Anda di halaman 1dari 8

LEMBAR JAWABAN UJIAN DARING

PRODI PENDIDIKAN SEJARAH

Petunjuk:
1. Peserta Ujian mengerjakan pada template lembar jawaban yang sudah disediakan. Tidak
diperkenankan mengubah template yang sudah ada!
2. Nama file dibuat dengan format: NPM_Nama_Mata Kuliah_Kelas. Contoh:
20201551234_Nur Fajar Absor_Filsafat Sejarah_R5B
3. Kirimkan file jawaban dalam bentuk pdf tersebut ke: email dosen atau media lain yg disepakati
dosen dengan mahasiswa ybs.

NAMA : Aryo Dwi Pamungkas NO. HP AKTIF/WA : 088211931964

KELAS : R7B HARI/TANGGAL : Selasa, 7 November 2023

NPM : 202015500311 NAMA DOSEN : Dr. Jawane Malau, MM,


M.Pd
MATA KULIAH : Sejarah Pendidikan dan
PGRI

1. a. 1) Pemahaman Akar Problema:


Sejarah pendidikan memberikan perspektif yang mendalam tentang asal-usul sistem
pendidikan di Indonesia. Dengan memahami sejarah tersebut, mahasiswa dapat
mengidentifikasi akar permasalahan dan tantangan yang dihadapi oleh pendidikan saat
ini.
2) Penghormatan Terhadap Perjuangan Pendahulu:
Mempelajari sejarah pendidikan menghargai perjuangan para pendidik dan tokoh
pendidikan sebelumnya. Ini membentuk apresiasi terhadap peran guru dan pemimpin
pendidikan dalam membangun fondasi pendidikan di Indonesia.
3) Inspirasi untuk Perubahan:
Sejarah dapat menjadi sumber inspirasi untuk melakukan perubahan positif. Dengan
melihat bagaimana pendidikan berkembang sepanjang waktu, mahasiswa dapat
terinspirasi untuk berkontribusi dalam meningkatkan mutu pendidikan di masa depan.

b. Mempelajari sejarah pendidikan dan PGRI memiliki beberapa tujuan, antara lain:
1) Meningkatkan pemahaman tentang struktur organisasi PGRI, Dengan mempelajari
sejarah PGRI, kita dapat memahami bagaimana struktur organisasi PGRI terbentuk dan
berkembang hingga saat ini.
LEMBAR JAWABAN UJIAN DARING
PRODI PENDIDIKAN SEJARAH
2) Mengetahui asal mula terbentuknya PGRI, Sejarah PGRI dimulai dari pendahulu
organisasi PGRI yang didirikan pada tahun 1912 dengan nama Persatuan Guru Hindia
Timur Belanda (PGHB), yang kemudian berganti nama menjadi Persatuan Guru
Indonesia (PGI) pada tahun 1932. PGRI lahir pada tanggal 25 November 1945, 100 hari
setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
3) Menginternalisasi nilai-nilai PGRI, Dengan mempelajari sejarah PGRI, kita dapat
menginternalisasi nilai-nilai PGRI dan menjadi guru yang berkomitmen untuk
memperjuangkan segala aspirasi dan kepentingan suatu profesi.
4) Meningkatkan kualitas Pendidikan, PGRI memiliki tujuan untuk mempertinggi tingkat
pndidikan dan pengajaran sesuai dengan dasar-dasar kerakyatan. Dengan mempelajari
sejarah PGRI, kita dapat memahami bagaimana PGRI berperan dalam meningkatkan
kualitas pendidikan di Indonesia.
5) Membela hak dan nasib guru, PGRI juga berperan sebagai wahana meningkatkan
perjuangan perbaikan nasib para anggotanya.

c. PGRI memiliki peran yang strategis dalam mengubah sistem pendidikan nasional bagi
anggotanya. Organisasi ini memegang peran kunci dan tanggung jawab besar dalam
memperjuangkan usaha untuk mewujudkan serta melindungi hak-hak asasi dan martabat
guru, terutama dalam aspek profesionalisme dan kesejahteraan mereka. Profesi guru
merupakan bidang pekerjaan khusus yang tidak dapat dijalankan oleh sembarang
individu, melainkan hanya oleh orang-orang terdidik yang telah dipersiapkan untuk
menekuni ranah pendidikan.

