Anda di halaman 1dari 3

Nama : Neng Tatu Rahmawati

Mata Kuliah : Filsafat Pendidikan Islam

Semester : VI-A

Program : PAI

1. (a). bagaimanakah fungsi filsafat pendidikan islam terhadap pendidikan islam?


Fungsinya sebagai arah pengembangan konsep-konsep filosofis tentang
pendidikan islam yang implikasinya menghasilkan teori” baru yang akan
dikembangkan ilmu pendidikan islam, sehingga membawa hasil yang lebih besar
tehadap pendidikan islam itu sendiri, selain itu fungsi filsafat pendidikan islam
terhadap pendidikan islam juga untuk lebih kearah perbaikan dan pembaharuan
serta pengembangan pelaksanaan pendidikan islam.

(b). bagaimanakah pengolahan sumber filsafat pendidikan islam ?

Pertama, bahan-bahan yang akan digunakan untuk pengolahan filsafat pendidikan.


yaitu, al-Qur’an dan al-Hadits yang disertai pendapat ulama serta para filosof lainnya;
dan bahan yang diambil dari pengalaman empirik dalam praktek pendidikan.Kedua,
metode pencarian bahan. melalui studi kepustakaan dan studi lapangan. Namun, khusus
dalam menggunakan al-Qur’an dan hadits dapat digunakan jasa Ensiklopedi al-Qur’an
dan Hadits. Ketiga, Metode pembahasan, metode yang berdasarkan pendekatan rasional
dan logis maka cara menggali dapat dilakukan dengan menggunakan metode berpikir
induktif, induktif dan deduktif. Keempat, pendekatan. Pendekatan ini biasanya diperlukan
dalam analisa, dan berhubungan dengan teori-teori keilmuan tertentu yang akan dipilih
untuk menjelaskan fenomena tertentu pula. Selanjutnya yang harus digunakan adalah
perpaduan dari ketiga ilmu tersebut, yaitu filsafat, ilmu pendidikan, dan keislaman

2. Arti , Prinsip, Dasar dan Tujuan Pendidikan Islam


 Arti Pendidikan Islam
pendidikan Islam adalah pendidikan yang “berwarna” Islam. Maka pendidikan
Islami adalah pendidikan yang berdasarkan islam. Dengan demikian nilai-nilai
ajaran islam itu sangat mewarnai dan mendasari seluruh proses pendidikan.
(Zakiah Derajat, dkk, Pendidikan Islam Keluarga dan Sekolah (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1995) 86
 Prinsip pendidikan islam
1. Berdasarkan ayat Qauliyah dan Kauniyah (wahyu dan hukum alam)
2. Pengembangan terhadap potensi bertauhid berdasarkan kebenaran,kebaikan
dan keindahan
3. Mensinergikan antara akidah,ibadah dan muamalah dalam arti luas yang
sesuai dengan asas normatif, filosofis, sosiologis dan psikologis
4. Seimbang antara dua alam kehidupan yakni dunia dan akhirat
5. Berorientasi kepada perubahan, kemajuan dan pembaharuan pemikiran yang
positif sejalan dengan tantagan zaman yang terus berkembang baik nasional
maupun internasional karna islam tidak mengenal batas wilayah
6. Pendidikan berlangsung dari dalam kandungan sampai liang lahat
 Dasar Pendidikan islam
Al-Quran sebagai sumber pertama dan utama dalam ajaran islam mengajarkan
dan mengajak manusia untuk selalu menggunakan akal dan pikirannya untuk
memikirkan seluruh ciptaan Allah swt dan senantiasa untuk mengambil hikmah
darinya, al-quran mempunyai keindahan redaksi yang dipakai, akurasi makna dan
kesempurnaan ruang lingkup baik tentang alam khalqi (semesta alam makro dan
mikro) maupun alam khuluqi(budaya dan peradaban manusia).
Pada sisi lain hadist merupakan penafsiran al-quran tentang landasan praktik
ajaran islam secara faktual . pribadi Nabi Muhammad saw merupakan perwujudan
dari al-Quran yang ditafsirkan untuk manusia sebagai ajaran islam yang
dijabarkan dalam kehidupan sehari-hari
Sebagai dasar Pendidikan islam, al-Quran dan al-Hadis adalah rujukan untuk
mencari, membuat dan mengembangkan paradigma, konsep, prinsip, teori dan
teknik pendidikan islam. Al-Quran dan Hadis merupakan rujukan dalam setiap
upaya pendidikan, dimana rasa dan pikiran manusia bergerak dalam kegiatan
pendidikan mestilah sesuai dengan kebenaran al-quran dan hadis nabi selain itu
keduanya merupakan kernagka normatif dan teoritis pendidikan islam
 Tujuan Pendidikan Islam
Untuk membentuk kepribadian individu berdasarkan hukum-hukum islam sesuai
dengan Al-Quran atau ketetapan Allah swt, agar dapat melaksanakan amalan di
dunia dan memetik hasilnya di akhirat kelak

Azyumardi Azra. 1999. Pendidikan Islam, Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru. Logos
Wacana Ilmu, Jakarta, hal, 9. 13Hamruni. 1999. Strategi Pembelajaran di Perguruan Tinggi
(teknik mengaktifkan kelas). Makalah workshop pendidikan dosen IAIN SUKA, jogjakarta, hal. 4.
3. Menyadari berbagai karakteristik mentalitas masyarakat sebagai dampak dan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi, persoalan pendidikan Islam semakin kompleks dan
rumit. Pendidikan Islam dewasa ini menghadapi beberapa problem berat, antara lain
terjadinya inefisiensi eksternal berupa tidak dipakainya keluaran pendidikan Islam pada
pasar tenaga kerja. Kalaupun dipakai, pekerjaan itu berbeda dengan pendidikan yang
diperoleh di bangku kuliah (mismatch), maka pendidikan Islam harus mampu
mempersiapkan manusia yang berkualitas, bermoral tinggi dalam menghadapi perubahan
masyarakat yang begitu cepat, sehingga produk pendidikan Islam tidak hanya melayani
kebutuhan untuk akhirat, tetapi hendaknya mampu bersaing secara kompetitif dan
proaktif dalam dunia masyarakat modern terutama dalam bekerja. apapun profesi itu
harus didukung dengan profesionalisme yang tinggi. karena ketatnya persaingan. Pada
era pasar bebas, sarjana agama akan bersaing tidak hanya dengan temennya sendiri tapi
dari sarjana luar negeri juga. maka peran yang harus dimainkan oleh sarjana agama, yaitu
sebagai guru agama, guru ngaji, mubaligh atau da’i, penyuluh agama, hakim agama,
konsultan hukum agama, dan pemikir agama. Azra, Azyumardi. 1999. Pendidikan Islam; Tradisi
dan Modernisasi Menuju Milenium Baru, Jakarta: Logos Wacana Ilmu. Langgulung, Hasan. 1980. Beberapa
pemikiran tentang pendidikan Islam, Bandung: AlMa’arif.
4.

Anda mungkin juga menyukai