KELOMPOK 2
FITRIA NURSAHASAH
201414570007
HAMIDAH
IDA FARIDA
NELA AMELIA
201514579007
SWESTI
TIARA
TWINTINA PRAMITASARI
201414579004
DAFTAR ISI
.........................................................................................
A. LATAR BELAKANG
.............................................................................
B. RUMUSAN MASALAH .............................................................................
C. TUJUAN ......................................................................................................
1
2
2
BAB II PEMBAHASAN
.........................................................................................
3
3
5
A. KESIMPULAN
.........................................................................................
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah
tentang GERAKAN GURU PADA
MASA SEBELUM PERJUANGAN
KEMERDEKAAN.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai anggota kelompok 2 sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ilmiah.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk
masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
A. Latar Belakang
Pada zaman penjajahan Belanda. Pemerintahan Belanda menyediakan sekolah yang
beraneka ragam bagi orang Indonesia untuk memenuhi kebutuhan berbagai lapisan
masyarakat. Ciri yang khas dari sekolah-sekolah ini ialah tidak adanya hubungan berbagai
ragam sekolah itu. Namun lambat laun, dalam berbagai macam sekolah yang terpisah-pisah
itu terbentuklah hubungan-hubungan sehingga terdapat suatu sistem yang menunjukkan
kebulatan. Pendidikan bagi anak-anak Indonesia semula terbatas pada pendidikan rendah,
akan tetapi kemudian berkembang secara vertical sehingga anak-anak Indonesia, melalui
pendidikan menengah dapat mencapai pendidikan tinggi, sekalipun melalui jalan yang sulit
dan sempit.
Pejajahan selanjutnya adalah penjajahan Jepang yang membawa perubahan buruk dan
baik bagi bangsa Indonesia. Bangsa Jepang menanamkan bahwa bangsa Asia juga bisa maju.
Selain itu, Jepang juga mengajarkan menghormati guru dan dokter. Serta, Jepang juga
membuat Bangsa Indonesia sadar akan kesatuan dan persatuan bangsa sangatlah penting..
Bahkan saat penjajahan Jepang Bangsa Indonesia benar-benar diperas keringatnya dengan
dalih Jepang adalah saudara tua Bangsa Indonesia. Pendidikan pun menjadi terbengkalai.
Meskipun demikian, para guru masih terus berjuang untuk memajukan pendidikan di
Indonesia. Dengan semangat perjuangan dan kebangsaan yang menggelolara, para guru
pribumi berhasil mendirikan organisasi pendidikan yang sekarang disebut PGRI. PGRI
adalah organisasi perjuangan, organisasi profesi dan organisasi ketenagakerjaan yang
berfokus pada bidang keguruan.
PGRI sebagai tempat berhimpunnya segenap guru dan tenaga kependidikan lainnya
merupakan organisasi perjuangan, organisasi profesi, dan organisasi ketenagakerjaan yang
berdasarkan Pancasila, bersifat independen, dan non politik praktis, secara aktif menjaga,
memelihara, mempertahankan, dan meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa yang
dijiwai semangat kekeluargaan, kesetiakawanan social yang kokoh serta sejahtera lahir batin,
dan kesetiakawanan organisasi baik nasional maupun internasional. Namun, pada masa
penjajahan belanda nama PGRI adalah PGHB (persatuan guru hindia belanda). Kemudian
berubah menjadi persatuan guru Indonesia (PGI).
Dengan Usaha para gurupun pendidikan dapat terangkat walau saat Bangsa Indonesia
dijajah. Kita patut bangga dengan semua usaha para guru. Maka, perlu untuk kita memahami
dan mengerti perjuangan para guru saat masa penjajahan Belanda dan Jepang.
B. Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui perjuangan guru dimasa penjajahan Belanda dan pada masa penjajahan
Jepang.
2. Untuk mengetahui keadaan pendidikan, guru dan sekolah di Indonesia pada zaman
penjajahan..
3. Untuk mengetahui lahirnya PGRI dan hasil kongres I VI
4. Utntuk mengetahui peranan PGRI dimasa 1945-1950
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Perjuangan Guru Dimasa Penjajahan Belanda Dan Keadaan Pendidikan, Guru dan
Bentuk-Bentuk Sekolah
Pada masa penjajahan guru tampil dan ikut mewarnai perjuangan bangsa indonesia.
Semangat kebangsaan Indonesia tercermin dan terpatri dari guru pada masa penjajahan
tersebut. Hal ini dapat kita lihat dari lahirnya organisasi perjuangan guru-guru pribumi pada
zaman belanda pada tahun 1912 dengan nama persatuan guru hindia belanda. Organisasi ini
merupakan dari guru bantu, guru desa, kepala sekolah, dan pemilik sekolah.
Dengan semangat perjuangan dan kebangsaan yang menggelolara, para guru pribumi
menuntut persamaan hak dan kedudukan dengan pihak belanda. Sebagai salah satu bukti dari
perjuangan ini adalah kepala HIS yang sebelumya selalu dijabat oleh orang belanda, bergeser
ke tangan orang Indonesia. Semangat perjuangan guru terus bergelora dan memuncak serta
mengalami pergeseran cita-cita perjuangan yang lebih hakiki lagi, yaitu Indonesia merdeka.
Pada tahun 1932 persatuan guru hindia belanda (PGHB) berubah menjadi persatuan
guru Indonesia (PGI). Perubahan nama ini suatu langka berani penuh risiko, karena
mengusung nama Indonesia di mana belanda tidak suka dengan kata tersebut yang
dianggap mengorbangkan semangat nasionalisme yang tinggi serta dorongan untuk hidup
merdeka menjadikan organisasi ini tetap eksis sampai pemerintahan kolonial belanda
berakhir.
Dari penjelasan diatas dapat dikatsakan bahwa perang guru pada masa penjajahan
sangat penting dan mempunyai nilai yang strategis dalam membangkitkan semangat
kebangsaan Indonesia menuju cita-cita kemerdekaan. Dengan peran guru sebagai pengajar
dan pendidik yang berhadapan langsung dengan para siswa, maka guru bisa secara langsung
menanamkan jiwa nasionalisme dan menekankan arti penting sebuah kemerdekaan bagi
bangsa Indonesia.
Pada zaman Belanda, terdapat bermacam-macam sekolah diperuntukan bagi golongan
tertentu. Umumnya sekolah desa atau sekolah rakyat (Volksschool) untuk masyarakat desa,
sekolah dasar Angka II ( Tweede Inlandse School) untuk rakyat biasa di kota-kota. Dan
sekolah Dasar berbahasa Belanda untuk anak-anak priyai.atau anak-anak pegawai pemerintah
Hindia Belanda.
2
Guru-gurunya
adalah
tamatan
bermacam-macam
sekolah
guru,
seperti Normalschool (NS), Kweekschool (KS), Hongere Kweekschool (HKS) dan banyak
lagi. Dan setiap golongan guru tersebut mendapat gaji yang berbeda-beda pula.
Hal ini sengaja diciptakan oleh Belanda untuk mempengaruhi golongan guru dan
memecah belah penduduk Indonesia, bukan hanya dalam pendidikan, namun juga dalam
kehidupan social-ekonomi.
Secara umum sistem pendidikan khususnya macam-macam persekolahan didasarkan
kepada golongan penduduk menurut keturunan atau lapisan (kelas) social yang ada dan
menurut golongan kebangsaan yang berlaku waktu itu, yaitu :
1.
2.
a.
b.
AMS (Algemene Middelbare School) adalah sekolah menengah umum kelanjutan dari
MULO berbahasa belanda dan diperuntukan golongan bumi putra dan Timur asing. Lama
belajarnya tiga tahun dan yang petama didirikan tahun 1915.
c.
HBS (Hoobere Burger School) atau sekolah warga Negara tinggi adalah sekolah
menengeh kelanjutan dari ELS yang disediakan untuk golongan Eropa, Didirikan pada tahun
1860.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Bulan Februari 1942 bala tentara Jepang menduduki Indonesia. Pemerintah tentara
pendudukan Jepang melarang penggunaan bahasa Belanda dan Inggris. Diperintahkannya
agar disamping bahasa resmi di sekolah-sekolah dan bahasa jepang dipelajari dan diajarkan
juga. Akan tetapi semua perkumpulan atau perserikatan dilarang, Termasuk PGI. Sejak itu
sekolah-sekolah ditutup. Namun, Setelah banyak kejadian berlalu. Akhirnya sekolah-sekolah
yang sudah lama ditutup dibuka kembali. Bahasa Belanda dan Inggris dilarang diganti
dengan pelajaran bahasa Nippon dengan huruf katakana dan kanji. Untuk bahasa Indonesia
dipakai sebgai bahasa pengantar di sekolah-sekolah Sekolah Dasar diberi nama Syo Gakko,
Sekolah Menengah Cu Gakkoo dan Sekolah Tinggi Dai Gakkoo.
a.
b.
a.
b.
c.
Dengan kongres guru Indonesia, maka semua guru di Indonesia melebur dan menyatu
dalam suatu wadah atau persatuan guru repuplik Indonesia (PGRI). Kini tidak ada lagi sekatsekat guru karena perbedaan latar belakang guru. Melalui organisasi PGRI, siap berjuang
untuk menggangkat harkat dan martabat guru, sekaligu harkat dan martabat bangsa indonesia.
PGRI sebagai organisasi perjuangan, organisasi profesi, dan organisasi ketenagakerja
terus mengalami dinamika, baik yang disebabkan faktor eksternal, faktor internal terus
muncul seiring dengan tuntutan perbaikan nasip guru yang diakui masih sangat rendah.
Bahwa guru sering diindentikkan dengan umar bakri yang oleh penyanyi iwan fals
digambarkan sebagai sosok guru yang serba minim kehidupannya dengan sepeda
kumbangnya. Sementara itu, faktor eksternal, terutama dinamika social politik nasional juga
ikut mewarnai perjalanan organisasi PGRI. Kadang pengaruh itu positif, tetapi tidak jarang
kadang negative yang menyeret organisasi PGRI ke hal-hal kurang menguntungkan.
Sejarah pertumbuhan PGRI dari masa ke masa dapat di lacak dari hasil-hasil kongres
yang satu ke kongras berikutnya. Akan tampak bahwa PGRI sangat lekat dengan situasi
kehidupan politik pada zamanya, bahkan dapat di katakan bahwa sejarah pertumbuhan PGRI
tidak ubahnya dengan sejarah politik bangsa.
1.
4
4.
a. PGRI yang sempat disintegrasi akibat terbentuknya Negara RIS menyatakan bersatu
kembali dalam wadah PGRI (maklumatnya persatuan PGRI)
b. PGRI yang telah bersatu kembali, tetap AD/ART ke 1 dari kongres PGRI 1
5.
5
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
PGRI adalah organisasi perjuangan, profesi, dan tenagakerjaan, berskala nasional yang
bersifat :
1.
6
DAFTAR PUSTAKA
Gerakan Serikat Buruh Indonesia (terjemahan Oey Hay Djoen). Ithaca: Seri Modern
Indonesia Project Southeast Asia Program Department of Far Eastern Studies Cornell
University.
Uhlin, Anders. 1998.Oposisi Berserak: Arus Deras Demokratisasi Gelombang Ketiga di
Indonesia. Jakarta: Mizan
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen