tidak terlalu besar. Ritme/irama
perkembangan akan semakin jelas tampak pada saat kematangan fungsi.

D. Remaja : Karakteristik Pertumbuhan dan Perkembangannya


1. Remaja menurut hokum
Dalam hubungan dengan hukum, tampaknya hanya undang-undang perkawinan
saja yang mengenal konsep remaja walaupun tidak secara terbuka. Usia minimal
untuk suatu perkawinan menurut Undang-undang disebutkan 16 tahun untuk wanita
dan 19 tahun untuk pria.
2. Remaja ditinjau dari sudut perkembangan fisik
Remaja merupakan suatu tahap perkembangan fisik dimana alat kelamin manusia
mencapai kematangannya. Masa pematangan fisik ini berlangsung kurang lebih 2
tahun dihitung dari mulai menstruasi pertama bagi anak wanita dan sejak anak laki-
laki mengalami mimpi basah yang pertama. Masa 2 tahun ini disebut masa pubertas.
3. Batasan remaja menurut WHO
a) Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda seksual
sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.
b) Individu mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari kanak-
kanak menjadi dewasa
c) Terjadi peralihan dari ketergantungan social ekonomi yang penuh kepada
keadaan yang relative lebih mandiri.
4. Remaja ditinjau dari faktor sosial psikologis
Salah satu ciri remaja adalah perkembangan psikologis dan pada identifikasi dari
kanak-kanak menuju dewasa, yang ditandai dengan proses entropy dan negentropy.
Entropy adalah keadaan dimana kesadaran manusia masih belum tersusun rapi.
Negentropy adalah keadaan dimana isi kesadaran tersusun dengan baik, pengetahuan
yang satu terkait dengan perasaan atau sikap.
5. Definisi remaja untuk masyarakat indonesia
Menurut Sarlito, tidak ada profil remaja Indonesia yang seragam dan berlaku
secara nasional. Sebagai pedoman umum untuk remaja Indonesia dapa digunakan
batasan usia 11-24 tahun dan belum menikah

E. Jenis-Jenis Kebutuhan Dan Pemenuhannya


Kebutuhan dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu kebutuhan primer dan
kebutuhan sekunder. Kebutuhan primer pada hakikatnya merupakan kebutuhan biologis
atau organik dan umumnya merupakan kebutuhan yang di dorong oleh motif asli.
Contohnya : makan, minum, bernafas, dan kehangatan tubuh. Sedangkan pertumbuhan
sekunder umumnya merupakan kebutuhan yang di dorong oleh motif yang dipelajari
seperti misalnya kebutuhan untuk mengajar pengetahuan, kebutuhan untuk mengikuti pola
hidup bermasyarakat, kebutuhan akan hiburan, alat transportasi, dan sebagainya.
Kebutuhan psikologis yang dikemukakan oleh maslow adalah:
1. Kebutuhan untuk memiliki sesuatu
2. Kebutuhan akan cinta dan kasih sayang
3. Kebutuhan akan keyakinan diri
4. Kebutuhan aktualisasi diri
Kebutuhan dasar manusia :
1. Kebutuhan jasmiah
2. Kebutuhan psikologis
3. Kebutuhan ekonomi
4. Kebutuhan sosial
5. Kebutuhan politik
6. Kebutuhan penghargaan
7. Kebutuhan aktualisasi diri

F. Kebutuhan remaja, masalah, dan konsekuensinya


Beberapa jenis kebutuhan remaja dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok
kebutuhan yaitu:
1. Kebutuhan organik, yaitu makan, minum bernapas, seks.
2. Kebutuhan emosional, kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan dari pihak
lain,
3. Kebutuhan berprestasi, berkembang karena didorong untuk mengembangkan
potensi yang dimiliki.
4. Kebutuhan untuk mempertahankan diri dan mengembangkan diri

Masalah dan Konsekuensinya

1. Upaya untuk dapat mengubah sikap dan perilaku kekanak-kanakan menjadi


sikap dan prilaku dewasa, tidak semuanya dapat dengan mudah dicapai baik oleh
remaja laki-laki maupun perempuan.
2. Seringkali para remaja mengalami kesulitan untuk menerima perubahan-
perubahan fisiknya
3. Perkembangan fungsi seks pada masa ini dapat menimbulkan kebingungan
remaja untuk memahaminya.
4. Dalam memasuki kehidupan bermasyarakat, remaja yang terlalu
mendambakan kemandirian, dalam arti menilai dirinya cukup mampu mengatasi
problema kehidupan.
5. Harapan-harapan untuk dapat berdiri sendiri dan untuk hidup mandiri secara
sosial ekonomis akan berkaitan dengan berbagai masalah untuk menetapkan pilihan
jenis pekerjaan dan jenis pendidikan.

