Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

Pengantar Teologi Islam

“Aliran Khawarij dan Aliran Murjiah ”

Di Susun Oleh :

Kelompok VII

Nesya 212060005

Alias 212060015

JURUSAN AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI DATOKARAMA PALU

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat serta karunia-Nya, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini
untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Teologi Islam dengan judul “Aliran
Khawarij dan Aliran Murjiah”.

Shalawat dan salam mudah-mudahan senantiasa Allah SWT karuniakan kepada Nabi
paling mulia yaitu Nabi Muhammad SAW, serta para keluarga dan sahabat-sahabatnya
sepanjang masa.

Semoga makalah yang sederhana ini bisa dengan mudah dimengerti dan dapat dipahami
maknanya. Kami meminta maaf apabila ada kesalahan kata dalam penulisan makalah ini,
serta bila ada kalimat yang kurang berkenan untuk dibaca. Kami sangat mengharapkan
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun demi sempurnanya makalah
ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan, Aamiin.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

B. Rumusan Masalah.

C. Tujuan.

BAB II : PEMBAHASAN

A. Sejarah Munculnya Kaum Khawarij.

B. Ajaran Pokok, Tokoh, dan Sekte Kaum Khawarij.

C. Sejarah Munculnya Kaum Murjiah.

D. Ajaran Pokok, Tokoh, dan Sekte Kaum Murjiah.

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan

Daftar Pustaka

BAB I

PEMBUKAAN
A. Latar Belakang.

Al Khawarij secara etimologis berasal dari kata tunggal “Kharij”dan “Khariji di


salurkan dari kata Al Kharij yang semuanya memiliki makna yang sama yaitu di luar atau
bagian luar. Menurut terminologi para ulama dengan mengambil pengertian politik
secara umum, yaitu setiap yang keluar dari pemimpin yang sah secara syar'i di setiap
zaman.

Kelompok ini muncul akibat fitnah besar yang terjadi antara 656 dan 661 Masehi yang
dikenal dengan sebutan Khawarij (orang-orang yang keluar, jamak dari Khariji). Ketika
khalifah Ali bin Abi Thalib setuju untuk menyerahkan masalah pertikaian dengan
Muawiyah bin Abi Sufyan kepada arbitrasi (tahkim atau penjurian) pada perang Shiffin.
Kemudian golongan ini memisahkan diri dari kelompok Ali bin Abi Thalib.

B. Rumusan Masalah.

1. Bagaimana sejarah munculnya kaum Khawarij ?

2. Bagaimana ajaran pokok kaum Khawarij ?

3. Bagaimana sejarah munculnya kaum Murjiah ?

4. Bagaimana ajaran pokok kaum Murjiah ?

C. Tujuan Penulisan.

Dalam penulisan makalah ini, kami mencoba mengulas tentang sejarah


kemunculan Khawarij, sejarah kemunculan Murjiah, dan paham Khawarij dan Murjiah.

BAB II

PEMBAHASAN
A. Sejarah Munculnya Kaum Khawarij.

Aliran Khawarij muncul bersamaan dengan aliran Syi'ah. Masing-masing muncul


sebagai sebuah aliran pada masa pemerintahan Khalifah 'Ali ibn Abi Thalib. Aliran
Khawarij untuk pertama kali muncul di kalangan tentara 'Ali ketika peperangan
memuncak antara pasukan 'Ali dan pasukan Mu'awiyah. Ketika merasa terdesak oleh
pasukan 'Ali, Mu'awiyah merencanakan untuk mundur, tetapi kemudian terbantu
dengan munculnya pemikiran untuk melakukan tahkim.

