Anda di halaman 1dari 13

RENCANA STRATEGI PGRI

(Sebagai Tugas Kuliah Mata Kuliah


KE-PGRI-AN di STKIP PGRI TULUNGAGUNG)
Dosen Pembimbing : MOH HANAFI,M.Pd

Nama Kelompok :
181832070 Imel
18183207047 Arip Pustandar
181832070.. Feri

Pendidikan Teknologi Informasi – 2B

STKIP PGRI TULUNGAGUNG


TAHUN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat


rahmatNya akhirnya makalah ini telah selesai disusun untuk memenuhi tugas Ke-
PGRI-an sesuai dengan ketentuan yang telah diberikan oleh bapak Moh Hanafi
M.Pd sebagai dosen pengajar.
Makalah ini diharapkan mahasiswa dapat berperan aktif dalam diskusi dan
presentasi didepan kelas dengan kelompoknya masing-maisng, serta mampu
memahami mengenai rencana strategi PGRI.
Semoga makalah ini dapat membantu memperluas wawasan mahasiswa
ataupun pembacanya tentang rencana strategi rencana PGRI. Tentunya saja
makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kami selaku penyusun
makalah ini mohon maaf atas segala kekurangan yang ada, kami selalu menanti
saran dan kritik dari dosen pembimbing maupun pembaca agar makalah ini
menjadi lebih baik lagi kedepannya.

Tulungagung, 13 Maret 2019


Hormat kami,

Penysun
DAFTAR ISI

JUDUL……………………………………………………………………………...

DAFTAR ISI………………………………………………………………………..

KATA PENGANTAR……………………………………………………………...

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………….
1.1 Latar
Belakang………………………………………………………….
1.2 Rumusan
Masalah………………………………………………………
1.3 Tujuan
Penulisan………………………………………………………..
1.4 Manfaat
Penulisan………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………...
2.1 Rencana Strategi PGRI…………………………………………………
2.2 Kekuatan dan Kelemahan………………………………………………
2.3 Peluang………………………………………………………………….
2.4 Ancaman………………………………………………………………..
2.5 Landasan PGRI…………………………………………………………

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………


3.1 Kesimpulan……………………………………………………………..
3.2 Saran…………………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………...
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) adalah sebuah organisasi wadah
berkumpulnya guru atau tenaga kependidikan untuk bekerja sama dan bersama-
sama dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam mencapai tujuan
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, sangat
dibutuhkan peran pendidik yang professional. Profesionalisme guru dituntut agar
terus menerus berkembang sesuai dengan perkembangan jaman, ilmu
pengetahuan, teknologi serta kebutuhan masyarakat termasuk kebutuhan terhadap
sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki kapabilitas untuk mampu
bersaing baik di forum regional, nasional maupun internasional. Upaya
pembangunan pendidikan nasional sangat diperlukan guru dalam jumlah yang
memadai dan standar mutu kompetensi profesionalisme yang terjamin. Untuk
mencapai jumlah guru profesional yang mencukupi dapat menggerakan dinamika
kemajuan pendidikan nasional diperlukan proses yang berkesinambungan, tepat
sasaran dan efektif.

Proses menuju profesional perlu didukung oleh semua unsur yang terkait
dengan guru. Unsur unsur tersebut dapat dipadukan untuk menghasilkan suatu
system yang dapat dengan sendirinya bekerja menuju pembentukan guru-guru
yang profesional dalam kualitas yang mencukupi. Era reformasi merupakan suatu
kurun waktu yang ditandai dengan berbagai perubahan untuk membentuk suatu
keseluruh tatanan baru yang lebih baik. Organisasi PGRI belum nampak atau
membawa perubahan kompetensinya dalam meningkatkan guru profesional.

Guru sebagai komponen penting dalam pendidikan belum mendapat perhatian


dan perlakuan yang benar. Manajemen guru di Indonesia masih gelap, penuh
persoalan. Pembinaan guru baik profesi maupun karir di tingkat kabupaten atau
kota belum dilakukan dengan baik. Guru belum optimal memperoleh pembinaan,
termasuk peningkatan kompetensinya. Hujatan untuk guru tidak ada dasarnya,
banyak guru yang jadi korban politik tempat tumpuhan kesalahan, sejauh mana
organisasi PGRI dapat memberikan perlindungan terhadap guru sebagai
anggotanya.

Pada masa sekarang ini masih sering dijumpai pihak yang memandang
PGRI hanya sebagai aspek yang sempit, banyak berkembang persepsi atau
pendapat-pendapat yang tidak kondusif terhadap PGRI. Tantangan organisasi
harus mampu dijawab untuk mewujudkan dirinya sebagai organisasi
pembelajaran, organisasi yang belajar secara berkesinambungan melakukan
transformasi kearah yang lebih baik dalam pengelolaan mutu pendidikan.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada makalah rencana strategi PGRI adalah
1. Bagaimana rencana strategi PGRI?
2. Apa kekuatan dan kelemahan PGRI?
3. Apa peluang PGRI?
4. Apa ancaman PGRI?
5. Apa saja landasan PGRI?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan makalah rencana strategi PGRI adalah
1. Memberikan informasi kepada pembaca tentang pentingnya
strategi PGRI
2. Dapat menimgkatkan profesionalisme dalam kinerja sebagai tenaga
guru
3. Mencapai tujuan dalam mencerdaskan bangsa dan membentuk
manusia seutuhnya

1.4 Manfaat Penulisan


Meningkatkan kesejahteraan guru
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Rencana Strategi PGRI


Strategi PGRI sebagai organisasi adalah mendudukkan guru sebagai
tenaga profesional yang berfungsi untuk meningkatkan martabat guru serta
perannya sebagai agen pembelajaran dalam meningkatkan mutu pendidikan
nasional. Sejalan dengan fungsi tersebut, kedudukan guru sebagai tenaga
profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan
mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yakni berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa berakhlak mulia, sehat, berimu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga
negara yang demokratis dan bertaggung jawab. Untuk meningkatkan penghargaan
terhadap tugas guru, kedudukan guru pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal pada jenjang pendidikan dasar, pendidian menengah, dan
pendidikan tinggi perlu di kukuhkan dengan pemberian sertifika pendidikan.
Sertifikat tersebut merupakan pengakuan atas kedudukan guru sebagai tnaga
professional. Dalam melaksanakan tugasnya, guru harus penghasiln di atas
kebutuhan hidup minimum, sehingga memiliki kesempatan untuk mrngingkakan
kemampuan profesionalnya. Selain itu, uga diperhatikan upaya-upaya
memaksimalkan fungsi dan peran strategis guru yang meliputi penegakan hak dan
kewajiban guru sebagai tenaga profesional, pembinaandan pengembangan profesi
guru, perlindungan hukum, perlindungan profesi, sera perlindungan keselamatan
dan kesehatan kerja.
2.2 Kekuatan dan Kelemahan
 Kekuatan yang dimiliki oleh PGRI antara lain:
1. Jumlah anggota PGRI yang cukup besar.

2. Struktur organisasi yang merata meliputi seluruh wilayah sampai ke desa-desa.

3. Semangat kekeluargaan, kebersamaan, dan kesetiakawanan organisasi para


anggota serta pengurusnya masih cukup baik.

4. Memiliki semangat juang dan integritas yang tinggi.

5. Modal sejarah yang panjang serta pengalaman yang relatif banyak.

6. Tempat berkarya atau pengabdian anggota PGRI tersebar di seluruh kabupaten


sampai ke kota.

7. Pengakuan atas eksistensi PGRI oleh organisasi profesi lain masih tetap tinggi

 Sedangkan kelemahan-kelemahan yang ada pada PGRI antara lain:


1. PGRI dianggap dan dirasakan sebagai organisasi guru SD, karena yang aktif
memang banyak dari guru SD dan kepemimpinannya atau pengurus banyak dari
kalangan birokrat atau para purnabakti dibidang pendidikan sehingga dirasakan
lamban bias dan ambivalen (mendua).

2. Karena kerjanya komunikasi antar pengurus dan anggota, maka masih banyak
anggota yang merasa ksejahteraan yang didapat anggota saat ini dianggap bukan
dari hasil perjuangan PGRI melainkan karena konsekuensi logis sebagai abdi
negara.

3. Hanya sedikit pengurus yang sungguh-sungguh mngelola organisasi secara


profesional dengan kepedulian yang relatif tinggi. Para pengurus sebagai
merupakan tenaga yang kurang sepenuhnya menjalankan roda organisasi dan
menganggapnya kegiatan sambilan serta sekedar mengisi waktu kosong.

4. Disemua tingkatan keperguruan, terhadap kelemahan manajemen organisasi


modern yang efektif.
5. Konsep gagasan dalam pemikiran tentang pembangunan pendidikan pada
umumnya jarang datang dari organisasi. Kekurangan pemikir dan perencana ini
merata dari tingkat pusat sampai daerah.

6. Kelemahan yang klasik dan utama adalah sarana, prasarana dan dana terlihat
jelas belum ada sumber dana tetap yang dapat diandalkan secara
berkesinambungan untuk mendukung kegiatan dan pengembangan organisasi dan
kelemahan ini lebih terasa jika dikaitkan dengan hubungan internasional yang
semakin luas sebagai dampak organisasi.

2.3 Peluang
Peluang yang dapat menjadikan PGRI secara optimis mampu mewujudkan
harapannya antara lain:
1. Amandemen UUD 1945 tentang pendidikan telah memberikan peluang yang
amat baik bagi dunia pendidikan merupakan dasar yang kuat bagi perjuangan
PGRI.

2. Program Pendidikan untuk semua (Education For All) yang dilancarkan dunia
dan wajib belajar Pendidikan Dasar 9 tahun bagi Indonesia merupakan peluang
bagi PGRI untuk berperan serta secara aktif dalam menangani anak jalanan, putus
sekolah, anak terlantar dan pendidikan luar sekolah.

3. Dalam kondisi sosial yang rawan terhadap disintegrasi bangsa, peluang dan jati
diri PGRI sebagai organisasi yang bersifat unitaristik, yang tidak membedakan
asal usul, suku, agama, aliran politik, status, dan tingkat pendidikan menjadi
semakin penting.

4. Kondisi pergaulan dunia yang semakin erat dan saling mendukung,


memberikan peluang bagi PGRI untuk mencari dukungan luar agar “status guru”
diterima dan dimasukan dalam peraturan perundang-undangan dan membuat
komitmen-komitmen internasional.
5. Masyarakat umum walau sudah tidak berminat lagi namun masih memberi rasa
hormat terhadap profesi guru apalagi dengan sikap dan keputusan PGRI yang
menyatukan diri sebagai organisasi yang uniteristik, independen dan non partai
politik.

6. Telah disahkannya Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen,
serta peraturan pemerintahan nomor 78 tahun 2005 tentang guru diharapkan dapat
meningkatkan kualitas dan kesejahteraan guru .

2.5 Ancaman
Ancaman yang dapat menjadikan PGRI tidak dapat berkembang dan
memberikan pelayanan secara optimal antara lain:
1. Dalam era reformasi saat ini kesadaran rakyat umumnya dan guru pada
khususnya semakin meningkat sehingga PGRI akan semakin dituntut lebih
berperan atau bahkan mungkin akan ada kesempatan masyarakat untuk melakukan
gugatan dan hujatan atas beberapa pengurus yang kurang mampu dan tidak
terpuji.

2. Kondisi sosial ekonomi masyarakat yang sangat sulit pada masa kini dan masa
mendatang, akan mengancam posisi, kedudukan dan kebersamaan PGRI sebagai
organisasi yang bersandar pada kesadaran dan kekuatan ekonomi anggota.

3. Terbuka kesempatan dan kebebasan bagi para anggota untuk membentuk


organisasi guru diluar PGRI dan akan terbuka pula kemungkinan terbentuknya
organisasi guru baik yang merupakan bagian dari partai politik maupun tidak
dengan membawa masing-masing.

4. Sebagai dampak perkembangan IPTEK dan era globalisasi maka akan masuk
tenaga dan budaya asing yang akan menyaingi dan mungkin mengancam
eksistensi pendidikan nasional.

5. Dengan meningkatkan upaya kebebasan, keterbukaan dan kesadaran


penegakkan hukum akan makin banyak pencari keadilan melalui upaya hukum
terhadap para guru atau pimpinan dinas pendidikan yang dianggap melanggar.
2.6 Landasan PGRI
 Landasan hukum Pancasila
 Undang-Undang Dasar 1945 termasuk Pembukaan,Penjelasan dan
Amandemennya.
 UU No. 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan
 UU No. 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja
 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
 UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
 UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
 PP Nomor 27,28,29,30 Tahun 1990
 PP Nomor 72,73 Tahun 1991
 PP Nomor 38,39 Tahun 1992
 PP Nomor 70 Tahun 1991
 PP Nomor 19 Tahun 2005
 PP Nomor 74 Tahun 2008 Guru
 Keputusan Presiden No. 78 Tahun 1994 tentang Hari Guru
Nasional
 Organisasi : AD/ART PGRI hasil kongres XIX, Keputusan kongres
PGRI Tahun 2003
 Landasan Operasional
a) Otonomi daerah harus dilaksanakan berlandaskan solidaritas
persatuan dan kesatuan serta keadilan
b) Otonomi dearah harus dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi
dan sosial seluruh rakyat yang pada gilirannya harus menjamin rasa
keadilan dan perlindungan hukum yang sama bagi semua orang
c) PGRI berpegang pada sikap serta kebijakan dasar bawah otonomi
daerah :
1. Tidak boleh menurunkan derajat pendidikan dasar unruk
semua kesehatan rakyat , keseimbangan lingkungan hidup, dan
kesejahteraan sosial bagi semua penduduk
2. Tidak boleh menelikung seta mengingkari demokrasi
transparansi dan tanggung jawab
3. Harus menjamin keadilan dan persamaan bagi semua umat
manusia
4. Harus menghormati dan melindungi hak-hak dasar rakyat
5. Harus lebih menjamin tercapainya pendidikan dasar yang
berkualitas dan bebas biaya bagi semua anak
6. Harus memberi bukti nyata dan efektif bagi peningkatan
harkat, martabat, dan kesejahteraan guru di daerah
7. Harus memberikan perlindungan dan kebebasan profesi
bagi guru serta tenaga kependidikan lainnya dalam melaksanakan
pendidikan di derah dan
8. Harus melaksankan semua kebijkan otonomi daerah
melalui proses yang transparan demokratis,bertanggung jawab.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari makalah ini dapat diambil kesimpulan :
1. Pentingmya suatu rencana dalam strategi PGRI
2. Profesionalisme dalam kinerja sebagai tenaga guru
3. Mengembangkan pelaksana pendidikan nasional,mempertinggi
kesadaran sikap guru
4. Mensejahteraan guru

3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai