Anda di halaman 1dari 9

ARTIKEL

PERAN PGRI DALAM MENINGKATKAN KUALITAS KECERDASAN


BANGSA PADA MASA KEMERDEKAAN DAN MASA SEKARANG

Oleh:
Kelompok 1
Dewi Purwati 21166600009
Mosa Aura Widka 21166600005
Budi Samsuri 21166600026
Heru Dwi Hartanta 21166600003

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
TAHUN 2021
PERAN PGRI DALAM MENINGKATKAN KUALITAS KECERDASAN
BANGSA PADA MASA KEMERDEKAAN INDONESIA

ABSTRAK

Kehadiran Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) sebagai


wadah dan sarana para guru yang sedang berevolusi Kemerdekaan,
merupakan rasa tangggung jawab kaum guru Indonesia dalam
memenuhi kewajiban akan pengabdiannya serta partisispasinya
kepada perjuangan menegakkan Kemerdekaan Republik Indonesia.
Organisasi profesi ini didambakan dapat menunjukkan citra sebagai
motor penggerak dan wadah penampung semua aspirasi
profesionalisme guru berperan aktif memotivasi peningkatan kualitas
guru. Penelitian studi tentang peran organisasi persatuan guru
republic indonesia (pgri) dalam kemerdekaan republik indonesia
memiliki tujaun untuk: 1) Mendapatkan informasi tentang awal mula
terbentuknya oganisasi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI);
2) Untuk mengetahui peran oganisasi Persatuan Guru Republik
Indonesia (PGRI) dalam perjuangan kemerdekaan Republik
Indonesia; 3) Untuk mengetahui peran organisasi Persatuan Guru
Republik Indonesia (PGRI) pada masa sekarang Republik Indonesia.
PGRI merupakan manifestasi kaum guru Indonesia dalam
mengambil bagian dan tanggung jawab sesuai dengan bidang
profesinya sebagai pendidik untuk mengisi kemerdekaan yang dicita-
citakan. Karenanya organisasi ini dipandang sebagai pemersatu
kaum guru yang bersifat: 1) unitaris, 2) independen, 3) non partai
politik. Juga merupakan suatu sarana, wahana dalam kepentingan
kaum guru bagi pengembangan profesinya, pendidikan pada
umumnya serta pengabdiannya kepada tanah air dan bangsa.

1
I. SEJARAH PGRI dan golongan sepakat bersatu
mengubah nama Persatuan Guru
Semangat keindonesiaan telah lama Hindia Belanda (PGHB) menjadi
tumbuh di kalangan guru-guru Persatuan Guru Indonesia (PGI).
Indonesia. Organisasi perjuangan Pengubahan nama ini mengejutkan
guru-guru pribumi pada zaman pemerintah Belanda, karena
Belanda berdiri pada tahun 1912 penggunaan kata “Indonesia” yang
dengan nama Persatuan Guru Hindia mencerminkan semangat kebangsaan
Belanda (PGHB). Organisasi ini sangat tidak disenangi oleh Belanda.
bersifat unitaristik yang anggotanya Sebaliknya, kata “Indonesia” ini sangat
terdiri dari para Guru Bantu, Guru didambakan oleh guru dan bangsa
Desa, Kepala Sekolah, dan Penilik Indonesia. Perjuangan PGI bukan lagi
Sekolah. Dengan latar pendidikan yang sekadar nasib guru, melainkan
berbeda-beda mereka umumnya memuncak pada kesadaran dan cita-
bertugas di Sekolah Desa dan Sekolah cita kemerdekaan. Pada zaman
Rakyat Angka Dua yang menggunakan pendudukan Jepang segala organisasi
bahasa pengantarnya bahasa daerah dilarang, sekolah ditutup, dan
ditambah bahasa Melayu. Tidak Persatuan Guru Indonesia (PGI) tidak
mudah bagi PGHB memperjuangkan dapat lagi melakukan aktivitas.
nasib anggotanya yang memiliki
pangkat, status sosial dan latar Seratus hari setelah Proklamasi
belakang pendidikan yang berbeda. Kemerdekaan 17 Agustus 1945,
Sejalan dengan itu, di samping PGHB tepatnya tanggal 23-25 November
berkembang pula organisasi guru baru 1945 berlangsung Kongres Guru
antara lain Persatuan Guru Bantu Indonesia di Surakarta. Kongres
(PGB), Perserikatan Guru Desa (PGD), berlangsung di Gedung Somaharsana
Persatuan Guru Ambachtsschool (Pasar Pon), Van Deventer School,
(PGAS), Perserikatan Normaalschool Sekolah Guru Puteri (sekarang SMP
(PNS), Hogere Kweekschool Bond Negeri 3 Surakarta). Melalui kongres
(HKSB); di samping organisasi guru Guru Indonesia, segala perbedaan
yang bercorak keagamaan, kebangsaan antara organisasi guru yang didasarkan
atau lainnya seperti Christelijke perbedaan tamatan di lingkungan
Onderwijs Vereneging (COV), pekerjaan, lingkungan daerah, aliran
Katolieke Onderwijsbond (KOB), politik, agama, dan suku sepakat
Vereneging Van Muloleerkrachten dihapuskan. Para pendiri merupakan
(VVM), dan Nederlands Indische guru-guru yang aktif mengajar,
Onderwijs Genootschap (NIOG) yang pensiunan guru yang aktif berjuang,
beranggotakan semua guru tanpa dan pegawai pendidikan Republik
membedakan golongan agama. Indonesia yang baru dibentuk. Mereka
Perjuangan guru tidak lagi berfokus meniadakan perbedaan latar belakang
pada perbaikan nasib serta kesamaan dan sebagainya demi bersatu untuk
hak dan posisi dengan Belanda, Negara Kesatuan Republik Indonesia.
melainkan telah memuncak menjadi
perjuangan nasional dengan teriak Sejak kongres Guru Indonesia (kongres
“merdeka”. ke-1 PGRI), semua guru Indonesia
menyatakan dirinya bersatu dalam satu
Pada tahun 1932, dengan penuh wadah PGRI.
kesadaran, 32 organisasi guru yang
berbeda-beda latar belakang, paham

2
Sejak lahirnya, PGRI bersifat Tantangan global, khususnya di abad
unitaristik, independen, dan non- ke-21 yang ditandai dengan berbagai
partisan. Keanggotaanya tanpa perubahan yang berlangsung cepat
memandang ijazah, status, tempat terutama dalam ilmu pengetahuan dan
bekerja, jenis kelamin, latar belakang teknologi dengan segala dampaknya.
agama, dan lain sebagainya. Kelahiran Lingkungan yang sedang berubah
PGRI sebagai wadah pemersatu guru secara global memerlukan pola kerja
yang sedang mengalami revolusi dalam bentuk kerja tim; memerlukan
kemerdekaan merupakan manifestasi sumber daya manusia yang menguasai
rasa tanggung jawab dan kesadaran ilmu pengetahuan dan teknologi
kaum guru Indonesia dalam memenuhi (iptek); masyarakat meritokratik yang
kewajiban akan pengabdiannya serta lebih menghargai prestasi daripada
partisipasinya kepada perjuangan status dan asal usul; dan menghormati
menegakkan dan mengisi orang yang mampu melaksanakan
kemerdekaan Negara Kesatuan tugasnya secara efektif dan produktif.
Republik Indonesia (NKRI). Para guru
yang mengadakan kongres serentak PGRI memosisikan diri sebagai mitra
bersatu mengisi kemerdekaan dengan strategis pemerintah dan pemerintah
tiga tujuan: daerah. Perjuangan konsisten PGRI
dalam meningkatkan harkat martabat
(1)mempertahankan dan dan muruah para guru banyak
menyempurnakan Republik Indonesia; membuahkan hasil. Di antaranya;
PGRI lahirnya Undang-Undang Nomor
(2)mempertinggi tingkat pendidikan 14/2005 tentang Guru dan Dosen yang
dan pengajaran sesuai dengan dasar- dikuatkan dengan Peraturan
dasar kerakyatan; dan Pemerintah Nomor 74/2008 yang
berimplikasi adanya tunjangan profesi
(3)membela hak dan nasib buruh
yang hingga kini dinikmati para
umumnya, guru pada khususnya.
pendidik di seluruh tanah air;
Dalam rona dan dinamika politik yang terbentuknya Ditjen Guru dan Tenaga
sangat dinamis, PGRI tetap setia dalam Kependidikan (dulu Ditjen PMPTK)
pengabdiannya sebagai organisasi yang mempunyai tugas
profesi yang bersifat unitaristik, menyelenggarakan perumusan dan
independen, dan nonpartisan. Untuk pelaksanaan kebijakan di bidang
itulah, sebagai penghormatan kepada pembinaan guru, pendidik lainnya, dan
guru, Pemerintah Republik Indonesia tenaga kependidikan; Pengadaan guru
melalui Keputusan Presiden Nomor 78 bantu yang kemudian diangkat menjadi
Tahun 1994, menetapkan hari lahir PNS. PGRI terus berkomitmen dalam
PGRI tanggal 25 November sebagai memperjuangkan nasib para guru
Hari Guru Nasional, dan selalu honorer kategori maupun non-kategori
diperingati setiap tahun. khususnya yang berusia di atas 35
tahun agar diberikan kesempatan
Tahun 1998, arus semangat reformasi menjadi ASN melalui jalur ASN-PPPK
melanda negeri. Perubahan situasi maupun jalur CPNS.
politik masa itu turut memengaruhi
arah perjuangan organisasi. Di masa Memasuki abad ke-21 yang ditandai
awal reformasi, PGRI menghadapi dengan kemajuan teknologi informasi
tantangan dalam lingkup global, di segala bidang, terjadi perubahan
nasional, dan organisasional. cara dan banyak inovasi bermunculan.

