Anda di halaman 1dari 12

P-ISSN: 2527-3248

E-ISSN: 2613-9154

Vol. 08 No.01 Juni 2022


Available online at : http://journal.iain-ternate.ac.id/index.php/tadabbur/index
DOI : http://dx.doi.org/10.46339/altadabbur

Pembaruan Pemikiran Pendidikan Usmani Muda di Turki


Wahdiah
IAIN Ternate. Ternate. Indonesia
wahdiah@iain-ternate.ac.id

Abd Rahim Yunus


UIN Alauddin. Makasar. Indonesia
abdrahim.yunus@uin-alauddin.ac.id

Syamsan Syukur
UIN Alauddin. Makasar. Indonesia
syamzan.syukur@uin-alauddin.ac.id

Received : Maret 2022, Accepted : Mei 2022, Published : Juni 2022

Abstrak

Tujuan penulisan ini untuk mengetahui pemikiran pendidikan Islam masa Kerajaan
Turki Usmani yang didirikan oleh Bani Usman. Seiring waktu berjalan moderenisasi
pendidikan di Turki menjadi sejarah bagi Negara Negara islma lainnya. Hal ini
menunjukan bahwa Turki Usmani telah melahirkan modernisasi syang dilakukan
dalam bidang pendidikan. Kemudian lahirnya modernisasi pendidikan seperti
merubah model dan kurikulum pendidikan sehingga banyak siswa yang dikirim ke
Eropa untuk menambah wawasan dan ide-ide baru.Satu hal yang sangat dominan
adalah mengintegrasikan ilmu agama dengan ilmu pengetahuan modern yang juga
merupakan suatu tujuan untuk memajukan pendidikan Pendidikan dalam bentuk
modernisasi Turki dimulai pada abad ke-18, dilanjutkan pada abad ke-19 hingga
abad ke-20

Kata kunci: Usmani Muda, Pembaharuan, Pendidikan

Abstract

The purpose of this paper is to find out the thoughts of Islamic education during the
Ottoman Empire which was founded by the Bani Usman. Over time the
modernization of education in Turkey has become history for other Islamic countries.
This shows that the Ottoman Empire has given birth to modernization which is

Al-Tadabbur : Jurnal Kajian Sosial, Peradaban dan Agama Vol. 08 No.01 Juni 2022 : 23-34 | 23
carried out in the field of education. Then the birth of modernization of education
such as changing the model and curriculum of education so that many students are
sent to Europe to add new insights and ideas. One thing that is very dominant is
integrating religious knowledge with modern science which is also a goal to advance
education education in the form of modernization of Turkey started in the 18th
century, continued in the 19th century to the 20th century

Keywords: Young Ottomans, Renewal, Education

A. Pendahuluan
Dinasti Turki Usmani merupakan kekuasaan politik Islam yang paling besar setelah masa
klasik Islam. Puncak kejayaannya, dinasti ini menguasai wilayah yang sangat luas termasuk
sebagian besar wilayah Abbasiyyah ditambah dengan wilayah yang sangat luas di Asia Tengah dan
Eropa Timur. Pada kapasitas tersebut Turki Usmani dipersepsi sebagai penyambung tradisi politik
khilafah yang sempat terputus setelah jatuhnya Abbasiyyah di Baghdad. Unsur pembeda yang
paling menentukan dalam tragedi akhir Turki Usmani adalah pengabaian berkepanjangan
terhadap pengembangan sains dan teknologi. Dalam periode pertengahan Islam, Eropa mengalami
perubahan cepat penelitian di bidang sains dan teknologi1.
Dalam perkembangan dan perluasan kerajaan Turki Usmani, sistem pendidikan mempunyai
peran utama. Sebuah lembaga khusus, yaitu semacam sekolah istana didirikan agar negeri ini
memiliki pemimpin-pemimpin yang terlatih dengan baik dan dipilih berdasarkan kriteria prestasi
mereka. Selama masa kejayaanya, kerajaan Utsmani mencapai prestasi intelektual tinggi yang
baru. Sebagaimana kekhilafahan sebelumnya, Umayyah dan Abbasiyah, kerajaan ini mengalami
kemunduran drastis dan akhirnya hancur. Salah satuyang menyebabkan adalah sistem
pendidikannya yang tidak bisa terus menerus menghasilkan pemimpin dengan daya cipta dan
penuh imajinatif yang dulu pernah muncul pada periode awal kebesaran Utsmani. Sistem ini pada
jaman kejayaan peradaban tersebut telah dihasilkan ilmuan dengan pemikiran yang tinggi dan
ilmu-ilmu besar. Pertumbuhan kerajaan itu kemudian terhenti dan tahan terhadap perubahan dan
inovasi dengan akibat yang kekal terhadap masyarakat.2

