Anda di halaman 1dari 83

NAMA

NI WAYAN FERYANTINI
Melalui pendidikan, manusia menjadi
cerdas memiliki skill, sikap hidup yang
baik sehingga dapat bergaul dengan
baik pula di masyarakat dan dapat
menolong dirinya sendiri, keluarga dan
masyarakat. Pendidikan menjadi
investasi yang memberikan
keuntungan sosial dan pribadi yang
menjadi manusia yang memilki derajat.
1. Latar Belakang Hustoris
a) Masa Periode 1945-1950
Sejak proklamasi, pancasila sebagai dasar
filsafat dasar Negara juga menjadi dasar
pendidikan nasional
b) Masa Periode 1950-1959
Pada masa ini berdasarkan PP No. 65 tahun
1951 biaya penyelenggaraan pendidikan
diserahkan/ dibebankan kepada orang tua
murid, pengadaan saran prasaran termasuk
gedung sekolah dipikul oleh daerah dan gaji
c) Masa Periode 1959-1966
• Tujuan pendidikan diubah yaitu supaya melahirkan warag negara
sosial Indonesia yaitu susila yang bertanggungjawab atas
terselenggaranya masyarakat sosialis Indonesia adil dan makmur
spirittual maupun material dan berjiwa pancasila.
d) Masa Periode 1966-1998
• Periode ini berlandaskan kepada ketentuan-ketentuan MPRS
tahun 1966 dan ketetapan-ketetapan MPR tahun 1973, 1978, dan
1983.
e) Masa Periode 1998-2000
• Merupakan era reformasi yang menjadi tonggak sejarah
perubahan dengan runtuhnya resim Soeharto yang disebabkan
adanya demonstrasi besar-besaran
f) Masa Periode 2000 sampai sekarang
• Adanya era otonomi atau desentralisasi, undang-undang tentang
otonomi daerah diatur dalam UU No. 32 tahun 2004 tentang
perimabangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah
2. Pendidikan dan Ilmu Pendidikan
a) Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketermapilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara
b) Ilmu Pendidikan
• Ilmu pendidkan dapat memperkaya dan mengembangkan
filsafat pendidikan yang mendasari ilmu pendidikan itu sendiri,
sehingga dapt ditonjolkan unsur keilmuan dan pemikiran
sebagai berikut:
1. Ilmu pendidikan teoritis
2. Ilmu pendidikan praktis
3. Perubahan pendidikan yang dapat mempengaruhi
4. Keyakinan seseorang dalam hal pendidikan
• Lima pandangan dominan filsafat pendidikan sebaga
berikut:
1. Perenialisme, keyakinan bahwa pengetahuan merupakn dasar
pokok bagi pendidikan
2. Esensialisme, mengembangkan fungsi sekolah sebaga lembaga
penerus warisan budaya bangsa dan sejarah kepada geenerasi
penerus.
3. Progresifisme, menekankan pentingnya pemberian keterampilan
dan alat kepada indifidu yang diperlukan untuk berinteraksi
dengan lingkungannya yang senantiasa berubah.
4. Rekontruksionisme, berpandangan bahwa dalam suasana
perkembangan teknologi yang amat cepat, pendidikan harus
mampu melakukan rekontruksi masyarakat dan membangun
tatanan dunia baru selaras dengan perubahan teknologi itu.
5. Eksistensialisme, menghormati martabat manusia sebagai
individu yang unik dan memperlakukan individu sebagai perilaku
• Ciri-Ciri Ilmu Pendidikan
1. Dalam kaitannya ini suatu ilmu memiliki 3 dasar
keilmuan yaitu
2. Dasar ontologis, ilmu adalah pengetahuan yang
empirik
3. Dasar epistemologis, yaitu adanya cara atau metode
untuk menelaah objek tersebut (metode ilmiah)
4. Dasar aksiologis, landasan moral sangatlah penting
agaar pengetahuan yang dikembangkan dalam ilmu
itu tidak disalahgunakan
• Jadi ilmu itu harus memiliki hal-hal sebagai berikut:
1. Batang tubuh pengetahuan, kaidah dan kebenaran
dasar sendiri
2. Fakta dan data objektif dan dapat diperiksa untuk
• Batang Tubuh Pengetahuan
• Objek pengetahuan itu dapat dibedakan antara ojek
material yaitu unsur inti yang telah dalam ilmu yang
bersangkutan dan objek formal yaitu unsur-unsur yang
saling berkaitan dan menngacu pada objek
materialnya.
• Objek formal ilmu pendidian dapat dianalisis menjadi
beberapa unsur:
1. Tujuan Pendidikan
Adalah dapat membantu anak didik untuk menjadi
seseorang yang merupakan dirinya sendiri,
menghayati kehidupannya secara mandiri tidak
bergantung pada diri orang lain.
2. Peserta Didik, merupakan insan yang memiliki
potensi oleh karena itu dapat dididik.
3. Pendidik, insan yang mempunyai kemampuan untuk
5. Materi atau Bahan Pendidikan, segala sesuatu yang
dapat merangsang peserta didika mengarah pada
perpaduan nilai-nilai individualitas sosialitas,
moralitas, dan personalitas
6. Penialian, merupakan upaya yang dilakukan untuk
mengetaahui sampai mana keberhasilan pendidikan
itu telah terbukti. Individu dikatakan berhasil melalui
proses pendidikan apabila dia dapat memecahkan
masalh yang dirasakannya memlalui pemilihan
kemungkinan pemecahan yang didukung oleh
informasi yang diperolehnya dari pengalamnnya.
7. Konteks Sosial Budaya
Setiap tindakan pendidikan perlu disesuaikan
dengan sosial kultural ini karena pengaruh yang
• Ilmu Pendidikan dan lmu Sosial Dasar
• Sosiologi memberikan sumbangan kepada ilmu pendidikan dalam
memahami kedudukan individu dalam lembaga-lembaga sosial
seperti keluarga, dan sekolah.
• Antropologi memberikan sumbangan dalam pemahaman suasana
pendidikan sehubungan dengan variabel kebudayaan.
• Psikologi memberikan sumbangan dalam hal menganalisis
perilaku individu dalam proses belajar.
• Psikologi sosial memberikan sumbangan penting dalam
menganalisis perilaku individu dalam memahami sosial manusia.
• Dari uraian tersebut dapat disimoulkan bahwa ilmu-ilmu sosial
dasar dapat memberikan umpan material yang berguna kepada
ilmu pendidikan untuk memecahkan masalah kemanusiaan dalam
rangka membawa atau membimbing insan yang belum dewasa
dan membawa dirinya dalam perkembangan sepanjang hayat.
• Ilmu Pendidkan di Indonesia
a) Gambaran Keadaan
• Apabila ditinjau dari tolak ukur keilmuan seperti yang
dikemukakan pada bagian terdahulu maka dapat
dikatakan bahwa pendidikan di Indonesia belum
berkembang sebagaimana mestinya.
b) Filsafat Pancasila dan Gambaran Manusia Indonesia
Tiga dimensi pendidikan nasional yaitu:
1. Memberikan kepastian akan gambaran atau profil
manusia Indonesia yang diinginkan
2. Sesuai dengan profil itu memberikan kepastian
arah dan tujuan pendidikan nasional yang akan
dicapai.
3. Memberikan kepastian akan strategi pembangunan
pendidikan nasional.
• Teori-Teori yang Digunakan
a. Teori Pendidikan Naturalistik, teori klasik yang
bersemboyan “kembali ke alam” dalam ini banyak
dianut oleh pendidik-pendidik di masa perjuangan
mealawan kebijksanaan kolonial Belanda
b. Teori-Teori Pendidikan, digunakan dalam upaya
pendidikan tanpa penyesuaian yang intensional
terhadap suasana sosio-kultural Indonesia.
c. Teori Pendidikan Fenomenologis, digunakan dalam
menganalisis dan mengembangkan upaya pendidikan
sejak lahir masa penjajahan Belanda.
d. Teori Holistik-Humanistic, mempengaruhi martabat
individu manusia didik sebagai manusia keseluruhan.
• Terdapat 5 asas pendidikan yang disebut “Pancadarma
Taman Siswa”
1. Kemerdekaan, bermakna disiplin pada didir sendiri atas dasar
nilai hidup yang tinggi baik secara individu maupun anggota
masyarakat.
2. Kodrat alam, pada hakikatnya manusia tidak dapat lepas dari
hakikat kodrat alam dalam berkembang dengan sewajarnya
sesuai dengan kodratnya
3. Kebudayaan
4. Kebangsaan, berkembangnya perasaan satu dengan bangsa
sendiri, rasa satu dalam suka dan duka, rasa satu dalam
kehendak menuju kepada kebahagiaan lahir dan batin seluruh
bangsa.
5. Kemanusiaan, mewujudkan kemanusiaan yang harus terlihat
pada kesucian hatinya dan adanya cinta kasih terhadap sesama
manusia dan makluk Tuhan seluruhnya.
A. PENGERTIAN
Administrasi pendidikan dalam arti seluas-luasnya adalah
suatu ilmu yang mempelajari penataan sumber daya untuk
mencapai tujuan pendidikan secara produktif.Penataan
dalam arti mengatur, memimpin, mengelola atau
mengadministrasikan sumber daya yang meliputi aktifitas
merencanakan, melaksanakan, mengawasi atau
membina.Administrasi pendidikan pada dasarnya
merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan
pendidikan yang produktif.Itu sebabnya pada bagian awal
ini diajukan konsep produktifitas pendidikan yaitu suatu
kemampuan menata sumber daya.
1. Rasional
• Ada beberapa alasan mengapa kita perlu bersungguh-sungguh
mempelajari masalah produktifitas sistem pendidikan dan
bersungguh-sungguh mencari siasat serta daya upaya untuk
memajukan produktifitas sistem pendidikan tersebut:
a. Aspirasi maupun tuntutan kemasyarakatan makin luas dan
tinggi.Demikian juga peluang dan tantangan serta masalah untuk
maju dan makin bertambah banyak.
b. Baik kerjasama maupun persaingan di dalam berbagai bidang
kehidupan ternyata makin luas, tetapi juga tajam kadang-kadang
juga makin keras.Karenanya diperlukan kesegaran dan
ketahanan organisasi.
c. Setiap institusi alam masyarakat termasuk pendidikan semakin
terbuka dan makin di tuntut akuntabel publik.
d. Selain kepentingan publik eksternal institusi pendidikan
mempunyai masyarakat internalnya sendiri.
d. Gejala, indikator, variabel, kriteria, ukuran dan konsep dasar
tentang produktifitas makin bertambah luas karenanya perlu ada
usaha untuk mengadakan pengidentifikasian dan batasan yang
makin jelas dan sah.
e. Peranan tiap variabel terhadap tingkat serta turun naiknya
produktifitas itu tidak tetap melainkan dinamis dan berubah
ubah.
2. Apakah sistem pendidikan kita sekarang produktif.
3. Dimana masalah rendahnya produktifitas pendidikan
yang paling kritis.
4. Adakah jalan – jalan alternatif untuk meningkatkan
produktifitas pendidikan.