Peperangan ini erat kaitannya dengan dilema pelantikan atau pengangkatan 'Ali
bin Abi Thalib sebagai khalifah. Seperti diketahui bahwa dalam pengangkatan 'Ali bin Abi
Thalib sebagai khalifah tidaklah semulus pengangkatan tiga khalifah sebelumnya, yaitu
Abu Bakar al-Shiddiq, 'Umar bin Khattab, dan 'Utsman bin Affan, tetapi mendapat
tentangan dari berbagai pihak. Pihak-pihak yang menentang itu, yang termashur di
antaranya, datang dari kelompok Thalhah (bersama Zubeir dan Aisyah), dan Mu'awiyah.
Tantangan dari Thalhah dengan cepat dapat diatasi oleh 'Ali tanpa berbuntut panjang.
Thalhah dan Zubeir mati terbunuh, sedangkan Aisyah sendiri berhasil ditawan dan
dipulangkan kembali ke Mekah. Sebaliknya, tantangan dari Mu'awiyah, sekalipun dapat
diatasi dengan cepat pula oleh 'Ali melalui sebuah pertempuran di Shiffin, namun
ternyata mendatangkan buntut panjang dan serius. Pertempuran antara 'Ali dengan
Mu'awiyah tidak habis di Shiffin saja, tetapi berlanjut pada proses tahkim yang
kontroversial, atau lebih dikenal dengan peristiwa Arbitrase.

Proses arbitrase yang kontroversial inilah yang memicu munculnya kelompok


Khawarij, yaitu kelompok umat Islam yang keluar dari barisan 'Ali yang kecewa dengan
keputusan sidang. Pendapat lain mengatakan, 'Ali memutuskan untuk menerima
keputusan tahkim dari Mu'awiyah karena dipaksakan oleh sekelompok orang yang
keluar dan memaksa 'Ali untuk menerima tahkim. Kedua belah pihak sepakat untuk
mengangkat seorang hakam dari masing-masing. Mu'awiyah memilih 'Amr ibn al-'Ash.
Sementara itu, 'Ali pada mulanya hendak mengangkat 'Abdullah ibn' Abbas, tetapi atas
desakan pasukannya yang keluar itu, akhirnya mengangkat Abu Musa al-'Asy'ari.

Upaya tahkim akhirnya berakhir dengan suatu keputusan, yaitu menurunkan 'Ali
dari jabatan khalifah dan mengukuhkan Mu'awiyah menjadi penggantinya. Hasil tahkim
ini lebih menguntungkan para pendukung pemberontak yang dipimpin Mu'awiyah.
Anehnya, kelompok yang semula memaksa 'Ali untuk menerima tahkim dan menunjuk
orang yang menjadi hakim atas pilihan mereka itu, belakangan memandang perbuatan
tahkim sebagai kejahatan besar. Kemudian mereka menuntut 'Ali agar segera bertaubat
kerena dipandang telah berbuat dosa besar. Menurut mereka, 'Ali yang menyetujui
untuk ber-tahkim berarti telah menjadi kafir, sebagaimana mereka juga telah menjadi
kafir, tetapi kemudian bertaubat. Pandangan kelompok ini kemudian diikuti oleh orang-
orang Arab pegunungan. Semboyan mereka yang terkenal adalah, "Tidak ada hukum
kecuali hukum Allah". Mereka kemudian memerangi 'Ali, setelah terlebih dahulu
berdialog dengan 'Ali, kemudian mengukuhkan pendapatnya.
B. Ajaran Pokok, Tokoh, dan Sekte Kaum Khawarij.

1. Ajaran Pokok Kaum Khawarij.

Dalam hal ini ada beberapa prinsip yang esensial sebagai ajaran pokok bagi khawarij,
yaitu:

a. Masalah Khilafah.

Menurut mereka pengangkatan khilafah akan sah hanya jika berdasarkan pemilihan
yang benar-benar bebas dan dilakukan oleh semua umat Islam tanpa diskriminasi. Yang
berhak menjadi khalifah di sini tidak terbatas pada kaum Quraisy saja, tetapi semua
orang Islam yang memiliki kemampuan untuk menyandang jabatan tersebut berhak
untuk menjadi khalifah. Seorang khalifah yang terpilih tetap berada pada masa
jabatannya dan wajib ditaati oleh seluruh kaumnya jika ia berlaku adil melaksanakan
syariat serta tidak melakukan penyimpangan. Namun, jika ia melakukan penyimpangan
dari kebenaran maka ia harus dipecat atau dibunuh dalam hal ini ketika masa Khalifah
Abu Bakar dan Umar bin Khattab kaum khawarij secara keseluruhan menerima dan
menganggap mereka tidak menyimpang dari ajaran Allah SWT.

Sedangkan pada masa Khalifah Utsman bin Affan kaum khawarij ini menganggap bahwa
Khalifah Utsman bin Affan ini telah menyeleweng dari kebenaran dan keadilan di akhir
masa jabatannya. Oleh karena itu pada paham mereka sudah selayaknya Khalifah
Usman bin Affan ini dibunuh karena telah melakukan penyelewengan. Hal ini juga
senada terhadap Ali bin Abi Thalib yang telah dianggap melakukan kesalahan sesudah
peristiwa arbitrase.

b. Persoalan Mukmin dan Kafir.

Keimanan menurut paham khawarij merupakan kesatuan antara keyakinan dan


perbuatan artinya iman di sini tidak cukup hanya dengan pengakuan tiada Tuhan selain
Allah dan nabi Muhammad adalah utusannya melainkan harus juga disertai dengan amal
sholeh. Menurut mereka seseorang yang mengaku beriman tapi tidak melakukan
kewajiban-kewajiban agamanya berarti imannya itu tidak benar. Dengan demikian,
mereka sudah dianggap menjadi kafir.

Sedangkan kafir sendiri menurut mereka adalah pengingkaran terhadap adanya Allah
dan rasulnya serta berbuat dosa besar. Kedua permasalahan inilah yang menjadi
polemik berkepanjangan di dalam tubuh golongan Khawarij terlihat bahwa mereka
menganggap segala sesuatu yang tidak mereka sukai adalah sebagai sebuah dosa yang
besar dan pelakunya itu dihukum kafir. Namun dalam perkembangan, perbedaan paham
diantara mereka dalam menyikapi kedua permasalahan di atas akhirnya menjadikan
mereka terpecah-pecah menjadi beberapa subsekte yang masing-masingnya
mempunyai pendapat tersendiri.
2. Tokoh-tokoh Kaum Khawarij.

Diantara tokoh-tokoh Khawarij yang terpenting adalah Abdullah bin Wahab al-Rasyidi,
pimpinan rombongan sewaktu mereka berkumpul di Harura (pimpinan Khawarij
pertama), Urwah bin Hudair, Mustarid bin sa’ad, Hausarah al-Asadi, Quraib bin Maruah,
Nafi’ bin al-azraq (pimpinan al-Azariqah), Abdullah bin Basyir, Zubair bin Ali, Qathari bin
Fujaah, Abd al-Rabih, Abd al Karim bin ajrad, Zaid bin Asfar,Abdullah bin ibad.

3. Sekte-sekta Kaum Khawarij.

Ada enam sekte yang terkenal dalam golongan Khawarij, yaitu:

1. Al-Muhakkimah.

2. Al-Azariqah.

3. Al-Najdat.

4. Al-Ajaridah.

5. Al-Sufriyyah.

6. Al-Ibadiyyah.

C. Sejarah Munculnya Kaum Murjiah.

Murji'ah berasal dari kata arja'a yaitu menunda ataupun menangguhkan atau juga
penangguhan keputusan atas perbuatan seseorang sampai di pengadilan Allah SWT
kelak.

Aliran ini muncul dilatar belakangi oleh persoalan politik, yaitu soal khilafah
(kekhalifahan). Setelah terbunuhnya Khalifah Usman bin Affan, umat islam pada masa
itu terpecah kedalam tiga kelompok yaitu golongan Khawarij, Syi'ah dan Muawiyah.
Dalam merebut kekuasaan, kelompok muawiyyah membentuk Dinasti Umayyah. Syi'ah
dan Khawarij sama-sama menentang kekuasaannya.

Syi'ah menentang Muawiyyah karena menuduh Muawiyyah merebut kekuasaan yang


seharusnya milik Ali dan keturunannya. Sementara itu Khawarij tidak mendukung
muawiyyah karena ia dinilai menyimpang dari ajaran islam. Dalam pertikaian antara
ketiga golongan tersebutlah terjadi saling mengkafirkan, sampai akhirnya muncul
sekelompok orang yang menyatakan diri tidak ingin terlibat dalam pertentangan politik
yang terjadi. Kelompok inilah yang kemudian berkembang menjadi golongan Murji'ah.

D.Ajaran Pokok, Tokoh-tokoh, dan Sekte Kaum Murjiah.

1. Ajaran-ajaran pokok Murjiah.


Iman hanya membenarkan (pengakuan) di dalam hati orang Islam yang melakukan dosa
besar tidak dihukumkan kafir. Muslim tersebut tetap mukmin selama ia mengakui dua
kalimat syahadat. Hukum terhadap perbuatan manusia di tangguhkan hingga hari
kiamat.

2. Tokoh-tokoh Kaum Murjiah.

Murji’ah Moderat antara lain adalah hasan bin Muhammad bin Ali bin Abi Thalib, Abu
Hanifah, Abu Yusufdan beberapa ahli hadits yang berpendapat, bagaimanapun besarnya
dosa seseorang, kemungkinan mendapat ampunan dari tuhan masih ada. Sedangkan
Murjiah ekstrem antara lain ialah kelompok Jahmiyah, pengikut Jaham bin Shafwan.
Kelompok ini berpendapat, sekalipun seseorang menyatakan dirinya musyrik, orang itu
tidak dihukum kafir.

3. Sekte Kaum Murjiah.

Dalam perkembangannya, golongan Murji'ah terbagi menjadi dua, yaitu:

1.Murji'ah Moderat.

2.Murji'ah Ekstrim.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan.

Dapat di tarik kesimpulan, Khawarij adalah sekte yang terbentuk karena tujuan Ali,
ketidakhadiran Ali terhadap dan menerima tahkim, maka akhirnya sekte tersebut keluar
dari kelompok Ali tersebut. Aliran Khawarij ini muncul karena ketidaksetujuan dan
sebagai wujud protes kepada Ali yang telah menerima tahkim, yang pada akhirnya aliran
ini keluar dari kelompok Ali. Aliran Khawarij memiliki doktrin-doktrin pokok yang
sifatnya terlalu radikal, anarkis, yang memusuhi semua pihak dan tidak mau diatur.

Pada akhirnya aliran ini mengalami perkembangan, yaitu terpecah menjadi sub-sekte
yang kecil-kecil, karena perbedaan pandangan terhadap suatu masalah.

Murji'ah adalah sekelompok atau sekelompok orang yang menunda keputusan


mengenai masalah-masalah yang dihadapi seperti khilafah dan lain sebagainya, sampai
di hadapan Tuhan, ketika manusia menghadap Tuhan nanti.

Latar belakang kemunculan aliran Murji'ah adalah ketidaksetujuan dengan pendapat


kaum Khawarij, yang menghukumi orang-orang kafir yang melakukan dan menyetujui
tahkim. Ajaran pokok murji'ah pada dasarnya bersumber dari gagasan atau doktrin irja
yang diaplikasikan dalam banyak masalah, baik politik maupun teologis. Aliran Murji'ah
mengalami perkembangan, yaitu dengan terbagi menjadi sub-sekte yang kecil-kecil.
Hal itu dikarenakan perbedaan pendapat yang bersifat internal tentang permasalahan-
permasalahan yang muncul. Ajaran pokok murji'ah pada dasarnya bersumber dari
gagasan atau doktrin irja yang diaplikasikan dalam banyak masalah, baik politik maupun
teologis. Aliran Murji'ah mengalami perkembangan, yaitu dengan terbagi menjadi sub-
sekte yang kecil-kecil. Hal itu dikarenakan perbedaan pendapat yang bersifat internal
tentang permasalahan-permasalahan yang muncul.

Ajaran pokok murji'ah pada dasarnya bersumber dari gagasan atau doktrin irja yang
diaplikasikan dalam banyak masalah, baik politik maupun teologis. Aliran Murji'ah
mengalami perkembangan, yaitu dengan terbagi menjadi sub-sekte yang kecil-kecil. Hal
itu dikarenakan perbedaan pendapat yang bersifat internal tentang permasalahan-
permasalahan yang muncul.

DAFTAR ISI

https://youtu.be/Y5TYmVeus-E

https://moraref.kemenag.go.id/documents/article/98077985952827455

https://journal.staimsyk.ac.id/index.php/almanar/article/download/85/83

Makalah Kerangka Berpikir Ilmu Kalam

https://www.kompasiana.com/surya97398/604bfea9d541df0d9614e153/sejarah-
kemunculan-dan-paham-kaum-khawarij-dan-murjiah

Anda mungkin juga menyukai