Anda di halaman 1dari 6

PENGANTAR PENDIDIKAN

LANDASAN FILOSOFIS DAN ILMIAH PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN


SEKOLAH
FUNGSI INDIVIDUAL DAN FUNGSI SOSIAL PENDIDIKAN BAGI KEHIDUPAN
MANUSIA

Dosen Pengampu :
Zulqoidi R. Habibie, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 2 :


1. Rusvi Julida Putri NIM 231186206129
2. Sherlyna Yunita NIM 231186206140
3. Yuliani Khairunnisa NIM 231186206157

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MUARA BUNGO
TAHUN AKADEMIK 2023
A. Landasan filosofis dan ilmiah penyelenggaraan Pendidikan sekolah

Landasan ilmiah Pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari disiplin


ilmu tertentu yang dijadikan titik tolak Pendidikan. Sebagaiman anda ketahui terdapat
berbagai disiplin ilmu, seperti: psikologi, sosiologi, ekonomi, antropologi, Sejarah, dsb.
Sebab itu, ada berbagai jenis landasan ilmiah Pendidikan, antara lain: landasan
psikologi Pendidikan, landasan sosiologi Pendidikan, landasan antropologi Pendidikan,
landasan histori Pendidikan, dsb.
1. Landasan psikoogi Pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari
kaidah-kaidah psikologi yang dijadikan titik tolak Pendidikan. Contoh: “ Setiap
individu mengalami perkembangan secara bertahap, dan pada setiap tahap
perkembangannya setiap individu memiliki tugas-tugas perkembangan yang
harus diselesaikannya”. Implikasinya, pendidikan mesti dilaksanakan secara
bertahap; tujuan dan isi pendidikan mesti disesuaikan dengan tahapan dan tugas
perkembangan peserta didik. Landasan psikologi Pendidikan merupakan salah
satu landasan yang penting dalam pelaksanaan Pendidikan tugasnya sangat
karena keberhasilan pendidik dalam menjalankan dipengaruhi oleh
pemahamannya tentang peserta didik.

2. Landasan sosiologi Pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari


kaidah-kaidah sosiologi yang dijadikan titik tolak pendidikan. Contoh: "Di
dalam masyarakat yang
menganut stratifikasi sosial terbuka, terdapat peluang besar untuk terjadinya
mobilitas sosial. Adapun faktor yang memungkinkan terjadinya mobilitas
sosial itu antara lain bakat dan pendidikan". Implikasinya, para orang tua.
Sosiologi pendidikan dituntut untuk melakukan tiga fungsi, yaitu: (1)
fungsi eksplanasi, (2) fungsi prediksi, (3) fungsi utilisasi. Secara umum,
sosiologi pendidikan bertujuan untuk mengembangkan fungsi-fungsinya
tersebut melalui pengkajian fenomena-fenomena sosial dan pendidikan,
dalam rangka mencari model-model pendidikan yang lebih fungsional dalam
kehidupan masyarakat.

3. Landasan antropologi Pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari


kaidah-kaidah antropologi yang dijadikan titik tolak pendidikan. Contoh:
perbedaan kebudayaan masyarakat di berbagai daerah (misalnya: sistem mata
perlu mengimplikasikan bahasa, kesenian, dsb) pencaharian, diberlakukannya
kurikulum muatan lokal. Antropologi adalah studi tentang umat manusia, yang
berusaha menyusun generalisasi yang bemanfaat Antropologi pendidikan
adalah ilmu pengetahuan yang berusaha memahami dan memecahkan masalah-
masalah pendidikan dengan analisis berdasarkan konsep-konsep dan
pendekatan Antropologi.

4. Landasan ekonomi Pendidikan adalah sistem aktivitas manusia yang


berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan
jasa, Kata "ekonomi" sendiri berasal dari kata Yunani (oikos) yang berarti
"keluarga, rumah tangga" dan (nomos), atau "peraturan, aturan, hukum," dan
secara garis besar diartikan sebagai "aturan rumah tangga" atau "manajemen
rumah tangga. Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia
dalam memilih dan menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah
adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas
dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas.

5. Landasan biologi Pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari


kaidah-kaidah biologi yang dijadikan titik tolak pendidikan. Contoh:
"Dibanding dengan khewan, manusia memiliki otak yang lebih besar sehingga
ia mampu berpikir" Implikasinya, manusia memungkinkan untuk di didik.

6. Landasan politik Pendidikan adalh asumsi-asumsi yang bersumber dari


kaidahkaidah politik yang dijadikan titik tolak pendidikan. Contoh:
Pemerintahan otokrasi mengimplikasikan manajemen pendidikan yang
sentralistik.

7. Landasan histori Pendidikan adalah asumsi-asumsi pendidikan yang


bersumber dari konsep dan praktek pendidikan masa lampau (sejarah) yang
menjadi titik tolak perkembangan pendidikan masa kini dan masa datang.
Contoh: Semboyan "tut wuri handayani" sebagai salah satu peranan yang harus
dilaksanakan oleh para pendidik, dan dijadikan semboyan pada logo
Kementerian Pendidikan Nasional, adalah semboyan dari Ki Hadjar Dewantara
(Pendiri Perguruan Nasional Taman Siswa pada tgl 3 Juli 1922.

8. Landasan fisiologi Pendidikan adalah asumsi-asumsi pendidikan yang


bersumber dari kaidah-kaidah fisiologi tentang manusia yang dijadikan titik
tolak pendidikan, Contoh: "kematangan organ-organ tubuh seperti fungsi otak,
susunan syaraf, alat dria, otot-otot, dsb. mendahului perkembangan kemampuan
berpikir sebagai fungsi jiwa. Implikasinya, isi pendidikan harus disesuaikan
dengan masa peka, yaitu masa kematangan organ-organ tubuh untuk dapat
menerima pengaruh-pengaruh dari luar secara efektif dalam meningkatkan
kemampuan-kemampuan berpikir sebagai fungsi kejiwaan.