1Hasan Asari. 2019. Sejarah Islam Modern Agama dalam Negosiasi Historis Sejak Abad XIX. Medan:Perdana Publishing
2 Joseph S. Szyliowics.2001. Pendidikan dan Modernisasi di Dunia Islam, ed. Achmad Djainuri Surabaya: al-Ikhlas, hlm. 66
Al-Tadabbur : Jurnal Kajian Sosial, Peradaban dan Agama Vol. 08 No.01 Juni 2022 : 23-34 | 24
Kerajaan Usmani (ottoman Empire) adalah kerajaan Islam yang mempunyai daerah kekiasaan
yang sangat luas meliputi tiga benua: Eropa, Asia dan Afrika. Kerajaan yang pernah mencapai
puncak kejayaannya antara tahun 1481- 1566, yaitu pada masa perintahan Sultan Bayazid II dan
Sultan Sulaiman al-Qanuni. Setelah masa pemerintahan Sultan Sulaiman al-Qanuni, kerajaan
Usmani diperintah oleh para Sultan yang lemah, yang tidak punya perhatian pada masa depan
bangsa dan rakyatnya, hingga rakyatnya tetap tradisional dan statis, negara makin lama makin
terseok dan akhirnya mengalami kemunduran, khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi.3

B. Kajian Teori
Negara Turki lahir dari reruntuhan kesultanan Usmaniyah pasca perang dunia I yang terletak
di Asia kecil (Anatolia) yang didirikan oleh Mustofa Kemal Attaturk. Turki merupakan negara
sekuler pertama di dunia Islam. Negara yang berdekatan dengan benua eropaini
memproklamirkan diri sebagai negara republik pada tahun 1923.6 Menurut data tahun 1992
Negara Turki berpenduduk 58.436.000.7 98 % diantaranya merupakan muslim yang mayoritas
bermazhab sunni. Penduduk Turki banyak yang secara sadar tidak menjalankan syariát Islam
sebagai akibat kebijakan sekularisasi yang diterapkan. gerakan tanzimatyang dikumandangkan
oleh Turki Muda meupakan awal pembaruan Turki di bidang militer, ekonomi, sosial, keagamaan.
Gerakan tanzimat didasari oleh pemikiran barat dan meninggalkan pola dasar syariát Islam.
Penyingkiran Islam oleh pemerintah Turki salah satunya tercermin dari penghapusan kalimat

Pemerintah Turki juga membentuk komite untuk mengkaji pembaruan Islam. Tujuan
komitetersebut lebih bersifat politis yaitu memisahkan seluruh lembaga sosial, pendidikan dari
yurisdiksi para pemimpin agama beserta sekutu-sekutu politik mereka, serta meletakkannya ke
dalam yurisdiksi direktorat urusan agama.Rezim yang berkuasa menjadi lebih sekuler ketika Islam
-Qurán dibaca dalam bahasa Turki, Setahun kemudian
muncul kebijakan tentang azan yang berbahsa Turki. Walaupun begitu Islam tetap digalang demi