BAB III
PERTUMBUHAN FISIK

Pertumbuhan fisik adalah perubahan-perubahan fisik yang terjadi dan merupakan gejala
primer dalam pertumbuhan remaja. Perubahan-perubahan ini meliputi :
1. Perubahan ukuran tubuh
2. Perubahan proporsi tubuh
3. Munculnya cirri-ciri kelamin yang utama (primer) dan kedua (skunder)
A. Penyebab Perubahan
Penyebab perubahan pada masa remaja adalah adanya dua kelenjar yang menjadi aktif
bekerja dalam system endokrin. Kelenjar pituitari yang terletak didasar otek mengeluarkan
dua macam hormone yang diduga erat ada hubungannya dengan perubahan masa remaja
yang disebabkan oleh kelenjar pituitary dan klenjar hyphotalamus. Kedua itu ang terletak
didasar otak itumasing-masing menyebabkan terjadinya perubahan ukuran tubuh dan
merangsang aktifitas dan pertumbuhan alat kelamin utama dan kedua pada remaja.
Kelenjar pitutitari yang terletak didasar otak mengeluarkan dua macam hormone, yaitu :
1. Hormon pertumbuhan
2. Hormon Gonadotropik
Pertumbuhan fisik yang tepet akan dapat dicapai apabila terjadi keseimbangan
kerja kelenjar pituitary dan gonadotropik. Pertumbuhan fisik remaja ditandai oleh :
1. Perubahan ukuran tubuh
2. Perubahan proporsi tubuh
3. Ciri kelamin utama
4. Ciri kelamin kedua
Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan fisik ini adalah :
1. Faktor keluarga
a. Faktor keturunan
b. Faktor lingkungan keluarga
2. Faktor gizi
Erat hubungannya dengan kondisi social ekonomi keluarga.
3. Faktor emosional
Yang bertalian dengan gangguan emosional yang dialami selama perkembangannya.
4. Faktor jenis kelamin
Dimana laki-laki cenderung memiliki ukuran tubuh lebih tinggi dan lebih kuat
dibanding wanita.
5. Faktor kesehatan
Anak-anak yang sehat dan jarang sakit, biasanya akan memiliki tubuh yang lebih
berat daripada anak yang sering sakit.
6. Faktor jenis kelamin
Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat dari anak perempuan.
Kecuali pada usia antara 12 sampai 15 tahun. Anak perempuan biasanya akan sedikit
lebih tinggi dan lebih berat daripada anak laki-laki. Terjadinya berat dan tinggi tubuh
ini karena bentuk tulang dan otot pada anak laki-laki memang berbeda dari anak
perempuan.
7. Faktor bentuk tubuh
Bangun/bentuk tubuh, apakah mesamorf, ektomorf, atau endomorph akan
mempengaruhi besar kecilnya tubuh anak.
Pertumbuhan fisik mempengaruhi perkembangan tingkah laku remaja yang hal ini
pada perilaku yang canggung dalam proses penyesuaian diri remaja, isolasi diri dari
pergaula, perilaku emosional seperti gelisah dan mudah tersinggung serta melawan
kewenangan, dan semaramnya.
Remaja yang banyak memperhatikan kelompok sebaya perlu mendapatkan perhatian
dari para pendidik dalam proses pendidikan. Kegiatan seperti dorongan untuk belajar
kelompok, pembentukan kelompok olah raga, kegiatan pramuka, dan pembiasaan hidup
sehat perlu dikembangkan. Disekolah kegiatan kurikuler dan ekstrakulikuler perlu
diselenggarakan secara terprogram.

BAB IV
PERKEMBANGAN INTELEK, SOSIAL, DAN BAHASA

A. Perkembangan Intelek
1. Pengertian Intelek, dan Intelegensi
Menurut English & English dalam bukunya A Comperehensive Dictionary of
Psycological and Psycoanalitical Terms, istilah intelek berate antara lain :
a. Kekuatan mental dimana manusia dapat berpikir
b. Suatu rumpun nama untuk proses kognitif, terutama untuk aktivitas
yang berkenaan dengan berpikir.
c. Kecakapan, terutama kecakapan yang tinggi untuk berpikir.
Menurut kamus Webster New World Dictionary of The American Language,
istilah intelek berarti :
a. Kecakapan untuk berfikir, mengamati atau mengerti, kecakapan untuk
mengamati hubungan-hubungan, perbedaan-perbedaan dsb.
b. Kecakapan mental yang besar, sangat intelligence
c. Pikiran atau inteligensi
Menurut buku Psikologi Remaja (1991) yang dikemukakan oleh Singgih
Gunarsa, rumus intelegensi sebagai berikut :
a. Intelegensi merupakan suatu kumoulan kemampuan seseorang yang
memungkinkan memperoleh ilmu pengetahuan dan mengamalkan ilmu tersebut
dalam hubungannya dengan lingkungan dan masalah-masalah yang timbul.
b. Intelegensi adalah suatu bentuk tingkah laku tertentu yang tampil dalam
kelancaran tingkah laku.
c. Intelegensi meliputi pengalaman-pengalaman dan kemampuan
bertambahnya pengertian dan tingkah laku dengan pola-pola baru dan
mempergunakannya secara efektif.
d. William Stern mengemukakan bahwa intelegensi merupakan suatu
kemampuan untuk menyesuaikan diri pada tuntutan baru dibantu dengan
penggunaan fungsi berfikir.
e. Binet berpendapat bahwa intelegensi merupakan kemampuan yang
diperoleh melalui keturunan, kemempuan yang diwarisi dan dimiliki sejak lahir
dan tidak terlalu banyak dipengaruhi oleh lingkungan.

