Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ALIRAN KHAWARIJ DAN ALIRAN MURJI’AH


Diajukannya hanya untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliah Ilmu Kalam

Dosen Pengampu, Drs. H. Sarwani

Disusun Oleh,

Idoh Mahfudzoh: 1811104068

Indri Novianti: 1811104070

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SYEKH MANSHUR (STAISMAN)

PANDEGLANG

2019
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya kepada kami,
sehingga berkat karunianya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ALIRAN
KHAWARIJ DAN MURJI’AH” makalah ini diajukan hanya untuk memenuhi salah satu tugas
Mata kuliah Ilmu Kalam.

Sholawat dan salam semoga tercurah limpahkan kepada nabi kita yakni nabi Muhammad SAW.
Kepada keluarganya, sahabatnya dan semoga sampai kepada kita selaku umatnya.

Dalam membuat makalah kami selaku penyusun hanya sebatas ilmu yang bisa kami sampaikan
yakni mengenai”ALIRAN KHAWARIJ DAN MURJI’AH” Kami menyadari bahwa keterbatasan
pengetahuan dan pemahaman kami tentang aliran kalam memberikan keterbatasan kami juga
dalam membuat makalah ini.

Namun terlepas dari itu kami mengakui bahwa makalah yang kami buat jauh dari kata
sempurna,sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun,demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik,semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita
dapat mengetahuinya.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Pandeglang,17 Februari 2019

( Kelompok 1 )
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagaimana kita ketahui bahwa begitu banyak aliran-aliran yang muncul dalam proses
perkembangan ilmu kalam, sehingga banyak pertanyaan-pertanyaan yang mungkin timbul
dari diri kita tentang apa dan bagaimana aliran-aliran tersebut.
Tidak dapat dipungkiri bahwa munculnya beberapa golongan dan aliran dalam islam
pada dasarnya berawal dari menyikapi permasalahan politik yang terjadi diantara umat islam,
yang akhirnya merebak pada persoalan teologi dalam islam.
Ego kesukuan dan kelompok yang saling mementingkan kelompok masing-masing
memuncak pada masa kekhalifahan utsman bin affan, yaitu pada tahun ke-7 sampai masa Ali
bin Abi Thalib yang mereka anggap sudah menyeleweng dari ajaran agama islam, sehingga
terjadilah saling bermusuhan bahkan saling membunuh sesama umat islam. masalah
pembunuhan adalah dosa besar dalam islam, dalam menyikapi masalah inilah persoalan
politik mengarah pada teologi dalam islam.
Diantaranya adalah Aliran khawarij dan murji’ah yang akan kami bahas dalam makalah
ini . semoga dari sini kita tahu bisa melihat seluk beluk dan juga permasalahan-permasalahan
yang timbul akibat pemikiran yang digagas oleh orang-orang yang menganut khawarij
maupun murjiah.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud Aliran khawarij dan bagaimana sejarahnya?
2. Apa saja doktrin-doktrin dan subsekte Aliran khawarij?
3. Apa yang dimaksud dengan aliran murji’ah dan bagaimana sejarahnya?
4. Apa saja doktrin-doktrin dan subsekte aliran murji’ah?
5. Apa perbandingan antara khawarij dan murji’ah?
BAB II

PEMBAHASAN
A. ALIRAN KHAWARIJ
1. Sejarah kemunculan Aliran Khawarij
Secara etimologi kata khawarij berasal dari bahasa arab, yaitu kharaja yang
berarti keluar, muncul, timbul, atau memberontak. Artinya setiap muslim yang ingin
keluar dari kesatuan umat islam.
Sedangkan secara terminologi yang di maksud khawarij adalah suatu
sekte/kelompok/aliran pengikut Ali bin Abi Thalib RA yang keluar meninggalkan
barisan karena ketidaksepakatan terhadap keputusan Ali bin Abi Thalib yang
menerima arbitrase (Tahkim dalam perang siffin pada tahun 37H/ 648 M, dengan
kelompok Bughat (pemberontak) Muawiyah bin Abi Sofyan perihal persengketaan
khilafah.
Kelompok khawarij pada mulanya memandang Ali bin Abi Thalib RA dan
pasukannya berada di pihak yang benar, karena Ali merupakan khalifah yang sah
yang telah di bai’at mayoritas umat islam, sementara muawiyah berada di pihak yang
salah karena memberontak khalifah yang sah. Berdasarkan estimasi khawarij pihak
ali hampir memperoleh kemenangan pada peperangan itu, tetapi karena ali menerima
tipu daya licik ajakan damai muawiyah, akhirnya kemenangan itu menjadi raib.
Ali sebenarnya sudah mencium kelicikan dibalik ajakan damai kelompok
muawiyah, sehingga ia bermaksud untuk menolak permintaan itu, namun karena ada
desakan dari sebagian pengikutnya terutama ahli qurra seperti Al-Asyat bin Qois,
Mas’ud bin Fudaki dan Zaid bin Asytar untuk menghentikan peperangan.1

1
Abdul Rozak,Ilmu Kalam,Cet.1,(Bandung:PT.Pustaka Setia,2001),50
Setelah menerima ajakan damai, Ali bermaksud mengirimkan Abdullah bin
Abbas sebagai delegasi juru bicara damai, tetapi orang-orang khawarij menolaknya.
Mereka beralasan bahwa Abdullah bin Abbas berasal dari kelompok Ali. Kemudian
mereka mengusulkan agar Ali mengirim Abu Musa Al-Asy’ari dengan harapan dapat
memutuskan perkara berdasarkan kitab Allah.
Keputusan tahkim yakni Ali diturunkan dari jabatnnya sebagai khalifah dan
mengangkat muawiyah menjadi khalifah pengganti Ali. Mereka membelot dengan
mengatakan” mengapa kalian berhukum pada manusia, tidak ada hukum selain
hukum yang ada di sisi Allah. Imam Ali menjawab,” itu adalah ungkapan yang benar,
tetapi mereka yang salah mengartikan. Pada saat itu juga mereka keluar dari pasukan
Ali dan menuju Harura.
Kelompok ini melanjutkan perlawanan kepada muawiyah yang di pimpin oleh Wahab
Ar-Rasibi.
1. Doktrin-diktrin dan subsekte Aliran Murji’ah
Pandangan politik
- Khalifah atau imam harus di pilih secara bebas oleh seluruh umat islam
- Khalifah tidak harus berasal dari keturunan arab
- Khalifah dipilih secara permanen selama yang bersangkutan bersikap adil dan
menjalankan syari’at islam
- Khalifah sebelum Ali adalah sah, tetapi setelah tahun ke-7 dari kekhalifahan
usman di anggap telah menyeleweng
- Kekhalifahan Ali dianggap sah, tetapi setelah terjadi arbitrase ia dianggap
menyeleweng
- Muawiyah dan Amr bin Ash serta Abu Musa Al-Asy’ari juga dianggap
menyeleweng dan telah menjadi kafir
- Pasukan perang jamal yang melawan Ali juga kafir.2

2
Ibid.,hlm. 51
2. Doktrin teologi dan sosial
- Seseorang yang berdosa besar tidak lagi disebut muslim, sehingga harus di
bunuh
- Adanya wa’ad dan wa’id
- Setiap muslim harus berhijrah dan bergabung dengan golongan mereka
- Seseorang harus menghindra dari pimpinan yang menyeleweng
- Amar ma’ruf nahi munkar
- Memalingkan ayat Al-Qur’an yang mutasyabihat
- Al-Qur’an adalah makhluk
- Manusia bebas memutuskan perbuatan nya bukan dari tuhan.
3. Secara umum Al-syahrastani menjelaskan bahwa khawarij pecah menjadi 8
subsekte
- Al-muhakkim, al-ula, al-azariqah, al-najdat, al-baihasiyyah, al-ajaridah, al-
ibadiyyah, dan as-syufriyyah.3

B. ALIRAN MURJI’AH
1. Sejarah kemunculan Aliran Murji’ah
Nama Murji’ah diambil dari Al-Irjo atau arja’a yang bermakna penundaan,
penanggungan dan pengharapan. Dengan demikian mereka berdiri di seberang yang
berlawanan dengan khawarij. Madzhab mereka dapat disebut dengan madzhab
tasamu (Toleransi), yakni toleransi agama antara kelompok-kelompok orang mukmin
dalam batas-batas islam. tidak ada saling mengkafirkan dan tidak ada pula saling
mengutuk.
Kelahiran firkah murji’ah tidak begitu jelas, tetapi dapat di batasi waktu
munculnya yaitu pada dekade terakhir abad pertama. firkah ini lahir sebagai reaksi
terhadap kehiporbolisan khawarij, dalam aqidah mereka dari segi pengkafiran bahwa
amal adalah yang tidak terpisahkan dari iman.

3
Atang ABD.Hakim,Metodologi Studi Islam,Cet.17,(Bandung:PT.Remaja Rosdakarya,2017),154
Menurut khawarij pelaku dosa besar bukanlah seorang mukmin, dan sebaliknya
orang murji’ah mengatakan iman itu Ma’rifatullah (mengenal Allah), tunduk dan
cinta kepada-Nya dengan hati. Adapun ketaatan-ketaatan lain selain dari itu bukan lah
dari iman dan meninggalkannya tidak merusak hakikat iman. sedangkan kufur adalah
ketidaktahuan kepada tuhan secara mutlak.4
2. Doktrin-doktrin dan subsekte Aliran Murji’ah
- Menunda hukuman atas Ali, Muawiyah, Amr bin Ash, dan Abu Musa Al-
Asy’ari yang terlibat tahkim dan menyerahkan kepada Allah di hari kiamat
kelak.
- pemberian harapan terhadap orang muslim yang berdosa besar untuk
memperoleh ampunan dan rahmat dari Allah
- meletakan pentingnya iman dari pada amal
- menyerahkan keputusan kepada Allah atas orang muslim yang berdosa besar.
3. Imam Al-syahrastani menjelaskan bahwa Murjiah terbagi menjadi 6 subsekte yaitu:
- Al-Yunusiyyah, al- Ubaydillah, al-Ghasaniyyah, al-Tsaubaniyyah, al-
Tumaniyyah, dan al-Shalihiyyah.

C. Perbandingan antara Aliran Khawarij dan Murji’ah


 Dalam hal menyikapi pelaku dosa besar
Aliran khawarij langsung memfonis bahwa semua pelaku dosa besar, kecuali
sekte al-najdah ( kafir atau murtad sehingga wajib dibunuh dan akan disiksa di
neraka selama-lamanya. Sekte al-Azariqah menggunakan istilah musyrik yaitu
tidak mau bergabung dan tidak sepaham dengan mereka. Pelaku dosa besar
keimanannya menjadi kafir millah (agama) yang berarti keluar dari islam kekal
bersama kafir lainnya.

4
Ibid., hal. 155
Sedangkan Aliran murji’ah memberikan pengharapan kepada masyarakat. Sekte
murji’ah ekstrim bahwa perbuatan maksiat tidak dapat membawa kekufuran, mereka
memandang pelaku dosa besar tidak akan disiksa di neraka. Sekte murji’ah moderat
pelaku dosa besar tidaklah menjadi kafir.

 Dalam menyikapi iman dan kufur


Aliran Khawarij memandang masalah iman dan kufur lebih kepada politik di
banding ilmiah-teoritis. Menurutnya iman tidak hanya semata-mata percaya
kepada Allah akan tetapi mengerjakan segala perintah agama pula.
Aliran Murji’ah ekstrim berpandangan bahwa keimanan terletak di dalam
kalbu. Sementara murji’ah moderat berpandangan bahwa pelaku dosa besar
tidaklah menjadi kafir meskipun disiksa dalam neraka, ia tidak kekal di dalamnya,
bergantung kepada dosa yang ia lakukan.5

5
Abdul Rozak,Ilmu Kalam,Cet.1,(Bandung:Pustaka Setia,2001),60
BAB III

KESIMPULAN
Secara etimologi kata khawarij berasal dari bahasa Arab, yaitu kharaja yang berarti
keluar, muncul, timbul atau memberontak, yang artinya keluar dari barisan Ali. Terdapat 3
doktrin pokok dalam khawarij diantaranya Teologi, politik, dan sosial. Dalam perkembangan
subsekte pula khawarij memiliki 8 macam.

Murji’ah diambil dari Al-Ijro’ yaitu menangguhkan, mengakhirkan, yang artinya


menangguhkan hukuman terhadap pelaku dosa besar sampai hari kiamat dan menyerahkan
perkaranya kepada tuhannya, ajarannya ialah bersumber dari doktrin irja baik persoalan politik
maupun teologis. Dan dolongan ini di bagi ke dalam kelompok besar yakni golongan moderat
dan ekstrim.
DAFTAR PUSTAKA
Rozak Abdul, Ilmu Kalam.2001. Bandung : Pustaka Setia.

Hakim Atang Abdul, Metodologi Studi Islam.2017.Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai