Anda di halaman 1dari 18

SEJARAH PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM

Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah:


SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM

Dosen Pembimbing:
Dr. Mu’awanah, M.Pd

Penyusun:
Hulil Albab (21501043)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setelah warisan filsafat dan ilmu pengetahuan islam diterima oleh
bangsa eropa dan umat islam sudah tidak memperhatikannya lagi maka secara
berangsur-angsur telah membangkitkan kekuatan di eropa dan menimbulkan
kelemahan di kalangan umat islam. Secara berangsur-angsur tetapi pasti,
kekuasaan umat islam ditundukkan oleh kekuasaan bangsa eropa,dan
terjadilah penjajahan dimana-mana di seluruh wilayah yang pernah dikuasai
oleh kekuasaan islam. Eksploitasi kekayaan ilmu-ilmu  islam oleh bangsa-
bangsa eropa, semakin memperlemah kedudukan kaum muslimin dalam
segala segi kehidupannya.
Pendidikan Islam mengalami beberapa fase perkembangan seiring
dengan perkembangan agama Islam itu sendiri. Dimulai dari pada masa Nabi
Muhammad SAW, kemudian dilanjutkan pada masa Khulafaur Rasyidin, dan
mencapai masa kegemilangan pada masa Khalifah-Khalifah yang memerintah
Negara Islam silih berganti. Sampai akhirnya Islam mengalami kemunduran
yang juga turut mempengaruhi pendidikan Islam.
Kemudian pendidikan Islam mengalami masa kebangkitan kembali
yang dinamakan fase pembaharuan. Pada fase ini pendidikan Islam mulai naik
kembali dengan beberapa tokoh pembaharu Islam.
   Oleh sebab itu, pada kesempatan kali ini kami akan mencoba
memaparkan tentang pembaharuan pendidikan Islam, dimana pada masa ini
umat Islam mulai sadar akan ketertinggalannya dari dunia Barat.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Latar Belakang Munculnya Pembaharuan Pendidikan Islam?
2. Bagaimana Pola dan bentuk Pembaharuan Pendidikan islam baik dalam
Bentuk Sarana maupun Prasarana?
3. Bagaimana Implikasi/Pengaruh pembaharuan Pendidikan Islam terhadap
Modernisasi Madrasah di Indonesia?

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Munculnya Pembaharuan Pendidikan Islam
Tercatat beberapa nama ulama besar yang berperan sebagai pembaharu
bidang pendidikan Islam yang muncul di Timur Tengah, seperti Muhammad
Ali Pasya, Jamaluddin Al-Afghani, Muhammad Abduh, Rasyid Ridha dari
Mesir. Kemudian tercatat nama Muhammad Iqbal dari India dan sebagainya.
Pada masa kemunduran Islam abad 13-18, segala warisan filsafat dan ilmu
pengetahuan diperoleh Eropa dari Islam, ketika umat Islam larut dalam
kegemilangan sehingga tidak memperhatikan lagi pendidikan, maka Eropa
tampil mencuri ilmu pengetahuan dan belajar dari Islam. Eropa kemudian
bangkit dan Islam mulai dijajah dan mengalami kemunduran. Hampir seluruh
wilayah dunia Islam dijajah oleh Bangsa Eropa termasuk Indonesia.1
Penemuan-penemuan baru dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi
muncul di Eropa. Misalnya dalam bidang mesin, listrik, radio, yang semuanya
itu menunjang semakin kuatnya Eropa terhadap dunia Timur bahkan sampai
ke Indonesia. Dunia jadi berbalik, dunia Timur terpukau dan terbius kemujuan
yang dialami Eropa.
Sebenarnya kesadaran akan kelemahan dan ketertinggalan kaum
muslimin dari Bangsa Eropa telah timbul mulai abad ke 11 sampai ke 17
Masehi. Dengan kekalahan-kekalahan yang diderita oleh Turki Utsmani dalam
peperangan dengan Negara-Negara Eropa. Mereka mulai memperhatikan
kemajuan yang dialami Eropa dengan mengirimkan utusan-utusan untuk
mempelajari kemajuan Eropa terutama dari Prancis dan didirikan sekolah-
sekolah Militer di Turki pada tahun 1734.2
Dalam membuka mata kaum muslimin akan kelemahan dan
keterbelakangannya, sehingga akhirnya timbul berbagai macam usaha

1 Haidar Putra Daulay. Pendidikan islam dalam Lintasan Sejarah, Kajian dari Zaman
Pertumbuhan Sampai Kebangkitan. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), h. 161
2 Edi Yusrianto, Lintasan Sejarah Pendidikan Islam. (Pekanbaru : Intania Grafika. 2011)
h. 52.

2
pembaharuan dalam segala bidang kehidupan, untuk mengejar ketertinggalan
dan keterbelakangan, termasuk usaha-usaha dibidang pendidikan.3
Kebangkitan kembali umat Islam khususnya bidang pendidikan Islam
adalah dalam rangka untuk pemurnian kembali ajaran-ajaran Islam dengan
pelopor-pelopor di berbagai daerah masing-masing. Adapun mereka
mengemukakan opini kebangkitan dengan mengacu kepada tema yang sama
yaitu adalah :
1. Mengembalikan ajaran Islam kepada unsur-unsur aslinya, dengan
bersumberkan kepada Al-Qur’an, Hadist dan membuang segala bid’ah,
khurafat, tahayul, dan mistik.
2. Menyatakan dan membuka kembali pintu ijtihad setelah beberapa abad
dinyatakan ditutup.4
 Secara garis besar ada beberapa faktor yang mendorong terjadinya
proses pembaharuan pendidikan Islam.
1. Pertama, faktor internal yaitu, faktor kebutuhan pragmatis umat Islam
yang sangat memerlukan satu system pendidikan Islam yang betul – betul
bisa dijadikan rujukan dalam rangka mencetak manusia – manusia muslim
yang berkualitas, bertaqwa, dan beriman kepada Allah.
2. Kedua, faktor eksternal adanya kontak Islam dengan barat juga merupakan
faktor terpenting yang bisa kita lihat. Adanya kontak ini paling tidak telah
menggugah dan membawa perubahan pragmatik umat islam untuk belajar
secara terus menerus kepada barat, sehingga ketertinggalan yang selama
ini dirasakan akan bisa terminimalisir.

B. Pola dan Bentuk Pembaharuan Pendidikan Islam baik Dalam bentuk


Sarana maupun Prasarana.
1. Pola
Dengan memperhatikan berbagi macam sebab kelemahan dan
kemunduran umat Islam sebagaimana nampak pada masa sebelumnya dan

3 Zuhairini dkk. Sejarah Pendidikan Islam. (Jakarta : Bumi Aksara. 1995) h. 117.
4 Ibid,

3
dengan memperhatikan sebab-sebab kemajuan dan kekuatan yang dialami
oleh bangsa Eropa, maka ada tiga pemikiran pembaharuan Islam
diantaranya:5
a. Pola pembaharuan pendidikan Islam yang berorientasi kepada pola
pendidikan modern di Eropa.
Pola pendidikan modern di Barat pada dasarnya berpandangan
bahwa sumber kekuatan dan kesejahteraan hidup yang dialami oleh
Barat adalah sebagai hasil dari perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi modern. Dimana semua itu merupakan pengembangan ilmu
pengetahuan dan kebudayaan yang berkembang di dunia Islam. Atas
dasar demikian, maka untuk mengembalikan kekuatan dan kejayaan
umat Islam, sumber kekuatan dan kesejahteraan tersebut harus dikuasai
kembali.
Dan penguasaan ini harus dicapai melalui proses pendidikan
yang meniru pola pendidikan yang dikembangkan oleh dunia Barat,
sebagaimana dulu dunia Barat pernah meniru dan mengembangkan
sistem pendidikan dunia Islam. Dalam hal ini, usaha pembaharuan
pendidikan Islam adalah dengan jalan mendirikan sekolah-sekolah
dengan sekolah Barat baik sistem maupun isi pendidikannya.6
Pembaharuan pendidikan dengan pola Barat ini, mulanya
timbul di Turki Utsmani pada akhir abad ke-11 H/ 17 setelah
mengalami kalah perang dengan berbagai negara Eropa timur, yang
merupakan benih bagi timbulnya usaha sekularisasi Turki dan
membentuk Turki modern. Tokoh pelopor pembaharuan pendidikan di
Turki ini adalah Sultan Mahmud II (yang memerintah di Turki
Utsmani 1807-1809 M). Pola pembaharuan pendidikan yang
berorientasi ke Barat ini, juga nampak dalam usaha Muhammad Ali
Pasha di Mesir yang berkuasa tahun 1805-1848 M.

5Abdul Kodir. Sejarah Pendidikan Islam. (Jakarta: CV Pustaka Setia, 2015), h. 110
6 Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1996), hlm. 37-
38

4
b. Pola pembaharuan pendidikan Islam yang berorientasi pada sumber
ajaran Islam yang  murni.
Pola ini berpandangan bahwa sesungguhnya Islam sendiri
merupakan sumber bagi kemajuan dan perkembangan peradaban dan
ilmu pengetahuan modern. Dimana Islam sendiri sudah penuh dengan
ajaran-ajaran yang pada hakikatnya mengandung potensi untuk
membawa kemajuan dan kesejahteraan serta kekuatan umat Islam.
Menurut pola ini, diantara sebab-sebab kelemahan umat Islam
adalah karena mereka tidak lagi melaksanakan ajaran Islam secara
semestinya. Ajaran-ajaran Islam yang menjadi sumber kemajuan dan
kekuatan ditinggalkan dan menerima ajaran-ajaran Islam yang tidak
murni lagi. Pola pembaharuan ini dirintis oleh Muhammad bin Abdul
Wahab, kemudian dicanangkan kembali oleh Jamaluddin al-Afghani
dan Muhammad Abduh (akhir abad 19 M). 7
c. Pola pembaharuan pendidikan Islam yang berorientasi pada
nasionalisme.
Rasa nasionalisme timbul bersamaan dengan berkembangnya
pola kehidupan modern dan mulai dari Barat. Bangsa-bangsa Barat
mengalami kemajuan rasa nasionalisme yang kemudian keadaan
tersebut mendorong pada umumnya bangsa-bangsa Timur untuk
mengembangkan nasionalisme masing-masing.
Umat Islam mendapati kenyataan bahwa mereka terdiri dari
berbagi bangsa yang berbeda latar belakang dan sejarah perkembangan
kebudayaannya. Mereka pun hidup bersama dengan orang-orang yang
beragama lain tapi sebangsa. Inilah yang mendorong perkembangan
rasa nasionalisme di dunia Islam.
Ide pembaharuan yang berorientasi pada nasionalisme ini
bersesuaian dengan ajaran Islam karena adanya keyakinan di kalangan
pemikir-pemikir pembaharuan di kalangan umat Islam, bahwa pada

7 Ibid, h. 64

5
hakikatnya ajaran Islam bisa diterapkan dan disesuaikan dengan segala
zaman.
Golongan nasionalis ini berusaha untuk memperbaiki
kehidupan umat Islam dengan memperhatikan situasi dan kondisi
obyektif umat Islam yang bersangkutan. Dan ide nasionalisme inilah
yang pada perkembangan berikutnya mendorong timbulnya usaha-
usaha untuk merebut kemerdekaan dan mendirikan pemerintahan
sendiri dikalangan bangsa-bangsa umat Islam. 8
2. Bentuk Pembaharuan Pendidikan Islam
a. Pembaharuan pendidikan di Turki
Sebenarnya kesadaran akan kelemahan dan ketertinggalan
kaum muslimin dari bangsa-bangsa eropa dalam berbagai bidang
kehidupan ini, telah timbul mulai abad ke 11 H/17 M dengan
kekalahan-kekalahan yang diderita oleh kerajaan Turki Usmani dalam
peperangan dengan Negara-negara eropa. Kekalahan-kekalahan
tersebut mendorong raja-raja dan pemuka-pemuka kerajaan untuk
menyelidiki sebab-sebab kekalahan mereka dan rahasia keunggulan
lawan. Mereka mulai memperhatikan kemajuan yang dicapai oleh
eropa, terutama perancis yang merupakan pusat kemajuan kebudayaan
eropa pada masa itu. Kemudian dikirim duta-duta untuk mempelajari
kemajuan eropa, terutama di bidang militer dan kemajuan ilmu
pengetahuan. Didatangkan pelatih-pelatih militer dari eropa dan
didirikannya sekolah teknik militer pada tahun 1734 M untuk pertama
kalinya.
Selain di bidang militer, Turki juga membangun di bidang lain
seperti ekonomi dan pemerintahan dan Turki juga mengembangkan
kemajuan ilmu pengetahuan yang selama ini telah dilupakannya.
Untuk pertama kalinya di dalam dunia Islam dibukalah suatu
percetakan di Istanbul pada 1727 M guna mencetak berbagai macam

8 Zuhairini dkk, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hlm. 123

6
buku ilmu pengetahuan yang diterjemahkan dari buku-buku ilmu
pengetahuan Barat.
Selain itu pada 1717 M didirikannya lembaga terjemah yang
bertugas menerjemahkan buku-buku dalam berbagai bidang ilmu
pengetahuan ke dalam bahasa Turki. Hal ini merupakan fenomena baru
dan sangat bermanfaat bagi kemajuan pendidikan dan intelektual Islam
di Turki. Hal-hal tersebut merupakan langkah awal bagi perubahan
sistem pendidikan Islam di Turki.
Upaya pembaharuan pendidikan dimana Sultan Ahmad III
yang baru berjalan dilanjutkan oleh Sultan Mahmud II (1807-1839 M).
Pada zaman tersebut madrasah merupakan satu-satunya lembaga
pendidikan umum yang ada di kerajaan Utsmani. Sultan Mahmud II
sadar bahwa pendidikan di madrasah tidak sesuai lagi dengan tuntutan
zaman, dikarenakan di madrasah hanya mengajarkan peserta didiknya
mengetahui pengetahuan agama sedangkan pengetahuan umum tidak
diajarkan.
Beliau juga menyadari bahwa pendidikan, ilmu pengetahuan
dan teknologi modern mempunyai peran yang dominan dalam
mencapai kemajuan. Oleh sebab itu beliau berusaha untuk membenahi
kurikulum di madrasah-madrasah dengan memasukkan ilmu
pengetahuan umum.
Pada perkembangan selanjutnya, Sultan Mahmud II
membangun sekolah-sekolah model Barat. Pada tahun 1827 M ia
mendirikan sekolah kedokteran (Tilahane-i Amire) dan sekolah teknik
(Muhendisane) dan pada tahun 1834 M dibuka sekolah Akademi
Militer. Pada tahun 1838 M sekolah kedokteran dan sekolah
pembedahan digabungkan menjadi satu dengan nama Dar-al Ulum
Hikemiye ve Mekteb-i Tibbiye-i Sahane.9

b. Pembaharuan pendidikan di Mesir

9 Haidar Putra Daulay. Op.Cit, h. 167

7
Pembaharuan pendidikan Islam di Mesir yang terpengaruh
setelah adanya kontak dengan peradaban modern Barat dan Invasi
Napoleon yang membawa kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan
Barat telah membuka mata rakyat Mesir bahwa umat Islam telah
tertinggal oleh kemajuan Barat. Yang menjadi perhatian penting dari
kedatangan Napoleon dan lahirnya gerakan kesadaran umat Islam dari
keterbelakangan mereka selama ini adalah untuk melihat pengaruh dari
kedatangan tentara Napoleon dan berbagai rangsangan yang
ditimbulkannya sebagai akibat dari berbagai kegiatan yang dilakukan
Napoleon dan rombongannya di Mesir.10
Di antara pengaruh ekspedisi Napolen yang berkaitan erat
dengan misi keilmuan dan kebudayaan yang dijalankan Napolen
beserta rombongannya di Mesir adalah:11
1) Timbulnya benih-benih rasa kebangsaan dari orang Mesir.
2) Napoleon berusaha menggeser sistem pemerintahan yang
dipraktekkan di Mesir yang    sebelumnya berpola feodal menjadi
lebih demokratis.
3) Sebagai hasil dari pendekatan Napoleon yang berpijak pada
semangat revolusi Perancis maka muncullah pemikiran dari orang-
orang Mesir yang mengusulkan agar bentuk pemerintahan yang
diktator diubah menjadi pemerintahan demokratis, karena hal
inilah yang membawa Perancis kepada suasana kehidupan
kenegaraan yang baru.
4) Mulai terbukanya cakrawala berfikir dikalangan umat Islam
sebagai akibat dari persentuhan dengan pemikiran para ilmuwan
yang ikut dalam rombongan Napoleon.
Selain itu juga yang mendorong umat Islam untuk mengadakan
modernisasi yang dipelopori oleh Muhammad Ali. Muhammad Ali
adalah seorang yang berasal dari luar Mesir, karena kecakapannya

10 Iskandar Engku dan Siti Zubaidah. Sejarah Pendidikan Islami. (Jakarta: PT. Remaja
Rosdakarya, 2014), h. 84 – 85
11 Ibid,

8
dalam bidang militer ia berhasil menjadi kepala pemerintahan di
Mesir. Pada awalnya ia hanyalah seorang prajurit tentara biasa di Turki
Utsmani.
Setelah Muhammad Ali naik tahta menjadi penguasa Mesir, ia
memberikan perhatian yang lebih pada bidang militer dan ekonomi.
Menurutnya militer akan memberikan dukungan untuk
mempertahankan dalam memperbesar kekuasaannya. Sedangkan
ekonomi sangat diperlukan untuk membiayai militer. Untuk
memajukan keduanya dibutuhkan ilmu-ilmu modern. Dengan
demikian Muhammad Ali mencurahkan perhatiannya bagi pendidikan.
Pada tahun 1815 M ia mendirikan sekolah militer, sekolah kedokteran
pada tahun 1827 M, seolah Apoteker pada tahun 1829 M, sekolah
pertambangan pada tahun 1839 M, sekolah pertanian pada tahun 1836
dan sekolah penerjemah pada tahun 1836 M.12
Tidak hanya corak dan model pendidikan Barat yang
diterapkan oleh Muhammad Ali di Mesir, ia juga mempercayakan
pengawasan sekolah kepada orang Barat, bahkan guru-gurunya juga
didatangkan dari Barat (Eropa). Selain mendatangkan tenaga ahli dari
Eropa, Muhammad Ali juga mengirim siswa untuk belajar ke Italia,
Perancis, Inggris dan Austria.
Upaya pemahaman dan modernisasi yang dipelopori
Muhammad Ali di Mesir ini, besar sekali kontribusinya bagi Mesir
menjadi negara modern. Gerakan pembaharuannya telah
memperkenalkan ilmu pengetahuan dan teknologi Barat kepada umat
Islam hingga lahirlah intelegensia Muslim yang berpengetahuan agama
yang luas, berwibawa modern dan tidak berpandangan sempit.13
c. Pembaharuan pendidikan islam di india
Berbeda dengan Turki, pendidikan yang dikembangkan oleh
pemuka gerakan Mujahidin adalah untuk pemurnian Tauhid yang

12 Haidar Putra Daulay. Op.Cit, h. 164


13 Ibid,

9
dianut umat Islam India dari paham-paham salah yang dibawa tarikat
dan keyakinan animisme lama. Untuk itu Maulana Muhammad Qasim
Nanau Tawi mendirikan sebuah madrasah di Deoband pada tahun
1867 yang selanjutnya ditingkatkan menjadi perguruan tinggi agama
Islam Darul Ulum Deoband. 14
Kurikulum madrasah Deoband merupakan gabungan studi
ilmu-ilmu Islam dengan sejumlah pelajaran rasional seperti logika,
filsafat dan sains. Deoband mencerminkan keseimbangan antara
program inovatif dan responsif terhadap perkembangan zaman baru
dan kesetiaan terhadap gagasan-gagasan muslim tradisional. Beberapa
ciri sekolah Deoband sebagai sebuah institusi fisik dengan sebuah
bangunan yang khas dan perpustakaan pusat, staf dan pegawai
profesional yang tetap, kurikulum pelajaran yang berjenjang, sistem
ujian dan penghargaan masyarakat umum.
Selanjutnya Sir Sayyid Ahmad Khan memberikan perhatian
terhadap pendidikan ala barat. Pada tahun 1878, ia mendirikan sekolah
Muhammadean Anglo Oriental College (MAOC) di Aligarrh.
Perguruan ini berusaha memadukan studi keislaman dan bahasa
Inggris, maka bahasa yang dipakainya bahasa Inggris, begitupun guru
dan staffnya banyak dari kalangan Inggris. Dan sistem MAOC ini terus
dikembangkan oleh generasi setelah Sir Sayyid Ahmad Khan, yakni
Nawab Muhsin al-Mulk meskipun pada masa Vigar al-Mulk terjadi
pertentangan dengan pihak Inggris, namun pola pendidikan MAOC
masih tetap terus berlanjut.15

d. Pembaharuan pendidikan islam di Indonesia


Modernisasi pendidikan Islam Indonesia masa awalnya
dikenalkan oleh bangsa kolonial Belanda pada awal abad ke-19.
Program yang dilaksanakan oleh kolonial Belanda dengan
14 Ibid, h. 169
15Ibid, h. 168

10
mendirikan Volkshoolen, sekolah rakyat, atau sekolah desa ( Nagari)
dengan masa belajar selama 3 tahun, di beberapa tempat di Indonesia
sejak dasawarsa 1870-an. Pada tahun 1871 terdapat 263 sekolah dasar
semacam itu dengan siswa sekitar 16.606 orang; dan menjelang 1892
meningkat menjadi 515 sekolah dengan sekitar 52.685 murid.
Sistem Pendidikan Islam pada mulanya diadakan di surau-
surau dengan tidak berkelas-kelas dan tiada pula memakai bangku,
meja, dan papan tulis, hanya duduk bersela saja. Kemudian mulialah
perubahan sedikit demi sedikit sampai sekarang. Pendidikan Islam
yang mula-mula berkelas dan memakai bangku, meja dan papan tulis,
ialah Sekolah Adabiah ( Adabiah School) di Padang.16
Adabiah School merupakan madrasah (sekolah agama) yang
pertama di Minangkabau, bahkan diseluruh Indonesia. Madrasah
Adabiah didirikan oleh Almarhum Syekh Abdullah Ahmad pada tahun
1909. Adabiah hidup sebagai madrasah sampai tahun 1914, kemudian
diubah menjadi H.I.S. Adabiah pada tahun 1915 di Minangkabau yang
pertama memasukkan pelajaran Agama dalam rencana pelajarannya.
Sekarang Adabiah telah menjadi sekolah Rakyat dan SMP.
Setelah berdirinya madrasah Adabiah, maka selanjutnya diikuti
madrasah lainnya seperti madras Schol di Sungyang (daerah
Batusangkar) oleh Syekh M.Thaib tahun 1910 M, Diniah School
(madrasah diniah) oleh Zainuddin Labai Al-Junusi di Padangpanjang
tahun 1915.
C. Implikasi/Pengaruh Pembaharuan Pendidikan Islam terhadap
Modernisasi Madrasah di Indonesia.
Pada awal abad ke-20, pendidikan Islam di Indonesia mengalami
babak baru dalam sejarah, yaitu masa pembaharuan. Pembaharuan dalam
pendidikan Islam adalah salah satu jawaban terhadap kekuasaan dan dominasi
Eropa. Respon pendidikan berupa penolakan, adaptasi, ataupun sampai kepada
akulturasi dan pembaharuan, dengan akibatnya masing-masing.   

16Ibid, h. 173

11
Setelah diketahui sistem pendidikan, maka dapat dicermati beberapa
perubahan yang terjadi, antara lain pada:17
1. Tujuan dan Materi
Tujuan pendidikan Islam tentu harus sesuai dengan apa yang
dikandung dalam Al-Qur’an dan Hadits. Tujuan dari berdirinya lembaga-
lembaga pendidikan Islam (khususnya keluarga dan pesantren)
berorientasi pada pendidikan agama. Tujuannya mengacu pada
pembentukan manusia yang sempurna dimana seorang muslim adalah
memiliki akhlak mulia, sehat jasmani dan rohani.
Sebelum Belanda mengembangkan sistem pendidikan Baratnya,
pendidikan Islam yang ada hanyalah mengembangkan tujuan keagamaan.
Setelah pendidikan Belanda berdiri, mau tidak mau para pelaku
pendidikan Islam berpikir ulang agar sistem yang dikembangkan tetap
diminati masyarakat. maka sistem pendidikan Islam mulai terbuka dengan
memasukkan pelajaran-pelajaran umum ke dalam kurikulumnya. 18 Hal ini
dilakukan agar pesantren tidak “ketinggalan jaman” tanpa mengubah
orientasi atau landasan dasarnya.
Seperti misalnya pesantren Mambaul Ulum di Surakarta,
kurikulumnya berubah dengan dimasukkannya pelajaran membaca huruf
Latin, aljabar dan berhitung.   
Akhirnya muncul dua macam pesantren, yaitu pesantren salafi
yang masih mempertahankan kurikulumnya, dan pesantren khalafi yang
telah memasukkan pelajaran umum.   
Perubahan tersebut juga ditandai dengan munculnya lembaga
madrasah dan sekolah. Munculnya madrasah di Indonesia merupakan
salah satu wujud respon terhadap kebijakan pemerintah Hindia Belanda di
Indonesia.   Madrasah muncul setelah sisten pendidikan Belanda hadir,
yaitu yang pertama kali berdiri pada tahun 1909 (Adabiyah School), atau