3Muhammad Muhtarom Ilyas.2014. TIGA ALIRAN PEMBAHARUAN Westernisme, Islamisme dan Nasionalisme, jsh Jurnal
Sosial Humaniora, Vol 7 No.2,
Al-Tadabbur : Jurnal Kajian Sosial, Peradaban dan Agama Vol. 08 No.01 Juni 2022 : 23-34 | 25
tujuan-tujuan kewarganegaraan, seperti seruan agar masjid-masjid terus menyebarkan
propaganda untuk mendukung perekonomian nasional.
Penerjemahan al-Qurán dalam bahasa Turki yang dilakukan oleh Pemerintahan Mustofa
Kemal Attaturk dilakukan tanpa menyertakan teks aslinya (bahasa Arabnya). Walaupun begitu
teks Arabnya masih tetap dipakai dalam shalat. Dalam perkembangannya ada kecenderungan
orang-orang Turki kembali pada teks Arab dalam membaca al-Qurán. Sedangkan penerjemahan
al-Qurán ke dalam bahasa setempat dilakukan untuk lebih memahami teks al-
Qurán.diterjemahkan dari buku-buku ilmu pengetahuan Barat4
Pembaharuan yang terjadi di Turki terdapat tiga aliran: aliran Barat, aliran Islam dan aliran
nasonalis. Menurut tokoh yang beraliran Barat, Turki mundur karena bodoh yang disebabkan
syariah yang menguasai seluruh kehidupan bangsa Turki, solusinya Barat harus dijadikan guru,
tokohnya Tewfik Fikret. Kedua menurut Aliran Agama, Syariat Islam tidak menjadi penghalang
kemajuan. Turki mundur karena tidak menjalankan syariat Islam, sehingga Syariat Islam harus
dijalankan di Turki, tokohnya Mehmed Akif. Ketiga aliran nasionalis berpendapat kemunduran
Turki disebabkan karena Umat Islamyang enggan mengakomodir perubahan-perubahan, tokhnya
Zia Gokalp.Begitu juga dalam Pembaharuan Pendidikan Islam dengan memperhatikan berbagai
macam sebab kelemahan dan kemunduran umat Islam sebagaimana nampak pada masa
sebelumnya, dan dengan memperhatikan sebab-sebab kemajuan dan kekuatan yang dialami oleh
Bangsa Eropa, maka pada garis besarnya terjadi tiga pola pemikiran pembaharuan pendidikan
Islam. Ketiga pola tersebut adalah: buku-buku dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan ke dalam
bahasa Turki.5

C. Metode
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian studi pustaka (
literature Reviuw) dengan pendekatan analisis isi Metode Penelitian Pendidikan menjelaskan
bahwa penelitian kepustakaan yaitu jenis penelitian yang dilakukan dengan membaca buku-buku
atau majalah dan sumber data lainnya untuk menghimpun data dari berbagai literatur, baik
perpustakaan maupun di tempat-tempat lain.6 Dalam penelitian ini penulis menerapkan metode

4
Zuhairini dkk, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hlm. 116
5 Harun Asrohah, Sejarah Pendidikan Islam,(Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 1999), hlm. 130
6 Mahmud, Metode Peneltian Pendidikan (bandung CV Pustaka Setia, 2011).

Al-Tadabbur : Jurnal Kajian Sosial, Peradaban dan Agama Vol. 08 No.01 Juni 2022 : 23-34 | 26
penelitian kepustakaan karena setidaknya ada beberapa alasan yang mendasarinya. Pertama
bahwa sumber data tidak selalu bisa didapat dari lapangan. Adakalanya sumber data hanya bisa
didapat dari perpustakaan atau dokumen-dokumen lain dalam bentuk tulisan, baik dari jurnal,
buku maupun literatur yang lain

D.Hasil dan Pembahasan


1. Latar Belakang pembaruan Pendidikan di Turki
Pemerintahan sultan Turki yang ke X, yaitu Sulaeman Al Qanuni atau Sulaeman I (1520-
1566) merupakan masa pemerintahan terlama dibandingkan dengan sultan-sultan lainnya. Pada
masa inilah, Turki Usmani menikmati masa kejayaan yang hebat , yakni pada masa
kepemimpinan Sultan Sulaiman, the great, the magnificent, al-qanuniy, Kerajaan Turki Usmani
mencapai peradaban tinggi karena kepandaian masyarakatnya yang mudah menyesuaikandiri
terhadap kemajuan di sekitarnya. Bizantium, Persia dan Arab adalah wilayah yang kaya
kebudayaan dan peradaban tinggi. Dari sanalah Utsmani mengambil alih kebudayaan untuk
dipakai sebagai landasan kemajuan kerajaan. Utsmani banyak mencontoh tata cara dan
protokoler istana raja-raja Persia, hubungan historis yang melatarbelakangi kehidupan Utsmani
sebelum dan sesudah pindah ke Asia Barat. Utsmani banyak mencontoh sistem struktur tentara
dan pemerintahan Bizantium yang dinilainya telah maju. Usmani juga meneliti dan
mengembangkan ilmu pengetahuan, ekonomi, sosial kemasyarakat, hukum dan huruf dari
budaya Arab melalui ajaran Islam yang mereka anut.7

Kerajaan Turki Utsmani mulai menurun semenjak wafatnya Sulaeman Al Qanuni.


Pengganti Sulaeman I, Sultan Salim II merupakan pemimpin yang lemah dan pada umumnya
tidak berwibawa. Sehingga kenaikan Sultan Salim II (1566-1574) dicatat sejarah sebagai awal
keruntuhan Turki Utsmani dan berakhirnya zaman kejayaannya. Selain itu para pembesar
kerajaan hidup dalam kemewahan dan ber foya-foya sehingga sering terjadi penyalah gunaan
keuangan negara. Sekalipun demikian serangan Eropa masih terus berlangsung terutama
penaklukkan terhadap kota Wina di Austria. Usaha penaklukkan ini ternyata juga tidak berhasil.8

7 Siswanto. 2013. Dinamika Pendidikan Islam (Perspektif Historis) Surabaya: Pena Salsabila. Hal 76-77
8 Idik Saeful Bahri. 2020. Turki Dalam Pergumulan Politik, Ham, Dan Demokrasi, Jakarta: Bahasa Rakyat
Al-Tadabbur : Jurnal Kajian Sosial, Peradaban dan Agama Vol. 08 No.01 Juni 2022 : 23-34 | 27
Pembaharuan yang terjadi di Turki terdapat tiga aliran: aliran Barat, aliran Islam dan aliran
nasonalis. Menurut tokoh yang beraliran Barat, Turki mundur karena bodoh yang disebabkan
syariah yang menguasai seluruh kehidupan bangsa Turki, solusinya Barat harus dijadikan guru,
tokohnya Tewfik Fikret. Kedua menurut Aliran Agama, Syariat Islam tidak menjadi penghalang
kemajuan. Turki mundur karena tidak menjalankan syariat Islam, sehingga Syariat Islam harus
dijalankan di Turki, tokohnya Mehmed Akif. Ketiga aliran nasionalis berpendapat kemunduran
Turki disebabkan karena Umat Islam yang enggan mengakomodir perubahan-perubahan,
tokhnya Zia Gokalp. Begitu juga dalam Pembaharuan Pendidikan Islam dengan memperhatikan
berbagai macam sebab kelemahan dan kemunduran umat Islam sebagaimana nampak pada masa
sebelumnya, dan dengan memperhatikan sebab-sebab kemajuan dan kekuatan yang dialami oleh
Bangsa Eropa, maka pada garis besarnya terjadi tiga pola pemikiran pembaharuan pendidikan
Islam. Ketiga pola tersebut adalah : bukubuku dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan ke dalam
bahasa Turki.9

Pada perkembangan selanjutnya, Sultan Mahmud II membangun sekolah-sekolah model


Barat. Pada tahun 1827 M ia mendirikan sekolah kedokteran (Tilahane-i Amire) dan sekolah
teknik (Muhendisane) dan pada tahun 1834 M dibuka sekolah Akademi Militer. Pada tahun 1838
M sekolah kedokteran dan sekolah pembedahan digabungkan menjadi satu dengan nama Dar-al
Ulum Hikemiye ve Mekteb-i Tibbiye-i Sahane.10

2. Sultan Mahmud II (1808-1839)


Pada penghujung abad ke-18 sejumlah langkah pembaharuan sebenarnya telah diupayakan
oleh Sultan Salim III (1789-1807) akan tetapi terjadi kegagalan karena tidak didukungan dari
ulama. Hal ini dihidupkan kembali oleh Sultan Mahmud II (1808-1839).
Pada tahun 1826 Sultan Mahmud II menyusun korp tentara baru di luar Yenisari dan
menggunakan pelatih dari Mesir dan tidak berasal dari Eropa agar tidak direspon negatif oleh
ulama dan segera membubarkan Yenisari yang selama ini telah mengalami kemunduran
kemampuan pada beberapa waktu belakangan serta melarang Tarekat Bektasyi yang sangat dekat
dengan Yenisari dimana mereka adalah pemuka bagi Yenisari, menggantikan Sadrazam yang

