Disusun oleh :
Kami sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses pembelajaran,
penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu kami
mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan
makalah berikutnya.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca maupun
bagi kami.
19 September 2019
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
A. LATAR BELAKANG................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH...........................................................................
C. TUJUAN PENULISAN..............................................................................
A. Latar Belakang
Persatuan Guru Republik Indonesia adalah organisasi yang lahir
bersama Republik Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan.
Dengan sendirinya derap langkah perjuangannya cukup panjang, berliku,
penuh tantangan dan hambatan demi mencapai cita harapan atau visi dan
misinya sesuai dengan yang tersirat dalam Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga.
Peranan guru sangat penting dalam mencapai kemerdekaan
Indonesia secara utuh jika dilihat dari sejarah perjuangan PGRI dari masa
perang kemerdekaan ke masa demokrasi liberal. Indonesia bisa terlepas
dari jajahan Belanda dan kembali ke bentuk Negara Kesatuan Republik
Indonesia berkat semangat juang guru.
PGRI berjuang dengan penuh tantangan dalam rangka mencapai
tujuan dan mendukung terwujudnya nasional bangsa Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Untuk lebih mudah dalam makalah ini akan dirumuskan masalah
yang akan menjadi pembahasan, adapun rumusan masalahnya adalah :
a. Bagaimana kah masa pergerakan nasional ?
b. Bagaimanakah masa proklamasi kemerdakaan kemerdekaan?
c. Bagaimanakah masa demokrasi liberal?
d. Bagaimanakah konsepsi JSN?
e. Bagaimanakah PGRI sebagai anak kandung proklamasi
f. Bagaimanakah pola pelestarian JSN 45?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu sebagai berikut:
PEMBAHASAN
1. KONGRES KE I PGRI
Sejak Kongres Guru Indonesia itu, semua guru Indonesia menyatakan dirinya
bersatu di dalam wadah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). PGRI lahir
sebagai “anak sulung” dari proklamasi kemerdekaan 17 agustus 1945 yang
memiliki sifat dan semangat yang sama dengan “ Ibu Kandungnya”, yaitu
semangat persatuan dan kesatuan, pengorbanan dan kepahlawanan tentang
penjajahan. PGRI merupakan organisasi pelopor dan pejuang karena itu para
pendiri PGRI mengangkat semangat persatuan dan kesatuan, tujuannya yaitu
fungsi anggota PGRI sebagai pendidik bangsa bermaksud mencerdaskan
kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia dari segi
pendidikan.
2. KONGRES KE II PGRI
Kongres ke II PGRI dilaksanakan di Surakarta (Solo) Jawa Tengah pada
tanggal 21-23 Desember 1946, dengan susunan Pengurus Besar sebagai
berikut:
Ketua I : Rh. Koesnan
Ketua : Soejono Kromodomejo
Ketua III : Soedjono
Kongres III menegaskan kembali haluan dan sifat perjuangan PGRI, yaitu:
1. Mempertahankan NKRI
2. Meningkatkan pendidikan dan pengajaran nasional sesuai dengan falsafah
pancasila/tata kehidupan bangsa dan UUD 1945.
3. Tidak bergerak dalam lapangan politik(nonpartai politik)
4. Sifat dan siasat perjuangan PGRI adalah :
a. Bersifat korektif dan konstruktif terhadap pemerintah umumnya,
Kementrian PP dan khususnya dengan mempertahankan kebebasannya
sebagai serikat sekerja.
b. Bekerjasama dengan serikat-serikat buruh/sekerja lainnya
c. Bekerjasama dengan badan-badan lainnya (partai politik,
organisasiorganisasi pendidikan, badan-badan perjuangan)
5. Bergerak di tengah-tengah masyarakat.
Pada pada tahun 1948, di Madiun terjadi pemberontakan PKI. Ada juga
guru yang terlibat dalam kegiatan ini. Peristiwa ini menjadi catatan kelam PGRI
dalam masa perang kemerdekaan. Perisiwa penting lainnya yang terjadi pasca
kongres III ialah keluarnya PGRI dari Serikat Organisasi Buruh Seluruh
Indonesia (SOBSI) pada tanggal 20 September 1948 karena SOBSI menjadi
organissasi PKI.
D. Demokrasi Liberal
1) KONGRES KE IV PGRI
Presiden RI memuji PGRI yang menurut pendapatnya tidak bisa
lain dari pada pencerminan semangat juang para guru sebagai pendidik
rakyat dan bangsa. Oleh karena itu, Presiden RI menganjurkan untuk
mempertahankannama,bentuk,maksud,tujuan,dan cita – cita PGRI sesuai
dengan kehendak dan tekad para pendirinya.
Kongkres IV PGRI dihadiri beberapa utusan dari luar-luar “daerah
Renville”, yaitu: Sukabumi, Cianjur, Tasikmalaya, bahkan dari Sumatra,
yaitu: Sigli, Bukit tinggi, dan Lampung. Pengurus pusat SGI di Bandung
datang pada kongkres IV di Yogyakarta untuk secara resmi
menggabungkan diri kedalam PGRI dengan menyerahkan 38 cabang.
Delegasi SGI terdiri atas, Jaman Soejanaprawira, Djoesar Kartasubrata,
M.Husein, Wirasoepena, Omo Adimiharja, Sukarna Prawira, dan Anwar
Sanusi. RIS diakui oleh Belanda pada tanggal 27 Desember 1949.
Kembalinya kongkres IV PB PGRI berada di Jakarta segera berkantor
diruangan SMA Negeri 1 Jakarta di Jln. Budi Utomo. Pada akhir
February 1950 sebanyak 30 cabang SGI diseluruh Negara menyatakan
memisahkan diri dari SGI kemudian masuk PGRI. Yaman
Soejanaprawira (KPI Jawatan PP dan K), M.Husein dkk berjasa sekali.
Pada tahun 1950 pemerintah RI mengeluarkan PP No. 16/1950, sangat
menguntungkan para guru, namun pelaksanaan penyesuaian gaji ternyata
disana-sini berjalan serat. Kegembiraan menyambut keluarnya PP
16/1950 segera berbalik menjadi kekesalan dan keresahan, terutama
dikalangan guru di Jawa Barat. Guru-guru diJawa Barat mengancam
untuk mengadakan pemogokan, menurut rencana dimulai pada 12 Juni
1950 pukul 10.00 pagi. Usaha ini berhasil, akhirnya disetujui pe
Kongres ke IV PGRI dilaksanakan di Yogyakarta pada
tanggal 26-28 Februari 1950, dengan susunan Pengurus Besar sebagai
berikut:
Ketua I : Rh. Koesman
Ketua II : Soedjono
Ketua III : Soejono Kromodimoeljo
Rh.Koesnan dan Pengurus-pengurus Besar lain berkedudukan
di Yogyakarta. Mereka secara bersama memelihara hubungan Jawa
Tengah, Jawa Timur dan DIY. Mereka juga bertugas memelihara
hubungan Jawa Barat, Sumatra, Kalimantan Indonesia Timur, dan
Sunda Kecil.
Hasil Kongres IV PGRI
a. Mempersatukan guru-guru seluruh tanah air dalam satu organisasi,
yaitu PGRI
b. Menyingkirkan rasa saling curigai dan semangat kedaerahan yang
menjangkit para guru yang politik yang memecah belah wilayah
Republik Indonesia.
c. Mengeluarkan ”Maklumat Persatuan” yang bersisi seruan masyarakat
khusunya kepada para guru, untuk membantu menghasilkan suasana
yang membahayakan anggota golongan yang pro-republik dan
golongan yang kontra republik, serta menggalakkan persatuan demi
perjuangan untuk menghasilkan kemerdekaan.
Beberapa peristiwa penting yang terjadi setelah kongres IV
adalah seperti berikut:
a. Tiga puluh cabang serikat guru Indonesia menyatakan gabung
dengan PGRI.
b. Keluarnya peraturan pemerintah nomor 16 tahun 1950 yang
antara lain berisi tentang penyesuaian gaji guru yang tadinya digaji
menurut Herdziende Bezal Dingding Sregeling der Burgelijke
Landsdie Haren (HBBL)
c. Didirikannya sekolah yang diperuntukkan khusus bagi para pelajar
pejuang.
2) KONGRES KE V PGRI
Hasil Kongres V PGRI
a. Menegaskan kembali pancasila sebagai asas organisasi.
b. Menugaskan Pengurus Besar PGRI agar dalam waktu singkat
melakukan segala usaha untuk menghilangkan perbedaan gaji
antara golongan yang pro dan kontra politik.
c. Melakukan konsolidasi organisasi dengan membentuk
pengurus komisariat-komisariat daerah.
