Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KHAWARIJ: Sejarah, Tokoh, dan Doktrin Teologis

Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah History of
Islamic Civilization and Thought

Dosen:
Dr. H. Muhammad Muntahibun Nafis, M. Ag., M. A.
Dr. Hj. Lukluk Nur Mufidah, M. Ag.

Ditulis Oleh :

1. Annisaul Masula (1880510220023)


2. Azlina Kurniawati (1880510220017)

PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS


PASCASARJANA
UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH
TULUNGAGUNG
2022

i
Daftar Isi

Halaman Sampul..............................................................................................................i

Kata Pengantar ................................................................................................................ii

Daftar Isi ..........................................................................................................................iii

BAB I : PENDAHULUAN...............................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................................1

C. Tujuan ....................................................................................................................2

BAB II : PEMBAHASAN................................................................................................ 3

A. Sejarah Kaum Khawarij......................................................................................... 3

B. Tokoh-Tokoh Kaum Khawarij................................................................................5

C. Doktrin Teologi Kaum Khawarij ...........................................................................8

BAB III : PENUTUP........................................................................................................9

A. Kesimpulan..........................................................................................................9

B. Saran....................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kemunculan Khawarij dalam kancah pemikiran kalam dapat
dilihat pada awalnya dari aspek politis, yaitu disebabkan oleh perbedaan
cara pandang dan pemahaman mereka terhadap cara penyelesaian
perselisihan umat Islam dengan arbitrase (tahkim) khususnya diantara Ali
bin Abi Thalib dan Mu’awiyah bin Abi Sufyan. Namun kemudian
berkembang pemikiran kalam secara teologis. Menurut Khawarij,
penyelesaian perselisihan umat Islam dengan cara tahkim adalah
menyalahi hukum Allah, dan berdosa besar sehingga halal darah mereka
yang mengadakan tahkim.
Ajaran-ajaran Khawarij seperti persoalan jabatan khalifah,
mu’amalah sesama muslim non-Khawarij dan zuhud serta ibadah
mempengaruhi sikap dan tingkah laku mereka. Begitu pula keyakinan
seperti pemahaman hakikat iman dan tauhid, janji dan ancaman Allah, Al-
Qur’an adalah makhluk, takwil dan qiyas juga menjadi landasan perbuatan
mereka. Secara historis, Khawarij terpecah menjadi berbagai sekte seperti
Azariqah, Shufriyah dan Ibadhiyah. Tulisan ini akan membahas
permasalahan sejarah kemunculan Khawarij, ajaran-ajaran dan sekte-sekte
dalam Khawarij.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah kaum Khawarij?
2. Siapa para tokoh kaum Khawarij?
3. Apa sajakah doktrin teologi kaum Khawarij?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah dari kaum Khawarij.
2. Untuk mengetahui siapa para tokoh kaum Khawarij.
3. Untuk mengetahui doktrin-doktrin teologi kaum Khawarij.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Kaum Khawarij


Kelompok Khawarij muncul akibat “fitnah besar” yang terjadi antara
656 Masehi dan 661 Masehi dan dikenal dengan sebutan Khawarij. Kata
Khawarij berasal dari bahasa arab Kharaja yang berarti keluar, muncul,
timbul, atau memberontak.Dalam terminology ilmu kalam, Khawarij
adalah suatu sekte/kelompok/aliran pengikut Ali bin Abi Thalib yang
keluar meninggalkan barisan karena tidak sepakat dengan Ali bin abi
Thalib.
Ketika Khalifah Ali bin Abi Thalib setuju untuk menyerahkan masalah
pertikaian dengan Mu’awiyah bin Abi Sufyan kepada arbitrasi (tahkim
atau penjurian) pada perang Shiffin, sekelompok pengikutnya, sebagian
besar berasal dari suku Tamim, menuduhnya mengingkari ayat Al-Qur’an
yang artinya: “Jika dua golongan orang beriman berperang satu sama lain,
damaikanlah mereka. Jika salah satu dari mereka berbuat aniaya kepada
yang lain, perangilah yang berbuat aniaya itu sehingga golongan itu
kembali kepada perintah Allah”. (QS AlHujurat [49] : 9.
Menurut sekelompok pengikutnya, Utsman bin Affan layak mati
karena kesalahan-kesalahannya; Ali bin Abi Thalib adalah khalifah yang
sah; dan Mu’awiyah bin Abi Sufyan adalah agresor yang membangkang,
yang tidak layak untuk ditahkim (diarbitrasi). Dengan menyetujui arbitrasi
ini, Ali melakukan dosa besar karena mengingkari ayat-ayat Allah, dan
oleh sebab itu, mengeluarkan dirinya sendiri dari masyarakat sejati orang
beriman. Mereka berpendapat, dia harus taat dan patuh kepada ayat Al-
Qur’an yang artinya: “Perangilah mereka supaya jangan ada fitnah
(gangguan), dan supaya agama itu semata-mata bagi Allah.” Q.S. Al Anfal
[8] : 39-40. Allah telah memberi hukum-Nya atau ketentuan-Nya dan tidak
mungkin ada yang lain. La hukma illa lillah (tidak ada hukum kecuali
milik Allah) menjadi keyakinan mereka.

2
Montgomery Watt menjelaskan makna Khawarij sebagai berikut:
1. Khawarij ialah mereka yang keluar atau membuat pemisahan dari
kelompok Ali.
2. Khawarij ialah mereka yang keluar daripada berada di tengah-
tengah orang-orang yang tidak beriman, melakukan hijrah di jalan
Allah dan Rasul-Nya, iaitu memutuskan semua wilayah sosial
dengan orang-orang yang tidak beriman.
3. Khawarij ialah mereka yang telah pergi keluar untuk memerangi
Ali di dalam suasana pemberontakan terhadapnya.
4. Khawarij ialah mereka yang keluar dan berperan aktif di dalam
berjihad, yang berlawanan dengan mereka yang hanya duduk di
dalam dua kelompok, dan konsep khuruj ialah keluar dan qu’ud
hanya duduk diam, adalah berbeda (berlawanan) di dalam Al-
Qur’an.
Sesudah itu mereka memasuki sebuah kampung tidak jauh dari Kufah,
yaitu kampung Harura. Kemudian mereka diberikan gelar dengan nama
Haruri sebagai sempena nama kampung tersebut. Golongan Sunni
mengembalikan gelaran mereka sebagai Haruri karena pertemuan mereka
yang pertama terjadi di sana. Namun sebutan atau gelar itu kurang tepat
(akurat); adalah benar bahwa setiap Haruri mestilah Khariji, tetapi tidak
setiap Khariji adalah Haruri. Golongan mereka juga dinamakan
Muhakkimah, satu gelaran sempena dari slogan mereka yang berbunyi,
“La tahkima illa minallah”.
Maka kedua-dua nama inilah kerapkali ditujukan kepada golongan
Khawarij. Mereka telah melantik Abdullah bin Wahab al-Rasibi menjadi
ketua mereka. Nama Khawarij juga adalah sempena dari tindakan mereka
yang telah keluar ‫ خرجوا‬dari golongan Ali serta sahabat-sahabatnya. Tetapi
sebagian mereka mengatakan, nama Khawarij adalah sempena dari
perjuangan mereka yang telah keluar untuk berjihad karena agama Allah,
atau juga sempena dari firman Allah yang artinya: “Sesiapa keluar dari
rumahnya berhijrah karena agama Allah serta Rasul-Nya, dan kemudian
mati, niscaya mendapat pahala dari Allah”. (Q.S. Al-Baqarah [2] : 207.

3
Gelaran atau sebutan yang ditujukan kepada golongan mereka dapat
diterima oleh Khawarij, namun mereka secara konsisten menolak untuk
disebut atau dinamakan sebagai alMariqa (orang yang ingkar), karena
maksud dan tujuan mereka keluar dari golongan muslim lain terutama Ali
dan para sahabatnya, adalah untuk mereformasi tidak hanya semata-mata
pemberontakan saja.

B. Tokoh Kaum Khawarij


Tokoh – tokoh dalam Kaum Khawarij adalah sebagi berikut:
a. Golongan Al-Muhakkimah, golongan ini mulanya pengikut Ali.
Golongan ini merupakan golongan Khawarij yang asli. Tokoh yang
memimpin golongan ini adalah Abdullah Al-Kawai Ibn Wahab al
Rasyibi.
b. Al-Azariqah dipimpin oleh Nafi’ Ibnu Azraq Al Tamimi (363
H/683 M). Ia adalah seorang terbesar didalam lingkungan
Khawarij.
c. An Najdat yang dipimpin oleh Najdah Ibnu Amir al-Tamuimi dari
Yamamah.
d. Al-Ajaridah. Mereka adalah pengikutnya Abd al-Karim Ibn Ajrad,
salah seorang murid Atiyah Ibnu Aswad dari golongan yang lain.
e. Al-Shufriya, adalah pengikut Ziyad bin al Ashfar. Abu Zahra
memandang golongan ini kurang ekstrim dibandingkan dengan
golongan yang lain.
f. Al-Ibadiyah ini adalah panggilan untuk pengikutnya Abdullah Ibn
Ibad al-Tamimi. Aliran ini masih dijumpai hingga sekarang di
wilayah Afrika Barat.