2. Hubungan Antara Intelek dan Tingkah Laku


Kemampuan berfikir abstrak menunjukan perhatian seseorang kepada kejadian
dan peristiwa yang tidak konkret. Seperti misalnya pilihan pekerjaan, corak hidup
bermasyarakat, pilihan pasangan hidup yang sebenarnya masih jau didepannya dan
lain-lain. Bagi remaja, corak prilaku pribadinya dihari depan dan corak tingkah
lakunya sekarang akan berbeda. Kemampuan abstraksi akan berperan dalam
perkembangan kepribadiannya.
3. Karakteristik Perkembangan Intelek Remaja
Dalam berfikir operasional formal setidak-tidaknya mempunyai dua sifat yang
penting yaitu :
a. Sifat deduktif hipotesis
b. Berfikir operasional juga berfikir kombinatoris
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Intelek
Menurut Andi Moppiare (1982 : 80) hal-hal yang mempengaruhi perkembangan
intelek itu antara lain :
a. Bertambahnya informasi yang disimpan (dalam otak) seseorang dapat berfikir
efektif.
b. Banyaknya pengalaman dan latihan, latihan memecahkan masalah sehingga
seseorang dapat berfikir proporsional.
c. Adanya kebebasan berfikir menimbulkan keberanian seseorang dalam
menyusun hipotesis-hipotesis yang radikal kebebasan menjajaki masalah secara
keseluruhan, dan menunjang keberanian anak memecahkan masalah dan menarik
kesimpulan yang baru dan benar.
5. Perbedaan Individu Dalam Kemampuan dan Perkembangan Intelek
Menurut David Wechler intelegensi didefinisikan sebagai keseluruhan
kemampuan individu untuk berfikir dan bertindak secara terarah serta mengolah dan
menguasai lingkungan secara efektif. Bedasarkan nilai IQ atau kecerdasannya,
manusia dapat dikategorikan menjadi 6 kelompok yaitu :
a. Dibawah 70, anak mengalami kelainan mental
b. 71-80, anak dibawah normal (bodoh)
c. 86-115, anak yang normal
d. 116-130,anak diatas normal (pandai)
e. 131-145, anak yang superior (cerdas)
f. 145 ke atas anak genius (istimewa)
Menurut piaget, intelegensi mempunyai beberapa syarat :
a. Intelegensi adalah interaksi aktif dengan lingkungan.
b. Intelegensi meliputi struktur organisasi, perbuatan dan pikiran, dan interaksi
yang bersangkutan antara individu dan lingkungannya.
c. Struktur tersebut dalam perkembangannyamengalami perbuatan kualitatif.
d. Dengan bertambahnya usia, penyesuaian diri lebih mudah karena proses
keseimbangan yang bertambah luas.
e. Perubahan kualitatif pada intelegensi timbul pada masa yang mengikuti suatu
rangkaian tertentu.
6. Usaha-Usaha Dalam Membantu Mengembangkan Intelek Remaja Dalam
Proses Pembelajaran
Menurut Piaget sebagian anak usia remaja mampu memahami konsep-konsep
abstrak dalam batas-batas tertentu. Menurut Brunner siswa pada usia ini belajar
menggunakan bentuk-bentuk symbol dengan cara yang semakin canggih. Guru dapat
membantu mereka melakukan hal ini dengan selalu menggunakan discovery approda
dengan memberi penekanan pada penguasaan konsep-konsep dan abstraksi-abstraksi.

B. Bakat Khusus
Merupakan kenyataan yang berlaku dimana-mana bahwa manusia berbeda satu sama
yang lain dalam berbagai hal, antara lain dalam :
1. Intelegensi
2. Minat
3. Kepribadian
4. Keadaan Jasmani
5. Prilaku Sosial
Ada kalanya sesorang lebih cekatan dalam satu bidang dibandingkan dengan orang
lain. Dalam bidang tertentu ia mungkin menunjukan keunggulannya dibandingkan
dengan orang lain.
1. Pengertian Bakat Khusus
Guilford (Simadi S. 1991 : 169) mengemukakan bahwa bakat itu mencangkup 3
dimensi psikologis yaitu :
a. Dimensi Perseptual
Meliputi kemampuan dalam mengadakan persepsi, dan ini meliputi faktor-faktor
sebagai berikut :
1) Kepekaan indra
2) Perhatian
3) Orientasi Waktu
4) Luasnya Daerah Persepsi
5) Kecepatan Persepsi, dsb.
b. Dimensi Psikomotor
Dimensi ini mencangkup enam faktor yaitu sebagai berikut :
1) Kekuatan
2) Impuls
3) Kecepatan Gerak
4) Ketelitian
5) Koordinasi
6) Keluwesan
c. Dimensi Intelektual
Dimensi inilah yang umumnya mendapat sorotan luas, karena memang dimensi
inilah yang mempunyai implikasi sangat luas. Dimensi ini meliputi lima faktor
yaitu :
1) Faktor Ingatan, yang mencangkup factor ingatan yaitu mengenai :
a) Substansi
b) Relasi
c) Sistem
2) Faktor Pengenalan, mengenai pengenalan terhadap :
a) Keseluruhan Informasi
b) Golongan
c) Hubungan-hubungan
d) Bentuk atau struktur
e) Kesimpulan
2. Jenis-Jenis Bakat Khusus
Pemberian nama terhadap jenis-jenis bakat biasanya dilakukan berdasar atas
bidang apa bakat itu berfungsi, seperti ;
a. Bakat matematika
b. Bakat bahasa
c. Bakat olahraga
d. Bakat seni
e. Bakat music
f. Bakat klerikal
g. Bakat guru
h. Bakat dokter, dsb.
Dengan demikian maka macam bakat akan sangat tergantung pada konteks
kebudayaan, dimana seorang individu hidup dan dibesarkan. Mungkin penanaman itu
bersangkutan dengan bidang studi mungkin pula dengan bidang kerja.
3. Kaitan Antara Bakat dan Prestasi
Bakat memungkinkan seseorang untuk mencapai prestasi dalam bidang tertentu,
akan tetapi diperlukan latihan, pengetahuan, pengalaman, dan dorongan atau motivasi
agar bakat itu dapat terwujud.
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Bakat Khusus
Faktor-faktornya adalah sebagai berikut :
a. Anak itu sendiri
b. Lingkungan anak
5. Perbedaan Individu Dalam Bakat Khusus
Pada dasarnya setiap orang mempunyai bakat-bakat tertentu. Dua anak bisa sama-
sama mempunyai bakat melukis tetapi yang satu lebih menonjol daripada yang lain,
bahkan bahkan saudara sekandung dalam keluarga bisa mempunyai bakat yang
berbeda-beda.
6. Upaya Pengembangan Bakat Khusus Remaja dan Implikasi-Implikasi
dalam Penyelenggaraan Pendidikan
Sampai sekarang boleh dikatakan belum ada tes bakat yang cukup luas daerah
pemakaiannya ( seperti misalnya tes intelegensi ). Berbagai tes bakat yang lain sudah
ada misalnya :
a. FACT yang disusun oleh flanagen
b. DAT yang disusun oleh Binnet
c. M-Test yang disusun oleh Lunning Park, tetapi masih sangat terbatas daerah
berlakunya.
Hal ini disebabkan tes bakat sangat terkait kepada konteks kebudayaan dimana tes
itu disusun sedang macam-macam bakat juga terikat kepada konteks kebudayaan
dimana klasifikasi bakat itu dibuat. Yang harus diukur oleh alat identifikasi adalash
baik potensi maupun bakat yang sudah terwujud dalam prestasi yang tinggi.

