Anda di halaman 1dari 5

JURNAL REFLEKSI

MATA KULIAH FILOSOFI PENDIDIKAN INDONESIA

Disusun untuk memenuhi tugas Seminar PPG


Yang diampu oleh Dr. Ari Wibowo Kurniawan, M.Pd

Oleh:
Anton Ibrahim Aji Pamungkas
223161915365

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS SEKOLAH PASCASARJANA
PROGRAM PROFESI GURU PENDIDIKAN OLAHRAGA (PJOK)
MEI 2023
Seminar Pendidikan Profesi Guru
Nama : Anton Ibrahim Aji Pamungkas
NIM : 223161915365
Kelas : PJOK-3

Jurnal Refleksi - Matakuliah Inti

Nama Filosofi Pendidikan Indonesia


Mata
kuliah

Revie Pengalaman belajar pada mata kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia, sebagai
w berikut:
pengal
aman TOPIK I: Perjalanan Pendidikan di Indonesia
belaja
r. Saya belajar tentang Perjalanan Pendidikan Nasional. Ki Hajar Dewantara
merupakan sosok yang memiliki pemikiran luas akan pendidikan bangsa.
Pemikiran yang dituangkan untuk pendidikan di Indonesia mengarahkan pada
manusia merdeka, antara lain merdeka secara fisik, mental, dan kerohanian.
Manusia merdeka merupakan seseorang yang mampu berkembang secara utuh
dan selaras dari segala aspek kemanusiaannya dan mampu menghargai dan
menghormati kemanusiaan setiap orang. Perjalanan Pendidikan Indonesia

a. Sebelum merdeka:
Pendidikan di Indonesia pada zaman sebelum kemerdekaan dapat
digolongkan ke dalam tiga periode, yaitu: Pendidikan yang
berlandaskan ajaran keagamaan, Pendidikan yang berlandaskan
kepentingan penjajahan, dan Pendidikan dalam rangka perjuangan
kemerdekaan.
• Belum ada pendidikan formal
• Pendidikan kurang peminat dari masyarakat
• Pendidikan bertujuan utk menghasilkan tenaga kerja
murah/pegawai rendahan
b. Setelah merdeka
• Sudah ada pendidikan formal
• Wajib belajar sekolah bagi anak-anak usia 8 tahun
• Pendidikan masih berpusat pada guru
• Mengesahkan UU No. 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan
nasional
• Program wajib belajar 9 tahun untuk meningkatkan mutu sumber
daya manusia Indonesia
• Kurikulum rencana pelajaran 1947
• Kurikulum rencana pelajaran terurai 1952
• Kurikulum 1964
c. Abad 21
• Dibentuknya kurikulum KTSP
• Pergantian kurikulum menjadi K13
• Pergantian kurikulum merdeka
• Berkembangnya IPTEK dan perubahan digitalisasi
• Penerapan model blended learning (MBL)

TOPIK II:Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hajar Dewantara

KHD menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu: menuntun segala kodrat


yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai
anggota masyarakat. Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat menuntun
tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat
memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat
anak.

Dasar-Dasar Pendidikan:

a. Kodrat Alam dan Kodrat Zaman


KHD menjelaskan bahwa dasar Pendidikan anak berhubungan dengan
kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan “sifat”
dan “bentuk” lingkungan di mana anak berada, sedangkan kodrat
zaman berkaitan dengan “isi” dan “irama”. Kodrat Alam yaitu bahwa
Pendidikan harus berdasarkan kebutuhan dan karakteristik peserta
didik sehingga pembelajaran bisa lebih efektif dan mengakomodasi
kebutuhan peserta didik. Sedangkat kodrat zaman yaitu Pendidikan
harus menyesuaikan dengan kapan peserta didik tersebut hidup. Karena
perkembangan zaman terus berubah, dan setiap zaman mempunyai
kebutuhan dan karakter masing-masing.
b. Budi Pekerti
Menurut KHD, budi pekerti, atau watak atau karakter merupakan
perpaduan antara gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan
sehingga menimbulkan tenaga. Budi pekerti juga dapat diartikan
sebagai perpaduan antara Cipta (kognitif), Karsa (afektif) sehingga
menciptakan Karya (psikomotor).
c. Sistem Among
Prinsip Pendidikan Ki Hajar Dewantara ada 3 yaitu Ing Ngarsa Sang
Tuladaha, Ing madya Mangun Karsa, dan Tut Wuri Handayani

TOPIK III : Identitas Manusia Indonesia

a. Manusia Indonesia Lahir, Hidup dan Berkembang dalam


Kebhinekatunggalikaan
Keragamaan (kebhinekaan) itu merupakan pengalaman yang secara
hakiki membentuk identitas keindonesiaan sejak Indonesia belum
diakui sebagai sebuah Negara. Mereka yang berjuang untuk
menyiapkan kemerdekaan Indonesia adalah orang-orang yang sejak
semula hidup dalam pengalaman relasi dengan latar belakang
perbedaan dan keragaman agama (kepercayaan), ras, suku, warna kulit,
dan bahasa dalam konteks ribuan pulau, tradisi, ritual, mitos, legenda,
simbolisme bangunan, hasil bumi, dan flora-fauna.
b. Manusia Indonesia sebagai Manusia Pancasila
Perumusan Pancasila adalah untuk menemukan perekat dan penyatuan
hidup berbangsa bagi segala suku dan bangsa di nusantara.
c. Manusia Indonesia sebagai Manusia yang Religius
Manusia Indonesia terdiri dari berbagai macam Agama yaitu 6 agama
yang kesemuanya menganut berbagai agama tersebut.

