Anda di halaman 1dari 9

ARTIKEL

PERAN PGRI DALAM MENINGKATKAN KUALITAS KECERDASAN


BANGSA PADA MASA KEMERDEKAAN INDONESIA

Oleh:
Kelompok 1
Dewi Purwati 21166600009
Mosa Aura Widika 21166600006
Budi Samsuri 21166600026
Heru Dwi Hartanta 21166600003

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
TAHUN 2021
PERAN PGRI DALAM MENINGKATKAN KUALITAS KECERDASAN
BANGSA PADA MASA KEMERDEKAAN INDONESIA

ABSTRAK

Kehadiran Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) sebagai


wadah dan sarana para guru yang sedang berevolusi Kemerdekaan,
merupakan rasa tangggung jawab kaum guru Indonesia dalam
memenuhi kewajiban akan pengabdiannya serta partisispasinya
kepada perjuangan menegakkan Kemerdekaan Republik Indonesia.
Organisasi profesi ini didambakan dapat menunjukkan citra sebagai
motor penggerak dan wadah penampung semua aspirasi
profesionalisme guru berperan aktif memotivasi peningkatan kualitas
guru. Penelitian studi tentang peran organisasi persatuan guru
republic indonesia (pgri) dalam kemerdekaan republik indonesia
memiliki tujaun untuk: 1) Mendapatkan informasi tentang awal mula
terbentuknya oganisasi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI);
2) Untuk mengetahui peran oganisasi Persatuan Guru Republik
Indonesia (PGRI) dalam perjuangan kemerdekaan Republik
Indonesia; 3) Untuk mengetahui peran organisasi Persatuan Guru
Republik Indonesia (PGRI) pasca kemerdekaan Republik Indonesia,
dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Pendekatan
penelitian kualitatif terdiri dari beberapa tahapan yaitu (1) tahapan
penelitian pendahuluan, (2) tahap pengembangan desain, (3)
penelittian sebenarnya, dan (4) tahap penulisan laporan. Dalam
penelitian ini prosedur pengumpulan data yang digunakan meliputi
studi kepustakaan, studi arsip atau dokumen, dokumentasi dan
wawancara, sedangkan untuk pengecekan data menggunakan
pengujian kredibilitas, Transferability, Dependability,
Konfirmability. Hasil dari penelitian ini organisasi PGRI ini
merupakan manifestasi kaum guru Indonesia dalam mengambil
bagian dan tanggung jawab sesuai dengan bidang profesinya sebagai
pendidik untuk mengisi kemerdekaan yang dicita-citakan. karenanya
organisasi ini dipandang sebagai pemersatu kaum guru yang bersifat:
1) unitaris, 2) independen, 3) non partai politik. Juga merupakan
suatu sarana, wahana dalam kepentingan kaum guru bagi
pengembangan profesinya, pendidikan pada umumnya serta
pengabdiannya kepada tanah air dan bangsa.

