abstrak
Pendidikandari perspektif Islam, sebagai proses hidup
yang panjang dan fungsi pendidikan agama Islam, harus berusaha
untuk mengajar dan membantu siswa memperoleh berbagai aspek
pengetahuan dalam parameter Islam melalui penggunaan
kurikulum yang dirancang dengan baik. Tulisan ini mencoba
untuk menyelidiki dan membahas pengembangan kurikulum
agama Islam di negara-negara Muslim dengan penekanan pada
Asia Tenggara khususnya Indonesia dan Malaysia. Ini dimulai
dengan sejarah singkat tentang reformasi kurikuler pendidikan
agama di negara-negara Arab dan dampaknya terhadap Asia
Tenggara. Kemudian, berfokus pada reformasi dalam kurikulum
pendidikan agama dan tantangan yang dihadapi oleh kedua
negara. Beberapa saran yang diajukan untuk mencapai tujuan
dihargai pendidikan agama Islam dan kemajuan reformasi
kurikuler Islam di negara-negara Muslim.
Pendahuluan
Pendidikan merupakan salah satu aspek yang paling penting
dalam pembangunan manusia dan mungkin lembaga sosial yang
paling berpengaruh dalam masyarakat. Secara umum, pendidikan
adalah untuk mengirimkan seperangkat keyakinan, nilai, norma,
memahami dari generasi dewasa untuk pemuda-nya. Islam
memandang pendidikan sebagai bentuk ibadah (ibadah) di mana
Muslim berbagi seperangkat nilai-nilai berdasarkan Al-Quran
(sumber mendasar dan paling dapat diandalkan untuk berbagai
bidang pengetahuan) dan Sunnah. Hassan, K. (1989)
menggambarkan Pendidikan dari perspektif Islam, sebagai proses
hidup yang panjang mempersiapkan individu untuk
mengaktualisasikan perannya sebagai khalifah (Khalifah) Allah di
bumi dan dengan demikian memberikan kontribusi sepenuhnya
kepada rekonstruksi dan pembangunan masyarakat di untuk
mencapai kesejahteraan di dunia dan akhirat.
Dalam rangka untuk datang ke beberapa kesepakatan
mengenai tujuan pendidikan Islam, mungkin bermanfaat untuk
pertama memperoleh definisi pendidikan dan pendidikan Islam.
Ashraf (1979) mendefinisikan pendidikan sebagai proses yang
melibatkan tiga penghargaan: individu, masyarakat atau
komunitas yang ia milik dan seluruh isi realitas, baik material dan
spiritual, yang memainkan peran yang dominan dalam
menentukan sifat dan takdir manusia dan masyarakat. Oleh
karena itu, pendidikan memainkan peran yang sangat penting dan
merupakan pilar bagi pembangunan nasional di banyak
masyarakat. Al-Attas (1984) memelihara
* Institute of Education (insted), International Islamic University,
Malaysia
bahwa tujuan pendidikan Islam adalah untuk tidak menjejalkan
kepala murid dengan fakta-fakta tetapi untuk mempersiapkan
mereka untuk hidup kemurnian dan ketulusan. Komitmen total ini
untuk membangun karakter berdasarkan cita-cita etika Islam
adalah tujuan tertinggi pendidikan Islam. Di sini ia menekankan
pada pembentukan karakter yang perlu dibentuk bersama-sama
dalam kurikulum pendidikan yang dianggapnya sebagai tujuan
tertinggi pendidikan Islam. Definisi yang lebih komprehensif dari
pendidikan Islam itu terdiri pada Konferensi Dunia Pertama
tentang Pendidikan Islam di Makkah pada tahun 1977, kata-kata
berikut:
Pengalaman Indonesia
Setelah kejatuhan Kekaisaran Ottoman seluruh Muslim Dunia
benar-benar didominasi oleh negara-negara kolonial Barat,
khususnya Inggris, Perancis, Spanyol, Belanda dan sebagainya.
Negara-negara Asia Tenggara diperintah oleh Inggris dan
Belanda. Inggris menjajah Malaya dan Kalimantan Utara, dimana
Belanda memerintah Indonesia. Pemerintahan Belanda di
Indonesia berlangsung selama lebih dari tiga ratus tahun yang
digunakan cakar besi untuk menekan sekolah-sekolah swasta
yang berusaha untuk mendirikan carders untuk melawan penjajah.
Islam adalah di Indonesia dominan Agama dengan sekitar 88%
dari penduduknya mengidentifikasi sebagai
Muslim,menjadikannya negara mayoritas Muslim yang paling
padat penduduknya di dunia.
Pengalaman Malaysia
References
Abdul, HM (1995) Pendidikan Islam di Malaysia (Institut
Pengajian Ilmu-ilmu Islam (IPI-ABIM) Jilid 7 Bil 2.Dis
1994 – Jan 1995.Kajang Selangor.
STAR 12/Jan/2003