TOPIK IV: Pancasila sebagai Fondasi Pendidikan Indonesia

Pancasila menjadi entitas dan identitas bangsa Indonesia dalam kebhinekaan


dalam setiap latar belakang kehidupan sosial-budaya, ekonomi dan agama.

TOPIK V: Telaah Praktik Baik Pendidikan yang Memerdekakan

Telaah dari video-video yang berpihak pada kebutuhan dan karakteristik


peserta didik

Reflek Berdasarkan pembelajaran pada mata kuliah Filosofi Pendidikan, saya memilih
si Topik II
pengal
aman 1. Topik tersebut penting dipelajari karena pada Topik II mengandung dasar
belaja atau prinsip Pendidikan oleh Ki hajar Dewantara yang diterapkan hingga
r yang sekarang. Dasar Pendidikan oleh Ki Hajar Dewantara merupakan kunci
dipilih dasar keberhasilan pembelajaran. Pemikiran yang dituangkan untuk
pendidikan di Indonesia mengarahkan pada manusia merdeka, antara lain
merdeka secara fisik, mental, dan kerohanian. Manusia merdeka
merupakan seseorang yang mampu berkembang secara utuh dan selaras
dari segala aspek kemanusiaannya dan mampu menghargai dan
menghormati kemanusiaan setiap orang. Ki Hajar Dewantara
menginginkan pendidik untuk bisa menuntun kodrat anak-anak supaya
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginnya serta
merawat peserta didik yang memiliki beranekaragam karakter dengan
kebebasan kemampuan yang peserta didik miliki. Selain itu Ki Hajar
Dewantara mengingatkan kepada pendidik untuk terbuka dalam
mengikuti perkembangan zaman. Hal terpenting yangdilakukan pendidik
adalah harus memberikan teladan, membangun, dan memberikan
dorongan bagi tumbuh kembangnya anak.
2. Saya mempelajari topik tersebut dengan mentelaah dan mengeksplorasi
teori dan materi pada LMS, modul dan sumber lain seperti internet dan
yotutube. Saya mengakaitkan teori-teori tersebut dengan dunia nyata dan
pengalaman nyata baik di sekolah, lingkungan sekitar maupun hasil cerita
dari pengalaman orang lain.
3. Strategi tersebut penting bagi saya karena saya tidak hanya belajar dari
satu sumber belajar melainkan berbagai sumber belajar sehingga
pengetahuan saya semakin luas dan potongan-potongan teori tersebut
saling melengkapi satu sama lain dan konsep yang saya peroleh semakin
baik.

Analis Analisis Artefak:


is
artefa Sebagai calon guru saya perlu mengaplikasikan pembelajaran sesuai dengan
k prinsip pembelajaran Ki Hajar Dewantara yaitu Pembelajaran sesuai kodrat
pembe alam dan kodrat zaman peserta didik, pembelajaran dengan menekankan pada
lajara Budi Pekerti dan sistem Among (Ing Ngrsa Sang Tuladha, Ing Madya
n Mangunkarsa, Tut Wuri Handayani). Sebagai calon guru saya perlu
merancang dan menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik
dan kebutuhan peserta didik (kodrat alam) dan sesuai kebutuhan peserta didik
pada zamannya (kodrat zaman), serta perlu mengimbangi dan menekankan
secara penuh budi pekerti karena dimasa sekarang dimana
arus globalisasi semakin kuat sehingga peserta didik mudah terpengaruh
budaya dari luar yang kurang sesuai dengan adat ketimuran bahkan kaidah
islam. Saya juga perlu memberikan contoh yang baik sebagai guru karena
peserta didik mudah meniru, perlu memberikan motivasi, serta memberikan
dukungan dan dorongan agar mereka dapat tumbuh dan berkembang sesuai
bakat dan minat.

Link Artefak sebagai berikut:


https://docs.google.com/presentation/d/1R1r92VjI7Ag2yGG9LWbdUQ8i5jF
WlQB2/edit?usp=drive_link&ouid=104635783009703823511&rtpof=true&s
d=true
Pembe Dari hasil pembelajaran Mata Kuliah Filosofi Pendidikan, saya belajar
lajara bagaimana menjadi seorang guru yang baik yang tidak hanya menjadi guru
n pintar tetapi juga menjadi pendidik yang menjadikan peserta didik sebagai
berma teman, guru dan peserta didik itu sendiri sehingga saya tidak terlalu menggurui
kna dan memaksa peserta didik harus menuruti apa mau saya sebagai guru tetapi
(good saya ganya sebagai jembatan yang mengakomodasi belajar peserta didik guna
practic meraih cita-cita mereka sesuai keinginan, bakat dan minat peserta didik.
es)

Anda mungkin juga menyukai