Anda di halaman 1dari 16

PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah

“Sosiologi Pendidikan”

Dosen Pengampu

Nurdin Sade, S.Ag, M.Pd

Disusun Oleh : (Kelompok VII)


Sujilawati
NIM: 20.26.0101.1338

Ade Irma Suryani


NIM: 20.26.0101.1341

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH IBNU KHALDUN NUNUKAN

1443 H/ 2022 M
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan sangat penting bagi kita, karena melalui


pendidikan kita bisa mengetahui baik, buruk, dan melalui
pendidikan juga kita mengenal budaya. Pendidikan tidak dapat
dipisahkan dengan budaya. Karena antara pendidikan dan budaya
terdapat hubungan yang sangat erat dalam arti keduanya
berkenaan dengan suatu hal yang sama ialah nilai-nilai.

Dengan demikian tidak ada suatu proses pendidikan tanpa


kebudayaan dan tidak ada suatu pendidikan tanpa kebudayaan dan
masyarakat. Pendidikan sebagai transformasi budaya di artikan
sebagai kegiatan pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi
selanjutnya / generasi penerus. Pendidikan sebagai bagian dari
kebudayaan karena pendidikan adalah upaya memberikan
pengetahuan dasar sebagai bekal hidup yaitu kebudayaan.

Telah kita ketahui bersama bahwasanya pendidikan lahir


seiring dengan keberadaan manusia, bahkan dalam proses
pembentukan masyarakat pendidikan ikut andil untuk
menyumbangkan proses-proses perwujudan pilar-pilar
penyangga masyarakat. Dalam hal ini, kita bisa mengingat salah
satu ungkapan para tokoh antropologi seperti Goodenough, 1971;
Spradley, 1972; dan Geertz,1973 mendefinisikan arti kebudayaan
di mana kebudayaan merupakan suatu sistem pengetahuan,
gagasan dan ide yang dimiliki oleh suatu kelompok masyarakat
yang berfungsi sebagai landasan pijak dan pedoman bagi
masyarakat itu dalam bersikap dan berperilaku dalam lingkungan
alam dan sosial.

1
Sebagai sistem pengetahuan dan gagasan, kebudayaan yang
dimiliki suatu masyarakat merupakan kekuatan yang tidak tampak
(invisble power), yang mampu menggiring dan mengarahkan manusia
pendukung kebudayaan itu untuk bersikap dan berperilaku sesuai dengan
pengetahuan dan gagasan yang menjadi milik masyarakat tersebut, baik
di bidang ekonomi, sosial, politik, kesenian dan sebagainya. Sebagai
suatu sistem, kebudayaan tidak diperoleh manusia dengan begitu saja
secara ascribed, tetapi melalui proses belajar yang berlangsung tanpa
henti, sejak dari manusia itu dilahirkan sampai dengan ajal
menjemputnya.1
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Pendidikan ?
2. Apa yang dimaksud dengan kebudayaan ?
3. Bagaimana Hubungan Pendidikan dengan kebudayaan ?
C. Tujuan
1. Apa yang dimaksud dengan Pendidikan.
2. Apa yang dimaksud dengan kebudayaan.
3. Bagaimana Hubungan Pendidikan dengan kebudayaan.

1
pendidikan dan kebudayaan | khildaamaliyah (wordpress.com)

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan

Menurut UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003, Pendidikan adalah


usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Menurut kamus Bahasa Indonesia Kata pendidikan berasal dari


kata ‘didik’ dan mendapat imbuhan ‘pe’ dan akhiran ‘an’, maka kata
ini mempunyai arti proses atau cara atau perbuatan mendidik. Secara
bahasa definisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata
laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional


Indonesia) menjelaskan tentang pengertian pendidikan adalah
tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya,
pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada
anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota
masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-
tingginya dan jauh dari perilaku yang menyimpang dalam
masyarakat.2

Pendidikan menurut para ahli:

1. Menurut Prof. Langeveld. Pakar pendidikan dari belanda ini

2
Pendidikan dalam Kebudayaan, Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan
Volume 15 No.28 Oktober 2017, h. 17

3
4

mengemukakan, bahwa pendidikan merupakan suatu bimbingan


yang di berikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa
untuk mencapai tujuan, yakni kedewasaan.

2. Dalam Garis Besar Haluan Negara (GBHN) pada tahun 1973, di


kemukakaan tentang pengertian pendidikan yaitu pendidikan pada
hakikatnya merupakan suatu usaha yang di sadari untuk
mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia yang di
laksanakan di dalam maupun di luar sekolah, dan berlangsung
seumur hidup. 3

Dari beberapa pengertian pendidikan menurut ahli


tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Pendidikan adalah
bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa
kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya
dengan tujuan agar anak cukup dengan melaksanakan tugas
hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain .Pendidikan
artinya proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan latihan, proses perbuatan, cara mendidik.

Arti penting pendidikan, menempatkannya pada strata


tertinggi kebutuhan manusia. Karena itu, pendidikan menjadi
barometer kemajuan dan peradaban. Kemajuan suatu bangsa
dapat dilihat dari tingkat pendidikan bangsa tersebut. Tidaklah
mengherankan jika kemudian negara mengatur dan menjadikan
pendidikan sebagai salah satu persoalan penting yang harus
dibenahi dengan sebaik-baiknya.4

B. Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan bukanlah suatu benda yang tetap dan statis,

3
Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan. (Cet. I, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1999), h. 5.
4
Choirul, Pendidikan Multikultural, (Yogyakarta: Pustaka Belajar) h. 30-31
5

tetapi pendidikan merupakan suatu keseluruhan dari kepribadian


manusia seseorang yang berkenaan dengan seluruh aspek
kehidupan manusia. Tujuan pendidikan memuat gambaran
tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar, dan indah untuk
kehidupan. Pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberikan
arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu
yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan.

Menurut imam Al-Ghazali tujuan pendidikan ada dua yaitu:

1. Untuk kesempurnaan insani yang memuara pada pendekatan diri


kepada Tuhan.

2. Kesempurnaan insani yang memuara pada kebahagiaan dunia


dan akhirat yang intinya mengutamakan pendidikan Akhlak dan
Penyucian Jiwa.

Secara umum tujuan pendidikan ialah untuk


mengembangkan dan meningkatkan kepribadian manusia secara
utuh baik Jasmani maupun Rohani dan memanusiakan manusia.

C. Unsur-Unsur Pendidikan

1. Peserta didik

Peserta didik berstatus sebagai subjek didik. Pandangan


modern cenderung menyebutkan demikian oleh karena peserta
didik adalah subjek atau pribadi yang otonom, yang ingin diakui
keberadaannya. Ciri khas peserta didik yang perlu dipahami oleh
pendidik ialah:

a. Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas,


sehingga merupakan insan yang unik.

b. Individu yang sedang berkembang.

c. Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan


6

perlakuan manusiawi.

d. Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.

2. Orang yang membimbing ( pendidik).

3. Kearah mana bimbingan di tujukan ( tujuan pendidikan).

4. Kurikulum ( seperangkat materi)

D. Pengertian Kebudayaan

Budaya adalah bentuk jamak dari kata budi dan daya yang berarti
cinta, karsa dan rasa. Kata budaya sebenarnya berasal dari bahasa
Sansekerta, yaitu Budhayah bentuk jamak dari kata buddhi yang
berarti budi atau akal. Sedangkan kebudayaan adalah hasil dari cipta,
karsa dan rasa tersebut. Jadi kebudayaan secara keseluruhan adalah
hasil usaha manusia untuk mencukupi semua kebutuhan hidupnya.5

Pendapat lain mengatakan, bahwa kata budaya adalah sebagai


suatu perkembangan dari kata majemuk : budi daya, yang berarti
daya dari budi. Karena itu mereka membedakan antara budaya
dengan kebudayaan. Budaya adalah daya dari budi yang berupa
cipta, karsa dan rasa. Sedangkan kebudayaan adalah hasil dari cipta,
karsa dan rasa tersebut. Jadi kebudayaan secara keseluruhan adalah
hasil usaha manusia untuk mencukupi semua kebutuhan hidupnya. 6

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kebudayaan adalah


sebagai pikiran, akal budi atau adat-istiadat. Secara tata bahasa,
pengertian kebudayaan diturunkan dari kata budaya yang cenderung
menunjuk pada pola pikir manusia.

Secara sosiologis semua manusia dewasa yang normal pasti


memiliki kebudayaan. Kebudayaan bisa di artikan sebagai
keseluruhan tingkah laku dan kepercayaan yang dipelajari yang

5
Elly M. Setiadi, dkk. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Jakarta: Kencana, 2006, h. 27
6
Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2004, h.58
7

merupakan ciri anggota suatu masyarakat tertentu. Kata kunci dari


definisi di atas adalah dipelajari, yang membedakan antara
kebudayaan dengan tindak tanduk yang merupakan warisan biologis
manusia. Namun ada juga yang mendefinisikan kebudayaan
dipandang sebagai tujuan dari sosialisasi.7

Kebudayaan dan masyarakat tidak mungkin hidup terpisah satu


sama lain. Karena di dalam sekelompok masyarakat terdapat suatu
kebudayaan. Oleh karena itu istilah kebudayaan dan masyarakat
sering disebut dengan istilah (society), keduanya belum dibedakan
satu sama lain. Maka sudah selayaknya perbedaan ini diberikan
karena kedua unsur ini sering kali dikacaukan maksudnya. Secara
khusus, kebudayaan dapat dipandang sebagai semua cara hidup
(ways of life) yang dipelajari dan diharapkan, yang sama-sama diikuti
oleh para anggota dari suatu kelompok masyarakat tertentu.

Dari berbagai pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa


budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki
bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi
ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit,
termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas,
pakaian, bangunan, dan karya seni. Jadi, budaya bangsa adalah suatu
cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh suatu bangsa
dan diwariskan dari generasi ke generasi. Orang-orang dapat melihat
bahwa kebudayaan itu tidak saja meliputi cara-cara berpikir dan
berbuat yang di anggap benar oleh suatu kelompok masyarakat,
melainkan juga meliputi hasil- hasil daya usaha yang lebih bisa di
saksikan dengan mata dan dapat diraba.

7
Bruce J. Cohen. Sosiologi suatu Pengantar, Jakarta: Rineka Cipta, 1992, h. 118
8

E. Hakekat Pendidikan dan Kebudayaan

Hakekat budaya di kategorikan dalam dua pendekatan yaitu


pendekatan epistimologis dan pendekatan ontology atau metafisik.
Pendekatan tentang hakikat pendidikan telah melahirkan berbagai
jenis teori mengenai apakah sebenarnya pendidikan itu. Pendidikan itu
bukan hanya satu kata benda tetapi tetapi juga merupakan suatu proses
atau kata kerja.

Menurut Edward B. Tylor budaya atau peradaban adalah suatu


keseluruhan yang kompleks dari pengetahuan, kepercayaan, seni,
moral, hukum, adat istiadat, serta kemampuan-kemampuan dan
kebiasaan lainnya yang di peroleh manusia sebagai anggota
masyarakat.

Kebudayaan merupakan suatu proses kemanusiaan artinya di


dalam kehidupan berbudaya terjadi perubahan, perkembangan,
motivasi. Proses pendidik sebagai suatu proses kebudayaan haruslah
melihat peserta didik suatu entity yang terpecah-pecah tetapi sebagai
individu yang menyeluruh atau sebagai seorang manusia seutuhnya.
Budaya di capai manusia melalui proses panjang, melalui pendidikan,
melalui sosialisasi sehingga di peroleh internalisasi nilai yang
menjadikan sesuatu nilai yang menjadikan sesuatu nilai itu menjadi
satu dengan dirinya, menjadi cara berfikirnya, menjadi kebiasaannya,
menjadi miliknya yang di akulturasi secara spontan dalam kehidupan
nyata

F. Peran Pendidikan Dalam Proses Pelestarian Budaya

Pendidikan bertujuan untuk membentuk agar manusia dapat


menunjukan perilakunya sebagai makhluk yang berbudaya yang
mampu bersosialisasi dan menyesuaikan diri dalam masyarakat. Hal
itu dikarenakan supaya manusia dapat mempertahankan diri dari
lingkuangan hidupnya. Sekolah atau pendidikan formal adalah salah
9

satu sarana atau media dari proses pembudayaan media lainnya


(keluarga dan institusi lainnya yang ada dalam masyarakat). Dalam
konteks inilah pendidikan disebut sebagai proses untuk memanusiakan
manusia.