C. Perkembangan Sosial
1. Pengertian Perkembangan Hubungan Sosial
Hubungan sosial (sosialisasi) merupakan hubungan antar manusia yang saling
membutuhkan. Hubungan sosial dimulai dari tingkat yang sederhana dan terbatas,
yang didasari oleh kebutuhan yang sederhana. Semakin dewasa dan bertambah umur
kebutuhan manusia menjadi komplek dan dengan demikian tingkat hubungan sosial
juga berkembang menjadi amat kompleks.
2. Karakteristik Perkembangan Sosial Remaja
Remaja adalah tingkat perkembangan anak yang telah mencapai jenjang menjelang
dewasa. Pada jenjang ini, kebutuhan remaja telah cukup komplek, cakrawala interaksi
social dan pergaulan remaja telah mulai memperhatikan dan mengenal berbagai norma
pergaulan yang berbeda dengan norma yang berlaku sebelumnya didalam keluarganya.
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
a. Kelurga
b. Status sosial ekonomi keluarga
c. Tingkat pendidikan
d. Kemampuan mental
4. Pengaruh Perkembangan Sosial Terhadap Tingkah Laku
Dalam perkembangan sosial para remaja dapat memikirkan perihal dirinya dan
orang lain. Pemikiran itu terwujud dalam refleksi diri yang sering mengarah ke
penilaian diri dan kritik dari hasil pergaulannya dengan orang lain.
5. Perbedaan Individual Dalam Perkembangan Sosial
Bergaul dengan sesame manusia ( sosialisasi ) dilakukan oleh setiap orang, baik
secara individual maupun berkelompok. Dilihat dari berbagai aspek, terdapat
perbedaan individual manusia, yang hal itu tampak juga dalam perkembangan
sosialnya.
6. Upaya Pengembangan Hubungan Sosial Remaja dan Implikasinya Dalam
Penyelenggaraan Pendidikan
Penciptaan kelompok sosial remaja perlu dikembangkan untuk memberikan
rangsangan kepada mereka kearah perilaku yang bermanfaat dan dapat diterima
khalayak.

D. Perkembangan Bahasa
1. Pengertian Perkembangan Bahasa
Perkembangan bahasa terkait dengan perkembangan kognitif, yang berarti faktor
intelek/kognitif sangat berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan berbahasa.
Jadi, perkembangan bahasa adalah meningkatnya kemampuan penguasaan alat
berkomunikasi, baik alat komunikasi dengan cara lisan, tertulis, maupun menggunakan
tanda-tanda dan isyarat.
2. Karakteristik Perkembangan Bahasa remaja
Bahasa remaja adalah bahasa yang telah berkembang. Anak remaj telah banyak
belajar dari lingkungan dan demikian bahasa remaja terbentuk oleh kondisi lingkungan.
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa
Faktor-faktornya adalah sebagai berikut :
a.Umur anak
b.Kondisi lingkungan
c. Kecerdasan anak
d.Status sosial ekonomi keluarga
e. Kondisi fisik
4. Pengaruh Kemampuan Berbahasa Terhadap Kemampuan Berfikir
Kemampuan berfikir berpengaruh terhadap kemampuan berbahasa dan sebaliknya.
5. Perbedaan Individual Dalam Kemampuan dan Perkembangan Bahasa
Remaja yang berasal dari lingkungan yang berbeda juga akan berbeda-beda pula
kemampuan dan perkembangan bahasanya.
6. Upaya Pengembangan Kemampuan Bahasa Remaja dan Implikasinya Dalam
Penyelenggaraan pendidikan
a. Anak perlu melakukan pengulangan pelajaran yang telah diberikan dengan
kata dan bahasa yang disusun oleh murid-murid sendiri
b. Berdasar hasil identifikasi itu guru melakukan pengembangan bahasa murid.