3) KONGRES KE VI PGRI
Kongres ke VI PGRI dilaksanakan di Malang Jawa Timur pada
tanggal 24-30 November 1952, dengan susunan Pengurus Besar sebagai
berikut:
1) Ketua I : Soedjono
2) Ketua II : M.E.Subiadinata
3) Panitera Umum : Moehammad Hidajat
4) Tata Usaha : Soebandri
5) Panitera Pendidikan : Ktut Nara
6) Redaksi Majalah Suara Guru : Soeprdo, Soedjono Soebandri
A. Pengertian
Rumusan Jiwa, Semangat dan Nilai-nilai Kejuangan 45 adalah sebagai
berikut :
a. Secara umum, Jiwa adalah sesuatu yang menjadi sumber kehidupan dalam
ruang lingkup mahluk Tuhan YME. Jiwa bangsa adalah kekuatan batin
yang terkandung dalam himpunan nilai-nilai pandangan hidup suatu
bangsa.
b. Semangat adalah manifestasi dinamis atau ekspresi jiwa yang merupakan
dorongan untuk bekerja dan berjuang. Jiwa dan semangat suatu bangsa
menentukan kualitas nilai kehidupannya.
c. Nilai adalah suatu penyifatan yang mengandung konsepsi yang diinginkan
dan memiliki keefektifan yang mempengaruhi tingkah laku.
d. Jiwa 45 adalah Sumber kehidupan bagi perjuangan bangsa Indonesia yang
merupakan kekuatan batin dalam merebut kemerdekaan, menegakkan
kedaulatan rakyat serta mengisi dan mempertahankannya.
e. Semangat 45 adalah Dorongan dan manifestasi dinamis dari Jiwa 45 yang
membangkitkan kemauan untuk berjuang merebut kemerdekaan bangsa,
menegakkan kedaulatan rakyat serta mengisi dan memperta-hankannya.
f. Nilai 45 adalah Nilai-nilai yang merupakan perwujudan Jiwa dan
Semangat 45 bersifat konseptual yang menjadi keyakinan, keinginan dan
tujuan bersama bangsa Indonesia dengan segala keefektifan yang
mempengaruhi tindak perbuatan Bangsa dalam merebut kemerdekaan,
menegakkan kedaulatan rakyat serta mengisi dan mempertahankannya
Metode Keteladanan
Melalui metode ini kita bisa memberikan keteladanan kepada
orang lain dalam menghayati dan mengamalkan jiwa, semangat dan nilai-
nilai 45.
Metode Sosialisasi
Metode ini merupakan upaya untuk menyampaikan pesan yang
terkandung dalam jiwa, semangat dan nilai-nilai 45 dalam ruang lingkup
masyarakat.
Jalur Sekolah.
Pendekatan edukasi melalui jalur pendidikan formal (sekolah) yang
terikat pada ruang, waktu, mata pelajaran (kurikulum) dan jenjang
persekolahan bertujuan untuk menanamkan JSN 45 melalui proses
belajar mengajar.
2) Pendekatan Keteladanan
Jalur Keluarga.
Pendekatan ini menyangkut sikap, tingkah laku, serta penghayatan
dan pengamalannya. Keteladanan orang tua sangat menentukan karena
secara naluri pasti akan diikuti oleh anak-anaknya.
Jalur Sekolah.
Merupakan forum pendidikan formal yang memegang peran utama
dalam usaha melestarikan JSN 45. Terutama dalam upaya guru
sebagai pendidik dan tokoh panutan sangat berperan menciptakan
kondisi yang memungkinkan para anak didik akan dapat menghayati
dan mengamalkan JSN 45.
Jalur Masyarakat.
Melalui jalur masyarakat peranan dan keteladanan tokoh-tokoh
masyarakat, para pemimpin informal yang berada ditengah-tengah
lingkungan masyarakat sangat membantu dan menentukan untuk
penghayatan dan pengamalan JSN 45.
Jalur Masyarakat.
Penyampaian pesan melalui keteladanan kepada masyarakat juga
menyangkut hubungan timbal balik antara pemimpin dan yang
dipimpin.
4) Pendekatan Sosialisasi.
Maksud pendekatan sosialisasi yaitu agar masyarakat mengerti,
menghayati dan delanjutnya mengamalkan JSN 45
A. Kesimpulan
Terbentuknya Persatuan Guru Republik Indonesia adalah hasil dari
perjuangan guru-guru Indonesia. Perjuangan Guru telah dimulai dari masa
Hindia Belanda dengan adanya oraganisasi Persatuan Guru Hindia
Belanda pada tahun 1912. Persatuan Guru Hindia Belanda kemudian
mengalami perubahan menjadi Persatuan Guru Indonesia pada tahun 1932.
Pada tanggal 23-25 November 1945 diadakan kongres Guru, yang
menghasilkan Persatuan Guru Republik Indonesia.
B. Saran
http://pgri.or.id/sejarah-pgri/
https://sigitajiputra.wordpress.com/2009/12/07/sejarah-persatuan-guru-republik-
indonesia/
http://semutmerah8.blogspot.com/2016/04/kongres-pgri.html
http://pgriviikotoilirtebo.blogspot.com/2018/01/kumpulan-daftar-hasil-kongres-
pgri.html
https://sigitajiputra.wordpress.com/2009/12/17/sejarah-persatuan-guru-republik-
indonesia/