1
I. SEJARAH PGRI Pada tahun 1932, dengan penuh
kesadaran, 32 organisasi guru yang
Semangat keindonesiaan telah lama berbeda-beda latar belakang, paham
tumbuh di kalangan guru-guru dan golongan sepakat bersatu
Indonesia. Organisasi perjuangan mengubah nama Persatuan Guru
guru-guru pribumi pada zaman Hindia Belanda (PGHB) menjadi
Belanda berdiri pada tahun 1912 Persatuan Guru Indonesia (PGI).
dengan nama Persatuan Guru Hindia Pengubahan nama ini mengejutkan
Belanda (PGHB). Organisasi ini pemerintah Belanda, karena
bersifat unitaristik yang anggotanya penggunaan kata “Indonesia” yang
terdiri dari para Guru Bantu, Guru mencerminkan semangat kebangsaan
Desa, Kepala Sekolah, dan Penilik sangat tidak disenangi oleh Belanda.
Sekolah. Dengan latar pendidikan yang Sebaliknya, kata “Indonesia” ini sangat
berbeda-beda mereka umumnya didambakan oleh guru dan bangsa
bertugas di Sekolah Desa dan Sekolah Indonesia. Perjuangan PGI bukan lagi
Rakyat Angka Dua yang menggunakan sekadar nasib guru, melainkan
bahasa pengantarnya bahasa daerah memuncak pada kesadaran dan cita-
ditambah bahasa Melayu. Tidak cita kemerdekaan. Pada zaman
mudah bagi PGHB memperjuangkan pendudukan Jepang segala organisasi
nasib anggotanya yang memiliki dilarang, sekolah ditutup, dan
pangkat, status sosial dan latar Persatuan Guru Indonesia (PGI) tidak
belakang pendidikan yang berbeda. dapat lagi melakukan aktivitas.
Sejalan dengan itu, di samping PGHB
berkembang pula organisasi guru baru Seratus hari setelah Proklamasi
antara lain Persatuan Guru Bantu Kemerdekaan 17 Agustus 1945,
(PGB), Perserikatan Guru Desa (PGD), tepatnya tanggal 23-25 November
Persatuan Guru Ambachtsschool 1945 berlangsung Kongres Guru
(PGAS), Perserikatan Normaalschool Indonesia di Surakarta. Kongres
(PNS), Hogere Kweekschool Bond berlangsung di Gedung Somaharsana
(HKSB); di samping organisasi guru (Pasar Pon), Van Deventer School,
yang bercorak keagamaan, kebangsaan Sekolah Guru Puteri (sekarang SMP
atau lainnya seperti Christelijke Negeri 3 Surakarta). Melalui kongres
Onderwijs Vereneging (COV), Guru Indonesia, segala perbedaan
Katolieke Onderwijsbond (KOB), antara organisasi guru yang didasarkan
Vereneging Van Muloleerkrachten perbedaan tamatan di lingkungan
(VVM), dan Nederlands Indische pekerjaan, lingkungan daerah, aliran
Onderwijs Genootschap (NIOG) yang politik, agama, dan suku sepakat
beranggotakan semua guru tanpa dihapuskan. Para pendiri merupakan
membedakan golongan agama. guru-guru yang aktif mengajar,
Perjuangan guru tidak lagi berfokus pensiunan guru yang aktif berjuang,
pada perbaikan nasib serta kesamaan dan pegawai pendidikan Republik
hak dan posisi dengan Belanda, Indonesia yang baru dibentuk. Mereka
melainkan telah memuncak menjadi meniadakan perbedaan latar belakang
perjuangan nasional dengan teriak dan sebagainya demi bersatu untuk
“merdeka”. Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2
Sejak kongres Guru Indonesia (kongres politik masa itu turut memengaruhi
ke-1 PGRI), semua guru Indonesia arah perjuangan organisasi. Di masa
menyatakan dirinya bersatu dalam satu awal reformasi, PGRI menghadapi
wadah PGRI. tantangan dalam lingkup global,
nasional, dan organisasional.
Sejak lahirnya, PGRI bersifat Tantangan global, khususnya di abad
unitaristik, independen, dan non- ke-21 yang ditandai dengan berbagai
partisan. Keanggotaanya tanpa perubahan yang berlangsung cepat
memandang ijazah, status, tempat terutama dalam ilmu pengetahuan dan
bekerja, jenis kelamin, latar belakang teknologi dengan segala dampaknya.
agama, dan lain sebagainya. Kelahiran Lingkungan yang sedang berubah
PGRI sebagai wadah pemersatu guru secara global memerlukan pola kerja
yang sedang mengalami revolusi dalam bentuk kerja tim; memerlukan
kemerdekaan merupakan manifestasi sumber daya manusia yang menguasai
rasa tanggung jawab dan kesadaran ilmu pengetahuan dan teknologi
kaum guru Indonesia dalam memenuhi (iptek); masyarakat meritokratik yang
kewajiban akan pengabdiannya serta lebih menghargai prestasi daripada
partisipasinya kepada perjuangan status dan asal usul; dan menghormati
menegakkan dan mengisi orang yang mampu melaksanakan
kemerdekaan Negara Kesatuan tugasnya secara efektif dan produktif.
Republik Indonesia (NKRI). Para guru
yang mengadakan kongres serentak PGRI memosisikan diri sebagai mitra
bersatu mengisi kemerdekaan dengan strategis pemerintah dan pemerintah
tiga tujuan: daerah. Perjuangan konsisten PGRI
dalam meningkatkan harkat martabat
(1)mempertahankan dan dan muruah para guru banyak
menyempurnakan Republik Indonesia; membuahkan hasil. Di antaranya;
PGRI lahirnya Undang-Undang Nomor
(2)mempertinggi tingkat pendidikan
14/2005 tentang Guru dan Dosen yang
dan pengajaran sesuai dengan dasar-
dikuatkan dengan Peraturan
dasar kerakyatan; dan
Pemerintah Nomor 74/2008 yang
(3)membela hak dan nasib buruh berimplikasi adanya tunjangan profesi
umumnya, guru pada khususnya. yang hingga kini dinikmati para
pendidik di seluruh tanah air;
Dalam rona dan dinamika politik yang terbentuknya Ditjen Guru dan Tenaga
sangat dinamis, PGRI tetap setia dalam Kependidikan (dulu Ditjen PMPTK)
pengabdiannya sebagai organisasi yang mempunyai tugas
profesi yang bersifat unitaristik, menyelenggarakan perumusan dan
independen, dan nonpartisan. Untuk pelaksanaan kebijakan di bidang
itulah, sebagai penghormatan kepada pembinaan guru, pendidik lainnya, dan
guru, Pemerintah Republik Indonesia tenaga kependidikan; Pengadaan guru
melalui Keputusan Presiden Nomor 78 bantu yang kemudian diangkat menjadi
Tahun 1994, menetapkan hari lahir PNS. PGRI terus berkomitmen dalam
PGRI tanggal 25 November sebagai memperjuangkan nasib para guru
Hari Guru Nasional, dan selalu honorer kategori maupun non-kategori
diperingati setiap tahun. khususnya yang berusia di atas 35
tahun agar diberikan kesempatan
Tahun 1998, arus semangat reformasi
melanda negeri. Perubahan situasi

3
menjadi ASN melalui jalur ASN-PPPK status para guru untuk meningkatkan
maupun jalur CPNS. kapasitas profesinya.
Memasuki abad ke-21 yang ditandai PGRI sebagai organisasi pembelajar
dengan kemajuan teknologi informasi harus lebih siap berantisipasi dan
di segala bidang, terjadi perubahan beradaptasi terhadap berbagai
cara dan banyak inovasi bermunculan. perkembangan, dapat mengakselerasi
PGRI perlu mengubah mindset dan mengembangkan proses, hasil dan
pengurus dan anggota agar cepat layanan yang baik. Di era keterbukaan
beradaptasi dalam struktur, kultur, saat ini, PGRI harus cakap belajar dari
substansi, dan sumberdaya berjalan pesaing dan mitra. Seluruh lini
efektif. Menghadapi perubahan dunia organisasi sedapat mungkin dapat
yang semakin mengglobal, PGRI harus melancarkan transfer pengetahuan dari
terus memantapkan posisinya sebagai satu bagian ke bagian lain,
organisasi profesi berbasis soliditas dan memberdayakan semua sumberdaya
solidaritas anggota serta komitmen manusia dalam berbagai jenjang
pengurus. Secara struktural dan organisasi.
fungsional, arah perjuangan PGRI
mulai bergerak ke arah profesi yang Di usia yang ke-75, semoga PGRI
modern dengan mentransformasi semakin jaya dan terus memberi arti
PGRI menjadi kekuatan moral untuk Indonesia.
intelektual dengan tidak meninggalkan
elan perjuangan sebagai organisasi
perjuangan dan ketenagakerjaan. II. METODE
Modernisasi organisasi sesuai
kebutuhan dilakukan antara lain Kehadiran Persatuan Guru Republik
dengan membentuk alat perangkat Indonesia (PGRI) sebagai wadah dan
kelengkapan organisasi sesuai sarana para guru yang sedang
kebutuhan seperti PGRI Smart berevolusi kemerdekaan, merupakan
Learning and Character Center (PGRI rasa tangggung jawab kaum guru
SLCC), Lembaga Kajian Kebijakan Indonesia dalam memenuhi kewajiban
Pendidikan, dan kini tengah digagas akan pengabdiannya serta
Pusat Pengembangan Profesi Pendidik. partisispasinya kepada perjuangan
Hadirnya PGRI SLCC menunjukkan menegakkan Kemerdekaan Republik
keseriusan PGRI dalam upaya Indonesia. Proklamasi kemerdekaan
meningkatkan kompetensi guru di Indonesia menjadi pintu gerbang bagi
bidang teknologi dalam menghadapi bangsa Indonesia untuk mewujudkan
perubahan di era revolusi industri 4.0. cita-cita nasionalisme yang selama ini
menjadi alat pemersatu para pejuang.
PGRI terus memperkuat jati dirinya Proklamasi juga menjadi pendorong
sebagai organisasi profesi yang modern bagi perjuangan guru-guru Indonesia
dan dapat merespon kebutuhan untuk mempertahankan kemerdekaan
berdasarkan zamannya. Penguatan dengan cara mendidik bangsanya agar
peran Asosiasi Profesi dan Keahlian menjadi manusia yang cerdas dan
Sejenis (APKS) sebagai wadah berpengetahuan sehingga tidak dapat
peningkatan kompetensi para guru dijajah lagi oleh bangsa asing.
yang digelorakan dari guru dan oleh
guru sebagai upaya PGRI memberikan Di saat revolusi sedang bergelora,
kesempatan setara tanpa membedakan guru-guru pun tidak mau ketinggalan