17Arief Subhan, Lembaga pendidikan islam indonesia abad ke-20 (Jakarta: kencana,


2012), hlm. 132-133
18Ramayulis. Sejarah Pendidikan Islam: Perubahan Konsep, Filsafat, dan Metodologi
dari Era Nabi SAW sampai Ulama Nusantara. (Jakarta: Kalam Mulia, 2011), h. 303 – 304

12
dapat dikatakan, madrasah dari tidak ada menjadi ada. Keberadaannya
menjadi salah satu upaya untuk menjembatani antara sistem pendidikan.
tradisional yang dilakukan oleh pesantren dan sistem pendidikan modern
dari hasil akulturasi.   Pola dan variasi madrasah tidak akan keluar dari
tiga format dasar: madrasah yang menyerupai sekolah Belanda, madrasah
yang menggabungkan secara lebih seimbang antara muatan-muatan
keagamaan dan non-keagamaan, dan madrasah yang lebih menekankan
pada muatan-muatan keagamaan dan menambahkan muatan-muatan
umum secara terbatas.   
2. Metode dan Sarana
Dalam perubahan metode dan sarana dalah penyesuaian terhadap
materi berdasar tujuannya. Pengajaran pada madrasah ataupun sekolah
memakai sistem klasikal, dimana ada pengelompokan siswa dalam kelas-
kelas. Pesantren Tebu Ireng, dengan mendirikan madrasah salafiyah
merupakan modernisasi. Selain diajarkan pengetahuan umum, madrasah
tersebut memakai sistem klasikal dengan perjenjangan: madrasah
Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Mu’allimin. Sarana yang
ada di pesantren berupa pondok, bangku yang digunakan untuk
meletakkan kitab.
Madrasah diorganisasikan berdasarkan sistem klasikal atau
madrasi, dimana murid dipisah-pisahkan dalam beberapa tingkatan, persis
seperti yang dilakukan organisasi pendidikan umum dalam sistem
pendidikan nasional.  Dalam  sistem  madrasi,  pelajaran-pelajaran 
dikelompokkan  dan penyampaiannya diberikan secara bertingkat-tingkat
dengan memperhitungkan rentang waktu yang dibutuhkan.
Lembaga pendidikan sekolah cenderung meniru pola yang
diterapkan oleh Belanda. Pada sekolah-sekolah yang diselenggarakan oleh
organisasi Muhammadiyah, pengorganisasiannya menyerupai sekolah-
sekolah Belanda. Muhammadiyah membagi sekolahnya mirip dengan
sekolah-sekolah Belanda: HIS Muhammadiyah, MULO, AMS
Muhamadiyah.   

13
Dengan adanya kelas-kelas tersebut, tentunya ada gedung-gedung
sekolah dengan kelas-kelas khusus. Dimana tiap kelas terdapat papan
tulis, bangku-bangku, dan kursi. Jadi, sistem penyampaiannya tidak
secara individual seperti pada model sorogan di pesantren, tetapi lebih
cenderung berkelompok dimana satu guru menyampaikan materi dan
semua siswa mendengarkan.
3. Evaluasi
Dari evaluasi yang telah dipaparkan pada masing-masing lembaga
pendidikan, dapat disimpulkan tentang perubahannya. Pada mulanya
pesantren berorientasi ukhrawi, mengukur keberhasilan lembaganya jika
mampu menghasilkan santri yang taat, berakhlak mulia tanpa berharap
berprofesi dalam jabatan tertentu. Pada lulusan pesantren dengan ikhlas
kembali ke masyarakat dan tidak mengharapkan jabatan tertentu yang
bersifat keduaniawian. Dengan kata lain, para santri dididik untuk sukses
hidup di akhirat. Ijazah seperti halnya yang diberikan oleh sekolah-
sekolah Belanda tidak dikenal. Mereka hanya mengenal ijazah sebagai
tanda seberapa kualitas ilmu agama yang didapatkan dari para
guru/kyainya, sementara sekolah-sekolah Belanda didirikan untuk melatih
warga negara Indonesia bagi pemenuhan (salah satunya) profesi Pamong
Praja.   Perubahan keinginan bangsa Indonesia terlihat dengan adanya
madrasah, yang eksistensinya merupakan usaha menyempurnakan
terhadap sistem pesantren ke arah suatu sistem yang lebih memungkinkan
lulusan-lulusannya memperoleh kesempatan yang sama dengan sekolah
umum yaitu kesamaan kesempatan kerja dan perolehan ijazah.  
Di dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri, ditetapkan:
ijazah madrasah dapat mempunyai nilai yang sama dengan nilai ijazah
sekolah umum yang setingkat, lulusan madrasah dapat melanjutkan ke
sekolah umum setingkat lebih atas, dan siswa madrasah dapat berpindah
ke sekolah umum yang setingkat.   
Di sini bisa disimpulkan bahwa penilaian keberhasilan pendidikan
yang ada awalnya hanya keakhiratan, kemudian meluas ke keduniawian.

14
BAB III
PENUTUP

15
A. Kesimpulan
Dari pemaparan di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa pembaharuan
pendidikan Islam akan memberi pengertian bagi kita, sebagai suatu upaya
melakukan proses perubahan kurikulum, cara, metodologi, situasi dan
pendidikan Islam dari yang tradisional (ortodox) kearah yang lebih rasional,
dan professional sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi saat itu.
Secara garis besar ada beberapa faktor yang mendorong terjadinya
proses pembaharuan pendidikan Islam.yaitu faktor internal dan faktor
eksternal.  Pembaharuan pendidikan Islam di mulai pada kerajaan Turki
Utsmani. Dimana pembaharuan pendidikan Islam ini terjadi bermula dari
kekalahan-kekalahan Utsmani dalam peperangannya dengan Eropa.
Adapun pola yang digunakan adalah Pola pembaharuan pendidikan
Islam yang berorientasi kepada pola pendidikan modern di Eropa, Pola
pembaharuan pendidikan Islam yang berorientasi pada sumber ajaran Islam
yang murni dan Pola pembaharuan pendidikan Islam yang berorientasi pada
nasionalisme.
Lahirnya SKB 3 Menteri ini tampaknya telah dijadikan sumber
inspirasi. Peristiwa dan langkah pada periode itu bisa dipandang sebagai
momen strategis bagi eksistensi dan perkembangan madrasah pada masa
berikutnya. Madrasah tidak saja tetap eksis dan dikelola oleh Departemen
Agama, tetapi sekaligus diposisikan secara mantap dan tegas seperti halnya
sekolah dalam sistem Pendidikan Nasional.
B. Saran
Demikian makalah yang kami susun, semoga dapat memberikan
manfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca umumnya. Penyusun
menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
makalah kami.
DAFTAR PUSTAKA

16
Daulay, Haidar Putra. 2013. Pendidikan islam dalam Lintasan Sejarah, Kajian
dari Zaman Pertumbuhan Sampai Kebangkitan. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.

Engku, Iskandar dan Siti Zubaidah. 2014. Sejarah Pendidikan Islami. Jakarta: PT.
Remaja Rosdakarya.

Kodir, Abdul. 2015.Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: CV Pustaka Setia.

Nasution, Harun, 1996. Pembaharuan dalam Islam, Jakarta: Bulan Bintang.

Ramayulis. 2011. Sejarah Pendidikan Islam: Perubahan Konsep, Filsafat, dan


Metodologi dari Era Nabi SAW sampai Ulama Nusantara. Jakarta: Kalam
Mulia,

Subhan, Arief, 2012. Lembaga pendidikan islam indonesia abad ke-20. Jakarta:


kencana.

Yusrianto, Edi, 2011. Lintasan Sejarah Pendidikan Islam. Pekanbaru : Intania


Grafika.

Zuhairini dkk, 1995. Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara

17

Anda mungkin juga menyukai