B. Fungsi individual dan fungsi sosial Pendidikan bagi kehidupan manusia

1. Definisi Pendidikan dalam kehidupan


Pendidikan memberikan pengetahuan dan keterampilan yang sangat
berguna bagi individu untuk meningkatakan kualitas hidupnya. Dengan adanya
Pendidikan, kitab isa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan penghasilan
yang lebih besar. Jadi, kita bisa meningkatkan kesejahteraan hidup diri sendiri
hingga keluarga. Kita memahami bahwa pendidikan merupakan kekuatan
penting yang haruslah melekat pada tiap-tiap manusia. Pendidikanlah yang
Menentukan masa depan dan arah hidup seseorang. Manusia Memiliki sejumlah
kemampuan yang mampu dikembangkan melalui pendidikan dan pengalaman,
fiungsi dasar dari Pendidikan adalah membantu peserta didik dalam berinteraksi
dengan berbagai lingkungan sekitarnya.
Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasiaanal,1889-1959)
pendidikan adalah Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan
budi pekerti ( karakter, dan kelakuan ), pikiran (intelek), dan Jasmani anak-anak
selaras dengan alam dan masyarakatnya". Pendidikan hanya sebuah arah, di
mana pertumbuhan hidup seseorang tidak ditentukan oleh kehendak pendidik,
melainkan faktor dari dalam dirinya sendiri.
Definisi pendidikan dapat diartikan sebagai suatu metode untuk
pengembangan keterampilan, kebiasaan, dan sikap yang diharapkan dapat Saya
membuat seseorang menjadi lebih baik. Pendidikan memiliki resolusi yang
lebih luas dan memiliki makna dari berbagai sudut berharga. Pendidikan berasal
saying Saya kata 'didik' dan mendapat awalan 'Saya' sehingga menjadi
mendidik, artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan
memberi latiHan diperlukan adanya ajaran, tuntutan, dan pimpinan mengenai
akhlak dan kecerdasan dalam berpikir. Dalam upaya pembentukan karakter
bangsa yang bermartabat, peran ilmu pendidikan sangat penting, karena
pendidikan merpakan proses yang lebih luas dari pada proses yang berlangsung
di sekolah.
Dalam kehidupan rakyat yang berkembang cepat, pendidikan
memegang peran penting dalam menentukan kualitas dan perkembangan
masalah tersebut. Masyarakat yang tidak menerima pentingnya pendidikan
maka ia akan tertinggal dan tidak dapat menyesuaikan diri dengan keadaan
zaman. Oleh karena itu, pendidikan merupakan usaha yang dilakıkan guna
mendapatkan kelestarian, khususnya, serta mentransformasikan milai-nilai
Kebudayaan dalam semuanya aspek kepada generasi penerus. Pendidikatidak
yang menciptakan tatanan kehidupan masyarakat yang beradab. juan
pendidikan misalnya memajukan.
Menurut Ki H lajar Dewantara kesempuraan hidup, yaitu kehidupan
anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya. Bagi kehidupan manusia,
pendidikan merupakan kebutuhan sepenuhnya yang harus terpenuhi sepanjang
kehidupan. Tanpa adanya tertundaikan tidak mungkin untuk mendapatkan
kehidupan yang berkembang sejalan dengan cita-cita untuk maju, sejahtera, dan
bahagia menurut konsep pandangan hidup. Hal yang mendasar pada manusia
sebagai makhluk biologi misalnya karena manusia memiliki kemampuan untuk
melakukan aktivitas fisik, tumbuh dan berkembang. Memerlukan makanan,
berkembang biak, dan sebagainya.
Pengetahuan merupakan semuanya sesuatu yang penting bagi manusia
sejak lahir hingga dewasa, dan yang haruslah kita syukuri adalah makna dari
ilmu pengetabuan yang telah Allah anugerahkan kepada kita sehingga dapat
melanjutkan kehidupan untuk terus berkembang. Salah satu faktor inter manusia
dapat menguasai pengetahuan adalah kebutuhan kemanusiaan untuk
melanjutkan kehidupan. Kebutuhan inilah yang membuat manusia akan terus
berjalan Selaras dan tidak enggan dapat dipisahkan leh pengetahuan. Dimaknai
demikian karena sangggupan manusia untuk menjadikan ilmu pengetahuan
dengan norma kehidupan sehari-hari.
Pendidikan pada pada dasarnya bertujuan ntuk menemukan jati diri
manusia sebagai jalan untuk membantu seseorang menemukan jati dirinya
sebagai manusia.

2. Hubungan Pendidikan dengan Masyarakat


Kondisi Masyarakat mempengaruhi perbaikan Pendidikan di lndonesia.
Semua Orang menginginkan agar-agar pendidikan diperbaiki. Ada yang melihat
perbaikan Pendidikan dari sudut perbaikan mutu guru yang memerlukan
perbaikan Pendidikan guru, pelatihan karier, dan pendapatan guru. Disatu pihak
pendidikan bertujuan untuk menciptakan kondisi masyarakat yang lebih baik
lah, lebih maju, dan lebih Sejahtera bagi rakyat seluruhnya. Namun, untuk itu,
Pendidikan memerlukan pegangan dan pedoman ke arah mana masyarakat akan
bergerak. Pandangan dan sikap hidup apa yang dikehendaki masyarakat dalam
perjuangannya mencapai tujuan. Hal ini berpengaruh kuat terhadap hal
pendidikan yang berkualitas.
Hubungan Lembaga Pendidikan dengan Masyarakat memiliki
keterkaitan dan ketergantungan yang sama-sama saling membutuhkan
(simbiotik). Masyarakat sangat membutuhkan layanan Pendidikan yang
baiklah, dan tentunya hal itu bisa dilewati melalui Lembaga Pendidikan guna
mempersiapkan diri serta memenuhi kebutuhan dan harapan hidup yang
sempurna. Lembaga Pendidikan tidak dapat eksis tanpa masyarakat, sebaliknya
masyarakat tidak dapat mencapai hidup yang sempurna tanpa Lembaga
pendidikan.
Masyarakat dan Pendidikan merupakan dua komponen yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lainnya, Masyarakat membutuhkan Pendidikan begitu
pula sebaliknya, tanpa Masyarakat Pendidikan tidak akan berjalan dengan baik
karena di dalam pendidikan terdapat tidak yakin masyarakat misalnya guru,
peserta didik dan lain-nya.

Anda mungkin juga menyukai