2. a. Kaitan proklamasi RI dengan sejarah kelahiran PGRI adalah dengan semangat


proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 memberikan inspirasi bagi
penyelenggaraan Kongres Guru Indonesia pada tanggal 24–25 November 1945 di
Surakarta. Melalui kongres ini, semua organisasi dan kelompok guru yang sebelumnya
dibedakan berdasarkan tamatan, lingkungan pekerjaan, wilayah geografis, latar politik,
agama, dan suku sepakat untuk dihapuskan. Para peserta kongres terdiri dari guru yang
masih aktif mengajar, pensiunan yang tetap berkontribusi, dan pegawai pendidikan
LEMBAR JAWABAN UJIAN DARING
PRODI PENDIDIKAN SEJARAH
Republik Indonesia yang baru terbentuk. Mereka bersatu untuk mendukung Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Pada tanggal 25 November 1945, seratus hari setelah proklamasi kemerdekaan,
Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) didirikan dalam kongres tersebut. Sejak awal
berdirinya, PGRI memiliki karakteristik unitaristik, independen, dan non-partisan.
Keanggotaannya terbuka tanpa memandang ijazah, status, tempat kerja, jenis kelamin,
agama, dan faktor lainnya. Kelahiran PGRI sebagai wadah bersama para guru yang
tengah mengalami revolusi kemerdekaan mencerminkan rasa tanggung jawab dan
kesadaran mereka dalam menjalankan kewajiban pengabdiannya serta berpartisipasi
dalam perjuangan untuk menegakkan dan mengisi kemerdekaan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
Guru-guru yang berkumpul dalam kongres ini bersatu dengan tiga tujuan utama:
(1) mempertahankan dan meningkatkan Republik Indonesia; (2) meningkatkan standar
pendidikan sesuai dengan prinsip-prinsip demokratis; dan (3) membela hak-hak dan nasib
buruh secara umum, dengan perhatian khusus pada guru.

b. Karena PGRI muncul sebagai "anak sulung" dari proklamasi kemerdekaan pada 17
Agustus 1945, yang mewarisi sifat dan semangat yang sejalan dengan "ibu kandungnya,"
yaitu semangat persatuan, kesatuan, pengorbanan, dan kepahlawanan dalam melawan
penjajah. PGRI diakui sebagai organisasi pelopor dan pejuang, dengan para pendiri PGRI
menanamkan semangat tersebut sebagai tujuan utama organisasi. Sementara itu, tujuan
kedua PGRI terkait erat dengan peran pokok dan fungsi anggotanya sebagai pendidik
bangsa. Melalui kegiatan pendidikan, PGRI berkomitmen untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia dari perspektif
pendidikan. Tujuan ketiga secara langsung terkait dengan peran PGRI sebagai platform
untuk meningkatkan perjuangan guna memperbaiki nasib anggotanya. PGRI dikenali
sebagai organisasi pejuang yang lahir dalam konteks sejarah masa perjuangan untuk
merebut dan mempertahankan kemerdekaan.
Jadi dapat dikatakan bahwa PGRI sebagai organisasi perjuangan bukan hanya
memperjuangkan hak-hak guru, namun PGRI muncul sebagai “anak sulung” proklamasi,
LEMBAR JAWABAN UJIAN DARING
PRODI PENDIDIKAN SEJARAH
organisasi pejuang yang ikut perjuangan secara fisik mempertahankan kemerdekaan
Republik Indonesia.

c. bukti bahwa PGRI merupakan organisasi pelopor dan pejuang, yaitu:

1) PGRI didirikan pada tanggal 25 November 1945, 100 hari setelah Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia. Hal ini menunjukkan semangat perjuangan guru Indonesia
dalam memperjuangkan persamaan hak dan posisi dengan pihak Belanda serta semangat
kebangsaan dan perjuangan nasional dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan
negara kesatuan republik Indonesia.

