Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

DASAR-DASAR PENDIDIKAN

Tentang
“MEMAHAMI KONSEP DAN TEORI DASAR PENDIDIKAN”

DISUSUN OLEH :

SISRA ERIANTI (960823009)

DOSEN PENGAMPU : FATIMAH, M.Pd

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM YAYASAN TARBIYAH
ISLAMIYAH PADANG
2023/2024

1
”MEMAHAMI KONSEP DAN TEORI DASAR PENDIDIKAN”

A. Pengertian Pendidikan

Pendidikan sangat penting bagi kehidupan manusia, tanpa pendidikan


manusia akan sulit untuk berkembang / maju, seiring dengan berjalannya waktu
(Abd Aziz Hsb, 2018 : 1) Pendidikan di Indonesia sangat terlihat, hampir seluruh
masyarakat merasakan apa sebuah pendidikan. Dewasa ini pendidikan di
Indonesia sangat berpengaruh besar terhadap manusia, pendidikan di Indonesia
telah mengalami perubahan, walaupun perubahannya masih bersaing dengan
Negara-negara berkembang, dan pendidikan di Indonesia berusaha untuk
menyetarakan pendidikan dengan Negara-negara yang maju. Pemerintah pada
masa sekarang ini telah memperhatikan pendidikan Indonesia, karena generasi-
generasinya harus memiliki SDM (sumber daya manusia) untuk menitikberatkan
kepada kecerdasan. Pendidikan sebagai gejala universal, merupakan suatu
keharusan bagi manusia, karena selain pendidikan sebagai gejala, juga sebalgai
upaya memanusiakan manusia. Berikut ini akan dikemukakan beberapa
pengertian pendidikan manurut para ahli:
1. Lengeveld
Lengeveld memberikan pengertian bahwa pendidikan adalah usaha
mempengaruhi, melindungi serta memberikan bantuan yang tertuju kepada
kedewasaan anak didiknya atau dengan kata lain membantu anak didik
agar cukup mampu dalam melaksanakan tugas hidupnya sendii tanpa
bantuan orang lain
2. Dewey
Menurut ahli pendidikan ini konsep pendidikan mengandung
pengertian sebagai suatu proses pengalarnan, karena kehidupan adalah
pertumbuhan, pendidikan berarti membantu pertumbuhan batin tanpa
dibatasi usia. ( Ahmad Suriansyah, 2011 : 2 )
3. Dari segi terminologis, Samsul Nizar menyimpulkan dari beberapa
pemikiran ilmuan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar yang

2
dilakukan secara bertahap dan simultan (proses), terencana yang dilakukan
oleh orang yang memiliki persayaratan tertentu sebagai pendidik. (Samsul
Nizar, 2001 : 92)
4. Undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dari beberapa pendapat di atas, pemakalah menyimpulkan bahwa
pendidikan merupakan suatu proses untuk menyiapkan peserta didik melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan dalam rangka memenuhi tujuan
hidupnya secara efektif dan efisien.
B. Landasan dan Tujuan Pendidikan

 Landasan Pendidikan
Secara leksikal, landasan berarti tumpuan, dasar atau alas, karena itu
landasan merupakan tempat bertumpu atau titik tolak atau dasar pijakan. Titik
tolak atau dasar pijakan ini dapat bersifat material (contoh: landasan pesawat
terbang); dapat pula bersifat konseptual (contoh: landasan pendidikan). Landasan
yang bersifat konseptual identik dengan asumsi.
Pendidikan antara lain dapat dipahami dari dua sudut pandang, pertama
dari sudut praktik sehingga kita mengenal istilah praktik pendidikan, dan kedua
dari sudut studi sehingga kita kenal istilah studi pendidikan. Praktik pendidikan
adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang atau lembaga dalam membantu
individu atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan pedidikan. Kegiatan
bantuan dalam praktik pendidikan dapat berupa pengelolaan pendidikan (makro
maupun mikro), dan dapat berupa kegiatan pendidikan (bimbingan, pengajaran
dan atau latihan)
Studi pendidikan adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang dalam
rangka memahami pendidikan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan

3
bahwa landasan pendidikan adalah asumsi-asumsi yang menjadi dasar pijakan
atau titik tolak dalam rangka praktik pendidikan atau studi pendidikan. Jenis-jenis
landasan pendidikan antara lain:

1. Landasan Filosofis

Landasan Filosofis merupakan landasan yang berkaitan dengan makna


atau hakikat pendidikan, yang berusaha menela’ah masalah-masalah pokok seperti
: Apakah pendidikan itu, mengapa pendidikan itu diperlukan, apa yang

seharusnya menjadi tujuannya, dan sebagainya. Landasan filosofis adalah


landasan yang berdasarkan atau bersifat filsafat (falsafat, falsafah). Kata filsafat
(philosophy) bersumber dari bahasa Yunani, philein berarti mencintai, dan sophos
atau sophis berarti hikmah, arif, atau bijaksana. Filsafat menelaah sesuatu secara
radikal, menyeluruh dan konseptual yang menghasilkan konsepsi-kosnsepsi
mengenai kehidupan dan dunia. Konsepsi-konsepsi filosofis tentang kehidupan
manusia dan dunianya pada umumnya bersumber dari dua faktor, yaitu:
a) Religi dan etika yang bertumpu pada keyakinan
b) Ilmu pengetahuan yang mengandalkan penalaran.
Filsafat berada dianatara keduanya: Kawasannya seluas religi, namun lebih
dekat dengan ilmu pengetahuan karena filsafat timbul dari keraguan dan karena
mengandalkan akal manusia ( Redja Mudyarhardjo, 1986 : 126 ). Beberapa aliran
filsafat antara lain :
a) Idealisme
b) Realisme
c) Esensialisme
d) Pragmatisme dan Progresivisme
e) Ekstensialisme

2. Landasan Psikologis

Pendidikan selalu melibatkan aspek kejiwaan manusia, sehingga landasan


psikologis merupakan salah satu landasan yang penting dalam bidang pendidikan.

4
Pada umumnya landasan psikologis dari pendidikan tersebut terutama tertuju pada
pemahaman manusia, khususnya tentang proses perkembangan dan proses belajar.
Pengertian Landasan Psiklogis merupakan pemahaman peserta didik
utamanya yang berkaitan dengan aspek kejiwaan, merupakan faktor keberhasilan
untuk pendididkan. Dalam maksud itu, Psikologi menyediakan sejumlah
informasi/kebutuhan tentang kehidupan pribadi manusia pada umumnya serta
gejala-gejala yang berkaitan dengan aspek pribadi. Seperti di kemukakakn teori A.
Maslow kategori kebutuhan menjadi enam kategori meliputi:
a) Kebutuhan fisiologis: kebutuhan mempertahankan hidup (makan, tidur,
istrahat dan sebagainya)
b) Kebutuhan rasa aman: kebutuhan terus menerus merasa aman dan bebas
dari ketakutan
c) Kebutuhan akan cinta dan pengakuan: kebutuhan rasa kasih sayang dalam
kelompok
d) Kebutuhan akan alkuturasi diri: kebutuhan akan potensi potensi yang di
miliki
e) Kebutuhan untuk mengetahui dan di pahami: kebutuhan akan berkaitan
dengan penguasaan iptek

3. Landasan Sosiologis

Manusia yang hidup berkelompok, sesuatu yang terjadi dengan yang lain
sama halnya hewan, tetapi pengelompokan pada manusia lebih rumit dari pada
hewan. Pada wayan Ardhan hidup berkelompok pada hewan memiliki ciri:
Pembagian pada anggotanya, Ketergantungan pada anggota, Ada kerjasama
anggota, Komunikasi antar anggota, Dan adanya diskrimunasi antara individu satu
denan yang lain dalam kelompok.
Pengertian tentang landasan sosiologi adalah dimana suatu proses interaksi
antar dua individu, bahakan dua generasi dan memungkinkan generasi muda
untuk mengembangkan diri. Sehingga melahirkan cabang cabang sosiologi antara
lain sosiologi pendidikan dan ruang lingkup yang di pelajari antara lain:

5
a) Hubungan pendidikan dengan aspek masyarakat lain, yang
mempelajari:
1) Fungsi pendidikan dalam kebudayaan
2) Hubungan sisitem pendidikan dan proses kontrol sosiala dengan
sistem kekuasaan lain
3) Fungsi pendidikan dalam memelihara dan mendorong proses sosial
dan perubahan kebudayaan.
4) Hubungan antar kelas social.
5) Fungsional pendidikan formal yang mencakup hubungan dengan ras,
kebudayaam dan kelompok kelompok dalam masyarakat.

b) Masyarakat indonesia sebagai landasan sosiologi sistem pendidikan


nasional (sisdiknas). Masyarakat sebagai kesatuan hidup memiliki ciri
utama anatara lain:
1) Adanya interaksi antar warga warganya
2) Pola tingkah laku yang diatur adat istiadat, hukum dan norma yang
berlaku
3) Adanya rasa identitas yang mengikat pada warganya.

4. Landasan Kultural

Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, sehingga


kebudayaan dapat dilestarikan/dikembang dengan jalan mewariskan kebudayaan
dari generasi ke generasi penerus dengan jalan pendidikan, baik secara informal
maupan formal..
Pengertian tentang Landasan Kultural merupakan sebuah kebudayaan
sebagai gagasan dan karya manusia beserta hasil budi dan karya itu akan selalu
terkait dengan pendidikan, dan dalam belajar arti luas dapat berwujud:
a) Ideal seperti ide, gagasan, nilai dan sebagainya.
b) Kegiatan yang berpola dari manusia dalam masyarakat, dan
c) Fisik yakni benda hasil karya manusia

6
Seperti yang di kemukakakan sisdiknas, yaitu pendidikan yang berakar
pada kebudayaan bangsa indonesia, dimana kehidupan masyarakat indonesia yang
majemuk dan akan kaya kebudayaannya dan keberadaan semua itu semakin
kukuh. Oleh karena itu, kebudayaan nasional haruslah dipandang dalam latar
perkembangan yang dinamis, seiring dengan semakin kukuhnya persatuan dan
kesatuan bangsa Indonesia sesuai dengan asas Bhinneka Tunggal Ika.

5. Landasan Ilmiah dan Teknologis

Seperti yang kita ketahui, iptek menjadi bagian utama dalam isi
pengajaran; dengan kata lain, pendidikan sangat berperan penting dalam
pewarisan dan pengembangan iptek. Pengertian tentang Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK) adalah terdapat beberapa istilah yang perlu dikaji agar jelas
makna dan kedudukan masing-masing yakni pengetahuan, ilmu pengetahuan,
teknologi. Pengetahuan (knowledge) adalah segala sesuatu yang diperoleh melalui
berbagai cara pengindraan terhadap fakta, penalaran (rasio), intuisi, dan wahyu.
Perkembangan Iptek sebagai Landasan Ilmiah. Iptek merupakan salah satu
hasil dari usaha manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, yang telah
dimulai pada permulaan kehidupan manusia. Bukti historis menunjukkan bahwa
usaha mula bidang keilmuan yang tercatat adalah oleh Bangsa Mesir purba,
dimana banjir tahunan sungai Nil menyebabkan berkembangnya system almanac,
geometri dan kegiatan survey.

 Tujuan Pendidikan

Tujuan utama yang harus menjadi orientasi dalam pendidikan salah


satunya adalah mengembangkan potensi dan mencerdaskan manusia menjadi
semakin lebih baik. Tujuan pendidikan ini termuat dalam Undang Undang Nomor
20 Tahun 2003 pasal 3 Tentang Sistem Pendidikan Nasional berbunyi bahwa
tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik
supaya menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

7
Tujuan pendidikan adalah seperangkat sasaran kemana pendidikan itu
diarahkan. Tujuan pendidikan dapat dimaknai sebagai suatu sistem nilai yang
disepakati kebenaran dan kepentingannya yang ingin dicapai melalui berbagai
kegiatan baik di jalur pendidikan sekolah maupun luar sekolah. Tujuan
pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar
dan indah untuk kehidupan.

C. Batasan-batasan dalam pendidikan

1) Peserta Didik
Arti anak didik dalam pengertian pendidikan pada umumnya ialah tiap
orang atau sekelompok orang yang menerima pengaruh dan sesorang atau
sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan ( Barnadib Imam
Sutarit, 1993 : 186 )
Tetapi yang dimaksud dengan factor anak didik menurut Binti Maunah
ialah semua potensi yang ada dalam hal ini anak untuk menerima kemungkinan-
kemungkinan perangsang dari luar. Dalam hal ini semua anak itu mempunyai
potensi sendiri-sendiri yang dinamakan perlengkapan dasar maupun perlengkapan
ajar. Setiap anak potensi tersebut berbeda, baik dalam segi kualitasnya atau dalam
segi bidang-bidang potensinya ( Maunah Binti, 2003 : 44 )
Menurut hukum Konformitet bahwa setiap orang mempunyai batas-batas
pola umum yang karena kodratnya telah ditentukan. Pendidikan tidak dapat
memperlakukan anak didik sampai diluar batas pola umum itu. Hukum
konformitet memberikan pengertian juga bahwa cirri-ciri dan sifat individu dapat
berubah-ubah akibat dari pengaruh lingkungan hidup, akan tetapi pengaruh itu
dibatasi oleh sifat-sifat dasar individu, sehingga lingkunag itu tidak dapat
mengubah individu manjadi makhluk diluar jenisnya.
2) Pendidik
Kalau anak didik dikatakan pihak yang membutuhkan pendidikan, maka
pendidikan adalah disebut pihak yang memberikan pendidikan. Dalam
memberikan pendidikan atau menyadarkan Approach kepada anak seorang
pendidik mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dan dengan metode, gaya

8
yang mungkin berlainan. Dengan adanya perbedaan-perbedaan dan kelainan-
kelainan dari seorang pendidik dengan lainnya, akan kemungkinan utnuk
memberikan hasil-hasil pendidikan yang juga berbeda.
Oleh sebab itu, factor kemampuan pendidik dengan metode, gaya yang
dipergunakan dalam memberikan pendidikan atau mengapproach anak juga ikut
menentukan hasil-hasil yang akan dicapai oleh satu usaha pendidikan
3) Lingkungan
Linkungan adalah segala yang ada disekitar anak, baik berupa benda-
benda, peristiwa-peristiwa yang terjadi, maupun kondisi masyarakat, terutama
yang dapat memberikan pengaruh yang kuat kepada anak yaitu lingkungan
dimana anak-anak bergaul sehari-hari. Pengaruh lingkungan terhadap anak dapat
positif dan negative. Positif apabila lingkungan memberikan dorongan terhadap
proses pendidikan untuk berhasil dan dikatakan negative apabila lingkungan
menghambat pendidikan yang ada. Adapun wujud dari milleau antara lain, ialah :
a) Tempat tinggal
b) Teman bermain
c) Buku bacaan ( majalah-majalah )
d) Macam kesenian ( Bioskop, Wayang, Ketoprak, Ludruk, dsb. )
e) Dan lain-lainnya.

D. Unsur-unsur Pendidikan

a) Tujuan Pendidikan
Tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh suatu Lembaga Pendidikan
secara keseluruhan, yang meliputi tujuan kognitif, afektif, dan
psikomotorik (Ainin Nurhayati, 2010 : 34).
b) Pendidik
Pendidik adalah orang yang bertanggung jawab untuk mendidik.Dalam
Kamus Umum Bahasa Indonesia, pendidik pendidik artinya orang
yang mendidik (W.J.S Poerwadarminta, 1991 : 250).
c) Anak Didik (Peserta Didik)