3
PGRI perlu mengubah mindset dan mengembangkan proses, hasil dan
pengurus dan anggota agar cepat layanan yang baik. Di era keterbukaan
beradaptasi dalam struktur, kultur, saat ini, PGRI harus cakap belajar dari
substansi, dan sumberdaya berjalan pesaing dan mitra. Seluruh lini
efektif. Menghadapi perubahan dunia organisasi sedapat mungkin dapat
yang semakin mengglobal, PGRI harus melancarkan transfer pengetahuan dari
terus memantapkan posisinya sebagai satu bagian ke bagian lain,
organisasi profesi berbasis soliditas dan memberdayakan semua sumberdaya
solidaritas anggota serta komitmen manusia dalam berbagai jenjang
pengurus. Secara struktural dan organisasi.
fungsional, arah perjuangan PGRI
mulai bergerak ke arah profesi yang II. ISI
modern dengan mentransformasi
Kehadiran Persatuan Guru Republik
PGRI menjadi kekuatan moral
Indonesia (PGRI) sebagai wadah dan
intelektual dengan tidak meninggalkan
sarana para guru yang sedang
elan perjuangan sebagai organisasi
berevolusi kemerdekaan, merupakan
perjuangan dan ketenagakerjaan.
rasa tangggung jawab kaum guru
Modernisasi organisasi sesuai
Indonesia dalam memenuhi kewajiban
kebutuhan dilakukan antara lain
akan pengabdiannya serta
dengan membentuk alat perangkat
partisispasinya kepada perjuangan
kelengkapan organisasi sesuai
menegakkan Kemerdekaan Republik
kebutuhan seperti PGRI Smart
Indonesia. Proklamasi kemerdekaan
Learning and Character Center (PGRI
Indonesia menjadi pintu gerbang bagi
SLCC), Lembaga Kajian Kebijakan
bangsa Indonesia untuk mewujudkan
Pendidikan, dan kini tengah digagas
cita-cita nasionalisme yang selama ini
Pusat Pengembangan Profesi Pendidik.
menjadi alat pemersatu para pejuang.
Hadirnya PGRI SLCC menunjukkan
Proklamasi juga menjadi pendorong
keseriusan PGRI dalam upaya
bagi perjuangan guru-guru Indonesia
meningkatkan kompetensi guru di
untuk mempertahankan kemerdekaan
bidang teknologi dalam menghadapi
dengan cara mendidik bangsanya agar
perubahan di era revolusi industri 4.0.
menjadi manusia yang cerdas dan
PGRI terus memperkuat jati dirinya berpengetahuan sehingga tidak dapat
sebagai organisasi profesi yang modern dijajah lagi oleh bangsa asing.
dan dapat merespon kebutuhan
Di saat revolusi sedang bergelora,
berdasarkan zamannya. Penguatan
guru-guru pun tidak mau ketinggalan
peran Asosiasi Profesi dan Keahlian
untuk ikut membantu para tentara,
Sejenis (APKS) sebagai wadah
masyarakat,dan pejuang lainnya, yang
peningkatan kompetensi para guru
sedang melawan Belanda. Guru-guru
yang digelorakan dari guru dan oleh
Indonesia tidak mau lagi bangsa
guru sebagai upaya PGRI memberikan
Indonesia yang telah merdeka di jajah
kesempatan setara tanpa membedakan
kembali dan upaya mereka tidak hanya
status para guru untuk meningkatkan
dalam bentuk kegiatan langsung
kapasitas profesinya.
sebagai masyarakat, tetapi dengan
PGRI sebagai organisasi pembelajar peran sebagai pendidik, mereka terus
harus lebih siap berantisipasi dan memberikan kesadaran akan semangat
beradaptasi terhadap berbagai perjuangan kepada anak didiknya.
perkembangan, dapat mengakselerasi Guru-guru sadar akan tugasnya, bahwa