2) PGRI memiliki tujuan untuk mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai
dengan dasar-dasar kerakyatan. PGRI juga berperan dalam memperjuangkan
kesejahteraan para guru.

3) PGRI berperan sebagai mitra strategis pemerintah dan pemerintah daerah dalam
meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. PGRI juga berperan sebagai wahana
meningkatkan perjuangan perbaikan nasib para anggotanya.

3. a.
 Masa sebelum pergerakan nasional
Wilayah Nusantara dahulu terdiri dari bebarapa kerajaan Hindu, Budha dan Islam
yang merdeka dan berdaulat. Kerajaan itu antara lain: Sriwijaya, Majapahit dan Mataram.
Pada periode ini beberapa agama yang tersebar seperti: agama Budha, Hindu, Islam dan
Kristen yang kemudian dianut oleh penduduk setempat dengan penuh kerukunan.
Jiwa, semangat dan nilai-nilai kejuangan sudah mulai timbul yaitu dengan kesadaran
harga diri.
 Masa pergerakan nasional

Perlawanan yang dilakukan masih bersifat lokal dan tidak ada koordinasi
sehingga penjajah dapat mematahkan perlawanan tersebut dengan politik divide et
impera. Rasa harga diri bangsa yang tidak mau dijajah menggugah semangat dan
perlawanan seluruh masyarakat terhadap penjajah untuk berusaha merebut kembali
kedaulatan dan kehormatan bangsa. Sejak itu timbulah jiwa, semangat dan nilai-nilai
LEMBAR JAWABAN UJIAN DARING
PRODI PENDIDIKAN SEJARAH
kejuangan, nilai harkat dan martabat manusia, jiwa dan semangat kepahlawanan,
kesadaran anti penjajah atau penjajahan, kesadaran persatuan dan kesatuan perjuangan.

 Masa proklamasi kemerdekaan

Perjuangan ini melahirkan nilai-nilai operasional yang memperkuat jiwa,


semangat dan nilai- nilai kejuangan yang telah ada sebelumnya terutama rasa harga diri
sebagai bangsa yang merdeka, semangat untuk berkorban demi tanah air, bangsa dan
negara. Pada akhir periode ini berkembangnya perjuangan bangsa Indonesia diberi nama
dengan Jiwa, Semangat dan Nilai- Nilai 1945.

 Masa pasca proklamasi

Dalam periode ini jiwa, semangat dan nilai-nilai kejuangan yang berkembang
sebelumnya tetap lestari, yaitu nilai- nilai dasar yang terdapat pada Pancasila, proklamasi
kemerdekaan 17 Agustus 1945 yang akan mengalami perubahan adalah nilai operasional.

b. Nilai dasar dan nilai operasional JSN 1945 perlu diwujudkan dalam penyelenggaraan
pendidikan karena nilai-nilai tersebut membentuk dasar yang kuat dan memberikan
motivasi spiritual yang mendasar pada setiap fase perjuangan bangsa, yang selanjutnya
bertujuan untuk mencapai tujuan nasional akhir sebagaimana dijelaskan dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Selain itu, nilai-nilai ini juga penting untuk
mempertahankan dan mengamankan semua pencapaian yang telah diperoleh dalam
perjalanan perjuangan tersebut.

c. Studi kasus yang berkaitan dengan pendidikan adalah kurangnya partisipasi siswa
dalam kegiatan-kegiatan yang mengedepankan nilai-nilai kejuangan dan semangat 45 di
sekolah. Hal ini menunjukkan kurangnya kesadaran siswa akan pentingnya nilai-nilai
tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Solusi untuk masalah ini adalah dengan
mengintegrasikan nilai dasar dan operasional JSN 1945 dalam kurikulum pendidikan dan
kegiatan-kegiatan di sekolah. Beberapa solusi yang dapat dilakukan adalah:

1) Mengajarkan sejarah perjuangan bangsa Indonesia dan nilai-nilai kejuangan yang


terkandung di dalamnya. Hal ini dapat dilakukan melalui mata pelajaran sejarah dan
kegiatan-kegiatan yang mengedepankan nilai-nilai kejuangan.
LEMBAR JAWABAN UJIAN DARING
PRODI PENDIDIKAN SEJARAH
2) Mengembangkan sikap nasionalisme dan patriotisme pada siswa. Hal ini dapat
dilakukan melalui kegiatan-kegiatan yang mengedepankan nilai-nilai nasionalisme dan
patriotisme, seperti upacara bendera, lomba-lomba yang mengedepankan nilai-nilai
tersebut, dan sebagainya.

3) Mengajarkan nilai-nilai kejuangan dan semangat 45 dalam kehidupan sehari-hari. Hal


ini dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan yang mengedepankan nilai-nilai tersebut,
seperti kegiatan sosial, kegiatan lingkungan, dan sebagainya.

4. a. PGRI pada orde lama


Pada masa ini terjadi beberapa kongres PGRI, yaitu Kongres II PGRI di Surakarta: 21 –
23 November 1946, Kongreas III PGRI di Madiun: 27 – 29 Februari 1948, Kongres IV
PGRI di Yogyakarta: 26 – 28 Februari 1950, Kongres ke V PGRI di Bandung: 19 – 24
Desember 1950, Kongres ke VI PGRI di Malang: 24 – 30 November 1952, Kongres VII
PGRI di Semarang: 24 November s.d 1 Desember 1954, dan Kongres VIII PGRI di
Bandung (1956). Berikut adalah beberapa perjuangan PGRI pada masa orde lama:
1) Mempertahankan dan menyempurnakan Republik Indonesia.
2) Mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dengan dasar-dasar
kerakyatan.
3) Membela hak dan nasib buruh umumnya dan guru khususnya.
4) Memperjuangkan kesejahteraan para guru.
5) Memperjuangkan kepastian karier guru.
PGRI juga berjuang untuk memperjuangkan anggaran Kementrian PP & K hingga
mencapai 25% dari seluruh anggaran pemerintah. Selain itu, PGRI juga mendesak
pemerintah untuk membentuk Panitia Amandemen PGPN dan memperbaiki PGPN
hampir seluruhnya diterima oleh panitia tersebut.

b. Perjuangan PGRI pada masa orde baru adalah di bentuknya Kesatuan Aksi Guru
Indonesia (KAGI) yang memeliki tujuan, yaitu 1) Membersihkan dunia pendidikan
Indonesia dari unsur PKI dan Orde Lama. 2) Menyatukan semua guru di dalam satu
wadah organisasi yaitu PGRI. 3) Memperjuangkan agar PGRI menjadi organisasi guru
yang tidak hanya bersifat unitaristik tetapi juga independen dan non partai politik.
LEMBAR JAWABAN UJIAN DARING
PRODI PENDIDIKAN SEJARAH
Selain itu, juga dilakukan kongres sekali yaitu kongres IX pada tanggal 15 – 20
Maret 1967 di Gedung Bioskop Alun-alun Bandung.

c. PGRI memiliki perjuangan yang berbeda pada masa orde lama dan orde baru. Berikut
adalah hasil perjuangan PGRI pada masa orde lama dan orde baru:

Hasil perjuangan PGRI pada masa orde lama:


- PGRI mempertahankan dan menyempurnakan Republik Indonesia.
- PGRI mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dengan dasar-dasar
kerakyatan.
- PGRI membela hak dan nasib buruh umumnya dan guru khususnya.
- PGRI memperjuangkan kesejahteraan para guru.
- PGRI memperjuangkan kepastian karier guru.