4
untuk ikut membantu para tentara, Belanda dari kapal udara yang
masyarakat,dan pejuang lainnya, yang mengadakan operasi militernya dengan
sedang melawan Belanda. Guru-guru sasaran gedung RRI Surakarta.
Indonesia tidak mau lagi bangsa Organisasi Persatuan Guru Republik
Indonesia yang telah merdeka di jajah Indonesia (PGRI) yang baru lahir itu
kembali dan upaya mereka tidak hanya bersifat : unitaristis, independen, dan
dalam bentuk kegiatan langsung non partai politik. serta
sebagai masyarakat, tetapi dengan keanggotaannya tanpapandang
peran sebagai pendidik, mereka terus perbedaan ijasah, status, tempat kerja,
memberikan kesadaran akan semangat jenis kelamin, dan keyakinan agama
perjuangan kepada anak didiknya. dan lain sebagainya.
Guru-guru sadar akan tugasnya, bahwa
pendidikan adalah sarana utama dalam Masalah tenaga pendidik pada masa
pembangunan bangsa dan negara. kemerdekaan adalah rendahnya
kualitas dan profesionalis guru,
Mereka melaksanakan dwifungsi dalam rendahnya kemandirian guru dalam
bhaktinya yaitu: di garis belakang melaksanakan profesinya yang
mendidik dan mengajar di berakibat rendahnya mutu pendidikan.
sekolahsekolah biasa, sekolah Untuk meningkatkan profesionalisme
peralihan, sekolah pengungsian. guru perlu diupayakan peningkatan
disampingnya kerja sama dengan para kualifikasi, kompetensi, wawasan
bapak/ibu mendirikan dapur umum dan keilmuan, serta kesejahteraan guru.
mempersiapkan makanan tahan lama Profesi guru dilegitimasi oleh
untuk para pejuang di garis masyarakat, untukitu guru dituntut
depan.Terbentuknya organisasi menguasai di daktik dam metodik,
Persatuan Guru Republik Indonesia serta menguasai substansi keilmuan
(PGRI) adalah hasil dari perjuangan yang menjadi kompetensinya.
guru-guru Indonesia. Sejarah
perjuangan kaum guru, memang telah Adapapun peran guru dalam
dimulai dari masa Hindia Belanda meningkatkan kecerdasan adalah
dengan adanya oraganisasi Persatuan adanya semangat dalam memberikan
Guru Hindia Belanda pada tahun 1912. pemahaman terhadap siswa siswi yang
Persatuan Guru Hindia Belanda akan membuatnya memperaktikan ke
kemudian mengalami perubahan lingkungan masyarat sehingga
menjadi Persatuan Guru Indonesia timbulah ingin tahu masyarakat serta
pada tahun 1932. Pada tanggal 24-25 keinginan untuk bisa ,dalam hal itu
November 1945 diadakan kongres juga PGRI memberikan contoh
Guru, yang menghasilkan Persatuan bersungguh sungguh dalam
Guru Republik Indonesia. Di saat meningkatkan kecerdasan bangsa tidak
memuncak Gelora Revolusi maka pada hanya pada kelompok melainkan pada
tanggal 24 November sampai dengan lingkungan.
25 November 1945 dibukalah Kongres
Sehingga memiliki tekat meningkatkan
Persatuan Guru Republik Indonesia
mutu dan kemampuan,profesi guru dan
(PGRI) pertama di Surakarta. Tempat
tenaga pendidikan lainnya serta
pembukaannya adalah di Gedung Sana
meningkatkan harkat dan martabat
Harsana (Pasar Pon) dan tempat
guru melalui peningkatan kesejahteraan
kongresnya di Gedung Van Deventer
anggota serta kesetiakawanan
mendapat sambutan miltraliyur

5
Organisasi ini , oleh karena itu PGRI pemberdayaan berbagai keputusan
harus dapat meningkatkan pendidikan dapat efektif dan perbaikan
kualitaspendidikan dan tenaga dunia pendidikan mendapat dukungan
kependidikan serta mendorong nyata.
terwujudnya pertanggungjawaban
publik profesi guru dalam melayani Pada masa sekarang, PGRI harus
kebutuhan masyarakat. PGRI juga mengembangkan dirinya sesuai dengan
mitra pemerintah dalam mencerdaskan tuntutan jamannya. Sesuai dengan
kehidupan bangsa. dinamika yang terus berlangsung,
PGRI harus dapat menyikapi tantangan
Tekat PGRI pasti bisa menjadikan yang terjadi dan memberikan
anak-anak muda para penerus bangsa kontribusi terhadap tuntutan dan
mampu membangun daerahnya sendiri, pemenuhan kebutuhan yang dihadapi
bukan menjadi penonton di daerahnya bangsa, khususnya berkaitan dengan
sendiri,” dunia pendidikan yang secara tidak
langsung berhubungan dengan
PGRI merupakan salah satu elemen persoalan guru. Dalam menghadapi era
masyarakat profesi dibidang reformasi menyongsong masa depan,
pendidikan. Posisinya sangat strategis PGRI harus memiliki paradigma baru
karena ikut berperan dalam yang paham menyikapi tantangan
meningkatkan mutu pendidikan dengan dalam membangun jati diri dalam
fokus perhatian pada upaya menyongsong masa depan. Jati diri
peningkatan profesionalisme guru PGRI lahir sebagi organisasi
disertai kesejahteraan yang memadai. perjuangan, profesi dan ketenaga
Peranan guru terhadap peserta didik kerjaan yang mewadahi kaum guru
bekan hanya sebagi pengajar, melaikan diseluruh Indonesia dalam upaya
juga sebagai pembimbing, manajer, mewujudkan hak-hak asasinya sebagai
komonikator dengan masyarakat pribadi, warga Negara dan pengemban
sebagai pribadinya sendiri. Dengan profesi.
peranan-peranan itu, guru berusaha
mengembangkan pribadi siswa, secara Era reformasi merupakan peran baru
totalitas. Peningkatan kualitas yang ditandai adanya perubahan
pendidikan tidak dapat dilakukan mendasar untuk membentuk tatanan
hanya dengan menata kelembagaan, yang lebih baik guna mencapai tujuan
penentuan personal, serta penyediaan nasional yang dicita-citakan. Dalam
prasarana dan sarana serta pembiayaan. menghadapi era reformasi jati diri
PGRI akan menghadapi beberapa
Peranan guru sangatlah penting dalam tantangan serta menjawab tantangan
meningkatkan mutu pendidikan. PGRI tersebut. Tangtangan-tantangan itu
sebagai organisasi profesi bagian dari saling berkaitan satu sama lain dan
elemen masyarakat harus bertahan dan memberikan dampak langsung
dipertahankan serta semakin lama terhadap dunia pendidikan dalam
harus semakin maju, bila ingin diterima menyongsong masa depan.Tantangan-
dan dibutuhkan oleh masyarakat tantangan itu bersifat global, nasional
profesi yang bergerak dalam bidang maupun organisasional. Tantangan
pendidikan. Pemberdayaan anggota global adalah kecendrungan kehidupan
guru untuk pendidikan merupakan dimasa depan khususnya pada abad ke-
salah satu aspek penting dalam 21 yang ditandai dengan perubahan
manajemen pendidikan. Melalui yang berlangsung dengan cepat

