NI WAYAN FERYANTINI
Melalui pendidikan, manusia menjadi
cerdas memiliki skill, sikap hidup yang
baik sehingga dapat bergaul dengan
baik pula di masyarakat dan dapat
menolong dirinya sendiri, keluarga dan
masyarakat. Pendidikan menjadi
investasi yang memberikan
keuntungan sosial dan pribadi yang
menjadi manusia yang memilki derajat.
1. Latar Belakang Hustoris
a) Masa Periode 1945-1950
Sejak proklamasi, pancasila sebagai dasar
filsafat dasar Negara juga menjadi dasar
pendidikan nasional
b) Masa Periode 1950-1959
Pada masa ini berdasarkan PP No. 65 tahun
1951 biaya penyelenggaraan pendidikan
diserahkan/ dibebankan kepada orang tua
murid, pengadaan saran prasaran termasuk
gedung sekolah dipikul oleh daerah dan gaji
c) Masa Periode 1959-1966
• Tujuan pendidikan diubah yaitu supaya melahirkan warag negara
sosial Indonesia yaitu susila yang bertanggungjawab atas
terselenggaranya masyarakat sosialis Indonesia adil dan makmur
spirittual maupun material dan berjiwa pancasila.
d) Masa Periode 1966-1998
• Periode ini berlandaskan kepada ketentuan-ketentuan MPRS
tahun 1966 dan ketetapan-ketetapan MPR tahun 1973, 1978, dan
1983.
e) Masa Periode 1998-2000
• Merupakan era reformasi yang menjadi tonggak sejarah
perubahan dengan runtuhnya resim Soeharto yang disebabkan
adanya demonstrasi besar-besaran
f) Masa Periode 2000 sampai sekarang
• Adanya era otonomi atau desentralisasi, undang-undang tentang
otonomi daerah diatur dalam UU No. 32 tahun 2004 tentang
perimabangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah
2. Pendidikan dan Ilmu Pendidikan
a) Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketermapilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara
b) Ilmu Pendidikan
• Ilmu pendidkan dapat memperkaya dan mengembangkan
filsafat pendidikan yang mendasari ilmu pendidikan itu sendiri,
sehingga dapt ditonjolkan unsur keilmuan dan pemikiran
sebagai berikut:
1. Ilmu pendidikan teoritis
2. Ilmu pendidikan praktis
3. Perubahan pendidikan yang dapat mempengaruhi
4. Keyakinan seseorang dalam hal pendidikan
• Lima pandangan dominan filsafat pendidikan sebaga
berikut:
1. Perenialisme, keyakinan bahwa pengetahuan merupakn dasar
pokok bagi pendidikan
2. Esensialisme, mengembangkan fungsi sekolah sebaga lembaga
penerus warisan budaya bangsa dan sejarah kepada geenerasi
penerus.
3. Progresifisme, menekankan pentingnya pemberian keterampilan
dan alat kepada indifidu yang diperlukan untuk berinteraksi
dengan lingkungannya yang senantiasa berubah.
4. Rekontruksionisme, berpandangan bahwa dalam suasana
perkembangan teknologi yang amat cepat, pendidikan harus
mampu melakukan rekontruksi masyarakat dan membangun
tatanan dunia baru selaras dengan perubahan teknologi itu.
5. Eksistensialisme, menghormati martabat manusia sebagai
individu yang unik dan memperlakukan individu sebagai perilaku
• Ciri-Ciri Ilmu Pendidikan
1. Dalam kaitannya ini suatu ilmu memiliki 3 dasar
keilmuan yaitu
2. Dasar ontologis, ilmu adalah pengetahuan yang
empirik
3. Dasar epistemologis, yaitu adanya cara atau metode
untuk menelaah objek tersebut (metode ilmiah)
4. Dasar aksiologis, landasan moral sangatlah penting
agaar pengetahuan yang dikembangkan dalam ilmu
itu tidak disalahgunakan
• Jadi ilmu itu harus memiliki hal-hal sebagai berikut:
1. Batang tubuh pengetahuan, kaidah dan kebenaran
dasar sendiri
2. Fakta dan data objektif dan dapat diperiksa untuk
• Batang Tubuh Pengetahuan
• Objek pengetahuan itu dapat dibedakan antara ojek
material yaitu unsur inti yang telah dalam ilmu yang
bersangkutan dan objek formal yaitu unsur-unsur yang
saling berkaitan dan menngacu pada objek
materialnya.
• Objek formal ilmu pendidian dapat dianalisis menjadi
beberapa unsur:
1. Tujuan Pendidikan
Adalah dapat membantu anak didik untuk menjadi
seseorang yang merupakan dirinya sendiri,
menghayati kehidupannya secara mandiri tidak
bergantung pada diri orang lain.
2. Peserta Didik, merupakan insan yang memiliki
potensi oleh karena itu dapat dididik.
3. Pendidik, insan yang mempunyai kemampuan untuk
5. Materi atau Bahan Pendidikan, segala sesuatu yang
dapat merangsang peserta didika mengarah pada
perpaduan nilai-nilai individualitas sosialitas,
moralitas, dan personalitas
6. Penialian, merupakan upaya yang dilakukan untuk
mengetaahui sampai mana keberhasilan pendidikan
itu telah terbukti. Individu dikatakan berhasil melalui
proses pendidikan apabila dia dapat memecahkan
masalh yang dirasakannya memlalui pemilihan
kemungkinan pemecahan yang didukung oleh
informasi yang diperolehnya dari pengalamnnya.
7. Konteks Sosial Budaya
Setiap tindakan pendidikan perlu disesuaikan
dengan sosial kultural ini karena pengaruh yang
• Ilmu Pendidikan dan lmu Sosial Dasar
• Sosiologi memberikan sumbangan kepada ilmu pendidikan dalam
memahami kedudukan individu dalam lembaga-lembaga sosial
seperti keluarga, dan sekolah.
• Antropologi memberikan sumbangan dalam pemahaman suasana
pendidikan sehubungan dengan variabel kebudayaan.
• Psikologi memberikan sumbangan dalam hal menganalisis
perilaku individu dalam proses belajar.
• Psikologi sosial memberikan sumbangan penting dalam
menganalisis perilaku individu dalam memahami sosial manusia.
• Dari uraian tersebut dapat disimoulkan bahwa ilmu-ilmu sosial
dasar dapat memberikan umpan material yang berguna kepada
ilmu pendidikan untuk memecahkan masalah kemanusiaan dalam
rangka membawa atau membimbing insan yang belum dewasa
dan membawa dirinya dalam perkembangan sepanjang hayat.
• Ilmu Pendidkan di Indonesia
a) Gambaran Keadaan
• Apabila ditinjau dari tolak ukur keilmuan seperti yang
dikemukakan pada bagian terdahulu maka dapat
dikatakan bahwa pendidikan di Indonesia belum
berkembang sebagaimana mestinya.
b) Filsafat Pancasila dan Gambaran Manusia Indonesia
Tiga dimensi pendidikan nasional yaitu:
1. Memberikan kepastian akan gambaran atau profil
manusia Indonesia yang diinginkan
2. Sesuai dengan profil itu memberikan kepastian
arah dan tujuan pendidikan nasional yang akan
dicapai.
3. Memberikan kepastian akan strategi pembangunan
pendidikan nasional.
• Teori-Teori yang Digunakan
a. Teori Pendidikan Naturalistik, teori klasik yang
bersemboyan “kembali ke alam” dalam ini banyak
dianut oleh pendidik-pendidik di masa perjuangan
mealawan kebijksanaan kolonial Belanda
b. Teori-Teori Pendidikan, digunakan dalam upaya
pendidikan tanpa penyesuaian yang intensional
terhadap suasana sosio-kultural Indonesia.
c. Teori Pendidikan Fenomenologis, digunakan dalam
menganalisis dan mengembangkan upaya pendidikan
sejak lahir masa penjajahan Belanda.
d. Teori Holistik-Humanistic, mempengaruhi martabat
individu manusia didik sebagai manusia keseluruhan.
• Terdapat 5 asas pendidikan yang disebut “Pancadarma
Taman Siswa”
1. Kemerdekaan, bermakna disiplin pada didir sendiri atas dasar
nilai hidup yang tinggi baik secara individu maupun anggota
masyarakat.
2. Kodrat alam, pada hakikatnya manusia tidak dapat lepas dari
hakikat kodrat alam dalam berkembang dengan sewajarnya
sesuai dengan kodratnya
3. Kebudayaan
4. Kebangsaan, berkembangnya perasaan satu dengan bangsa
sendiri, rasa satu dalam suka dan duka, rasa satu dalam
kehendak menuju kepada kebahagiaan lahir dan batin seluruh
bangsa.
5. Kemanusiaan, mewujudkan kemanusiaan yang harus terlihat
pada kesucian hatinya dan adanya cinta kasih terhadap sesama
manusia dan makluk Tuhan seluruhnya.
A. PENGERTIAN
Administrasi pendidikan dalam arti seluas-luasnya adalah
suatu ilmu yang mempelajari penataan sumber daya untuk
mencapai tujuan pendidikan secara produktif.Penataan
dalam arti mengatur, memimpin, mengelola atau
mengadministrasikan sumber daya yang meliputi aktifitas
merencanakan, melaksanakan, mengawasi atau
membina.Administrasi pendidikan pada dasarnya
merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan
pendidikan yang produktif.Itu sebabnya pada bagian awal
ini diajukan konsep produktifitas pendidikan yaitu suatu
kemampuan menata sumber daya.
1. Rasional
• Ada beberapa alasan mengapa kita perlu bersungguh-sungguh
mempelajari masalah produktifitas sistem pendidikan dan
bersungguh-sungguh mencari siasat serta daya upaya untuk
memajukan produktifitas sistem pendidikan tersebut:
a. Aspirasi maupun tuntutan kemasyarakatan makin luas dan
tinggi.Demikian juga peluang dan tantangan serta masalah untuk
maju dan makin bertambah banyak.
b. Baik kerjasama maupun persaingan di dalam berbagai bidang
kehidupan ternyata makin luas, tetapi juga tajam kadang-kadang
juga makin keras.Karenanya diperlukan kesegaran dan
ketahanan organisasi.
c. Setiap institusi alam masyarakat termasuk pendidikan semakin
terbuka dan makin di tuntut akuntabel publik.
d. Selain kepentingan publik eksternal institusi pendidikan
mempunyai masyarakat internalnya sendiri.
d. Gejala, indikator, variabel, kriteria, ukuran dan konsep dasar
tentang produktifitas makin bertambah luas karenanya perlu ada
usaha untuk mengadakan pengidentifikasian dan batasan yang
makin jelas dan sah.
e. Peranan tiap variabel terhadap tingkat serta turun naiknya
produktifitas itu tidak tetap melainkan dinamis dan berubah
ubah.
2. Apakah sistem pendidikan kita sekarang produktif.
3. Dimana masalah rendahnya produktifitas pendidikan
yang paling kritis.
4. Adakah jalan – jalan alternatif untuk meningkatkan
produktifitas pendidikan.
•
1. Pengertian Produktifitas
• Dalam bahasa ingris, produktifitas adalah productiviti
berasal dari kata produce yang berarti menghasilkan
dan activity atau kegiatan.jadi produktifitas berarti
kegiatan untuk menghasilkan suatu (barang atau jasa).
2. Produktifitas Pendidikan
• Produktifitas pendidikan harus memiliki arti yang luas.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi produktifitas ada dua
yaitu Faktor yang berasal dari dalam diri atau internal
dan faktor yang berasal dari luar diri individu itu sendiri
atau eksternal.
4. Pengukuran Produktifitas
• Lima teknik pengukuran produktifitas yaitu
a. Ukuran yang menggunakan ratio produktufitas:
1) Ratio obyektif
2) Indeks secara keseluruhan
3) Ratio biaya
4) Ratio standar kerja
5) Ratio standar waktu
b. Ukuran yang menjadi faktor produktifitas total
c. Ukuran yang menggunakan Managing By Objektive
d. Ukuran yang menggunakan indicator checklist produktifitas
e. Ukurn yang menggunakan audit produktifitas.
A. PENGERTIAN
• Administrasi dalam pengertian yang sempit yaitu
kegiatan ketatausahaan yang intinya adalah
kegiatan rutin catat-mencatat,
mendokumentasikan kegiatan,
menyelenggarakan surat-menyurat dengan
segala aspeknya serta mempersiapkan laporan.
• Administrasi pendidikan dalam pengertian
secara luas adalah segenap proses pengerahan
dan pengintegrasian segala sesuatu baik
personel, spiritual maupun material yang
bersangkut paut dengan pencapaian tujuan
• Dalam batasan tersebut di atas, maka administrasi dapat
di uraikan paling tidak menjadi lima pengertian pokok,
yaitu :
1. Administrasi merupakan kegiatan atau kegiatan
manusia.
2. Rangkaian kegiatan itu merupakan suatu
proses/pengelolaan dari suatu kegiatan yang
kompleks, oleh sebab itu bersifat dinamis.
3. Prose itu dilakukan bersama oleh sekelompok
manusia yang tergabung dalam suatu organisasi.
4. Proses itu dilakukan dalam rangka mencapai suatu
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
5. Proses pengelolaan itu dilakukan agar tujuannya
dapat dicapai secara efektif dan efisien.
• Prinsip merupakan sesuatu yang di buat sebagai
pegangan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Diantara prinsip-prinsip administrasi pendidikan antara
lain :
1. Adanya sumber daya manusia (SDM) atau sekelompok manusia
(sedikitnya dua orang) untuk ditata
2. Adanya tiugas/fungsi yang harus dilaksanakan maksudnya ada
sebuah kerjasama dari sekelompok orang
3. Adanya penataan/pengaturan dari kerjasama tersebut
4. Adanya non manusia seperti peralatan dan perlengkapan yang
diperlukan dan yang harus ditata
5. Adanya tujuan yang hendak di capai bersama dari kerjasama
tersebut. (Purwanto:2007).
• Organisasi adalah suatu lembaga yang merupakan hasil
proses pembagian dan penyatuan usaha yang ditujukan
kea rah tercapainya suatu tujuan. Banyak ahli yang
mendefinisikan tentang pengertian organisasi. Menurut
James D. Mooney “organisasi adalah suatu bentuk
kerjasama manusia untuk pencapaian tujuan bersama
1. Faktor-Faktor yang Mendasari Manusia untuk
Berorganisasi
Setiap manusia memiliki keinginan untuk
berorganisasi yang berarti harus bekerja sama dengan
orang lain.
2. Unsur-Unsur yang Mendukung Organisasi
Suatu organisasi mempunyai unsur-unsur yang
mendukung organisasi tersebut.
3. Bentuk-Bentuk Organisasi
• Menurut pola hubungan kerja, lalu lintas wewenang dan tanggung
jawab, maka bentuk organisasi dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Bentuk Organisasi Garis
Bentuk organisasi diciptakan oleh Henry Fayol. Biasa juga
disebut dengan organisasi militer dimana cirinya adalah struktur
organisasi ini relatif kecil, jumlah karyawan yang relatif sedikit,
saling kenal, dan spesialisai kerja yang belum begitu rumit dan
tinggi.
b. Bentuk Organisasi Fungsional
Bentuk ini merupakan bentuk dimana sebagian atau segelintir
pimpinan tidak mempunyai bawahan yang jelas karena setiap
pimpinan berwenang memberikan komando pada bawahannya.
c. Bentuk Organisasi Garis dan Staff
Bentuk ini diciptakan oleh Harrington Emerson.
d. Bentuk Organisasi Fungsional dan Staff
Bentuk ini merupakan kombinasi dari bentuk organisasi
fungsional dan bentuk organisasi garis dan staff.
A. PENGERTIAN
• General sistems theory
Teori sistem umum (general system theory) didasarkan
pada suatu anggapan bahwa sistem kehidupan (living
system) ini secara empirik dikonseptualisasikan dengan
berusaha menemukan ciri-ciri beberapa disiplin, yaitu :
• William Shrode dan D. Voich
Mengemukakan bahwa teori sistem umum lebih
berkenaan dengan tingkat konseptual daripada
pembentukan model (model building) yang ditujukan
untuk mengembangkan suatu konstruksi teoritik yang
menggambarkan hubungan-hunbungan yang general
dalam dunia nyata.
• A. Angyal
• Walter Buckeley
Pandangan ini menunujukan bahwa berpikir sistem
dalam menelaah fenomena-fenomena kehidupan
tersebut melihat atau lebih menekankan pada
interdependensi bagian yang membentuk suatu
keseluruhan.
• Kenneth E. Boulding
Kebutuhan untuk teori sistem umum diaksentuasikan
oleh situasi sosiologis dalam ilmu pengetahuan. Teori ini
dikaji dalam dua cara :
1) Gerakan interdisipliner dengan mengembangkan
penyilangan disiplin, dengan cara ini diusahakan
memilih daerah-daerah permasalahan tertentu yang
dijumpai berbagai bidang ilmu pengetahuan.
2) Gerakan interdisipliner untuk menemukan teori sistem
umum secara teoritik dan mengkonstruksikannya
dalam suatu hierarki kompleksitas.
1. Pengertian sistem
• Menurut para ahli, penegrtian sistem yaitu :
M.J. Riley
• Mengemukakan bahwa dalam suatu sistem ditemukan adanya
bagian-bagian yang saling berhubungan satu dengan yang
lainnya. Interaksi bagian-bagian itu ditunjukan pada bagian
tertentu.
Johnson, Kast dan Rosenzweig
• Mengemukakan bahwa yang disebut sistem ditandai oleh adanya
kesatuan yang terorganisasi atau oleh adanya himpunan atau
kombinasi dari bagian-bagian kompleks yang menyatu.
2. Karakteristik sistem
Karakteristik sistem terbuka adalah sebagai berikut :
a) Pemasukan energi
Berbagai bentuk energi yang diperlukan oleh sistem dimasukkan
(diimpor) dari lingkungan eksternal.
b. Transformasi bahan-bahan atau energi
• Bahan-bahan masukan atau energu yang diperoleh
dari lingkungan ditranfomasikan atau diproses oleh
sistem.
c. Hasil
• Hasil yang diperoleh setelah terlaksanya berbagai
kegiatan mentransformasi atau memproses atau
bahan-bahan masukan dan energi, dilontarkan ke
lingkungan eksternal.
d. Sistem sebagai lingkaran peristiwa-peristiwa
• Berbagai aktivitas yang dilakukan oleh sistem mulai
dari pemasukan bahan-bahan dan energi sampai pada
diperolehnya hasil-hasil yang akan di pasarkan ke
lingkungan menunjukan adanya suatu siklus berpola.
e. Entropi negative
• Agar sistem terbuka tetap bertahan, maka proses
f. Input informasi, umpan balik negatif, dan proses
pengkodean
• Masukan untuk suatu sistem kehidupan tidak hanya
meliputi bahan-bahan energi, tetapi juga masukan-
masukan yang bersifat informatif yang berfungsi dalam
hubungannya dengan lingkungan.
g. Steady state dan homeostatis yan dinamik
• Steady state merupakan ciri kemampuan sistem untuk
bertahan. Kemampuan bertahan ini dimungkinkan oleh
adanya importasi energi yang dapat menahan
terjadinya entropi.
h. Diferensiasi
• Sistem terbuka bergerak ke arah diferensiasi dan
elaborasi. Sistem terbuka mempunyai kecenderungan
untuk bertumbuh menjadi lebih terspesialisasi
mengenai elemen-elemennya dan strukturnya
3. Klasifikasi Sistem
• Jenis-jenis sistem menurut kriteria yang di gunakan :
• Klasifikasi menurut terjadinya sistem; Sistem-sistem
alamiah atau natural dan Sistem-sistem buatan manusia
a. Klasifikasi menurut tingkat kompleksitasnya; sistem-
sistem sederhana (Simple Systems), sistem-sistem
kompleks.
b. Klasifikasi Menurut Tingkat Predictability; Sistem-
sistem yang probabilistic dan sistem-sistem
deterministik
c. Klasifikasi Menurut Kedinamikan Sistem; Sistem-
sistem yang statis, sistem-sistem yang dinamik dan
sistem-sistem homeostatik.
d. Klasifikasi Menurut Kemungkinan Berinteraksi dengan
Lingkungan; sistem-sistem terbuka dan sistem-sistem
A. Pengertian model.
• Menurut William A. Shcrode, D. Voich (1974) model
adalah representasi dari suatu realitas untuk
menerangkan perilaku dari apa yang digambarkan.
Menurut Elias A. Awad (1979, p.10) adalah representasi
sistem yang direncanankan.
• Jadi dapat ditarik beberapa kesimpulan mengenai model.
1. Model sebagai abstraksi realitas.
2. Suatu model hendaklah mengabstraksikan realitas tertentu
3. Model dapat menggambarkan apa yang ada, apa yang akan ada
dan yang seharunya ada.