9
Peserta didik merupakan orang yang belum dewasa dan memiliki
sejumlah potensi dasar (fitrah) yang perlu dikembangkan. (Toto
Suharto, 2011 : 119) Peserta didik adalah makhluk individu yang
mempunyai kepribadian dengan ciri-ciri yang khas yang sesuai dengan
pertumbuhan dan perkembangannya. Peserta didik sebagai komponen
yang tidak dapat terlepas dari sistem pendidikan sehingga dapat
dikatakan bahwa peserta didik merupakan obyek pendidikan tersebut.
d) Bahan / Media
Vernous menyebutkan bahwa media pendidikan adalah sumber belajar
dan dapat juga diartikan dengan manusia dan benda atau peristiwa
yang membuat kondisi siswa mungkin memperoleh pengetahuan,
keterampilan atau sikap.(Verneous dalam, Dzakiyah Darajat, 2006 :
80)
e) Metode
Komponen metode, terbagi menjadi dua, yaitu komponen metode
dalam pengertian sempit dan komponen metode dalam arti luas. Dalam
arti sempit, yaitu penggunaan cara dalam mengajar dan belajar. Dalam
arti luas, metode yang dimaksud adalah bagaimana membangun nilai,
pengetahuan, pengalaman, dan ketrampilan dalam diri anak.
f) Kurikulum
Kurikulum menurut asal-usulnya berasal dari akar ilmu yang disebut
“objek”. Sebagai objek belajar, kurikulum terbebas dari semua kaidah
nilai maupun etika yang diciptakan manusia. Etika dan kaidah nilai
suatu bentuk ilmu pengetahuan dan teknologi tercipta manakala ilmu
pengetahuan atau teknologi yang berhasil diciptakan tersebut
“disalahgunakan”. Artinya itu semua kembali padaunsur motivasi dan
niat baik manusia itu sendiri sebagai pengguna. ( Jasa Unggah
Muliawan, 2015 : 91)
g) Evaluasi
Evaluasi merupakan salah satu unsur dari sistem pendidikan yang
harus dilakukan secara sistematis dan terencana sebagai alat untuk

10
mengukur keberhasilan atau target yang akan dicapai dalam proses
pendidikan.

Kesimpulan

Pendidikan merupakan suatu proses untuk menyiapkan peserta didik


melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan dalam rangka memenuhi
tujuan hidupnya secara efektif dan efisien. Di dalam pendidikan terdapat istilah
landasan pendidikan dan tujuan pendidikan, landasan pendidikan adalah asumsi-
asumsi yang menjadi dasar pijakan atau titik tolak dalam rangka praktik
pendidikan atau studi pendidikan

Sedangkan tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan


potensi peserta didik supaya menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Adapun batasan-batasan dalam pendidikan dapat diartikan sebagai
ketidakmampuan atau ketidakberdayaan dalam melakukan tugas pendidikan dan
dan didalam pendidikan juga terdapat unsur-unsur yang mempengaruhi
pendidikan diantaranya adalah Tujuan Pendidikan, Pendidik, Peserta Didik,
Bahan (Media), Metode, Kurikulum dan Evaluasi.

11
DAFTAR PUSTAKA

Aziz Abd. 2018. Landasan Pendidikan. Ciputat : Haja Mandiri

Barnadib Imam Sutari. 1993. Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis. Yogyakarta


: Andi Offset
Jasa Unggah Muliawan, 2015. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Rajawali Pres
Maunah Binti. 2003. Diktat Ilmu Pendidikan. Tulungagung : STAIN TA,
Nurhayati, Anin. 2010. Kurikulum Inovasi, Telaah Terhadap Pengembangan
Kurikulum Pesantren. Yogyakarta:Teras
Poerwadarminta, W.J.S. 1991. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai
Pustaka.

Redja Mudyarhardjo, 1986. Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: Universitas


Terbuka, Depdikbud
Suriansyah Ahmad. 2011. Pedoman Landasan Pendidikan . Banjar masin :
Comdes
Jasa Unggah Muliawan, 2015. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Rajawali Pres
Vernous dalam, Daradjat, Zakiah. 2006. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Bumi
Aksara.

12

Anda mungkin juga menyukai