4
pendidikan adalah sarana utama dalam Masalah tenaga pendidik pada masa
pembangunan bangsa dan negara. kemerdekaan adalah rendahnya
kualitas dan profesionalis guru,
Mereka melaksanakan dwifungsi dalam rendahnya kemandirian guru dalam
bhaktinya yaitu: di garis belakang melaksanakan profesinya yang
mendidik dan mengajar di berakibat rendahnya mutu pendidikan.
sekolahsekolah biasa, sekolah Untuk meningkatkan profesionalisme
peralihan, sekolah pengungsian. guru perlu diupayakan peningkatan
disampingnya kerja sama dengan para kualifikasi, kompetensi, wawasan
bapak/ibu mendirikan dapur umum dan keilmuan, serta kesejahteraan guru.
mempersiapkan makanan tahan lama Profesi guru dilegitimasi oleh
untuk para pejuang di garis masyarakat, untukitu guru dituntut
depan.Terbentuknya organisasi menguasai di daktik dam metodik,
Persatuan Guru Republik Indonesia serta menguasai substansi keilmuan
(PGRI) adalah hasil dari perjuangan yang menjadi kompetensinya.
guru-guru Indonesia. Sejarah
perjuangan kaum guru, memang telah Adapapun peran guru dalam
dimulai dari masa Hindia Belanda meningkatkan kecerdasan adalah
dengan adanya oraganisasi Persatuan adanya semangat dalam memberikan
Guru Hindia Belanda pada tahun 1912. pemahaman terhadap siswa siswi yang
Persatuan Guru Hindia Belanda akan membuatnya memperaktikan ke
kemudian mengalami perubahan lingkungan masyarat sehingga
menjadi Persatuan Guru Indonesia timbulah ingin tahu masyarakat serta
pada tahun 1932. Pada tanggal 24-25 keinginan untuk bisa ,dalam hal itu
November 1945 diadakan kongres juga PGRI memberikan contoh
Guru, yang menghasilkan Persatuan bersungguh sungguh dalam
Guru Republik Indonesia. Di saat meningkatkan kecerdasan bangsa tidak
memuncak Gelora Revolusi maka pada hanya pada kelompok melainkan pada
tanggal 24 November sampai dengan lingkungan.
25 November 1945 dibukalah Kongres
Persatuan Guru Republik Indonesia Sehingga memiliki tekat meningkatkan
(PGRI) pertama di Surakarta. Tempat mutu dan kemampuan,profesi guru dan
pembukaannya adalah di Gedung Sana tenaga pendidikan lainnya serta
Harsana (Pasar Pon) dan tempat meningkatkan harkat dan martabat
kongresnya di Gedung Van Deventer guru melalui peningkatan kesejahteraan
mendapat sambutan miltraliyur anggota serta kesetiakawanan
Belanda dari kapal udara yang
Organisasi ini , oleh karena itu PGRI
mengadakan operasi militernya dengan
harus dapat meningkatkan
sasaran gedung RRI Surakarta.
kualitaspendidikan dan tenaga
Organisasi Persatuan Guru Republik
kependidikan serta mendorong
Indonesia (PGRI) yang baru lahir itu
terwujudnya pertanggungjawaban
bersifat : unitaristis, independen, dan
publik profesi guru dalam melayani
non partai politik. serta
kebutuhan masyarakat. PGRI juga
keanggotaannya tanpapandang
mitra pemerintah dalam mencerdaskan
perbedaan ijasah, status, tempat kerja,
kehidupan bangsa.
jenis kelamin, dan keyakinan agama
dan lain sebagainya. Tekat PGRI pasti bisa menjadikan
anak-anak muda para penerus bangsa

5
mampu membangun daerahnya sendiri, pemenuhan kebutuhan yang dihadapi
bukan menjadi penonton di daerahnya bangsa, khususnya berkaitan dengan
sendiri,” dunia pendidikan yang secara tidak
langsung berhubungan dengan
PGRI merupakan salah satu elemen persoalan guru. Dalam menghadapi era
masyarakat profesi dibidang reformasi menyongsong masa depan,
pendidikan. Posisinya sangat strategis PGRI harus memiliki paradigma baru
karena ikut berperan dalam yang paham menyikapi tantangan
meningkatkan mutu pendidikan dengan dalam membangun jati diri dalam
fokus perhatian pada upaya menyongsong masa depan. Jati diri
peningkatan profesionalisme guru PGRI lahir sebagi organisasi
disertai kesejahteraan yang memadai. perjuangan, profesi dan ketenaga
Peranan guru terhadap peserta didik kerjaan yang mewadahi kaum guru
bekan hanya sebagi pengajar, melaikan diseluruh Indonesia dalam upaya
juga sebagai pembimbing, manajer, mewujudkan hak-hak asasinya sebagai
komonikator dengan masyarakat pribadi, warga Negara dan pengemban
sebagai pribadinya sendiri. Dengan profesi.
peranan-peranan itu, guru berusaha
mengembangkan pribadi siswa, secara Era reformasi merupakan peran baru
totalitas. Peningkatan kualitas yang ditandai adanya perubahan
pendidikan tidak dapat dilakukan mendasar untuk membentuk tatanan
hanya dengan menata kelembagaan, yang lebih baik guna mencapai tujuan
penentuan personal, serta penyediaan nasional yang dicita-citakan. Dalam
prasarana dan sarana serta pembiayaan. menghadapi era reformasi jati diri
PGRI akan menghadapi beberapa
Peranan guru sangatlah penting dalam tantangan serta menjawab tantangan
meningkatkan mutu pendidikan. PGRI tersebut. Tangtangan-tantangan itu
sebagai organisasi profesi bagian dari saling berkaitan satu sama lain dan
elemen masyarakat harus bertahan dan memberikan dampak langsung
dipertahankan serta semakin lama terhadap dunia pendidikan dalam
harus semakin maju, bila ingin diterima menyongsong masa depan.Tantangan-
dan dibutuhkan oleh masyarakat tantangan itu bersifat global, nasional
profesi yang bergerak dalam bidang maupun organisasional. Tantangan
pendidikan. Pemberdayaan anggota global adalah kecendrungan kehidupan
guru untuk pendidikan merupakan dimasa depan khususnya pada abad ke-
salah satu aspek penting dalam 21 yang ditandai dengan perubahan
manajemen pendidikan. Melalui yang berlangsung dengan cepat
pemberdayaan berbagai keputusan terutama dalam ilmu pengetahuan dan
pendidikan dapat efektif dan perbaikan teknologi dengan segala dampaknya.
dunia pendidikan mendapat dukungan Tantangan nasional bersumber pada
nyata. perkembangan reformasi disegala
bidang terutama dalam bidang politik
Pada masa sekarang, PGRI harus
sebagai koreksi terhadap beberapa
mengembangkan dirinya sesuai dengan
kelemahan pada era sebelumnya.
tuntutan jamannya. Sesuai dengan
Tantangan organisasi adalah tantangan
dinamika yang terus berlangsung,
yang bersumber dari terjadinya
PGRI harus dapat menyikapi tantangan
perubahan dalam kehidupan berbagai
yang terjadi dan memberikan
organisasi sebagai konsekuensi
kontribusi terhadap tuntutan dan