6
terutama dalam ilmu pengetahuan dan bisa dilakukan agar peningkatan butu
teknologi dengan segala dampaknya. guru dapat berlangsung:
Tantangan nasional bersumber pada
perkembangan reformasi disegala 1. Pemerintah setiap tahun melakukan
bidang terutama dalam bidang politik rekrutmen guru. Upaya yang
sebagai koreksi terhadap beberapa ditempuh PGRI untuk mendukung
kelemahan pada era sebelumnya. rekrutmen guru. Dalam rangka
Tantangan organisasi adalah tantangan penjaminan mutu guru, sistem
yang bersumber dari terjadinya rekrutmen didasarkan pada
perubahan dalam kehidupan berbagai kebutuhan.
organisasi sebagai konsekuensi
2. Pemerintah terus menata
perkembangan global dan nasional.
penempatan dan pembinaan guru.
Dengan demikian, setiap organisasi
harus mampu beradaptasi dengan 3. Pemerintah meberikan penghargaan
berbagai tantangan dan tuntutan yang terhadap guru berprestasi. Upaya
berkembang dengan cara: yang ditempuh PGRI dalam
menyukseskan pemberian
1. PGRI harus memiliki keterbukaan
penghargaan terhadap guru.
dalam menyikapi perkembangan
yang terus berlangsung. 4. Pemerintahan memberikan jaminan
pensiunan hari tua kepada guru.
2. PGRI diera otonomi daerah harus
pula meunjukkan kiprahnya secara
maksimal. Pada era otonomi daerah
PGRI harus terus mengikuti dan Kementrian Pendidikan dan
menyikapi berbagai permasalahan Kebudayaan memberikan gambaran
dan tantangannya sesuai dengan peran guru zaman sekarang,meliputi:
tuntutan otonomi daerah.
3. PGRI di era globalisasi harus
membangun dan memperkuat kerja 1. Guru sebagai Pengajar
sama dengan masyarakat Pengajar merupakan peran utama
Internasional. Dengan memperkuat seorang guru. Namun, karena
kerja sama tersebut, PGRI dapat perkembangan zaman dan karakter
belajar banyak dari organisasi guru, siswa yang semakin kritis,guru tak
banyak negara didunia dan PGRI hanya dituntut agar mampu
dapat mentransformasikan menyampaikan pelajaran. Guru pun
keberadaan PGRI, ide dan gagasan perlu memiliki kapasitas agar dapat
PGRI untuk masyarakat dunia memberikan materi pelajaran dengan
dalam membangun tatanan dunia cara menyenangkan dan mampu
baru yang lebih baik, khususnya mengajak siswa agar dapat
pada aspek pendidikan. berpartisipasi.
2. Guru sebagai Katalisator
Selain meningkatkan kualitas Kejelian guru dalam mengidentifikasi
kecerdasan bangsa melalui serta mengoptimalkan potensi siswa
guru,tentunya guru juga garus juga menentukan sukses tidaknya
melakukan peningkatan mutu dalam proses pendidikan. Terlebih, setiap
setiap waktu. Ada beberapa cara yang

7
siswa tentu memiliki jenis kecerdasan
yang berbeda.Sudah menjadi tugas
guru dan orang tua untuk mengenali
jenis kecerdasan yang dimiliki anak
serta mengoptimalkannya sesuai minat
dan bakat.
3. Guru sebagai Fasilitator
Tak hanya harus mampu
menyampaikan materi, gurupun perlu
terbuka untuk bertukar pikiran dengan 2. Saran
siswa. Melalui diskusi, guru dapat
mencari tahu potensi dan kelemahan Semoga dapat mengambil nilai-nilai
siswa sekaligus mendorong mereka positif dari perjuangan guru dalam
agar dapat berinovasi. memperjuangkan berdirinya PGRI
yang sangat memiliki peran untuk
4. Guru sebagai Penjaga Gawang mencerdaskan bangsa melalui
pendidikan. Dengan artikel ini semoga
Siswa menghadapi tantangan dan mampu menambah wawasan pembaca
pengaruh eksternal yang sulit di mengenai organisasi Persatuan Guru
bendung, terutama di era digital seperti Republik Indonesia (PGRI) dalam
saat ini. Sebagai pendidik, guru mengembangkan pendidikan Indonesia.
berperan untuk melindungi siswa dari
pengaruh negatif, seperti bullying,
narkoba, pergaulan bebas, konten
internet tidak sehat, berita bohong, dan
etika di dunia maya, agar mereka dapat
lebih bijak dalam bertindak.
5. Guru sebagai Penghubung
Guru berperan dalam menghubungkan
siswa dengan sumber pembelajaran
yang beragam. Tak harus selalu
berhubungan dengan materi pelajaran
di sekolah, guru juga dapat
mengenalkan pelajaran penting tentang
kehidupan yang dapat diperoleh dari
pengalaman sehari-hari.

III. PENUTUP
1. Kesimpulan Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai