Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“AL-KHAWARIJ DAN AL-MURJI’AH”

Dosen Pengampu : Dr. M. Amin, S.Ag., M.Pd.I

Mata Kuliah : Aliran Pemikiran Dalam Islam

Disusun Oleh kelompok 1 :

Agustina (105191114221)

Aulia Azmat Sadik (105191113021)

KELAS 6E

PRODI PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MAKASSAR 1445 H/2024


KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya, karena telah memberikan kesempatan kepada kita semua, sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini “Al-Khawarij Dan Al-Murji’ah”

Adapun Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Aliran Pemikiran Dalam Islam. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini karena adanya keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman kami, untuk itu mengharapkan adanya saran ataupun kritikan yang bisa membangun
dari pembawa demi kesempurnaan dari makalah kami.

Makassar, 7 Maret 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................1
C. Tujuan..................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................3
A. Pengertian Al-Khawarij Dan Al-Murji’ah Dan Sejarah Munculnya . 3
B. Pokok-Pokok Ajaran Aliran Al-Khawarij Dan Al Murji’ah...............7
BAB III PENUTUP.......................................................................................10
A. Kesimpulan..........................................................................................10
B. Saran....................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................11

ii
A. LATAR BELAKANG BAB I
PENDAHULUAN

Tidak dapat dipungkiri bahwa munculnya beberapa golongan dan aliran dalam
Islam pada dasarnya berawal dari permasalahan politik yang pada saat itu terjadi diantara
umat Islam, yang akhirnya merebak pada persoalan Teologi dalam Islam. Tegasnya
adalah persoalan ini bermula dari permasalahan Khilafah, yakni tentang siapa orang yang
berhak menjadi Khalifah dan bagaimana mekanisme yang akan digunakan dalam
pemilihan seorang Khalifah. Di satu sisi umat Islam masih ingin mempertahankan cara
lama bahwa yang berhak menjadi Khalifah secara turun temurun dari suku bangsa
Quraisy saja. Sementara di sisi lain umat Islam menginginkan Khalifah dipilih secara
demokrasi, sehingga setiap umat Islam yang memiliki kapasitas untuk menjadi Khalifah
bisa ikut dalam pemilihan.
Manusia dalam kedudukannya sebagai Khalifah Fil Adli mendapat kepercayaan
dari Allah SWT. untuk mengemban Amanah yang sangat berat. Dia diciptakan bersama-
sama dengan jin, dengan tujuan untuk senantiasa menyembah dan beribadah kepada
Allah SWT., untuk itu manusia dituntut untuk mendalami, memahami serta
mengamalkan pokok-pokok agamanya (Ushuluddin) dan juga cabang-cabangnya.
sehingga manusia mampu menentukan jalan hidupnya sesuai dengan amanah yang
dibebankan kepadanya.
Ego kesukuan dan kelompok yang saling mementingkan kelompok masing-
masing, memuncak pada masa kekhalifahan Usman Bin Affan, yaitu pada tahun ke 7
kekhalifahan Usman sampai masa Ali Bin Abi Thalib yang mereka anggap sudah
menyeleweng dari ajaran Islam. Sehingga terjadilah saling bermusuhan, bahkan
pembunuhan sesama umat Islam. Masalah pembunuhan adalah dosa besar dalam Islam,
dalam menyikapi masalah inilah persoalan politik merebak ke ranah teologi dalam Islam.
Dalam makalah ini Penulis membahas tentang Sejarah, dan Pokok ajaran golongan
Khawarij dan Murji’ah yang muncul karena terjadinya permasalan politik.

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Siapa dan mengapa kelompok Al-Khawarij dan Al-Murjiah Timbul?
2. Apa saja pokok ajaran dari kelompok tersebut?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui Siapa dan mengapa kelompok Al-Khawarij dan Al-Murji’ah
muncul
2. Untuk mengetahui Apa saja pokok ajaran dari kelompok Al-Khawarij dan Al-Murji’ah

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN AL-KHAWARIJ DAN AL-MURJI’AH DAN SEJARAH TIMBULNYA


1. Pengertian dan sejarah Timbulnya Al-khawarij
a. Pengertian Al-khawarij
Kata khawarij secara etimologis berasal dari bahasa arab kharaja yang
berarti keluar, muncul, timbul, atau memberontak. Berkenaan dengan pengertian
etimologis ini, Syahrastani menyebut orang yang memberontak. Berdasarkan
pengertian etimologi ini pula, khawarij berarti setiap muslim yang memiliki sikap
laten ingin keluar dari kesatuan umat islam. Adapun yang di maksud khawarij
dalam terminology ilmu kalam adalah suatu sekte/kelompok/aliran pengikut Ali
bin Abi Thalib yang keluar meninggalkan barisan karena tidak sepakat terhadap
Ali menerima arbitrase/tahkim dalam perang siffin pada tahun 37 H/648 M
dengan kelompok bughat (pemberontakan) Mu’awiyah bin Abi Sufyan perihal
persengketaan khilafah. Kelompok Khawarij pada mulanya memandang Ali dan
pasukannya berada pada pihak yang benar karena Ali merupakan khalifah sah
yang telah dibai’at mayoritas umat islam, sementara Mu’awiyah berada pada
pihak yang salah karena memberontak kepada khalifah yang sah. Lagi pula,
berdasarkan estimasi Khawarij, pihak Ali hampir memperoleh kemenangan pada
peperangan itu, tetapi karena Ali menerima tipu daya licik ajakan damai
Mu’awiyah, kemenangan yang hampir diraih itu menjadi raib.
Montgomery Watt menjelaskan makna Khawarij sebagai berikut:
1. Khawarij ialah mereka yang keluar atau membuat pemisahan dari kelompok
Ali.
2. Khawarij ialah mereka yang keluar daripada berada di tengah-tengah orang-
orang yang tidak beriman, melakukan hijrah di jalan Allah dan Rasul-Nya,
yaitu memutuskan semua wilayah sosial dengan orang-orang yang tidak
beriman.
3. Khawarij ialah mereka yang telah pergi keluar untuk memerangi Ali di
dalam suasana pemberontakan terhadapnya.

3
4. Khawarij ialah mereka yang keluar dan berperan aktif di dalam berjihad,
yang berlawanan dengan mereka yang hanya duduk di dalam dua kelompok,
dan konsep khuruj ialah keluar dan qu’ud hanya duduk diam, adalah
berbeda (berlawanan) didalam Al-Qur’an.
b. Sejarah timbulnya
Kelompok ini muncul pada waktu terjadi perang Siffin ketika Ali dan
Muawiyah menyetujui dua orang hakim penengah, dari pihak Ali diwakili oleh
Abu Musa al Asyari dan pihak Muawiyah diwakili Amr Bin Ash, peristiwa inilah
yang dikenal dengan Tahkim. Dalam dialog ini, mereka sepakat menjatuhkan
keduanya Ali dan Muawiyah sebagai Khalifah, namun ternyata diluar dugaan
setelah Abu Musa al Asyari mengumumkan kesepakatan tersebut bahwa Ali
mundur sebagai Khalifah namun kemudian ketika giliran Amr Bin Ash yang
bicara justru mengumumkan bahwa menyetujui Ali mundur dan menolak
penjatuhan Muawiyah sebagai khalifah. Sebelum hasil kesepakatan diumumkan
oleh kedua wakil tersebut, ketika tahkim masih berlangsung sebagian dari para
pendukung Ali tiba- tiba berbalik dan berkata “kalian semuanya telah menjadi
kafir dengan memperhakimkan manusia sebagai ganti memperhakimkan Allah
diantara kalian”. Mereka menyitir firman Allah pada Q.S. al-Anfal: 39, yaitu :

‫ص ْير‬ ٰ ٗ ’‫وَقا ِتلُ ْوه حتٰ تَ ْ ن َ ْ ال ِد‬


‫عمل‬ ‫َلّٰال‬ ِ ْ َ‫ا ْنت‬
‫ْون‬ ‫ِبما‬ ‫ِان و ان‬ ّ ‫ْم ى َل و ِفْتَنة ي و ْين ن ه‬
‫ا‬ ‫ِِلل‬ ‫ُّكل‬
‫ه‬ ‫و ك‬ ‫ك‬
Terjemahan:
“Dan perangilah mereka itu sampai tidak ada lagi fitnah, dan agama hanya bagi
Allah semata. Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka sesungguhnya Allah
Maha Melihat apa yang mereka kerjakan”.
Slogan mereka yang terkenal adalah La hukma illa lillah; tidak ada hukum
kecuali milik Allah. Menurut mereka Ali adalah khalifah yang sah dan Muawiyah
adalah aggressor yang membangkang, yang tidak layak untuk ditahkim. Dengan
menyetujui Tahkim ini Ali melakukan dosa besar karena mengingkari ayat-ayat
Allah, dan oleh sebab itu, ia mengeluarkan dirinya sendiri dari komunitas sejati
4
orang beriman. Akhirnya merekapun meninggalkan barisan Ali dan membentuk
kelompok sendiri, mereka inilah yang kemudian disebut khawarij yaitu orang
yang

5
keluar dari persatuan. Mereka keluar dan memisahkan diri dari barisan Ali dan
Muawiyah.
Para pembangkang ini kemudian berkumpul di Harurah di terusan
Nahrawan sehingga mereka disebut juga Haruri. Beberapa waktu kemudian
mereka menjadi orang-orang yang sangat ekstrem dalam pendapat-pendapat
mereka dan sangat melampaui batas. Mereka muncul dengan kekuatan sebesar
4.000 pasukan dibawah pimpinan Abdullah ibn Wahb al-Rasibi. Di tepi kanal
Nahrawan, Ali menyerang barak mereka (659M) dan hampir memusnahkan
mereka, tapi mereka kembali muncul dengan berbagai macam nama dan tetap
menjadi duri bagi kekhalifaan hingga masa dinasti Abbasiyah. Pada 24 Januari
661, ketika Ali dalam perjalanan menuju masjid Kufah, ia terkena hantaman
pedang beracun di dahinya. Pedang tersebut mengenai otaknya, diayunkan oleh
pengikut Khawarij, abd al- Rahman ibn Muljam, yang ingin membalas dendam
atas kematian keluarga seorang wanita, temannya yang terbunuh di Nahrawan. 13
Kekuatan terbesar mereka terpusat di Iraq, benteng terbesar dan terkuat mereka di
daerah Bathaih antara basrah dan kufah. Oleh sebab, dalam waktu yang lama
sekali mereka telah membangkitkan keonaran;anarkisme di mana-mana dan lebih
cenderung membunuh dan menumpahkan darah, maka pada zaman Dinasti
Abbasiyah berkuasa mereka ditumpas dan dimusnahkan.
2. Pengertian dan sejarah timbunya Al-murji’ah
a. Pengertian al-murji’ah
Nama Murji’ah diambil dari kata irja atau arja’a yang bermakna
penundaan, penangguhan, dan pengharapan. Kata arja’a mengandung arti pula
memberi harapan, yakni memberi harapan kepada pelaku dosa besar untuk
memperoleh pengampunan dan rahmat Allah. Selain itu, arja’a berarti pula
meletakkan di belakang atau mengemudikan, yaitu orang yang mengemudikan
amal dari iman. Oleh karena itu Murji’ah, artinya orang yang menunda penjelasan
kedudukan seseorang yang bersengketa, yakni Ali dan Muawiyah serta
pasukannya masing-masing, ke hari kiamat kelak.
b. Sejarah timbulnya
Setelah 'Uśman bin 'Affān mati terbunuh, banyak persoalan khilafah yang

6
membawa perpecahan dikalangan umat Islam, seperti kaum khawārij yang
mulanya adalah penyokong 'Ali, tetapi kemudian berbalik menjadi musuhnya.
Karena adanya perlawanan ini, penyokong yang tetap setia padanya bertambah
keras dan kuat membelanya, akhirnya mereka membentuk satu golongan lain
dalam Islam yang dikenal dengan nama Syi'ah.
Kefanatikan golongan ini terhadap 'Ali bertambah keras, setelah ia sendiri
mati terbunuh pula. Kaum Khawārij dan Syi'ah merupakan dua golongan yang
bermusuhan namun sama-sama menentang kekuasaan Bani Umayyah, tetapi
dengan motif yang berlainan. Khawārij menentang Dinasti Umayyah karena
mamandang mereka menyeleweng dari ajaran Islam, Syi'ah menentang karena
mereka menganggap merampas kekuasaan 'Ali dan keturunannya. Dalam suasana
pertentangan serupa inilah, timbul suatu golongan baru yang ingin bersifat netral,
tidak mau turut dalam praktek kafir-mengkafirkan yang terjadi antara golongan
yang bertentangan itu. Bagi mereka sahabat-sahabat bertentangan itu merupakan
oarang-orang dapat dipercayai dan tidak keluar dari jalan yang benar. Oleh karena
itu mereka tidak mengeluarkan pendapat tentang siapa saja yang sebenarnya
salah, dan memandang lebih baik menunda (Arja'a), penyelesaian persoalan ini
kehari perhitungan didepan Tuhan.
Ada beberapa teori lain yang berkembang mengenai asal-usul kemunculan
Murji'ah, diantaranya adalah :
a. Gagasan Irja' atau arja dikembangkan oleh sebagian sahabat dengan tujuan
menjamin persatuan dan kesatuan umat Islam ketika terjadi pertikaian
politik dan juga bertujuan untuk menghindari sektiarisme.
b. Teori lain mengatakan bahwa gagasan Irja' yang merupakan doktrin dari
Murji'ah, muncul pertama kali sebagai gerakan politik yang diperlihatkan
oleh cucu 'Ali Ibn Abi Thālib, Al-Hasan Ibn Muhammad Al-Hanafiah,
sekitar tahun 695. Watt, penggagas teori ini, menceritakan bahwa 20 tahun
setelah kematian Mu'āwiyah pada tahun 680, dunia Islam dikoyak oleh
pertikaian sipil. Al-Mukhtār membawa paham Syi'ah ke Kūfah dari tahun
685-687, Ibnu Zubair mengklaim kekhalifaan di Mekkah hingga yang
berada dibawah

7
kekuasaan Islam. Sebagai respon dari keadaan ini, muncul gagasan Irja' atau
penangguhan.
Teori lain menceritakan bahwa ketika 'Ali melakukan perseteruan dengan
Mu'awiyah, dilakukan tahkim (artibrase) atas usulan 'Amr Ibn 'Ash, seorang kaki
tangan Mu'āwiyah. Kelompok 'Ali terpecah menjadi dua kubu, yang pro dan yang
kontra. Kelompok yang kontra akhirnya menyatakan keluar dari 'Ali, yakni kubu
Khawārij. Mereka memandang bahwa tahkim bertentangan dengan Al-Qur'ān,
dalam pengertian tidak bertahkim berdasarkan hukum Allah. Oleh karena itu,
mereka berpendapat bahwa melakukan tahkim itu dosa besar, dan pelakunya dapat
dihukumi kafir, sama seperti perbuatan dosa besar lain. Pendapat ini tentang
sekelompok sahabat yang kemudian disebut Murji'ah, yang mengatakan bahwa
pembuat dosa besar tetap mu'min, tidak kafir, sementara dosanya diserahkan
kepada Allah, apakah dia akan mengampuninya atau tidak.
B. POKOK-POKOK AJARAN AL-KHAWARIJ DAN AL-MURJI’AH
1. Pokok ajaran al-khawarij
Meskipun mempunyai banyak nama, namun nama Khawarij adalah nama yang
popular selain selain kaum Hariri, mereka inilah mazhab teologi pertama yang
muncul dalam Islam. Khawarij terkenal karena ketidaksudian dan kengganan mereka
berkompromi, mereka menganggap dirinya sebagai satu-satunya komunitas muslim
yang paling benar. Basrah adalah pusat intelektual kaum Khawarij, yang mempunyai
pengikut di Arab selatan dan Mesopotamia hulu, tentara Arab membawa doktrin
Khawarij ke Afrika utara, yang kemudian doktrin tersebut dominan dikalangan
muslim suku Barbar.
a. Kahlifah atau imam harus dipilih secara bebas oleh seluruh umat Islam:
b. Khalifah tidak harus berasal dari keturunan Arab. Dengan demikian setiap orang
Muslim berhak menjadi khalifah apabila sudah memenuhi syarat.
c. Khalifah dipilih secara permanen selama yang bersangkutan bersifat adil dan
menjalankan syari’at Islam. Ia harus dijatuhkan, bahkan dibunuh kalau melakukan
kezaliman.
d. Khalifah sebelum Ali (Abu Bakar, Umar, dan Utsman) adalah sah, tetapi setelah
tahun ketujuh dari masa kekhalifahannya, Utsman r.a dianggap telah
menyeleweng.
8
e. Khalifah Ali adalah sah tetapi setelah terjadi arbitrase (tahkim), ia dianggap telah
menyeleweng.
f. Muawiyah dan Amr bin Al-Ash serta Abu Musa Al-Asy’ari juga dianggap
menyeleweng dan telah menjadi kafir.
g. Pasukan perang Jamal yang melawan Ali juga kafir.
h. Seseorang yang berdosa besar tidak lagi disebut Muslim sehingga harus dibunuh.
Yang sangat anarkis (kacau) lagi, mereka menganggap bahwa seorang Muslim
dapat menjadi kafir apabila ia tidak mau membunuh muslim lain yang telah
dianggap kafir dengan risiko ia menanggung beban harus dilenyapkan pula.
i. Setiap muslim harus berhijrah dan bergabung dengan golongan mereka. Bila tidak
mau bergabung, ia wajib diperangi karena hidup dalam dar al-harb (negara
musuh), sedang golongan mereka sendiri berada di dar al-Islam (negara Islam).
j. Seseorang harus menghindar dari pimpinan yang menyeleweng.
k. Adanya wa’ad dan wa’id (orang yang baik harus masuk surga, sedangkan orang
yang jahat harus masuk neraka).
l. Amar ma’ruf nahi munkar.
m. Memalingkan ayat-ayat Al-Qur’an yang tampak mutasabihat (samar).
n. Qur’an adalah makhluk.
o. Manusia bebas memutuskan perbuatannya bukan dari Tuhan.
2. Pokok ajaran al-murji’ah
Doktrin ‫اء‬uu‫ ارج‬dikembangkan murji'ah ketika menanggapi persoalan-persoalan
teologis yang muncul pada saat itu. Pada perkembangan berikutnya, persoalan yang
ditanggapinya menjadi semakin kompleks sehingga mencakup iman, kufur, dosa
besar dan dosa kecil, tauhid, tafsir al-Qur'ān, pengampunan terhadap dosa besar,
kemaksuman nabi, nama dan sifat Allah, hakikat al-Qur'ān dan lain-lain.
Namun dalam kaitan teologi mereka menurut Harun Nasution pokok ajaran
murji'ah dikelompokkan menjadi tiga yaitu:
a. Menunda hukuman atas orang-orang yang berseteru yang terlibat dalam peristiwa
tahkīm ('Ali, Mu'āwiyah, 'Amr Ibn 'Aşh dan Abu Mūsā al-'Asy'ari) dan
menyerahkan kepada Allah dihari akhirat.
b. Meletakkan pentingnya iman daripada amal.

9
c. Orang yang melakukan dosa besar tetap mukmin, dan memberikan harapan akan
adanya ampunan dan memperoleh rahmat dari Allah.
Sementara itu, Rosihan Anwar mengutip dari Abu Ya'lā Al-Maudūdi bahwa
pokok ajaran Murji'ah ada dua yaitu:
a. Iman adalah percaya kepada Allah dan Rasulnya saja. Adapun amal dan
perbuatan tidak merupakan suatu keharusan bagi adanya iman, dalam hal ini
seseorang masih tetap dianggap beriman walaupun meninggalkan hal-hal yang
difardukan dan melakukan dosa besar.
b. Dasar keselamatan adalah iman semata. Selama masih ada iman dihati, setiap
maksiat tidak dapat mendatangkan mudarat ataupun gangguan atas seseorang.
Untuk mendapatkan pengampunan, manusia cukup hanya menjauhkan diri dari
syirik dan mati dalam keadaan bertauhid

1
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Khawarij adalah aliran teologi pertama dalam pemikiran Islam. Khawarij adalah
pengikut Ali bin Abu Thalib ra. yang kemudian memisahkan diri dan membentuk
komunitas sendiri, disebabkan mereka tidak setuju dengan Tahqim; arbitrase untuk
menghentikan perang Siffin antara Ali dan Muawiyah.
2. Konsep inti ajaran Khawarij adalah term Kafir sebagai antitesis Iman. Konsep kafir
merupakan ajaran dasar Khawarij dalam melihat persoalan teologi dan politik.
3. Munculnya Murji’ah merupakan reaksi terhadap aliran teologi yang sudah ada dan
saling bertentangan bahkan saling menumpahkan darah karena fanatisme paham dan
kelompok.
4. Ajaran pokok Murji’ah adalah iman. Bagi mereka iman adalah satu-satunya kunci
masuk surga, adapun amalan-amalan praktis keagamaan seperti shalat, puasa, zakat,
dan sebagainya hanyalah merupakan kepatuhan dan ketaatan.
B. SARAN
Demikianlah makalah ini,semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih banyak sekali kesalahan dan jauh dari kata
sempurna. Kami akan memperbaiki makalah ini dengan berpedoman pada banyak sumber
yang dapat dipertanggung jawabkan. Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran
mengenai pembahasan makalah ini.

1
DAFTAR PUSTAKA

Nasution, Harun. Teologi islam:aliran-aliran sejarah dan Pebandingan Cet. I; Jakarta: UIPress,
1986.

An-Nasr, Umar Abu, Al-Khawarij fi al-Islam: Qissah al-Hazb al-Jumhuriy al-Araby fi fajr al-
Islam, Maktab Umar Abu An-Nasr: Beirut, 1970.

Esposito, John, L, Ensiklopedi Oxford Dunia Islam Modern, Jilid 3, Mizan: Bandung, 2001.

Ma’ruf, Nayif Mahmud, Al-Khawarij fi al-Ashr al-Umawy: Nasy’atuhum, tarikhuhum,


‘aqo’iduhum, adabuhum, Dar at-Thali’ah: Beirut, 1977.

Salem, Elie Adib, Political Theory and Institutions of the Khawarij, Series LXXIV, Number
2, University Microfilms International, Ann Arbor: Michigan USA, London, England,
1973.

Watt, W. Montgomery, The Formative Period of Islamic Thought, Edinburgh University Press:
Edinburgh, 1973.

Amin, Ahmad. Fajr Islam al-Qahirah: al-Maktabah al-Mishriyah, t.th.

Anwar, Rosihan. Ilmu Kalam, Cet. II; Bandung: Pustaka Setia, 2003.

al Maududi, Abul A’la. Al Khilafah wal Mulk-terj.Muhammad al Baqir Cet. I; Kuwait; Daar al
Qalam, 1978.

Al- Thabari, Tarikh al Umam al Mulk Beirut: Daar al Fikr, 1979.

https://konsultasi-hukum-online.com/2013/06/murjiah-dan-khawarij/. Diakses pada tanggal 7


maret 2024.

Anda mungkin juga menyukai