C. Doktrin Teologi Khawarij


Kelompok Khawarij menggunakan doktrin Al-Qur’an dan doktrin
agama dalam membangun fanatismenya. Mereka memanfaatkan sentiment
ekstrim kepada sebagian kaum muslimin yang kurang berilmu kemudian
menafsirkan Al-Qur’an secara menyimpang. Doktrin Khawarij dapat

4
dikategorikan menjadi tiga yaitu Doktrin Politik (pemilihan khalifah),
Doktrin Teologis (ajaran agama) dan Doktrin Teologis sosial. Dalam
makalah ini, pemateri akan menjabarkan Doktrin Teologis kelompok
Khawarij.
Doktrin teologi Khawarij tentang dosa besar yang menentang
pemerintah, sehingga khawarij harus menanggung akibatnya. Mereka
selalu dikejar-kejar dan diperangi oleh pemerintah. Doktrin telogi
Khawarij yang radikal pada dasarnya merupakan imbas dari doktrin
politik. Radikalitas itu sangat dipengaruhi oleh sisi budaya mereka yang
juga radikal serta asal-usul mereka yang berasal dari masyarakat Badawi
dan pengembara padang pasir tandus. Hal itu menyebabkan watak dan
pola pikirnya yang keras, berani, tidak bergantung pada orang lain dan
bebas.
Kelompok Khawarij fanatic dalam menjalankan agama. Sifat fanatic
itu biasanya mendorong seseorang berpikir sempit, berpengetahuan
sederhana, melihat pesan berdasarkan motivasi pribadi, dan bukan
berdasarkan data dan konsistensi logis, bersandar lebih banyak pada
sumber pesan (wadah) daripada isi pesan. Orang-orang yang mempunyai
prinsip Khawarij ini menggunakan kekerasan dalam menyalurkan
aspirasinya.
Doktrin-Doktrin teologi yang dianut oleh kaum Khawarij antara lain:
1) Seorang yang berdosa besar tidak lagi disebut Muslim sehingga
harus dibunuh.
2) Setipa muslim harus berhijrah dan bergabung dengan golongan
mereka. Bila tidak mau maka ia wajib diperangi karena hidup
dalam dar al-harb (negara musuh), sedang golongan mereka
sendiri dianggap dar al-Islam (negara Islam)
3) Seseorang harus menghindari pimpinan yang menyeleweng.
4) Adanya wa’ad dan wa’id (orang yang baik harus masuk surge
sedangkan orang yang jahat masuk ke dalam neraka).

5
Khawarij memiliki ajaran-ajaran secara garis besar sebagai berikut:
a. Permasalahan jabatan khalifah
Khawarij mengakui khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Umar
bin Khatab, karena keduanya dipilih secara sah. Mereka mengakui
pemerintahan khalifah Utsman bin Affan pada periode pertamanya
untuk beberapa tahun, tetapi sesudah Utsman melakukan perubahan
yang tidak menurut seperti pemerintahan Abu Bakar dan Umar, dan
mengadakan sesuatu yang tidak dibuat oleh kedua-dua khalifah yang
dahulu, maka dia wajib dilucutkan jabatannya. Mereka mengakui
pemerintahan Ali bin Abi Thalib, tetapi kemudian mereka
menyalahkan keputusannya yang telah menerima tawaran
perundingan (tahkim).
Teori khalifah yang mereka asaskan adalah: “Bahwa seseorang
khalifah dilantik melalui pemilihan bebas dari umat Islam. Apabila
sudah terpilih, ia tidak harus lagi meletakkan jabatan atau menerima
apapun jenis perundingan (tahkim). Seorang khalifah tidak mesti dari
kabilah Quraisy atau kabilah lainnya, meskipun dari bangsa Habsyi
(Negro). Apabila sudah terpilih menjadi khalifah, maka dia telah
menjadi ketua (pemimpin) uamt Islam dan dia harus mematuhi
hukum-hukum yang diperintahkan oleh Allah. Jika dia menyimpang
dari perintah-perintah Allah, dia mestilah dipecat”. Khawarij tidak
menerima sistem khilafah yang berdasarkan garis keturunan (nasab),
tidak pula seperti Syi’ah yang hanya menerima kekhilafahan dari garis
keturunan Ali dan anak-anaknya dari kaum muslimin lainnya, dan
tidak pula harus melihat garis keturunan dari Rasulullah sedikit dan
banyaknya.
b. Mu’amalah dengan sesama muslim di luar mereka.
Mereka tidak cukup hanya mengkafirkan orang muslim di luar
keyakinanmereka, tetapi mereka memandang mereka dengan penuh
permusuhan dan dihalalkan ke atas menumpahkan darah mereka. Pada
saat yang lain mereka mempergauli orang-orang di luar Islam dari
pemeluk agama-agama langit yang lain dengan penuh kemanusiaan

6
dan sedikit permusuhan dan ancaman. Sehingga suatu ketika, Washil
bin Atho’ yang beraliran Mu’tazilah jatuh ke tangan mereka, terpaksa
mengaku bahwa dia seorang musyrik, untuk dapat selamat dari
siksaan mereka.
c. Mengajak pengikut mereka kepada zuhud dan ibadah.
Begitu kuatnya mereka mengamalkan amalan-amalan dalam Islam,
sehingga pada kening-kening mereka nampak bekas-bekas sujud.
Sebagian mereka memberatkan pada diri mereka dalam melakukan
ibadah, sampai melewati batas-batas yang telah Allah wajibkan ke
atas hamba-hamba-Nya. Mereka mengajak para manusia melakukan
amalan-amalan ibadah yang di atas kemampuan mereka.
Jika dianalisis metode dan aktivitas Khawarij zaman sekarang, dapat
dilihat bahwa pangikutnya terdiri dari orang yang belum dewasa, muda, serta
otaknya telah dicuci, serta memiliki operandi seperti Khawarij lama. Mereka
disesatkan oleh pendangan tentang Islam secara dangkal. Di sisi lain mereka
berani membunuh Muslim tanpa merasa berdosa dan menyesal. Doktrin Khawarij
menganggap darah sebagai barang murahan, hal ini menjelaskan bahwa orang
yang dengan mental seperti ini akan terus hidup, dari zaman ke zaman lain, maka
mudah untuk mengindikasikan neo-Khawarij karena mereka menggunakan cara-
cara yang sama dengan Khawarij lama.
Jika Khawarij lama melakukan pembunuhan dengan keji, memberontak
pada pemerintah yang sah, membunuh warga yang sedang beribadah,
menganggap perbuatan kejinya itu sebagai jihad. Maka Khawarij modern pun
melakukan hal yang sama. Semua aksi yang mereka klaim dilakukan mujāhidūn,
faktanya adalah kelanjutan dari doktrin dan ideologi Khawarij.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kelompok Khawarij muncul akibat “fitnah besar” yang
terjadi antara 656 Masehi dan 661 Masehi. Menurut sekelompok
pengikutnya, Utsman bin Affan layak mati karena kesalahan-
kesalahannya; Ali bin Abi Thalib adalah khalifah yang sah; dan
Mu’awiyah bin Abi Sufyan adalah agresor yang membangkang,
yang tidak layak untuk ditahkim (diarbitrasi). Doktrin teologi
Khawarij tentang dosa besar yang menentang pemerintah, sehingga
khawarij harus menanggung akibatnya. Mereka selalu dikejar-kejar
dan diperangi oleh pemerintah. Doktrin telogi Khawarij yang
radikal pada dasarnya merupakan imbas dari doktrin politik.

B. Saran
Menyadari bahwa penyusun makalah masih jauh dari kata
sempurna, kedepannya penyusun akan lebih fokus dan rinci dalam
menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-sumber yang
lebih banyak yang dan tentunya dapat dipertanggungjawabkan.

Maka dari itu, kritik atau saran terhadap penulisan ataupun


materi yang dijabarkan sangat diperlukan agar penyusun bisa
memperbaiki kesalahan dalam penyusunan makalah ini. Semoga
kedepannya dapat menyusun makalah yang lebih baik untuk
pembaca.

8
DAFTAR PUSTAKA

Hervrizal. 2020. Khawarij: Sejarah Kemunculan, Ajaran-ajaran dan Sektenya.


STAI Diniyah Pekanbaru. Jurnal Dakwatul Islam. Vol. 5 No. 1

Ilham. 2019. Aliran-aliran Khawarij dan Pemikirannya. MIMBAR. Vol. 5 No. 2

Sukring. 2016. DEOLOGI, KEYAKINAN, DOKTRIN DAN BID’AH KHAWARIJ:


Kajian Teologi Khawarij Zaman Modern. Universitas Halu Oleo Kendari.
Jurnal Theologia. Vol. 27 No. 2

Anda mungkin juga menyukai