1. Pengertian Produktifitas
• Dalam bahasa ingris, produktifitas adalah productiviti
berasal dari kata produce yang berarti menghasilkan
dan activity atau kegiatan.jadi produktifitas berarti
kegiatan untuk menghasilkan suatu (barang atau jasa).
2. Produktifitas Pendidikan
• Produktifitas pendidikan harus memiliki arti yang luas.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi produktifitas ada dua
yaitu Faktor yang berasal dari dalam diri atau internal
dan faktor yang berasal dari luar diri individu itu sendiri
atau eksternal.
4. Pengukuran Produktifitas
• Lima teknik pengukuran produktifitas yaitu
a. Ukuran yang menggunakan ratio produktufitas:
1) Ratio obyektif
2) Indeks secara keseluruhan
3) Ratio biaya
4) Ratio standar kerja
5) Ratio standar waktu
b. Ukuran yang menjadi faktor produktifitas total
c. Ukuran yang menggunakan Managing By Objektive
d. Ukuran yang menggunakan indicator checklist produktifitas
e. Ukurn yang menggunakan audit produktifitas.
A. PENGERTIAN
• Administrasi dalam pengertian yang sempit yaitu
kegiatan ketatausahaan yang intinya adalah
kegiatan rutin catat-mencatat,
mendokumentasikan kegiatan,
menyelenggarakan surat-menyurat dengan
segala aspeknya serta mempersiapkan laporan.
• Administrasi pendidikan dalam pengertian
secara luas adalah segenap proses pengerahan
dan pengintegrasian segala sesuatu baik
personel, spiritual maupun material yang
bersangkut paut dengan pencapaian tujuan
• Dalam batasan tersebut di atas, maka administrasi dapat
di uraikan paling tidak menjadi lima pengertian pokok,
yaitu :
1. Administrasi merupakan kegiatan atau kegiatan
manusia.
2. Rangkaian kegiatan itu merupakan suatu
proses/pengelolaan dari suatu kegiatan yang
kompleks, oleh sebab itu bersifat dinamis.
3. Prose itu dilakukan bersama oleh sekelompok
manusia yang tergabung dalam suatu organisasi.
4. Proses itu dilakukan dalam rangka mencapai suatu
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
5. Proses pengelolaan itu dilakukan agar tujuannya
dapat dicapai secara efektif dan efisien.
• Prinsip merupakan sesuatu yang di buat sebagai
pegangan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Diantara prinsip-prinsip administrasi pendidikan antara
lain :
1. Adanya sumber daya manusia (SDM) atau sekelompok manusia
(sedikitnya dua orang) untuk ditata
2. Adanya tiugas/fungsi yang harus dilaksanakan maksudnya ada
sebuah kerjasama dari sekelompok orang
3. Adanya penataan/pengaturan dari kerjasama tersebut
4. Adanya non manusia seperti peralatan dan perlengkapan yang
diperlukan dan yang harus ditata
5. Adanya tujuan yang hendak di capai bersama dari kerjasama
tersebut. (Purwanto:2007).
• Organisasi adalah suatu lembaga yang merupakan hasil
proses pembagian dan penyatuan usaha yang ditujukan
kea rah tercapainya suatu tujuan. Banyak ahli yang
mendefinisikan tentang pengertian organisasi. Menurut
James D. Mooney “organisasi adalah suatu bentuk
kerjasama manusia untuk pencapaian tujuan bersama
1. Faktor-Faktor yang Mendasari Manusia untuk
Berorganisasi
Setiap manusia memiliki keinginan untuk
berorganisasi yang berarti harus bekerja sama dengan
orang lain.
2. Unsur-Unsur yang Mendukung Organisasi
Suatu organisasi mempunyai unsur-unsur yang
mendukung organisasi tersebut.
3. Bentuk-Bentuk Organisasi
• Menurut pola hubungan kerja, lalu lintas wewenang dan tanggung
jawab, maka bentuk organisasi dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Bentuk Organisasi Garis
Bentuk organisasi diciptakan oleh Henry Fayol. Biasa juga
disebut dengan organisasi militer dimana cirinya adalah struktur
organisasi ini relatif kecil, jumlah karyawan yang relatif sedikit,
saling kenal, dan spesialisai kerja yang belum begitu rumit dan
tinggi.
b. Bentuk Organisasi Fungsional
Bentuk ini merupakan bentuk dimana sebagian atau segelintir
pimpinan tidak mempunyai bawahan yang jelas karena setiap
pimpinan berwenang memberikan komando pada bawahannya.
c. Bentuk Organisasi Garis dan Staff
Bentuk ini diciptakan oleh Harrington Emerson.
d. Bentuk Organisasi Fungsional dan Staff
Bentuk ini merupakan kombinasi dari bentuk organisasi
fungsional dan bentuk organisasi garis dan staff.
A. PENGERTIAN
• General sistems theory
Teori sistem umum (general system theory) didasarkan
pada suatu anggapan bahwa sistem kehidupan (living
system) ini secara empirik dikonseptualisasikan dengan
berusaha menemukan ciri-ciri beberapa disiplin, yaitu :
• William Shrode dan D. Voich
Mengemukakan bahwa teori sistem umum lebih
berkenaan dengan tingkat konseptual daripada
pembentukan model (model building) yang ditujukan
untuk mengembangkan suatu konstruksi teoritik yang
menggambarkan hubungan-hunbungan yang general
dalam dunia nyata.
• A. Angyal
• Walter Buckeley
Pandangan ini menunujukan bahwa berpikir sistem
dalam menelaah fenomena-fenomena kehidupan
tersebut melihat atau lebih menekankan pada
interdependensi bagian yang membentuk suatu
keseluruhan.
• Kenneth E. Boulding
Kebutuhan untuk teori sistem umum diaksentuasikan
oleh situasi sosiologis dalam ilmu pengetahuan. Teori ini
dikaji dalam dua cara :
1) Gerakan interdisipliner dengan mengembangkan
penyilangan disiplin, dengan cara ini diusahakan
memilih daerah-daerah permasalahan tertentu yang
dijumpai berbagai bidang ilmu pengetahuan.
2) Gerakan interdisipliner untuk menemukan teori sistem
umum secara teoritik dan mengkonstruksikannya
dalam suatu hierarki kompleksitas.
1. Pengertian sistem
• Menurut para ahli, penegrtian sistem yaitu :
M.J. Riley
• Mengemukakan bahwa dalam suatu sistem ditemukan adanya
bagian-bagian yang saling berhubungan satu dengan yang
lainnya. Interaksi bagian-bagian itu ditunjukan pada bagian
tertentu.
Johnson, Kast dan Rosenzweig
• Mengemukakan bahwa yang disebut sistem ditandai oleh adanya
kesatuan yang terorganisasi atau oleh adanya himpunan atau
kombinasi dari bagian-bagian kompleks yang menyatu.
2. Karakteristik sistem
Karakteristik sistem terbuka adalah sebagai berikut :
a) Pemasukan energi
Berbagai bentuk energi yang diperlukan oleh sistem dimasukkan
(diimpor) dari lingkungan eksternal.
b. Transformasi bahan-bahan atau energi
• Bahan-bahan masukan atau energu yang diperoleh
dari lingkungan ditranfomasikan atau diproses oleh
sistem.
c. Hasil
• Hasil yang diperoleh setelah terlaksanya berbagai
kegiatan mentransformasi atau memproses atau
bahan-bahan masukan dan energi, dilontarkan ke
lingkungan eksternal.
d. Sistem sebagai lingkaran peristiwa-peristiwa
• Berbagai aktivitas yang dilakukan oleh sistem mulai
dari pemasukan bahan-bahan dan energi sampai pada
diperolehnya hasil-hasil yang akan di pasarkan ke
lingkungan menunjukan adanya suatu siklus berpola.
e. Entropi negative
• Agar sistem terbuka tetap bertahan, maka proses
f. Input informasi, umpan balik negatif, dan proses
pengkodean
• Masukan untuk suatu sistem kehidupan tidak hanya
meliputi bahan-bahan energi, tetapi juga masukan-
masukan yang bersifat informatif yang berfungsi dalam
hubungannya dengan lingkungan.
g. Steady state dan homeostatis yan dinamik
• Steady state merupakan ciri kemampuan sistem untuk
bertahan. Kemampuan bertahan ini dimungkinkan oleh
adanya importasi energi yang dapat menahan
terjadinya entropi.
h. Diferensiasi
• Sistem terbuka bergerak ke arah diferensiasi dan
elaborasi. Sistem terbuka mempunyai kecenderungan
untuk bertumbuh menjadi lebih terspesialisasi
mengenai elemen-elemennya dan strukturnya
3. Klasifikasi Sistem
• Jenis-jenis sistem menurut kriteria yang di gunakan :
• Klasifikasi menurut terjadinya sistem; Sistem-sistem
alamiah atau natural dan Sistem-sistem buatan manusia
a. Klasifikasi menurut tingkat kompleksitasnya; sistem-
sistem sederhana (Simple Systems), sistem-sistem
kompleks.
b. Klasifikasi Menurut Tingkat Predictability; Sistem-
sistem yang probabilistic dan sistem-sistem
deterministik
c. Klasifikasi Menurut Kedinamikan Sistem; Sistem-
sistem yang statis, sistem-sistem yang dinamik dan
sistem-sistem homeostatik.
d. Klasifikasi Menurut Kemungkinan Berinteraksi dengan
Lingkungan; sistem-sistem terbuka dan sistem-sistem
A. Pengertian model.
• Menurut William A. Shcrode, D. Voich (1974) model
adalah representasi dari suatu realitas untuk
menerangkan perilaku dari apa yang digambarkan.
Menurut Elias A. Awad (1979, p.10) adalah representasi
sistem yang direncanankan.
• Jadi dapat ditarik beberapa kesimpulan mengenai model.
1. Model sebagai abstraksi realitas.
2. Suatu model hendaklah mengabstraksikan realitas tertentu
3. Model dapat menggambarkan apa yang ada, apa yang akan ada
dan yang seharunya ada.
4. Model dapat menyatakan hubungan-hubungan.
5. Model dapat memperjelas ruang lingkup persoalan serta aspek-
aspeknya
b. Konstruksi model atau pembuatan model
• Langkah-langkah mengkonstruksi model dapat
dikemukakan sebagai berikut :
1. Mengidentifikasikan dan memformulasi masalah-masalah yang
dihadapi
2. Mengidentifikasikan konstanta-konstanta, paramenter, dan
variabel-variabel yang diliputinya.
3. Menyeleksi variabel-variabel dengan mengkaji besarnya dampak
yang diberikan oleh setiap variabel.
4. Menetapkan hubungan-hubungan variabel antara variabel-
variabel berdasarkan prinsip-prinsip yang diketahui, khususnya
pada data yang terkumpul.
5. Mengkonstruksi model dengan mengkombinasikan
semua hubungan ke dalam suatu sistem yang
digambarkan dalam hubungan-hubungan simbolik
6. Melaksanakan manipulasi simbolik
7. Mengambil solusi dari model
8. Menguji model dengan membuat prediksi-prediksi serta
mengecek kembali dari data yang nyata
9. Merevisi model sesuai keperluan
c. Jenis-jenis model
1. Berdasarkan fungsi; Deskriptif, Prediktif, Normatif.
2. Berdasarkan Struktur; Ikonis, Analog, Simbolik.
3. Berdasarkan referensi waktu; Statistik, Model dinamik.
4. Berdasarkan referensi ketidakpastian; Deterministik,
Probabilistik, Permainan.
5. Berdasarkan sifat umum; Umum, Khusus.
A. PENGERTIAN
• Manajemen pendidikan adalah suatu penataan garapan pendidikan
yang dilakukan melalui aktivitas perencanaan, pengorganisasian,
penyusunan, staf, pembinaan, pengorganisasian, pengkomunikasian,
pemotivasian, penganggaran, pengawasan, penilaian, pelaporan
secara sistematis, untuk mencapai tujuan pendidikan secara
berkualitas.
• System pendidikan mempunyai garapan dasar yang
dikembangkan, diantaranya adalah:
1. Bidang garapan peserta didik
2. Bidang garapan tenaga kependidikan
3. Bidang garapan kurikulum
4. Bidang garapan sarana prasarana
5. Bidang garapan keuangan
6. Bidang garapan kemitraan dengan masyarakat
7. Bidang garapan bimbingan dan pelayanan khusus
• Sebuah manajemen dilakukan agar pelaksanaan suatu usaha
terencana secara sistematis dan dapat di evaluasi secara benar,
lebih akurat, dan lengkap sehingga mencapai tujuan-tujuan berikut
ini:
1. Produktivitas
• Adalah perbandingan terbaik antara hasil yang diperoleh (output)
dengan jumlah sumber yang digunakan (input).
2. Kualitas
• Adalah hal yang menunjukkan pada suatu ukuran penilaian atau
penghargaan yang diberikan atau dikenakan kepada barang
(product) dan atau jasa (services) tertentu berdasarkan
pertimbangan obyektif atas bobot kinerjanya (Pfeffer dan Coote.
1991). Efektifitas
3. Efektivitas
• Adalah ukuran keberhasilan tujuan suatu organisasi.
4. Efisien
• Adalah hal yang berkaitan dengan cara, yaitu membuat sesuatu
dengan betul sementara efektivitas adalah menyangkut tujuan
• Koontz (1980:177-183) menemukan sebelas macam pendekatan
terhadap teori dan praktik manajemen yaitu sebagai berikut:
1. Emperikal atau kasus, ilmu dan praktik manajemen
dikembangkan melalui pengkajian kasus yang telah dialami di
masa lalu
2. Perilaku antar pribadi (interpersonal behavior), ilmu dan praktik
manajemen dipelajari melalui hubungan antar pribadi pada
organisasi
3. Perilaku kelompok, studi tentang pola-pola prilaku kelompok
dalam organisasi lebih dominan dari pada hubungan antar
pribadi
4. System-sistem sosial kooperatif, memadukan antara hubungan
pribadi dengan kelompok
5. System-sistem sosio-teknikal, bahwa system teknikal memberi
pengaruh besar pada system sosial
6. Teori keputusan, bahwa manajer adalah pengambil keputusan
sehingga pengembangan manajemen ada pada keahlian
pengambil keputusan.