BAB V
PERKEMBANGAN AFEKTIF

A. Perkembangan Emosi
1. Pengertian Emosi
Emosi adalah pengalaman efektif yang disertai penyesuaian diri dalam diri individu
tentang keadaan mental dan fisik dan berwujud suatu tingkah laku yang tampak.
2. Karakteristik Perkembangan Emosi
Remaja sendiri menyadari bahwa aspek-aspek emosional dalam kehidupan adalah
penting. Contoh beberapa kondisi emosional seperti :
a. Cinta / kasih sayang
b. Gembira
c. Kemarahan dan permusuhan
d. Ketakutan dan kecemasan
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi
Sejumlah penelitian tentang emosi anak menunjukan bahwa perkembangan emosi
mereka bergantung pada faktor kematangan dan faktor belajar. Metode belajar yang
menunjang perkembangan emosi antara lain adalah :
a. Belajar dengan coba-coba
b. Belajar dengan cara meniru
c. Belajar dengan cara mempersamakan diri
d. Belajar melalui pengkondisian
e. Pelatihan atau belajar dibawah bimbingan dan pengawasan terbatas pada aspek
reaksi.
4. Pengaruh Hubungan Antara Emosi dan Tingkah Laku Serta Pengaruh
emosi
Terhadap Tingkah Laku
Rasa takut atau marah dapat menyebabkan seseorang gemetar. Dalam ketakutan
mulut menjadi kering, cepatnya jantung berdetak, derasnya aliran darah/tekanan darah,
system pencernaan mungkin berubah selama pemunculan emosi. Keadaan emosi yang
menyenangkan dan rileks berfungsi sebagai alat pembantu unruk mencerna, sedangkan
perasaan tidak enak atau tertekan menghambat / mengganggu pencernaan.
5. Perbedaan Individual Dalam Perkembangan Emosi
Meskipun pola perkembangan emosi dapat diramalkan tetapi terdapat perbedaan
dalam segi frekuensi, intensitas, serta jangka waktu dalam berbagai macam emosi dan
juga saat pemunculannya. Perbedaan ini sudah mulai terlihat sebelum masa bayi
berakhir dan semakin bertambah frekuensinya, serta lebih mencolok sehubungan
dengan bertambahnya usia anak-anak.
6. Upaya Pengembangan Emosi Remaja dan Implikasinya dalam
penyelenggaraan Pendidikan
Hal yang dapat dilakukan oleh guru adalah konsisten dalam pengelolaan kelas dan
memperlakukan siswa seperti orang dewasa yang penuh tanggung jawab. Guru-guru
dapat membantu mereka yang bertingkah laku kasar dengan jalan mencapai
keberhasilan dalam pekerjaan / tugas-tugas sekolah sehingga mereka menjadi anak yang
lebih tenag dan lebih mudah ditangani. Salah satu cara yang mendasar adalah dengan
mendorong mereka untuk bersaing dengan diri sendiri.

B. Perkembangan Nilai, Moral Dan Sikap


1. Pengertian dan Saling Keterkaitan Antara Nilai, Moral, dan Sikap Serta
Pengaruhnya Terhadap Tingkah Laku
Nilai-nilai kehidupan adalah norma-norma yang belaku dalam masyarakat. Moral
adalah ajaran tentang baik buruk perbuatan dan merupakan kendali dari bertingkah
laku. Dalam kaitannya dengan pengalaman nilai-nilai hidup, maka moral merupakan
control dalam bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai hidup yang
dimaksud. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek dilingkungan
tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek tersebut. Keterkaitan antara, nilai,
moral, sikap, dan tingkah laku akan tampak dalam pengalaman nilai-nilai. Dengan
kata lain nilai-nilai perlu dikenal terlebih dahulu kemudian dihayati dan didorong oleh
moral, baru akan terbentuk sikap tertentu terhadap nilai-nilai tersebut dan pada
akhirnya terwujud tingkah laku sesuia dengan nilai-nilai yang dimaksud.
2. Karakteristik Nilai, Moral, dan Sikap Remaja
Kehidupan moral merupakan problematik yang pokok dalam masa remaja. Dari
hasil penyelidikan-penyelidikan Kahlborg mengemukakan 6 tahap perkembangan
moral yang berlaku secara universal dan dalam urutan tertentu ada 3 tingkatan yaitu :
a. Prakonvensional
b. Konvensional
c. Post-Konvensiona