Hasil perjuangan PGRI pada masa orde baru:


- PGRI membersihkan dunia pendidikan Indonesia dari unsur-unsur PKI dan Orde Lama.
- PGRI menyatukan guru dalam suatu wadah organisasi Guru (PGRI).
- PGRI memperjuangkan agar PGRI menjadi Organisasi Guru yang tidak hanya bersifat
Unitaristik tetapi juga Independen dan Non partai Politik.
- PGRI memenangkan perjuangan untuk menegakkan dan mengembangkan Orde Baru
demi suksesnya Dwi Dharma dan Catur Karya Kabinet Ampera.
- PGRI mendukung sepenuhnya keputusan dan ketetapan Sidang Umum Istimewa MPRS
1966.
- PGRI menolak Manifesto Politik (Manipol) sebagai haluan negara.
- PGRI menjunjung tinggi hak asasi manusia.

5. a. Contoh perjuangan PGRI pada masa reformasi pendidikan yang sedang dan akan
dilaksanakan pemerintah agar terlaksana secara efektif dan efisien adalah sebagai berikut:
1) PGRI memperjuangkan reformasi pendidikan nasional agar dapat terlaksana secara
efektif dan efisien dengan mengedepankan nilai dasar dan operasional JSN 1945,
seperti semangat gotong royong, kebersamaan, dan kepedulian terhadap sesama.
LEMBAR JAWABAN UJIAN DARING
PRODI PENDIDIKAN SEJARAH
2) PGRI memperjuangkan peningkatan kualitas pendidikan dan pengajaran sesuai
dengan tuntutan zaman dengan mengadakan seminar dan pelatihan untuk
meningkatkan kompetensi guru dan tenaga kependidikan.
3) PGRI memperjuangkan peningkatan kesejahteraan guru dan tenaga kependidikan
dengan melakukan aksi unjuk rasa dan dialog dengan pemerintah.

b. Berikut adalah contoh kemitraan nasional dan internasional yang dilakukan oleh PGRI
untuk mengoptimalkan fungsi dan tugas PGRI:
1) Kemitraan dengan pemerintah dan lembaga pendidikan nasional: PGRI melakukan
kemitraan dengan pemerintah dan lembaga pendidikan nasional untuk meningkatkan
kualitas pendidikan di Indonesia. PGRI juga memberikan masukan pada pemerintah
terkait berbagai agenda reformasi pendidikan yang sedang dan akan dilaksanakan.
2) Kemitraan dengan ASEAN Council of Teachers (ACT) yang merupakan organisasi
yang berangotakan guru-guru negara ASEAN. Negara yang menjadi anggota ACT adalah
Indonesia, Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, Filipina, Thailand, Vietnam,
Kamboja, dan Laos. PGRI memprakarsai berdirinya ASEAN Council of Teachers (ACT)
tahun 1974.
3) Kemitraan dengan Konvensi ILO/UNESCO, pada tanggal 5 Oktober 1966 Konvensi
ILO/UNESCO di Paris menghasilkan Status of Teachers (Status Guru Dunia). Pemerintah
RI dan PGRI (HM Hidajat dan Ir. GB Dharmasetia) hadir dan menandatangani Konvensi
ILO/UNESCO tersebut.
4) Kemitraan dengan Education International (EI). EI adalah suatu serikat pekerja atau
organisasi guru dan personal pendidikan dengan 25.000.000 anggota. Mereka adalah para
guru dan pekerja di sektor pendidikan dari tingkat pra-sekolah sampai perguruan tinggi
yang berasal dari 311 organisasi di 155 negara. Di asia Pasifik EI mempunyai 68 anggota
organisasi di 34 Negara, termasuk PGRI.

Anda mungkin juga menyukai