Anda di halaman 1dari 9

KEBIJAKAN PEMERINTAH YANG SESUAI ATAU TIDAK SESUAI DENGAN

PANCASILA

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi Tugas Matakuliah Pancasila yang di bombing oleh Bapak
Zulkarnain

Oleh :
Aidatul Fitriyah (130533608095)
Angela Christine H. (130533608098)
Asnita Maydelia Catur K. (130533608143)
Dewi Purwati (130533608127)
Eka Fitrianingrum (130533608092)
Rafida Noor Rofika (130533608116)
Zahrina Data Dini (130533608135)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA
SEPTEMBER 2015

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Subhanahu wa ta‟ala atas karunia, hidayah dan nikmatnya penulis dapat
menyelesaikan makalah pendidikan pancasila ini. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu
tugas yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah kewarganegaraan Bapak Zulkarnain.

Makalah ini ditulis dari hasil ungkapan pemikiran kamu yang bersumber dari internet dan buku
sebagai referensi, tak lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada pengajar mata kuliah
Pendidikan Pancasila atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini. Juga kepada rekan-rekan
mahasiswa yang telah mendukung sehingga dapat diselesaikannya makalah ini.

Penulis berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, semogahal
ini dapat menambah wawasan kita mengenai arti penting nya Pancasila sebagai Ideologi Bangsa kita dan
semoga dapat di implementasikan dalam kehidupan kita sehari-hari. Sebagai calon pengganti pemimpin
bangsa dimasa mendatang yang memahami makna serta kedudukan dan peranan
Pancasila, dan khususnya bagi penulis. Memang makalah ini masih jauh dari sempurna, maka penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.

Demikian makalah ini, semoga dapat bermanfaat bagipenulis dan yang membacanya, sehingga
menambah wawasan dan pengetahuan tentang bab ini. Amiin.

Malang, 08 September 2015

Penulis

2
DAFTAR ISI
COVER .............................................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 4
1.3 Tujuan .......................................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 6
2.1 Analisis Kejahatan Cybercrime ................................................................................... 6
2.2 Kesesuaian Kebijakan Desk Keamanan Cyber Nasional terhadap Pancasila .............. 7
2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketidaksesuaian Dalam Kebijakan Desk Keamanan
Cyber Nasional ................................................................................................................... 8
2.4 Solusi Kebijakan Desk Keamanan Cyber Nasional Sesuai dengan Pancasila ............. 8
BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan ..................................................................................................................
3.1 Saran ...........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan kejahatan cybercrime?
2. Bagaimana Kesesuaian Kebijakan Desk Keamanan Cyber Nasional terhadap
Pancasila?
3. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi ketidaksesuaian dalam kebijakan desk
keamanan cyber nasional?
4. Apakah solusi kebijakan desk keamanan cyber nasional sesuai dengan Pancasila?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian Kejahatan Cybercrime.
2. Mengetahui Kesesuaian Kebijakan Desk Keamanan Cyber Nasional terhadap
Pancasila.
3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ketidaksesuaian dalam kebijakan desk
keamanan cyber nasional.
4. Mengetahui solusi kebijakan desk keamanan cyber nasional sesuai dengan Pancasila.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Analisis Kejahatan Cybercrime


Pada pertengahan tahun ini tepatnya tanggal 06 Juni 2015 terdapat dugaan kejahatan
cybercrime atau sibenertika yang di lakukan oleh puluhan warga negara Tiongkok yang di
dapati sedang melakukan kejahatan tersebut sehingga di amankan oleh petugas Imigrasi Bali
di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Ngurah Rai, Bali.
Sebelumnya, kepolisian Tiongkok mengirimkan surat kepada petugas polri mengenai
pencarian 22 warga Tiongkok yang terlibat kejahatan cybercrime yang bersembunyi di
wilayah Indonesia. Dari adanya surat tersebut,kepolisian Indonesia menindaklanjuti surat
bernomor R/39/V/2015/NCB-Div RI tersebut, sehingga kepolisian Indonesia menugaskan
kepada sebuah Tim Subdit Jatanras Polda Metro Jaya mendapatkan mandat untuk mencari
puluhan warga Tiongkok tersebut.
Kejahatan yang dilakukan oleh warga Tiongkok tersebut tidak hanya melakukan
kejahatan cybercrime, mereka juga tidak memiliki paspor yang mana menyalahi peraturan
keimigrasian. Warga negara Tiongkok tersebut di kenai Pasal 122 huruf a juncto Pasal 72
ayat 1 UU Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian yang berbunyi “Dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan pidana denda paling paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah): a. setiap Orang Asing yang dengan sengaja
menyalahgunakan atau melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan maksud dan tujuan
pemberian Izin Tinggal yang diberikan kepadanya; b. setiap orang yang menyuruh atau
memberikan kesempatan kepada Orang Asing menyalahgunakan atau melakukan kegiatan

5
ang tidak sesuai dengan maksud atau tujuan pemberian Izin Tinggal yang diberikan
kepadanya.”
Cybercrime sendiri merupakan istilah yang mengacu kepada aktivitas kejahatan
dengan komputer ataujaringan komputer menjadi alat, sasaran atau tempat terjadinya
kejahatan. Termasuk ke didalamnya antara lain adalah penipuan lelang secara online,
pemalsuan cek, penipuan kartu kredit (carding), confidence fraud, penipuan identitas,
pornografi anak, dll. Cyber crime sebagai tindak kejahatan dimana dalam hal ini penggunaan
komputer secara illegal (Andi Hamzah, 1989).
Tindak pidana kejahatan cybercrime yang dilakukan oleh warga Tiongkok ini
menyalahi pasal 32 UU No 11/2008 menurut Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informasi
Edmon Makarim. Dalam ayat 1 pasal 32 UU No 11/2008 dikatakan bahwa, "Pelanggar atau
pelaku tindak pidanacyber crime adalah setiap orang yang dengan sengaja mengubah,
menambah, mengurangi, melakukan transmisi, merusak, menghilangkan, memindahkan,
menyembunyikan suatu informasi elektronik dan atau dokumen elektronik milik orang lain
atau publik,". Sedang pada ayat 3 UU No 11/2008 dikatakan bahwa tindak pidana cyber
crime juga merupakan perbuatan sebagaimana dimaksud ayat 1, yang mengakibatkan
terbukanya suatu informasi elektronik dan atau dokumen elektronik yang bersifat rahasia
menjadi dapat diakses oleh publik dengan keutuhan data yang tidak sebagaimana mestinya.

2.2 Kesesuaian Kebijakan Desk Keamanan Cyber Nasional terhadap Pancasila


Langkah awal yang dibangun pemerintah untuk menangani kejahatan cybercrime ini
akan menjalankan fungsi dari Ketua Desk Ketahanan dan Keamanan Informasi Cyber
Nasional (DK2ICN) Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan
(Kemenko Polhukam) Marsekal Muda TNI Agus Ruchyan Barnas menjamin Badan Cyber
Nasional (BCN) secara aktif. Pemerintah mengambil langkah BCN tidak terkait dengan
lembaga pertahan cyber negara mana pun, akan tetapi tetap aktif menjalin kerja sama secara
internasional.
Proses pengkajian BCN sudah dimulai sejak tahun 2013, saat Dewan Ketahanan
Nasional menyiapkan payung hukum pembentukan Desk Keamanan Cyber Nasional dan
pada tahun 2014 dilanjutkan dengan pembentukan Desk Ketahanan dan Keamanan Informasi
Cyber Nasional (DK2ICN) melalui Surat Keputusan Menko Polhukam nomor 24 Tahun 2014
Tentang DK2ICN. Pembahasan BCN sudah memasuki tahap akhir. Rincinya, kajian-kajian
yang telah dihasilkan DK2ICN sedang dibahas oleh tim khusus bentukan Kemenko
Polhukam dan hasilnya akan dilaporkan pada Presiden Joko Widodo pada Oktober 2015.
6
Sebelumnya Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan bahwa pihaknya telah
membentuk sebuah tim khusus yang bertugas mengkaji Badan Cyber Nasional dan akan
melaporkan hasil pekerjaannya pada akhir September 2015 atau paling lambat awal Oktober
2015 yang mana hasil kerja tim tersebut akan dilaporkan pada akhir September dan paling
lambat pada awal Oktober 2015. Oleh karena itu BCN akan di bentuk melalui keputusan
presiden (keppres) yang keberadaannya langsung di bawahi oleh presiden Jokowidodo.
Dengan adanya kebijakan tersebut yang mengacu pada Pancasila, sila ke dua dan ke
empat yang berbunyi:
a. Kemanusiaan yang adil dan beradab
Mengacu pada sila kedua dimana suatu keadilan harus ditegakkan seadil-adilnya
baik kejahatan yang dilakukan warga Indonesia maupun warga negara asing.
Pengadilan yang dilakukan oleh terpidana harusalah beradab yang mana harus di
hukum sesuai dengan kejahatan yang dilakukan agar memiliki efek jera dan tidak
memiliki keinginan untuk melakukan kejahatan lagi.
b. Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
Mengacu pada sila ke empat ini sebagai warga negara haruslah mengutamakan
kepentingan negara seperti pada kejahatan cybercrime dimana pemerintah memiliki
kewajiban mementingkan menyelamatkan dokumen penting negara dari penjahat
cybercrime. Dan mengutamakan budaya bermusyawarah dalammengambil
keputusan bersama sampai mencapai kata mufakat. Dengan adanya Badan Cyber
Nasional dengan di dampingi beberapa pihak memusyawarahkan tindakan yang
akan dilakukan untuk mengamankan dokumen negara dari penjahat cybercrime.

2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketidaksesuaian Dalam Kebijakan Desk Keamanan


Cyber Nasional
a.

2.4 Solusi Kebijakan Desk Keamanan Cyber Nasional Sesuai dengan Pancasila
a.

7
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

8
DAFTAR PUSTAKA

http://news.okezone.com/read/2008/08/06/1/134170/hukuman-bagi-pelaku-cyber-crime

http://news.liputan6.com/read/2246426/terkait-cybercrime-39-warga-tiongkok-taiwan-
diringkus-di-bali

http://news.liputan6.com/read/2310919/kemenko-polhukam-jamin-badan-cyber-nasional-
bebas-aktif

http://www.hukumonline.com/klinik/detail/cl5960/landasan-hukum-penanganan-cyber-
crime-di-indonesia

http://signup.clicksor.com/advertise_here.php?nid=1&srid=24386589

http://syahri93.blogspot.co.id/2013/07/makna-sila-ke-4-pancasila.html

Anda mungkin juga menyukai