7. System, mempelajari bagian-bagian independen organisasi dan


hubungan dengan lingkungan yang mempengaruhinya.

8. Matematikal, mempelajari manajemen secara matematikal melalui


pengkajian model alat identifikasi problem dan penilaian alternative
solusi

9. Kontingensi atau situasional, kredibilitas manajer diukur dari


kontribusinya memberikan saran praktik manajemen yang cocok
untuk situasi tertentu

10. Peranan manajerial, observasi yang dilakukan manajer untuk


mengidentifikasi dan mengklasifikasi peranan yang bersifat umum
• Prinsip-prinsip manajemen pendidikan menurut Douglas
(1963:13-17) adalah sebagai berikut:
1. Memprioritaskan tujuan di atas kepentingan pribadi
dan kepentingan mekanisme kerja
2. Mengkoordinasikan wewenang dan tanggung jawab
3. Memberikan tanggung jawab pada personil sekolah
4. Mengenal secara baik factor-faktor psikologis
manusia
5. Relativitas nilai-nilai
• Sedangkan Fattah (1996:33) mengklasifikasikan prinsip-
prinsip manajemen kedalam tiga ranah yaitu:
1. Prinsip manajemen berdasarkan sasaran, bahwa tujuan adalah
sangat esensial bagi organisasi. Hendaknya organisasi
merumuskan tujuan dengan tepat sesuai dengan arah
organisasi, tuntutan zaman dan nilai-nilai yang berlaku.
2. Prinsip manajemen berdasarkan orang, keberadaan orang
sangat penting dalam organisasi. Karena tanpa orang organisasi
bukanlah apa-apa. Orang adalah penggerak dalam organisasi
yang perlu diperhatikan secara manusiawi.
3. Prinsip manajemen berdasarkan informasi, banyak aktivitas
manajemen yang membutuhkan data dan informasi secara
tepat, lengkap dan akurat.
• Secara umum, manajemen dapat dibagi menjadi 10
bagian, yaitu:
1. Forecasting
• Recasting atau prevoyance (Prancis) adalah kegiatan
meramalkan, memproyeksikan atau mengadakan
taksiran terhadap berbagai kemungkinan yang akan
terjadi sebelum suatu rencana yang lebih pasti dapat
dilakukan
2. Organizing
• Dengan ini dimaksudkan pengelompokan kegiatan yang
diperlukan yakni penetapan susunan organisasi serta
tugas dan fungsi-fungsi dari setiap unit yang ada dalam
organisasi.
• Pengorganisasian terdiri dari :
1. Menyediakan fasilitas-fasilitas perlengkapan, dan
tenaga kerja yang diperlukan untuk penyusunan
rangka kerja yang efisien.
2. Mengelompokkan komponen kerja ke dalam struktur
organisasi secara teratur.
3. Membentuk struktur wewenang dan mekanisme
koordinasi.
4. Merumuskan dan menentukan metode serta
prosedur.
5. Memilih, mengadakan latihan dan pendidikan tenaga
kerja dan mencari sumber-sumber lain yang
diperlukan.
3. Staffing atau Assembling Resources
• Istilah staffing diberikan Luther Gulick, Harold Koontz dan Cyril
O’Donnell[2]. Sedangkan assembling resources dikemukakan
William Herbert Newman.[3] Kedua istilah itu cenderung
mengandung arti yang sama; pen-staf-an dan staffing merupakan
salah satu fungsi manajemen berupa penyusunan personalia pada
suatu organisasi dan pengembangannya sampai dengan usaha
agar petugas memberi daya guna maksimal kepada organisasi.
4. Directing atau Commanding
• Merupakan fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha
memberi bimbingan, saran, perintah-perintah atau instruksi-
instruksi kepada bawahan dalam pelaksanaan tugas masing-
masing bawahan tersebut, agar tugas dapat dilaksanakan dengan
baik dan benar-benar tertuju kepada tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
5. Leading
• Istilah leading yang merupakan salah satu fungsi
manajemen, dikemukakan oleh Louis A. Allen yang
dirumuskan sebagai pekerjaan yang dilakukan oleh
seorang manajer yang menyebabkan orang-orang lain
bertindak. Pekerjaan leading, meliputi 5 macam kegiatan,
yaitu:
a) Mengambil keputusan,
b) Mengadakan komunikasi agar ada bahasa yang sama antara
manajer dan bawahan,
c) Memberi semangat inspirasi dan dorongan kepada bawahan
supaya mereka bertindak,
d) Memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya,
e) Memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar
mereka trampil dalam usaha mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
6. Coordinating
• Salah satu fungsi manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan
agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan,
dengan jalan menghubung-hubungkan, menyatupadukan dan
menyelaraskan pekerjaan-pekerjaan bawahan sehingga terdapat
kerjasama yang terarah dalam usaha mencapai tujuan bersama
atau tujuan organisasi. Usaha yang dapat dilakukan untuk
mencapai maksud, antara lain:
a) Dengan memberi instruksi,
b) Dengan memberi perintah,
c) Mengadakan pertemuan-pertemuan dalam mana diberi
penjelasan-penjelasan,
d) Memberi bimbingan atau nasihat,
e) Mengadakan coaching ,
f) Bila perlu memberi teguran ,
7. Motivating
• Motivating atau pendorongan kegiatan merupakan salah satu
fungsi manajemen berupa pemberian inspirasi, semangat dan
dorongan kepada bawahan, agar bawahan melakukan.
8. Controlling
• Controlling atau pengawasan, sering disebut pengendalian,
adalah salah satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan
penilaian dan sekaligus bila perlu mengadakan koreksi sehingga
apa yang sedang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan
yang benar dengan maksud tercapai tujuan yang sudah
digariskan.
9. Reporting
• Reporting atau pelaporan adalah salah satu fungsi manajemen
berupa penyampaian perkembangan atau hasil kegiatan atau
pemberian keterangan mengenai segala hal yang bertalian
dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada pejabat yang lebih tinggi
baik secara lisan maupun secara tulisan.
• Sedangkan fungsi pokok manajemen pendidikan dibagi 4 macam:
a. Perencanaan
• Perencanaan merupakan upaya sistematis yang menggambarkan
penyusunan rangkaian tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai
tujuan organisasi atau lembaga dengan mempertimbangkan sumber-
sumber yang tersedia atau sumber-sumber yang dapat disediakan.
b. Pelaksanaan
• Pelaksana merupakan kegiatan untuk merealisasikan rencana
menjadi tindakan nyata dalam rangka mencapai tujuan secara efektif
dan efisien, dan akan memi
c. Pengawasan
• Pengawasan dapat diartikan sebagai upaya untuk mengamati secara