9 Harun Asrohah.1999. Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu. hlm. 130
10 Zuhairini dkk. 1995. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.hlm. 131-132
Al-Tadabbur : Jurnal Kajian Sosial, Peradaban dan Agama Vol. 08 No.01 Juni 2022 : 23-34 | 28
dahulu adalah pembantu utama Sultan untuk urusan politik dan pemerintahan dengan Perdana
Menteri yang membawahi sejumlah menteri-menteri, dan memberlakukan sistem hukum sekuler
yang selama ini diurus oleh Syaikh al-Islam pembantu utama Sultan dalam bidang keagamaan.
Karena hal ini maka wewenang Syeikh al-Islam berkurang sebab selama ini hanya membidangi
hukum Islam saja. Pada tahun 1838 dikeluarkan peraturan tentang kehakiman, pegawai negara,
dan tindak korupsi. Dan dalam upaya memberantas buta huruf maka dibangun sekolah-sekolah,
memperbaharui kurikulum madrasah tradisional dengan memasukkan pengetahuan umum serta
mendirikan Sekolah Pengetahuan Umum (Mekteb- -i Ulum-
u Edebiye), sekolah militer, teknik dan kedokteran, mengutus pemuda ke Eropa yang kemudian
kembali membawa hal-hal baru ke Turki dan menyebar luaskna melalui tulisan dan terjemahan,
serta pada tahun 1831 diterbitkan surat kabar resmi yang bernama Takvim-i Vekayi.11

Sultan-sultan sebelum Sultan Mahmud II menganggap diri mereka kaum terhormat dan tidak
pantas bergaul dengan rakyat, Mereka selalu mengasingkan diri dan menyerahkan kepada
bawahannya tentang urusan rakyatnya. Tradisi seperti itu dilanggar oleh Sultan Mahmud II dan
mengambil sikap demokrasi dan selalu tampil dimuka umum untuk berbicara dan para pejabat
lainnya juga dibiasakan bersikap demikian12

Sedangkan Kebijakan masa kekuasaan Sultan Hamid II mendapat kritikan seiring dengan
gerakan modernisasi yang terjadi pada masa itu. Posisi Sultan menjadi sangat absolut, keputusan
dan gerakan maupun kebebasan berfikir diatur oleh pemerintahan. Hal ini memicu kaum
intelegensia yang memandang sistem pemerintahan tersebut menjadi kaku dan kehilangan
kebebasan dalam berproses pada masyarakat Turki dalam pemberdayaan kaum intelektual
selanjutnya.

Sepeninggal Sultan Mahmud II, gerakan pembaharuan dilakukan oleh Abdul Majid (1839-
1861) dengan perdana menteri Rasyid Pasya. Periode ini disebut masa Tanzimat yang
mengandung arti peraturan dan perundang-undangan baru. Tokoh-tokoh Tanzimat antara lain:

11
Hasan Asari. 2002. Modernisasi Islam: Tokoh, Gagasan dan Gerakan .Bandung: Citapustaka Media. hlm. 111-112
12Harun Nasution.1991.Pembaharuan Dalam Islam, Sejarah Pemikiran dan Gerakan.Cet. VI: Jakarta; Bulan Bintang. hlm.
91
Al-Tadabbur : Jurnal Kajian Sosial, Peradaban dan Agama Vol. 08 No.01 Juni 2022 : 23-34 | 29
Rasyid Pasya, Mehmed Sadik Rifat Pasya, dan Muhammad Ali Pasya dan Fuad Pasya.13 Pada masa
muncullah Pemberontakan pada gerakan Usmani Muda yang didirikan tahun 1856.

Tokoh-tokoh Usmani Muda diantaranya Ziya Pasha (1825-1880) dengan pengusulan Negara
konstitusi, bahkan pengusulannya terhadap pembaharuan dari Barat tidaklah bisa digunakan
segala-galanya di kerajaan Turki Usmani bahkan agama. Usmani Muda merupakan perkumpulan
yang didirikan pada tahun 1865 dengan tujuan untuk mengubah pemerintahan absolut menjadi
pemerintahan yang konstitusional. Tokoh Usmani muda antara lain Mihdat Pasya, Ziya Pasya, dan
Nanik Kemal. Diantara isi ide-ide pembaharunnya sebagai berikut:

1) Ekonomi dan politik yang tidak beres dapat diatasi dengan merubah sistem pemerintahan
absolut menjadi pemerintahan konstitusional yang memisahkan kekuasaan eksekutif,
legislatif dan yudikatif. Rakyat sebagai warga negara mempunyai hak politik. Pemerintahan
demokrasi tidak bertentangan dengan ajaran Islam, karena dalam Islam dikenal sistem
bai‟ah yang pada hakikatnya merupakan kedaulatan rakyat. Khalifah sebagai eksekutif
tidak boleh mengambil sikap atau tindakan yang berlawanan dengan maslahat umum ( al-
maslahah al- ‟ah, kaum ulama sebagai pembuat
hukum, dan pemerintah yang melaksanakan hukum. Sehingga sistem pemerintahan
konstitusional tidak merupakan bid‟ah dalam Islam. Hal ini merupakan ide baru pada saat
itu yang memegang sistem otokrasi.

2) Tumbuh ide tanah air Usmani bukan tanah air Turki dengan melihat perlu adanya persatuan
umat Islam di bawah pimpinan Turki Usmani yang mirif PanIslamisme.14 Namik Kemal
(1840-1888) Pada masa Namik Kemal merupakan kebangkitan intelektual di kerajaan
Usmani. Kegiatan-kegiatan mereka mendapat dukungan dari kerajaan Usmani yang ketika
itu dipimpin oleh Sultan Murad V dan kemudian di lanjutkan oleh Sultan Abdul Hamid.
Ide-ide pembaharuan yang digagas Namik Kemal sebagai seorang aktivis intelektual yang
terjun dalam berbagai bidang pendidikan pada sebuah organisasi yayasan organisasi
pendidikan Islam, memberikan dimensi intelektual tersendiri bagi dirinya dalam

13 Hotni Sari Harahap.2019. Pembaharuan pendidikan Islam di Turki. Jurnal Hibrul‟ulama Vol.1 No.1, Januari-Juni
14 Hotni. 2019. , Pembaharuan pendidikan Islam di Turki .Jurnal Hibrul‟ulama Vol.1 No.1, Januari-Juni.
Al-Tadabbur : Jurnal Kajian Sosial, Peradaban dan Agama Vol. 08 No.01 Juni 2022 : 23-34 | 30
melakukan pembaharuan. Terutama tentang perubahan pemerintahan ke konstitusi
didalam pemerintahan Turki.

Namik Kemal tidak cukup berhasil dalam pembaharuannya karena untuk sistem tersebut harus
ada masyarakat yang cerdas dan sistem ekonominya yang kuat terutama dikalangan
masyarakatnya yang muslim, bahkan ide konstitusi tersebut juga belum jelas walaupun ia
berkeinginan bahwa ide konstitusi itu disesuaikan dengan aturan yang seharusnya dengan
at. Tetapi pada pengaturan konstitusi di Kerajaan Usmani tetap saja bersifat absolut
walaupun disebut semi otokrasi. Pada masa ini pergulatan politik banyak memasuki arena
pembaharuan sedangkan dalam pendidikan masih berjalan seperti biasa yaitu pendirian
sekolah- sekolah yang cukup banyak terus berkembang bahkan universitaspun sudah di bangun.
Tetapi sayangnya pengoperasian sekolah yang banyak tidak mendapat perhatian dalam
peningkatan kualitas pada masing-masing sekolah yang didirikan. Sekolah pada masa kerajaan
Usmani tumbuh seperti cendawan di musim hujan ada dimana-mana tetapi tidak dapat
mempengaruhi pola pikir di masyarakat Turki pada waktu itu. Perkembangan percetakan terus
meningkat, buku-buku juga demikian adanya, tulisan-tulisan untuk rakyat dibatasi pada ilmu
pengetahuan dan ilmu-ilmu hukum serta sastra mengambil tempat yang banyak dalam
percetakannya. Buku-buku yang berbau politik dilarang di masa itu akibatnya masyarakat hanya
mengembangkan pada apa yang menjadi keputusan pemerintah yaitu masa Sultan Abdul
Hamid.

Sebagaimana pada perkembangan modernisasi pendidikan Islam dalam proses perjalanan


panjang, akhirnya mengambil bentuk dari beberapa aspek yang berkembang dalam pendidikan
Islam di Turki yang terdiri:
1. Pada masa Pra Modern pendidikan di Turki diletakkan pada asas penggabungan materi
kurikulum ilmu-ilmu pengetahuan umum dengan ilmu-ilmu agama di Madrasah.
Pusat-pusat penerjemahan menjadi ajang yang sangat produktif dalam melahirkan
terjemahan-terjemahan orang Barat pada aspek-aspek pengetahuan modern. Sekolah-
sekolah keilmuan modern masa ini terjadi perkembangan, sedang Madrasah pada awal
terjadinya pembaharuan, kurikulum ilmu pengetahuan modern tidak di masukkan dan
ilmu-ilmu agama tidak mengalami perubahan pada materinya, tetapi mendekati masa

Al-Tadabbur : Jurnal Kajian Sosial, Peradaban dan Agama Vol. 08 No.01 Juni 2022 : 23-34 | 31
modern, madrasah mulai terbuka untuk menerima materi ilmu pengetahuan modern.
Pada masa modern, Pendidikan Turki sebelum Attartuk mengambil bentuk pada
pembangunan infrastruktur pada sekolah-sekolah secara besar-besaran, yangmana
sekolah-sekolah umum dan madrasah mengalami pemisahan diantara keduanya.
Pendirian sekolah umum mengalami peningkatan.
Sedang pada pendirian Madrasah berjalan tidak selejit perkembangan pada sekolah
umum. Sekolah-sekolah yang berdiri diantaranya: Sekolah Tinggi Hukum (1878),
Sekolah Tinggi Keuangan (1878), Sekolah Tinggi Kesenian (1879), Sekolah Tinggi
Dagang (1882), Sekolah Tinggi Tekhnik (1888), Sekolah Dokter Hewan (1889), Sekolah
Tinggi Polisi (1891), Universitas Istambul juga didirikan tahun 1900. Pada masa modern
ini sekolah mengambil tiga bentuk yaitu sekolah modern yaitu ilmu-ilmu pengetahuan
umum, sekolah asing yaitu ilmu-ilmu yang menggunakan bahasa pengantar asing dan
Madrasah yaitu ilmu-ilmu yang mengantarkan pada ilmu pengetahuan agama.
Sayangnya masa ini pembaharuan pendidikan terhadap ketiga bentuk ini mempunyai
daya meniru apa adanya yang datang dari luar dan tidak mempunyai daya kreatif,
karena ilmu pengetahuan modern yang diterapkan di Turki hanya meniru barat dan
ilmu pengetahuan agamapun berjalan apa adanya.
2. Kondisi pendidikan di masa Turki Modern setelah Attartuk mengambil bentuk tentang
pemberdayaan kelembagaan, pemberdayaan kurikulum dan pemberdayaan manusia
sebagai SDM yang merupakan kesinergian di dalam keberlanjutan pendidikan Islam.
Dari segi kelembagaan, pembangunan Sekolah umum digalakkan sedang Madrasah
diposisi tempat, bahkan sekolah-sekolah asing juga berkembang dengan pengantar
bahasa Asing yang diutamakan untuk bagian penerjemahan. Pada kurikulum yang
semula memasukkan ilmu-ilmu modern, kemudian digabung ilmu pengetahuan
modern dengan ilmu pengetahuan agama, namun pada tahapan Turki Modern
Kurikulum Agama pernah di hapuskan dari sekolah-sekolah, sehingga ilmu
pengetahuan agama hanya ada di Madrasah.

Pada Sumber Daya Manusianya terutama dalam pengadaan guru-guru maka didirikanlah
sekolah guru-guru sebagi bentuk sekolah keguruan. Pada masa ini sekolah-sekolah jauh lebih

Al-Tadabbur : Jurnal Kajian Sosial, Peradaban dan Agama Vol. 08 No.01 Juni 2022 : 23-34 | 32
bervariasi bentuknya. Ada Sekolah Umum, Sekolah Madrasah dan Sekolah kejuruan. Masing-
masing berjalan dengan sendiri-sendirinya.15