l
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Nilai, Moral, dan
sikap
Didalam usaha membentuk tingkah laku sebagai pencerminan nilai-nilai hidup
tertentu ternyata bahwa faktor lingkungan memegang peranan penting. Diantara segala
unsure lingkungan sosial yang berpengaruh yang tampaknya sangat penting adalah
unsur lingkungan berbentuk manusia yang langsung dikenal atau dihadapi oleh
seseorang sebagai perwujudan dari nilai-nilai tertentu. Dalam hal ini lingkungan sosial
terdekat yang terutama terdiri dari mereka yang berfungsi sebagai pendidik dan
pembina.
4. Perbedaan Individual Dalam Perkembangan Nilai, Morak, dan sikap
Diantara dua ujung yang ekstrem dikelompokan individu-individu yang memiliki
berbagai tingkat pemahaman dan yang memperlihatkan berbagai bentuk tingkah laku,
sehingga garis kontinum itu tensi semua. Dan dapat dipahami bahwa terdapat
perbedaan-perbedaan individual dalam pemahaman nilai-nilai dan moral sebagai
pendukung sikap dan perilakunya.
5. Upaya Mengembangkan Nilai, Moral, dan Sikap Remaja Serta
Implikasinya dalam Penyelenggaraan Pendidikan
Upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam mengembangkan nilai, moral, dan sikap
remaja adalah :
a. Menciptakan komunikasi
b. Menciptakan iklim lingkungan yang serasi
BAB VI
TUGAS PERKEMBANGAN KEHIDUPAN, PRIBADI,
PENDIDIKAN, DAN KARIER, DAN KEHIDUPAN BERKELUARGA

A. Perkembangan Kehidupan Pribadi Sebagai Individu


1. Pengertian Kehidupan Pribadi dan Karakteristiknya
Pada hakikatnya manusia merupakan pribadi yang utuh dan memiliki sifat-sifat
sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Dalam kehidupannya sebagai makhluk
individu seseorang menyadari bahwa dalam kehidupannya memiliki kebutuhan yang
diperuntungkan bagi kepentingan diri pribadi, baik fisik maupn non fisik. Kebutuhan
diri pribadi tersebut meliputi kebtuhan fisik dan kebutuhan sosio-psikologi. Dalam
pertumbuhan fisiknya, manusia memerlukan kekuatan dan daya tahan tubuh serta
perlindungan keamanan fisiknya. Kehidupan pribadi seseorang individu merupakan
kebutuhan yang utuh dan lengkap dan memiliki ciri khusus dan unik. Kehidupan
pribadi seseorang menyangkut berbagai aspek, antara lain aspek emosional, sosial
psikologis dan sosial budaya, dan kemampuan intelektual yang terpadu secara
integratif dengan faktor lingkungan kehidupan. Kekhususan kehidupan pribadi
bermakna bahwa segala kebutuhan dirinya memerlukan pemenuhan dan terkait dengan
masalah-masalah yang tidak dapat disamakan dengan individu yang lain.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Pribadi
Perkembangan pribadi menyangkut perkembangan berbagai aspek, yang akan
ditunjukan dalam prilaku. Prilaku seseorang yang menggambarkan perpaduan
berbagai aspek itu terbentuk didalam lingkungan. Lingkungan tempat anak
berkembang sangat kompleks. Seorang individu, pertama tumbuh dan berkembang
dilingkungan keluarga. Faktor utama yang mempengaruhi perkembangan pribadianak,
adalah perkembangan kehidupan keluarga beserta berbagai aspeknya.
3. Perbedaan Individu dalam perkembangan Pribadi
Perkembangan pribadi setiap individu berbeda-beda pula sesuai denga lingkungan
dimana mereka dibesarkan. Dua orang anak yang dibesarkan dalam suatu keluarga
akan menunjukan sifat pribadi yang berbeda karna hal itu ditentuka oleh bagaimana
meraka masing-masing beeinteraksi dan terintegrasika dirinya dengan lingkungan.
4. Pengaruh Perkembangan Kehidupan Pribadi Terhadap Tingkah Laku
Kehidupan merupakan rangkaina yang berkesinambungan dala proses pertumbuhan
dan perkembangan kehidupan pribadi yang mantap memungkinkan seseorang anak akan
berprilaku mantap, yaitu mampu mengahadapi dan memecahkan berbagai permasalahan
dengan pengendalian emosi secara matang, tertb disiplin dan penuh tanggung jawab.
5. Upaya Pengembangan Kehidupan Pribadi
Kehidupan pribadi yang merupakan rangkaian proses pertumbuhan dan
perkembangan, perlu dipersiapkan dengan baik. Untuk itu perlu dilakukan pembiasaan
dalam hal:
a. Hidup sehat dan teratur serta pemanfaatan waktu secara baik. Pengenalan dan
pemahaman nilai dan moral yang berlaku didalam kehidupan perlu ditanamkan
secara benar.
b. Mengerjakan tugas dan pekerjaan praktis sehari-hari secara mandiri dengan
penuh tanggungjawab.
c. Hidup bermasyarakat dengan memerlukan pergaulan dengan sesame, terutama
dengan teman sebaya.
d. Cara-cara pemecahan masalah yang dihadapi.
e. Mengikuti aturan kehidupan keluarga dengan penuh tanggungjawab dan
disiplin.
f. Melakukan peran dan tanggungjawab dalam kehidupan berkeluarga.
Dalam suasana ini yang perlu ditinjolkan antara lain adalah sifat sportif dan
kejujuran, yang berjuang keras dengan berpegangan pada prinsip yang matang (dapat
dipercaya).