sistematis dan berkesinambungan; merekam; memberi penjelasan,
petunjuk, pembinaan dan meluruskan berbagai hal yang kurang
tepat; serta memperbaiki kesalahan, dan merupakan kunci
keberhasilan dalam keseluruhan proses manajemen.
d. Pembinaan
• Pembinaan merupakan rangkaian upaya pengendalian secara
profesional semua unsur organisasi agar berfungsi sebagaimana
mestinya sehingga rencana untuk mencapai tujuan dapat terlaksana
secara efektif dan efisien.
A. Pengertian Informasi
• Informasi merupakan ukuran keteraturan dalam suatu system.
Tetapi rumusan informasi sering kali disebut fungsi entropi, karena
informasi diperlukan untuk mengurangi ketidakteraturan. Dengan
demikian informasi akan memperkaya kegiatan yang dilakukan,
memperkaya alternative, mengungkapkan sesuatu yang belum
diketahui sebelumnya.
B. Hubungan Antara Data dan Informasi
• Sistem pengolahan informasi mengolah data dari bentuk yang tak
berguna menjadi berguna bagi penerimanya. Sedangkan data
merupakan kelompok teratur symbol-simbol yang mewakili
kuantitas, tindakan, benda, dan sebagainya. Data adalah bahan
baku yang diolah untuk memberikan informasi.
• Sistem Informasi adalah sekumpulan komponen pembentuk system
yang mempunyai keterkaitan antara satu komponen dengan
komponen lainnya yang bertujuan menghasilkan suatu informasi
dalam suatu bidang tertentu.
• Dalam pengembangan system informasi perlu penerapan konsep
sisitem sebagai berikut :
1. Sistem informasi didefinisikan dan tanggung jawab dibebankan
sepenuhnya kepada satu orang
2. Sub-sub system penting pengolahan informasi didefinisikan
3. Membuat jadwal perkembangan
4. Setiap sub system dijabarkan lagi dan dikembangkan dalam
sub-sub system yang lebih kecil dan membebankan tanggung
jawab untuk masing-masing
5. Membuat system pengendali untuk memonitor pengembangan
proses
• Salah satu kegiatan manajemen disebutkan adamya kegiatan pengorganisasian. Di
dalam fungsi pengorganisasian, di dapatkan kegiatan-kegiatan seperti :
1. Penyusunan struktur organisasi
2. Pendelegasian wewenang
3. Tata Hubungan
• Peranan informasi dalam pengorganisasian adalah
1. Informasi akan mengurangi hambatan-hambatan ketidakpastian tugas yang di
pikul oleh tiap bagian dalam struktur organisasi
2. Informasi akan mengurangi kerumitan dan tiap-tiap bagian
3. Informasi akan mewujudkan tata hubungan baik vertical ataupun horizontal dan
sebagai perwujudan keterpaduan dari tiap bagian atau sub-sub system
4. Informasi mewujudkan koordinasi atau sub-sub system dalam struktur
organisasi.
• Suatu model system pengambilan keputusan dapat
tertutup dan terbuka, model keputusan tidak akan
mengindahkanbinput dari lingkungan. Model ini akan
menekankan kepada kemampuan serta kepribadian
manusianya. Sistem pengambilan keputusan ini
dianggap sebagai model keputusan :
1. Mengetahui semua perangkat alternative dansemua
akibat atau hasilnnya masing-masing
2. Memiliki metode (aturan, hubungan dan sebagainya)
yang memungkinkan membuat urutan kepentingan
semua alternative
3. Memilih alternative yang memaksimalkan sesuatu,
misalnya laba, volume penjualan atau kegunaan
• Konsep pengambilan keputusan tertutup menekankan kepada
rasionalitas individu secara logis menguji selutuh alternative dan
mengurutkan dengan berorientasi kepada hasil dan memilih kepada
alyernatif yang secara maksimal dan terbaik. Model ini biasanya
diwujudkan dalam model kuantitatif
• Model keputusan terbuka menganggap keputusan sebagai :
1. Tidak mengetahui semua alternative dan hasil
2. Melakukan pencarian serta terbatas untuk mengambil beberapa
alternative yang memuaskan
3. Mengambil keputusan yang memuaskan tingkat aspirasinya
4. Model ini sering digunakan dalam pendekatan menejeman
brhavioral
• Masalah adalah setiap situasi dimana apa yang
diharapkan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.
Semakin besarperbedaan tersebyt, semakin besar pula
masalahnya.
• Pemecahan masalah merupakan upaya mencari jawab
atas apa yang dirasakan sebagai masalah atau beberapa
solusi yang dapat dilakkukan untuk mengatasi masalah-
masalah yang timbul.
• Dalam Owens (1995:174) dijelaskan bahwa ada
beberapa langkah umum pengambilan keputusan:
1. Mendefinisikan masalah
2. Menganalisis masalah
3. Mengembangkan alternative baru
4. Memutuskan solusi terbaik dan
5. Memindahkan keputusan ke dalam tindakan efektif
• Bagi Gibsons, et, al. (1996) proses pengambilan
keputusan mencakup proses-proses yaitu :
1. Mengenali masalah, meliputi : memandang masalah,
mendefinisikan masalah dalam terminology solusi dan
mengenali gejala masalah
2. Membangun alternative
3. Mengevaluasi alternative
4. Memilih satu alternative
5. Melaksanakan alternative
6. Mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan
keputusan
• Tahap-tahap pokok proses pengambilan keputusan model simon :
1. Tahap penyelidikan : proses pencarian melibatkan suatu
pengujian data baik dalam cara yang telah ditentukan dahulu,
maupun dalam cara khusus.
2. Tahap perancangan : SIM harus memiliki model-model keputusan
untuk mengolah data dan menimbulkan pilihan pemecahan
3. Tahap pemilihan :sebuah SIM akan efektif bila hasil rancangan
disajikan untuk mengambil keputusan
• Beberapa prinsip pembuatan keputusan yang harus diperhatikan
adalah :
1. Keputusan berada dalam kekuasaan
2. Mempertimbangkan semua hasil relevan dan membuang jauh-jauh
hal yang tidak relevan
3. Pembuat keputusan tidak boleh membuat keputusan untuk
perbuatan tidak jujur dan tujuan yang salah
4. Pembuat keputusan harus menjamin bahwa kegiatan di dasarkan
pada bukti
5. Keputusan harus masuk akal
6. Orang yang mungkin terkait dengan keputusan harus disetujui
dengan prosedur yang adil yang merupakan prinsip-prinsip
keadilan
7. Mempertimbangkan kebijakan pemerintah
8. Pembuat keputusan tidak mendasarkan keputusannya hanya atas
petunjuk orang lain atau seseorang.
1. Keputusan Terprogram
• Keputusan terprogram dibuat berdasarkan kebijakan, prosedur,
atau peraturan dan kebiasaan yang dilakukan. Keputusan ini
bersifat rutin, berulang, dan biasanya organisasi sudah memiliki
kebijakan tertulis maupun tidak yang memudahkan manajer
membuat keputusan

2. Keputusan Tidak Terprogram


• Keputusan tidak terprogram berangkat dari masalah khusus yang
tidak biasa, spesifik, dan tidak terliput oleh kebijakan yang ada
sehingga perlu penanganan tersendiri dengan menyediakan waktu
yang cukup dengan teknik yang tepat untuk menganalisis
masalah, menyodorkan alternative dan memilih alternative

1. Model Rasional Komprehensif
• Model rasional komprehensif melahirkan keputusan yang efisien yaitu rasio
antara hasil yang dicapai dengan nilai yang dikorbankan adalah positif dan
lebih tinggi dibandingkan dengan alternatif- alternative yang lainnya
a. Pure rationality model mengharuskan pembuatan keputusan
mengembangkan suatu pola yang ideal secara universal sehingga
keputusan dapat dibuat setepat mungkin
b. Economical Ratinality Model didasarkan pada pengembangan yang
ideal dan universal dengan menekankan cara dan hasil yang paling
efisien
c. Sequential Decision Model melakukan eksperimen untuk menguji
alternative sehinggan diperoleh keputusan yang paling efektif
d. Extra Rational Model didasarkanatas proses pembuatan keputusan
yang sangat rasional untuk menciptakan metode pembuatan keputusan
yang paling optimal
2. Incremental Model
• Menerapkan model ini dapat dilakukan dalam bebrapa
variasi yaitu :
a. Keputusan tunggal yaitu putuskan apa yang pernah
dilakukan di masa lalu dalam situasi problematic yang
sama.
b. Eliminasi segi-segi tertentu, yaitu menyempitkan
beberapa pilihan lain berbagai alternative yang
mungkin dipilih.
c. Inkrementalisme, yaitu membatasi diri pada
pelaksanaan berbagai kegiatan yang mungkin
dilaksanakan berdasarkan kemampuan yang ada.
3. ModelMixed Scanning
• Menggabungkan unsur-unsur kebaikan yang ada pada
model rasional dengan model incremental (pragmatis).
Saat pengambil keputusan dihadapkan pada masalah
fundamental yang memerlukan suatu penjelajahan
terhadap alternative mereka melakukan studi
pendahuluan dan mengkaji secara mendalam.
4. Model Heuristik
• Menurut Stoner (1996:254) adalah pembuatan
keputusan yang dilakukan sesuai dengan lini empiris,
dengan pedoman umum, untuk mencari penyelesaian
masalah atau jawabannya
1. Teknik Identifikasi dan Analisis Masalah
a. Pengumpulan Data: Teknik AIO, Teknik BA, Teknik PFS
2. Analisis dan Tafsir Data
a. Teknik Diploma Pencer merupakan teknik yang cepat dan
sederhana untuk mengenali pakah yang Nampak terjadi dalam
hubungan antara dua perangkat data.
b. Teknik Diagram Efek Penyebab merupakan teknik yang dapat
membantu menemukan akar suatu permasalahan dengan
menggunakan pertanyaan-pertanyaanh apa, bila, dimana,
bagaimana, dan mengapa.
c. Teknik Diagram Pereto berguna untuk membedakan antara apa
yang penting dan yang tidak.
d. Teknik Analisis Mengapa-Mengapa merupakan teknik ekspansi
pertanyaan mengapa terhadap suatu masalah.
3. Teknik Dalam Pengembangan Alternatif Solusi
a. Brainstorming (urun rembuk) merupakan jenis pemecahan
masalah dengan mempartisipasikan personil
b. Force Field Analysis atau Teknik Analisis Kekuatan Medan dari
perubahan Kurt Lewin bahwa setiap keberadaan tertentu (status
quo) adalah merupakan keseimbangan (equilibrium) dari dua
kekuatan yang bertolak belakang
c. Consensus Thinking digunakan dalam kelompok yang
mempunyai kesepakatan tentang hakikat, batasan, dan dampak
suatu situasi yang dihadapi dan sepakat tentang model dan
teknik yang akan digunakan untuk mengatasi masalah
d. Didactive Interaction dipergunakan untuk memcahkan situasi
problematic yang dihadapkan pada dua alternative jawaban yaitu
“ya” atau :tidak:
e. Fish Bowling para pengambil keputusan duduk melingakr dan di
tengah lingkaran disediakan tempat untuk mengemukakan
gagasan
f. Teknik kelompok nominal prosedur komunikasi
ide,pendapat, usul dilakukan secara tertutup melalui
lembaran format yang harus diisi anggota dengan
respon, pendapat, atau gagasan tentang suatu
permasalahan
g. Teknik Delphi dipergunakan untuk menjaring ide dari
orang-orang luar yang known scholar atau ahli yang
juga berpengetahuan tinggi dan berpengalaman yang
dipilih dari berbagai prifesi
h. Collective Bargaining terdapat dua pihak yang memiliki
pandangan bertolak belakang dalam memecahkan
masalah
i. Mean-ways end analysis digunakan pengambil
keputusan dengan cara mengkaji secara timbale balik
sumber-sumber, alat-alat dan alternative cara untuk
mencapai tujuan
4. Teknik dalam penilaian dan pemilihan alternative solusi
5. Teknik Linear Programming model penugasan meliputi
tiga langkah yaitu menentukan table biaya kesempatan,
menentukan apakah pemecahan optimal day dibuat,
dan merevisi table jumlah biaya kesempatan
6. Problem model analisis matrik payoff digunakan dalam
membuat keputusan dalam keadaan ada resiko atau
ketidakpastian
1. Sistem niai seseorang
2. Persepsi-persepsi
3. Pengaruh keterbatasan dalam proses manusianya
4. Perilaku politik dan kekuasaan/kekuatan
5. Keterbatasan waktu
6. Gaya kepemimpinan
7. Pengaruh gaya kognitif atas pengambilan keputusan
• Teori pengambilan keputusan berusaha untuk menyesuaikan aspek-
aspek rasional dan pilihan yang menjadi perhatian utama para ahli
ekonomi, dengan sifat-sifat dan batasan-batasan mekanisme
pengambilan keputusan yang menjadi perhatian para ahli psikologi.
• Berikut adalah teori-teori pengambilan keputusan dari beberapa ahli
:
1. Teori taylor, bahwa setiap tindakan dan setiap aktifitas selalu
dijadikan berdasarkan waktu dan gerak berdasarkan prinsip-
prinsip rasionalitas
2. Teori F.E.Kast dan james E. Rozeinweig, bahwa bila ada aktifitas
menejemen tentunya adalah suatu keharusan adanya
pengambilan keputusa.
3. Herbet A. Simon, dalam mengambil keputusan diantara pilihan-
pilihan bila berhasil dalam jumlah produk yang sama maka akan
dipilih biaya proses mana yang terendah
1. Nilai informasi dan ancaman keputusan
• Nilai informasi adalah nilai perubahan dalam perilaku
keputusan karena informasi kurung buka dikurangi biaya
informasi
2. Kriteria untuk pengambilan keputusan
• Kriteria untuk memilih diantara alternatif-alternatif didalam
model nornatif adalah pemaksimalkan / maksimisasi ( atas
laba, kegunaan nilai yang diharapkan dansebagainya)
3. Pengambilan keputusan pada organisasi formal
• Adalah bagian dari suatu keseluruhan proses yang
sebenarnya dimulai dengan penetapan tujuan organisasi
dan akhirnya menghasilkan implementasi solusi dan kontrol
4. Pohon keputusan
• Merupakn metode yang berguna untuk menyajikian analisis
A. PENGERTIAN
Perencanaan adalah suatu proses penentuan tujuan atau sasaran yang
hendak dicapai dan menetapkan jalan dan sumber yang yang
diperlukan untuk mencapai tujuan itu seefisien dan seefektif mungkin
(Kauffan, 1972). Menurut Depdiknas (2006) mendefinisikan
perencanaan pendidikan sebagai satu proses penyusunan gambaran
kegiatan pendidikan di masa depan dalam rangka untuk mencapai
perubahan/tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
• Teori perencanaan pendidikan menurut Hudson dalam Tanner dalam Maswarita
(2010), teori perencanaan meliputi, antara lain: synoptic, incremental, transactive,
advocacy, dan radikal. Selanjutnya di kembangkan oleh tanner (1981) dengan nama
teori SITAR sebagai penggabungan dari taksonomi Hudson.
1. Teori Synoptic
• Disebut juga system planning, rational system approach, rasional comprehensive
planning. Menggunakan model berfikir system dalam perencanaan, sehingga objek
perencanaan dipandang sebagai suatu kesatuan yang bulat, dengan satu tujuan
yang disbebut visi. Langkah-langkah dalam perencanaan ini meliputi :
a) pengenalan masalah,
b) mengestimasi ruang lingkup problem
c) mengklasifikasi kemungkinan penyelesaian,
d) menginvestigasi problem,
e) memprediksi alternative,
f) mengevaluasi kemajuan atas penyelesaian spesifik.
2. Teori Transactive
• Menekankan pada harkat individu yang menjunjung tinggi
kepentingan pribadi dan bersifat desentralisasi, suatu
desentralisasi yang transactive yaitu berkembang dari individu ke
individu secara keseluruhan.
3. Teori Advocacy
• Menekankan hal-hal yang bersifat umum, perbedaan individu dan
daerah diabaikan. Dasar perencanaan tidak bertitik tolak
dari pengamatan secara empiris, tetapi atas dasar argumentasi
yang rasional, logis dan bernilai advocacy (mempertahankan
dengan argumentasi). Kebaikan teori ini adalah untuk kepentingan
umum secara nasional. Karena ia meningkatkan kerja sama
secara nasional, toleransi, kemanusiaan, perlindungan terhadap
minoritas, menekankan hak sama, dan meningkatkan
kesejahteraan umum. Perencanaan yang memakai teori ini tepat
dilaksanakan oleh pemerintah atau badan pusat.
4. Teori Radikal
• Teori ini menekankan pentingnya kebebasan lembaga atau
organisasi lokal untuk melakukan perencanaan sendiri, dengan
maksud agar dapat dengan cepat mengubah keadaan lembaga
supaya tepat dengan kebutuhan.
5. Teori SITAR
• Merupakan gabungan kelima teori diatas sehingga disebut juga
complementary planning process. Teori ini menggabungkan
kelebihan dari teori diatas sehingga lebih lengkap. Karena teori ini
memperhatikan situasi dan kondisi masyarakat atau lembaga
tempat perencanaan itu akan diaplikasikan, maka teori ini menjadi
SITARS yaitu S terakhir adalah menunjuk huruf awal dari teori
situational.
• Menurut Depdiknas (2006) menjelaskan bahwa perencanaan
dilingkup sekolah bertujuan untuk:
1. Menjamin agar perubahan atau tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan dapat dicapai dengan tingkat kepastian yang
tinggi dan resiko yang kecil.
2. Mendukung koordinasi antar pelaku sekolah.
3. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik
antarpelaku sekolah, antarasekolah dan dinas pendidikan
kabupaten/kota, dan antarwaktu menjamin keterkaitan dan
konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, pengawasan.
4. Mengoptimalkan peran warga sekolah dan masyarakat.
5. Menjamin tercapainya penggunaan secara efisien, efektif,
berkeadilan dan berkelanjutan
• Berdasarkan besar organisasi, perencanaan pendidikan memiliki
skop dari ukuran mikro (sekolah), meso (kabupaten/kota/provinsi),
dan makro (nasional) pada tiap jenis, jenjang dan satuan pendidikan.
Beberapa alternatif pendekatan dalam perencanaan yaitu
pendekatan kebutuhan sosial (social demand aproach), pendekatan
kebutuhan ketenagakerjaan (Manpower approach), pendekatan
efisiensi biaya ( rate of education, rate of return, cost benefit ratio).
1. Pendekatan Kebutuhan Sosial ( Social Demand Approach )
• Perencanaan pendidikan mengakomodasi aspirasi dan tuntutan yang
berkembang di masyarakat dalam berbagai dimensi kehidupan seperti sosial,
moral, ekonomi dan lain-lain. Perencanaan pendidikan dengan pendekatan
kebutuhan sosial harus memperkirakan kebutuhan pada masa yang akan
datang dengan menganalisa:
a. Pertumbuhan penduduk.
b. Partisipasi dalam pendidikan ( yakni dengan menghitung prosentase
penduduk yang bersekolah).
c. Arus murid dari kelas satu ke kelas yang lebih tinggi dan dari satu
tingkat ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi ( misalnya dari SD ke
SLTP ke SMA dan keperguruan tinggi).
d. Pilihan atau keinginan masyarakat dari individu tentang jenis-jenis
pendidikan.
2. Pendekatan perencanaan Tenaga Kerja
• Menurut A.W. Guruge (1972), pendekatan kebutuhan
ketenagakerjaan bertujuan mengarahkan kegiatan pendidikan
kepada usaha untuk memenuhi kebutuhan nasional akan tenaga
kerja ( man power atau person power).
3. Pendekatan Nilai Balik
• Bahwa pendidikan adalah sosial oriented, namun dalam
prakteknya tetap mempertimbangkan nilai efisiensi dalam
pengertian mengurangi pemborosan dan meningkatkan nilai
tambah.
4. Pendekatan Sistem
• Bahwa perencanaa pendidikan difokuskan pada organisasi
sebagai sistem yang memiliki komponen-komponen yang saling
mengaplikasikan cara berpikir sistem dalam melihat suatu objek
yang kita hadapi.
• Depdiknasa 2006 merinci perencanaan pendidikan yaitu:
• Memperbaiki hasil pendidikan
• Membawa perubahan yang lebih baik
• Demand driven
• Menyeluruh
• Keterkaitan dengan (Rencana Pendidikan Dinas Provinsi, Renstrada,
Rapetada, dan sebagainya)
• Partisipasi
• Keterwakilan
• Data driven
• Realistis sesuia dengan analisis SWOT
• Mendasarkan pada review dan evaluasi
• Keterpaduan
• Holistik/tersistem
• Transparansi
• Keterkaitan serta kesepadanan dengan rencana-rencana instansi
terkait.
• Sedangkan Banghart dan Trull (1973:10-11) mengungkapkan dimensi sebagai
prinsip perencanaan pendidikan sebaga berikut:
1. Signifikansi: derajat signifikansi dipengaruhi oleh kepentingan sosial yang ada
dalam tujuan pendidikan. Untuk mencapai tujuan ini, planner harus menetukan
pedoman dan kriteria evaluasi keputusan yang telah dibuat dan ditetapkan
tujuannya.
2. Fesibility: rencana yang dibuat harus ditetapkan petunjuknya dan didasarkan
pada situasi analisis dan prosedur yang sesuai. Banyak faktor yang mepengaruhi
keberadaan perencanaan, dimana segala kemungkinan dapat saja terjadi dan
mempengaruhi perencanaan yang telah ditetapkan.
3. Relevansi: Konsep relevansi merupakan hal yang sangat penting dalam
menginplementasikan rencana pendidikan. Hal yang harus dipecahkan meliputi
realisme keorganisasian, derajat relevansi yang berkaitan dengan proses,
jaminan bahwa rencana itu akan lebih mengkhususkan pada pemecahan masalah
selaras dengan waktu dan cakupan perencanaan.
4. Kepastian: perhitungan yang tepat harus diidentifikasi dengan memperhitungan
segala penyimpangan untuk dijadikan bahan pertimbangan.
5. Penghematan: prinsip ini menyatakan bahwa perencanaan harus
dirancang dalam kerangka yang sederhana dan meningkatkan kepekaan
untuk meningkatka interaksi antar komponen.
6. Adaptabilitas: suatu perencanaan yang lengkap, deviasi dalam
perencanaan sedapat mungkin dikurangi hingga tujuan ditetapkan dapat
dicapai dengan proses yang bervariasi.
7. Waktu: merupaka faktor penting, perhatikan siklus-siklus alami pada
aspek-aspek yang dirancang.
8. Monitoring: meliputi penetapan kriteria pendidikan untuk melihat apakah
yang direncanakan sudah dilaksanakan secara efisien atau belum.
9. Subject matter: substansi apa yang sedang direncanakan dikembangkan
oleh Mc Clure seperti: tujuan dan sasaran, program dan layanan, SDM,
sumber daya fisik, financial, dll.
• Jenis perencanaan menurut Djam’an Satori (1999)
adalah terdiri atas:
1. Perencanaan dimulai dari tingkat organisasi paling
atas ke bawah (top down planning)
2. Perencanaan dimulai dari tingkat organisasi paling
bawah ke atas (bottom-up down planning)
3. Diagonal-horizontal planning
4. Rolling plan
5. Gabungan top down dan bottom-up planning
6. Perencanaan strategis
7. Perencanaan operasional
• Sedangkan lingkup perencanaan terdiri dari: perencanaan
mikro, messo dan makro.
1. Perencanaan mikro adalah: suatu perencanaan pada level
operasional ditujukan secara khusus untuk memperbaiki
kinerja individu atau kelompok kecil individu. Rencana
pengajaran adalah contoh perencanaan mikro.
2. Perencanaan messo adalah suatu perencanaan level
organisasi operasional dan menegah ditujukan secara
khusus untuk memperbaiki kinerja organisasi atau satuan
pendidikan seperti rencana sekolah dan rencana
pengembangan mutu SD, SMP, SMA/SMK dinas Pendidikan
Kab/Kota. Rencana sekolah seperti Rencana Tahunan
Sekolah.
3. Perencanaan makro adalah suatu perencanaan pada level
top organisasi yang menjadi rujukan perencanaan mikro dan
messo. Perencanaan makro ditujukan secara khusus untuk
memperbaiki organisasi secara luas. Contoh: perencanaan
strategi Departemen Pendidikan Nasional, Provinsi dan
Kota/Kab.
• Tahapan perencanaan yang disusun Tim Penignkatan Mutu
SMP Depdiknas (2006) adalah sebaga berikut:
1. Melakukan analisis lingkungan strategis
2. Melakukan analisis situasi untuk mengetahui status situasi
pendidikan ini
3. Memformulasikan pendidikan yang diharapkan di masa
mendatang
4. Mencari kesenjangan antara butir 2 atau 3
5. Berdasarkan hasil butir 4 disusunlah rencana strategis dan
rencan operasional.
6. Melaksanakan rencana pengembangan pendidikan
Kabupaten/Kota.
7. Melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan rencana dan
melakukan evaluasi terhadap hasil rencana pendidikan.
• Perencanaan strategik berisi aktivitas berikut:
1. Merumuskan visi, misi, nilai lembaga
2. Analsis lingkungan strategis
3. Faktor-faktor kunci keberhasilan
4. Tujuan dan sasaran
5. Strategi (kebijakan, program, kegiatan)
6. Evaluasi kerja

Anda mungkin juga menyukai