4. Model dapat menyatakan hubungan-hubungan.
5. Model dapat memperjelas ruang lingkup persoalan serta aspek-
aspeknya
b. Konstruksi model atau pembuatan model
• Langkah-langkah mengkonstruksi model dapat
dikemukakan sebagai berikut :
1. Mengidentifikasikan dan memformulasi masalah-masalah yang
dihadapi
2. Mengidentifikasikan konstanta-konstanta, paramenter, dan
variabel-variabel yang diliputinya.
3. Menyeleksi variabel-variabel dengan mengkaji besarnya dampak
yang diberikan oleh setiap variabel.
4. Menetapkan hubungan-hubungan variabel antara variabel-
variabel berdasarkan prinsip-prinsip yang diketahui, khususnya
pada data yang terkumpul.
5. Mengkonstruksi model dengan mengkombinasikan
semua hubungan ke dalam suatu sistem yang
digambarkan dalam hubungan-hubungan simbolik
6. Melaksanakan manipulasi simbolik
7. Mengambil solusi dari model
8. Menguji model dengan membuat prediksi-prediksi serta
mengecek kembali dari data yang nyata
9. Merevisi model sesuai keperluan
c. Jenis-jenis model
1. Berdasarkan fungsi; Deskriptif, Prediktif, Normatif.
2. Berdasarkan Struktur; Ikonis, Analog, Simbolik.
3. Berdasarkan referensi waktu; Statistik, Model dinamik.
4. Berdasarkan referensi ketidakpastian; Deterministik,
Probabilistik, Permainan.
5. Berdasarkan sifat umum; Umum, Khusus.
A. PENGERTIAN
• Manajemen pendidikan adalah suatu penataan garapan pendidikan
yang dilakukan melalui aktivitas perencanaan, pengorganisasian,
penyusunan, staf, pembinaan, pengorganisasian, pengkomunikasian,
pemotivasian, penganggaran, pengawasan, penilaian, pelaporan
secara sistematis, untuk mencapai tujuan pendidikan secara
berkualitas.
• System pendidikan mempunyai garapan dasar yang
dikembangkan, diantaranya adalah:
1. Bidang garapan peserta didik
2. Bidang garapan tenaga kependidikan
3. Bidang garapan kurikulum
4. Bidang garapan sarana prasarana
5. Bidang garapan keuangan
6. Bidang garapan kemitraan dengan masyarakat
7. Bidang garapan bimbingan dan pelayanan khusus
• Sebuah manajemen dilakukan agar pelaksanaan suatu usaha
terencana secara sistematis dan dapat di evaluasi secara benar,
lebih akurat, dan lengkap sehingga mencapai tujuan-tujuan berikut
ini:
1. Produktivitas
• Adalah perbandingan terbaik antara hasil yang diperoleh (output)
dengan jumlah sumber yang digunakan (input).
2. Kualitas
• Adalah hal yang menunjukkan pada suatu ukuran penilaian atau
penghargaan yang diberikan atau dikenakan kepada barang
(product) dan atau jasa (services) tertentu berdasarkan
pertimbangan obyektif atas bobot kinerjanya (Pfeffer dan Coote.
1991). Efektifitas
3. Efektivitas
• Adalah ukuran keberhasilan tujuan suatu organisasi.
4. Efisien
• Adalah hal yang berkaitan dengan cara, yaitu membuat sesuatu
dengan betul sementara efektivitas adalah menyangkut tujuan
• Koontz (1980:177-183) menemukan sebelas macam pendekatan
terhadap teori dan praktik manajemen yaitu sebagai berikut:
1. Emperikal atau kasus, ilmu dan praktik manajemen
dikembangkan melalui pengkajian kasus yang telah dialami di
masa lalu
2. Perilaku antar pribadi (interpersonal behavior), ilmu dan praktik
manajemen dipelajari melalui hubungan antar pribadi pada
organisasi
3. Perilaku kelompok, studi tentang pola-pola prilaku kelompok
dalam organisasi lebih dominan dari pada hubungan antar
pribadi
4. System-sistem sosial kooperatif, memadukan antara hubungan
pribadi dengan kelompok
5. System-sistem sosio-teknikal, bahwa system teknikal memberi
pengaruh besar pada system sosial
6. Teori keputusan, bahwa manajer adalah pengambil keputusan
sehingga pengembangan manajemen ada pada keahlian
pengambil keputusan.