B. Perkembangan Kehidupan Pendidikan Dan Karier


1. Pengertian Kehidupan Pendidikan dan Karier
Mengapa manusia belajar dan bekerja? Pada hakiktanya manusia ingin tau, dengan
demikian ia (mereka) selalu berupaya mengejar pengetahuan. Banyak bangsa yang
mengikuti prinsip pendidikan (belajar) seumur hidup, yang artinya adalah menusia itu
senantiasa terus belajar sepanjang hayatnya.
Kehidupan pendidikan merupakan pengalaman proses belajar yang dihayati
sepanjang hidupnya, baik dalam jalur pendidikan sekolah naupun luar sekolah.
Dikatakan oleh Garrison (1956) bahwa setiap tahun di dunia ini terdapat jutaan
pemuda dan pemudi memasuki dunia kerja.
2. Karakteristik Kehidupan Pendidikan dan Karier
Belajar itu akan berhasil apabila sesuai dengan minat dan kebutuhannya. Pada usia
remaja telah mulai jelas terbentukanya cita-cita dewasa nanti oleh karna itu, dapat
dikatan bahwa remaja telah memiliki minat yang jelas terhadap jenis pekerjaan
tertentu. Remaja memiliki tiga lingkungan kehidupan, yang ketiga-teiganya memiliki
corak yang berbeada-beda serta masing-masing memikul tanggungjawab dalam
penyelengaraan pendidikan. Oleh karena itu, remaja seperti ditantang untuk mampu
mengatasi problem keaneka ragaman tersebut dan mampu menempatkan dirinya
dengan tepat dan harmonis.
a. Lingkungan Pendidikan Keluarga
b. Masyarakat
c. Sekolah
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kehidupan
Pendidikan dan Karier
a. Faktor social ekonomi
b. Faktor Lingkungan
c. Faktor Pandanga Hidup
4. Pengaruh Perkembangan Kehidupan Pendidikan Dan Karier Terhadap
Tingkah Laku Dan Sikap
5. Perbedaan Individu dalam Perkembangan Pendidikan da Karier
6. Upaya Pengembangan Kehidupan Pendidikan dan Karier
a. Perkembangan karier remaja
Periode tentative ini meliputi empat tahap, yaitu:
1) tahap minat (umur 11-12 tahun)
2) tahap kapasita (12-14 tahun)
3) tahap nilai (15-16 tahun)
4) tahap transisi ( 17-18 tahun)
b. Masalah yang Dihadapi
Masalah dan hambatan-hambatan itu dapat berasal dari dalam diri sendiri, dari luar
dirinya atau lingkungannya, ataupun kedua-duanya.

C. Tugas Perkembangan Remaja Berkenaan Dengan Kehidupan Berkeluarga


1. Pengertian Kehidupan Berkeluarga
Secara biologis pertumbuhan remaja telah mencapai kematangan seksual, yang
berarti bahwa secara biologis remaja telah siap melakukan fungsi produksi.
2. Timbulnya Cinta dan Jatuh Cinta
Hampir setiap pemuda (laki-laki atau wanita) mempunyai dua tujuan utama,
pertama menemukan jenis pekerjaan yang sesuai dan kedua menikah dan membangun
sebuah rumah tangga (keluarga). Hal ini tidak selalu harus muncul dalam aturan
tertentu, tetapi perlu dicatat bahwa seorang remaja akan mengalami jatuh cinta
didalam masa kehidupannya setela mencapai belasan tahun. (Garrison, 1956 : 483)
3. Masyarakat dan Perkawinan
Pemilihan pasangan hidup meupakan tugas perkembangan yang didorong factor
biologis. Disamping fisik (biologis) dan psikologis, factor-faktor lain yang dijadikan
pertimbangan dalam menetapkan calon pasangan hidup adalah kesamaan-kesamaan
dalam hal ras, bangsa, agama, dan status social ekonomi.

D. Implikasi Tugas-Tugas Perkembangan Remaja dalam Penyelenggaraan


Pendidikan
Memperhatikan banyaknya faktor kehidupan yang berada di lingkungan remaja, maka
pemikiran tentang penyelenggaran pendidikan juga harus memperhatikan faktor-faktor
tersebut. Sekalipun dalam penyelenggaran pendidikan yang diakui bahwa tidak mungkin
memenuhi tuntutan dan harapan seluruh faktor yang berlaku tersebut. Pendidikan yang
berlaku di Indonesia, baik pendidikan yang diselenggarakan di dalam sekolah maupun di
luar sekolah, pada umumnya diselenggarakan dalam bentuk klasikal.
Penyelenggaran pendidikan klasikal ini berarti memberlakukan sama semua tindakan
pendidikan kepada semua remaja yang tergabung di dalam kelas, sekalipun masing-
masing di antara mereka sangat berbeda-beda. Pengakuan terhadap kemampuan setiap
pribadi yang beraneka ragam itu menjadi kurang. Oleh karena itu, yang harus
mendapatkan perhatian di dalam penyelenggaran pendidikan adalah sifat-sifat dan
kebutuhan umum remaja, seperti pengakuan akan kemampuannya, ingin untuk
mendapatkan kepercayaan, kebebasan dan semcamnya.

BAB VII

PENYESUAIAN DIRI REMAJA

A. Konsep Dan Proses Penyesuaian Diri


1. Penyesuaian Diri
Penyesuaian adalah usaha manusia untuk mencapai keharmonisan pada diri sendiri
dan pada lingkungannya.
2. Proses Penyesuaian Diri
Proses penyesuaian diri adalah proses bagaimana individu mencapai
keseimbangan diri dalam memenuhi kebutuhan sesuai dengan lingkungan.
Penyesuaian yang sempurna terjadi jika manusia atau individu selalu dalam keadaan
seimbang antara dirinya dengan lingkungan dimana tidak ada lagi kebutuhan yang
tidak terpenuhi dan dimana semua fungsi organisme/individu berjalan normal. Respon
penyesuaian, baik atau buruk secara sederhana dapat dipandang sebagai satu upaya
individu untuk mereduksimenjauhi ketegangan dan untuk memelihara dan kondisi-
kondisi keseimbangan yang lebih wajar.
Penyesuaian adalah sebagai suatu proses kearah hubungan yang harmonis antara
tuntutan internal dan tuntutan eksternal. Dalam proses penyesuaian diri dapat saja
muncul konflik, tekanan, dan frustasi dan individu di dorong meneliti berbagai
kemungkinan prilaku untuk membebaskan diri dari ketegangan. Dalam beberapa hal,
respon pengganti tidak tersedia sehingga individu mencari suatu respon lain yang akan
memuaskan motivasi dan mereduksi ketegangan.
3. Karakteristik Penyesuaian Diri
a. Penyesuaian diri secara positif
Mereka yang tergolong mampu melakukan penyesuain diri sendiri secara positif
ditandai hal-hal sebagai berikut :
1) Tidak menujukan adanya ketegangan emosional
2) Tidak adanya menunjukan adanya mekanisme-mekanisme psikologi
3) Tidak menunjukan adanya frustasi pribadi
4) Memiliki pertimbangan rasional dan pengarahan diri
5) Mampu dalam belajar
6) Menghargai pengalaman
7) Bersikap realistik dan objekti
b. Penyesuaian Diri yang salah
Ada tiga bentuk reaksi dalam penyesuaian yang salah yaitu:
1) Reaksi bertahan
2) Reaksi menyerang
3) Reaksi melarikan diri

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses Penyesuaian Diri


1) Kondisi-kondisi fisik
Kondisi jasmaniah seperti pembawaan dan struktur / konstitusi fisik dan
tempramen seperti disposisi yang diwariskan, aspek perkembangannya secara
intrinsik berkaitan erat dengan susunan / konstitusi tubuh.
2) Perkembangan dan kematangan, khususnya kematangan intelektual, moral, dan
emosioanl
Dalam proses perkembangan, respon anak berkembang dan respon yang bersifat
instinktif menjadi respon yang diperoleh melalui belajar dan pengalaman. Kondisi-
kondisi perkembangan mempengaruhi setiap aspek kepribadian seperti emosional,
sosial, moral, keagamaan, dan intelektual.
3) Penentu psikologi
Banyak sekali faktor psikologi yang mempengaruhi penyesuaian diri, diantaranya :
a) Pengalaman
b) Belajar
c) Determinasi Dini Diri\
d) Konflik dan Penyesuaian
4) Kondisi lingkungan, khususnya keluarga dan sekolah
Berbagai lingkungan anak seperti keluarga dan pola hubungan didalamnya, sekolah,
masyarakat, kultur, dan agama berpengaruh terhadap penyesuaian diri anak.
a) Pengaruh rumah dan keluarga
b) Hubungan orang tua dan anak
c) Hubungan saudara
d) Masyarakat
e) Sekolah

5) Penentu kultural, termasuk agama


Proses penyesuaian diri anak mulai dari lingkungan keluarga sekolah dan
masyarakat secara bertahap dipengaruhi oleh faktor-faktor kultur dan agama.
Contohnya tata cara kehidupan disekolah, dimasjid, gereja, dan semacamnya akan
mempengaruhi bagaimana anakl menempatkan diri dan bergaul dengan masyarakat
sekitarnya.

B. Permasalahn Permasalahan Penyesuaian Diri Remaja


Permasalahan-permasalahan penyesuaian diri yang di hadapi remaja dapat berasal dari
suasana psikologis keluarga seperti keretakan keluarga. Perbedaan prilaku antara anak
laki-laki dan anak perempuan anak mempengaruhi hubungan antar mereka. Penyesuaian
diri remaja dengan kehidupan sekolah. Persoalan-persoalan umum yang sering kali
dihadapi remaja antara lain yang mungkin timbul adalah penyesuaian diri yang berkaitan
dengan kebiasaan belajar yang baik.

C. Implikasi Proses Penyesuaian Diri Remaja Terhadap Penyelenggaraan


Pendidikan
Upaya upaya yang dapat dilakukan untuk memperlancar proses penyesuaian diri
remaja khususnya disekolah adalah :
1. Menciptakan situasi sekolah yang dapat menimbulakn rasa betah bagi anak
didik baik secara sosial, fisik, maupun akademis.
2. Menciptakan suasana belajar mengajar yang menyenangkan bagi anak.
3. Usaha memahami anak didik secara menyeluruh, baik presentasi belajar,
sosial, maupun seluruh aspek pribadinya.
4. Menggunakan metode dan alat mengajar yang menimbulkan gairah belajar.

Karena disekolah guru merupakan figur pendidik yang penting dan besar pengaruhnya
terhadap penyesuaian siswa siswanya, maka dituntut sifat 0 sifat guru yang efektif,
yakni sebagai berikut (Ryans dalam Garrisonm 1956)
1. Memberi kesempatan (alert), tampak antusias dan berminat dalam aktivitas
siswa dikelas.
2. Ramah dan optimis
3. Mampu mengontrol diri, tidak mudah kacau, dan teratur tindakkannya
4. Senang kelakar, mempunyai rasa humor
5. Mengetahui dan mengakui kesalahan-kesalahannya sendiri
6. Jujur dan objektif dalam memperlakukan siswa

Anda mungkin juga menyukai