Sejalan dengan itu kalangan antropolog dan ilmuwan sosial


lainnya melihat bahwa pendidikan merupakan upaya untuk
membudayakan dan men-sosialisasikan manusia sebagaimana yang
kita kenal dengan enkulturasi, pembudayaan dan sosialisasi, proses
membentuk kepribadian dan perilaku seseorang anak menjadi anggota
masyarakat sehingga anak tersebut diakui keberadaannya oleh
masyarakat yang bersangkutan.

Karena itu, pendidikan harus hadir dan di maknai sebagai


pembentukan karakter (character building) manusia, aktualisasi
kedirian yang penuh insan dan pengorbanan atas nama kehidupan
manusia. Ada tiga bentuk transformasi yaitu nilai-nilai yang masih
cocok di teruskan misalnya, nilai-nilai kejujuran, rasa tanggung jawab
dan lain-lain. Yang kurang cocok di perbaiki, dan yang tiak cocok di
ganti. Contohnya budaya korup dan menyimpang adalah sasaran bidik
dari pendidikan transformatif.

Segala sesuatu yang ada dalam masyarakat di tentukan oleh


kebudayaan masyarakat itu sendiri. Baik buruknya prilaku atau sikap
masyarakat. Juga tergantung pada kebudayaan. Setiap masyarakat
mempunyai kebudayaan yang secara kontinu di taati dan di ajarkan
dari generasi ke generasi selanjutnya. Secara sadar atau tidak sadar,
secara tersetruktur, masyarakat melalui anggota-anggotanya akan
mengajarkan kebudayaan. Proses belajar inilah yang disebut dengan
transformasi kebudayaan atau pewarisan budaya. Pendidikan
merupakan proses membudayakan manusia sehingga pendidikan dan
budaya tidak bisa di pisahkan.
10

Pendidikan bertujuan membangun totalitas kemampuan manusia


baik sebagai individu maupun anggota kelompok masyarakat sebagai
unsur vital dalam kehidupan manusia yang beradab, kebudayaan
mengambil unsur-unsur pembentukannya dari segala ilmu
pengetahuan yang di anggap betul – betul vital dan sangat di perlukan
dalam menginterprestasi semua yang ada dalam kehidupannya.8

G. Hubungan Antara Pendidikan dengan Kebudayaan

Menurut sudut pandang individu, pendidikan merupakan usaha


untuk menimpa potensi individu. Sedangkan menurut sudut pandang
kemayarakatan, pendidikan merupakan usaha ynag digunakan untuk
mewariskan atau melestarikan nilai nilai dari suatu budaya dari
generasi terdahulu ke generasi berikutnya. Maka pendidikan dan
kebudayaan saling erat hubungannya, karena keduannya saling
berkesinambungan dan saling mendukung satu sama lainnya. Dalam
konteks ini dapat dilihat hubungan antara pendidikan dengan tradisi
budaya serta kepribadian suatu masyarakat betapapun sederhananya
masyarakat tersebut.

Tradisi sebagai muatan budaya senantiasa terlestarikan dalam


setiap masyarakat dari generasi ke generasi berikutnya. Hal ini akan
mungkin terjadi bila para pendukung nilai tersebut dapat
menuliskannya kepada generasi mudanya sebagai generasi penerus.
Dari hal diatas maka untuk mentrasnfer nilai nilai budaya yang paling
efektif adalah dengan pendidikan. Kerana pendidikan tidak akan lepas
dari kehidupan manusia, baik manusia jaman dahulu mapun manusia
modern.

Dari setiap sudut pandang, individu maupun kemasyarakatan,


pendidikan mengembankan dua tugas yaitu mengembangkan potensi
diri dan pelestarian atau pewarisan nilai – nilai budaya setempat.

8
M. Idianto, Sosiologi Pendidikan (Jakarta:Erlangga, 2004), h. 115-122
11

Dengan hakikat manusia sebagai makhluk berbudaya, maka dapat di


katakana bahwa manusia lah yang menciptaan budaya itu sendiri. Dan
sebagai makluk social maka budaya tersebut disosialisasikan dan
dilestarikan ke manusia lain melalui suatu perantaran baik lisan
maupun non lisan. Dengan demikian, Pendidikan adalah merupakan
gejala kebudayaan, Pandangan bahwa pendidikan merupakan gejala
kebudayaan didasarkan pada hal-hal berikut:

1. Manusia Adalah Makhluk Budaya; Pendidikan hanya dapat


dilakukan oleh makhluk yang berbudaya dan yang menghasilkan
nilai kebudayaan yaitu manusia.

2. Perkembangan Pendidikan Sejajar Dengan Perkembangan


Budaya; Pendidikan selalu berubah sesuai perkembangan
kebudayaan, karena pendidikan merupakan proses transfer
kebudayaan dan sebagai cermin nilai-nilai kebudayaan
(pendidikan bersifat reflektif). Pendidikan juga bersifat progresif,
yaitu selalu mengalami perubahan perkembangan sesuai tuntutan
perkembangan kebudayaan.

3. Pendidikan Informal dan Pendidikan Formal Sama Derajatnya


dan Harus Ada Kesejajaran Tujuan; Pendidikan informal lebih
dahulu ada dari pada pendidikan formal (education dan
schooling), pendidikan informal merupakan unsur mutlak
kebudayaan untuk semua tingkat kebudayaan yang muncul karena
adanya pembagian kerja. Pada dasarnya keduanya disengaja dan
gejala kebudayaan, pemisahan keduanya tidak berguna. Tugas
kebudayaan bukan memonopoli lembaga pendidikan formal,
tetapi kebersamaan warga dan negara karena segala unsur
kebudayaan bernilai pendidikan baik direncanakan atau tidak.

Dengan adanya pendidikan maka budaya dapat diwariskan


dan dilestarikan. Budaya dan peradaban bisa juga mati, apabila
12

nilai-nilai, norma-norma dan berbagai unsur lainnya yang dimiliki


berhenti dan tidak berfungsi, artinya tidak atau belum sempat
mewariskan nilai-nilai tersebut pada generasi penerus untuk
diaplikasikan dalam kehidupan. 9

9
Hubungan antara Pendidikan dan Kebudayaan (zpkomputer.com)
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Pendidikan adalah bimbingan atau pertolongan yang


diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk
mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup dengan
melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang
lain .Pendidikan artinya proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses perbuatan,
cara mendidik. Tidaklah mengherankan jika kemudian negara
mengatur dan menjadikan pendidikan sebagai salah satu
persoalan penting yang harus dibenahi dengan sebaik-baiknya.

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan


dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan
dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur
yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat,
bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Jadi, budaya
bangsa adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki
bersama oleh suatu bangsa dan diwariskan dari generasi ke
generasi.

Pendidikan dan kebudayaan saling erat hubungannya,


karena keduannya saling berkesinambungan dan saling
mendukung satu sama lainnya. Dalam konteks ini dapat dilihat
hubungan antara pendidikan dengan tradisi budaya serta
kepribadian suatu masyarakat betapapun sederhananya
masyarakat tersebut.

13
14

B. Saran-saran

Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam


pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan
dan kekurangan didalam pembuatan makalah ini. Oleh
karena itu, dengan kerendahan hati penulis mengharapkan
kritik dan saran baik dari dosen maupun dari pembaca. Atas
kritik dan saran kami ucapkan terima kasih
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. Sosiologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2004, h.58


Bruce J. Cohen. Sosiologi suatu Pengantar, Jakarta: Rineka Cipta, 1992.
Choirul, Pendidikan Multikultural, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2007.
Elly M. Setiadi, dkk. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Jakarta: Kencana, 2006.
M. Idianto, Sosiologi Pendidikan, Jakarta:Erlangga, 2004.

Pendidikan dalam Kebudayaan, Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI


Kalimantan Volume 15 No.28 Oktober 2017.

Sabri, Alisuf. Ilmu Pendidikan. Cet. I, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1999.
Hubungan antara Pendidikan dan Kebudayaan (zpkomputer.com)

pendidikan dan kebudayaan | khildaamaliyah (wordpress.com)

15

Anda mungkin juga menyukai