6
perkembangan global dan nasional. 2. Pemerintah terus menata
Dengan demikian, setiap organisasi penempatan dan pembinaan guru.
harus mampu beradaptasi dengan
berbagai tantangan dan tuntutan yang 3. Pemerintah meberikan penghargaan
berkembang dengan cara: terhadap guru berprestasi. Upaya
yang ditempuh PGRI dalam
1. PGRI harus memiliki keterbukaan menyukseskan pemberian
dalam menyikapi perkembangan penghargaan terhadap guru.
yang terus berlangsung.
4. Pemerintahan memberikan jaminan
2. PGRI diera otonomi daerah harus pensiunan hari tua kepada guru.
pula meunjukkan kiprahnya secara
maksimal. Pada era otonomi daerah
PGRI harus terus mengikuti dan
Kementrian Pendidikan dan
menyikapi berbagai permasalahan
Kebudayaan memberikan gambaran
dan tantangannya sesuai dengan
peran guru zaman sekarang,meliputi:
tuntutan otonomi daerah.
3. PGRI di era globalisasi harus
membangun dan memperkuat kerja 1. Guru sebagai Pengajar
sama dengan masyarakat
Internasional. Dengan memperkuat Pengajar merupakan peran utama
kerja sama tersebut, PGRI dapat seorang guru. Namun, karena
belajar banyak dari organisasi guru, perkembangan zaman dan karakter
banyak negara didunia dan PGRI siswa yang semakin kritis,guru tak
dapat mentransformasikan hanya dituntut agar mampu
keberadaan PGRI, ide dan gagasan menyampaikan pelajaran. Guru pun
PGRI untuk masyarakat dunia perlu memiliki kapasitas agar dapat
dalam membangun tatanan dunia memberikan materi pelajaran dengan
baru yang lebih baik, khususnya cara menyenangkan dan mampu
pada aspek pendidikan. mengajak siswa agar dapat
berpartisipasi.
2. Guru sebagai Katalisator
Selain meningkatkan kualitas
kecerdasan bangsa melalui Kejelian guru dalam mengidentifikasi
guru,tentunya guru juga garus serta mengoptimalkan potensi siswa
melakukan peningkatan mutu dalam juga menentukan sukses tidaknya
setiap waktu. Ada beberapa cara yang proses pendidikan. Terlebih, setiap
bisa dilakukan agar peningkatan butu siswa tentu memiliki jenis kecerdasan
guru dapat berlangsung: yang berbeda.Sudah menjadi tugas
guru dan orang tua untuk mengenali
1. Pemerintah setiap tahun melakukan jenis kecerdasan yang dimiliki anak
rekrutmen guru. Upaya yang serta mengoptimalkannya sesuai minat
ditempuh PGRI untuk mendukung dan bakat.
rekrutmen guru. Dalam rangka
penjaminan mutu guru, sistem
rekrutmen didasarkan pada
kebutuhan.

7
3. Guru sebagai Fasilitator Republik Indonesia (PGRI) sebagai
wadah dan sarana para guru untuk
Tak hanya harus mampu menyalurkan ilmunya dalam dunia
menyampaikan materi, gurupun perlu pendidikan yang sangat bermanfaat
terbuka untuk bertukar pikiran dengan bagi bangsa,terutama Indonesia.
siswa. Melalui diskusi, guru dapat Peranan guru sangatlah penting
mencari tahu potensi dan kelemahan dalam meningkatkan mutu
siswa sekaligus mendorong mereka pendidikan. PGRI sebagai
agar dapat berinovasi. organisasi profesi bagian dari
elemen masyarakat harus bertahan
4. Guru sebagai Penjaga Gawang
dan dipertahankan. Selain itu,pada
Siswa menghadapi tantangan dan masa orde baru atau sekarang,guru
pengaruh eksternal yang sulit di memiliki 5 peran yaitu,guru sebagai
bendung, terutama di era digital seperti pengajar,guru sebagai
saat ini. Sebagai pendidik, guru katalisator,guru sebagai fasiltator
berperan untuk melindungi siswa dari guru sebagai penjaga gawang dan
pengaruh negatif, seperti bullying, guru sebagai penghubung.
narkoba, pergaulan bebas, konten
internet tidak sehat, berita bohong, dan
etika di dunia maya, agar mereka dapat
lebih bijak dalam bertindak. 2. Saran

5. Guru sebagai Penghubung Semoga dapat mengambil nilai-


nilai positif dari perjuangan guru
Guru berperan dalam menghubungkan dalam memperjuangkan berdirinya
siswa dengan sumber pembelajaran PGRI yang sangat memiliki peran
yang beragam. Tak harus selalu untuk mencerdaskan bangsa
berhubungan dengan materi pelajaran melalui pendidikan. Dengan artikel
di sekolah, guru juga dapat ini semoga mampu menambah
mengenalkan pelajaran penting tentang wawasan pembaca mengenai
kehidupan yang dapat diperoleh dari organisasi Persatuan Guru Republik
pengalaman sehari-hari. Indonesia (PGRI) dalam
mengembangkan pendidikan
Indonesia.
III. PENUTUP
1. Kesimpulan
Pembentukan Persatuan Guru
Republik Indonesia merupakan
hasil perjuangan para guru
Indonesia yang pada waktu itu
bernama PGHB atau Persatuan
Guru Hindia Belanda. Setelah
terbentuknya PGRI,Persatuan Guru
Republik Indonesia terus berjuang
menggalang persatuan dengan
mengajak guru-guru d daerah untuk
bergabung ke dalam PGRI.
Kehadiran Persatuan Guru

Anda mungkin juga menyukai