E. Simpulan
Pada masa pemeritahan Sultan Mahmud II, Program pendidikan yang dilakukan adalah para
intelektualnya yang dikirim ke sekolah Eropa untuk mengenyam pendidikan Barat terus di jalankan
sebagai bagian dari kemajuan pendidikan di Turki, yang dimasa Turki Modern mereka mempunyai
posisi-posisi kepemerintahan untuk membangun pendidikan selanjutnya.
Namik Kemal (1840-1888), salah satu tokoh Usmani Muda yang pada masanya merupakan
kebangkitan intelektual di kerajaan Usmani. Gagasannya dan ude-idenya mendapat dukungan dari
kerajaan Usmani pada masa itu dipimpin oleh Sultan Murad V dan kemudian di lanjutkan oleh
Sultan Abdul Hamid. Ide-ide pembaharuan yang digagas Namik Kemal sebagai seorang aktivis
intelektual yang terjun dalam berbagai bidang pendidikan pada sebuah organisasi yayasan
organisasi pendidikan Islam, memberikan dimensi intelektual tersendiri bagi dirinya dalam
melakukan pembaharuan. Terutama tentang perubahan pemerintahan ke konstitusi didalam
pemerintahan Turki.

F. Referensi
Aniroh, A. (2021). Pendidikan Islam Masa Pertengahan (Studi Historis Pendidikan Di Kerajaan
Usmani, Kerajaan Safawi Dan Kerajaan Mughal). AT-THARIQ: Jurnal Studi Islam dan
Budaya, 1(2).

Asari, Hasan. (2002). Modernisasi Islam: Tokoh, Gagasan dan Gerakan. Bandung: Citapustaka
Media

Asari, Hasan. (2019). Sejarah Islam Modern Agama Dalam Negosiasi Historis Sejak Abad XIX.
Medan: Perdana Publishing.

Asrohah, Harun. (1999). Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu.

Harahap, H. S. (2019). Pembaharuan Pendidikan Islam Di Turki. HIBRUL ULAMA, 1(1), 18-33.

Hotni, Sari, Harahap. (2019). Pembaharuan pendidikan Islam di Turki. Jurnal Hibrul‟ulama Vol.1
No.1, Januari-Juni.

15 Solihah Titin Sumanti. 2016. Latar Belakang Dan Bentuk Modernisasi Pendidikan Islam Di Turki. At-Ta’lim, Vol. 15, No.
1.
Al-Tadabbur : Jurnal Kajian Sosial, Peradaban dan Agama Vol. 08 No.01 Juni 2022 : 23-34 | 33
Idik, Saeful, Bahri. (2020). Turki Dalam Pergumulan Politik, Ham, Dan Demokrasi, Jakarta: Bahasa
Rakyat.

Joseph, S. Szyliowics. (2001). Pendidikan dan Modernisasi di Dunia Islam. ed. Achmad Djainuri
Surabaya: al-Ikhlas.

Lazim, A. (2020). Sistem Pendidikan Islam Pada Masa Kejayaan. TABYIN: JURNAL PENDIDIKAN
ISLAM, 2(2), 75-84.

Muhammad. Muhtarom, Ilyas. Tiga Aliran Pembaharuan Westernisme, Islamisme dan


Nasionalisme, Jsh Jurnal Sosial Humaniora, Vol 7 No.2, 2014.

Nasution, Harun. (1991). Pembaharuan Dalam Islam, Sejarah Pemikiran dan Gerakan. Cet. VI:
Jakarta; Bulan Bintang.

Shofwan, A. M. S. (2021). Studi Pola Pembaharuan Islam Modern Klasik Di Mesir, Turki, Dan
India. Kreatifitas: Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam, 10(2), 138-147.

Solihah, Titin, Sumanti. Latar Belakang Dan Bentuk Modernisasi Pendidikan Islam Di Turki. At-
2016.

Suar, A. (2020). Pemikiran Ekonomi Islam Pada Masa Awal Turki Utsmani. Al-Dzahab: Journal of
Economic, Management and Business, & Accounting, 1(1), 53-71.

Wardhani, N. (2020). Pola Pembaharuan Pendidikan Islam Di Turki. JURNAL AZKIA: Jurnal
Aktualisasi Pendidikan Islam, 15(1).

Zuhairini. (1995). Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara.

Al-Tadabbur : Jurnal Kajian Sosial, Peradaban dan Agama Vol. 08 No.01 Juni 2022 : 23-34 | 34

Anda mungkin juga menyukai