Assalamualaikum Wr.Wb
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, makalah Pemikiran Kalam Al-Khawarij ini dapat
penulis selesaikan sebagaimana mestinya. Shalawat dan salam tak lupa kita kirimkan kepada Baginda
Rasulullah SAW sebagai suri tauladan yang patut kita contohi.
Dimana makalah ini penulis susun sebagai tugas mata kuliah Tauhid 2 yang diampu oleh Bapak Ghulam
Murtadlo, M.Pd.I. Makalah ini membahas tentang Pengertian kalam Al-Khawarij, Sejarah Munculnya,
serta pendiri-pendirinya. Agar mahasiswa dapat memahami dan dapat mengambil hikmah dari apa yang
terjadi dari aliran-aliran kalam tersebut.
Ucapan terima kasih penulis haturkan kepada pihak-pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini,
yang telah memberikan sumbangsihnya sehingga makalah ini bisa diselesaikan. Oleh karena itu, penulis
ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
Semoga dengan adanya makalah ini dapat memberikan dampak positif bagi mahasiswa bukan saja dari
segi kulit dan kertasnya tapi terutama pesan-pesannya.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Metro, Maret 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………….... i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………. ii
DAFTAR ISI……………………………….…………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………….……………….. 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………….. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan……………………………………………………………….. 9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan pemikiran dalam Islam tidak terlepas dari perkembangan sosial dalam kalangan Islam itu
sendiri. Memang, Pembahasan pokok dalam Agama Islam adalah aqidah, namun dalam kenyataanya
masalah pertama yang muncul di kalangan umat Islam bukanlah masalah teologi, melainkan persolaan
di bidang politik, hal ini di dasari dengan fakta sejarah yang menunjukkan bahwa, titik awal munculnya
persolan pertama ini di tandai dengan lahirnya kelompok-kelompok dari kaum muslimin yang telah
terpecah, yang semua itu di awali dengan persoalan politik yang kemudian memunculkan kelompok-
kelompok dengan berbagai Aliran teologi dan berbagai pendapat-pendapat yang berbeda-beda.
Dalam sejarah agama Islam telah tercatat adanya golongan-golongan di lingkungan umat Islam, yang
antara satu sama lain bertentangan pahamnya secara tajam yang sulit untuk diperdamaikan, apalagi
untuk dipersatukan. Hal ini sudah menjadi fakta dalam sejarah yang tidak bisa dirubah lagi, dan sudah
menjadi ilmu pengetahuan yang termaktub dalam kitab-kitab agama, terutama dalam kitab-kitab
ushuluddin.
Barang siapa yang membaca kitab-kitab ushuluddin akan menjumpai didalamnya perkataan-perkataan:
Syiah, Khawarij, Qodariah, Jabariah, Sunny (Ahlussunnah Wal Jamaaah), Asy-Ariah, Maturidiah, dan lain-
lain. Umat Islam, khususnya yang berpengetahuan agama tidak heran melihat membaca hal ini karena
Nabi Muhammad SAW sudah juga mengabarkan pada masa hidup beliau.
Memperhatikan catatan sejarah kelompok khawarij, Keberadan kelompok khawarij ini merupakan
khasanah pengetahuan keislaman yang patut dikaji karena pada hakekatnya perbedaan dalam Islam itu
adalah rahmat.
Oleh karena itu, di dalam makalah ini penulis membahas tentang seluk beluk aliran khawarij, mulai dari
pengertian, awal kemunculannya, siapa saja tokoh-tokohnya, dan apa saja pemikiran-pemikiran al-
khawarij.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian khawarij?
3. Apakah sebab-sebab munculnya kelompok khawarij?
4. Siapakah tokoh-tokoh kelompok khawarij?
C. TUJUAN PENULISAN
PEMBAHASAN
Kata khawarij secara etimologis berasal dari bahasa Arab kharaja yang berarti keluar, muncul timbul,
atau memberontak. Berkenaan dengan pengertian etimologis ini, Shahrastani menyebut orang yang
memberontak imam yang sah sebagai khawarij. Berdasarkan pengertian etimologi ini pula, Khawarij
berarti setiap muslim yang memiliki sikap keras ingin keluar dari kesatuan umat islam.[1]
Adapun yang dimaksud khawarij dalam terminologi ilmu kalam adalah suatu sekte/kelompok/aliran
pengikut Ali nin Abi Thalib yang keluar meninggalkan barisan karena tidak sepakat terhadap Ali yang
menerima arbitrase/tahkim dalam Perang Siffin pada tahun 37 H/648 M dengan
kelompok bughat (pemberontakan) Mu’awiyah bin Abi Sufyan perihal persengketaan khilafah.
Tetapi ada pula pendapat yang mengatakan bahwa pemberian nama itu didasarkan atas ayat 100 dari
Surah An-Nissa, yang di dalamnya disebutkan :”Keluar dari rumah lari kepada Allah dan Rasul-Nya”.
Dengan demikian kaum khawarij memandang diri mereka sebagai orang yang meninggalkan rumah dari
kampong halamannya untuk mengabdikan diri kepada Allah dan Rasul-Nya.[2]
Kelompok khawarij pada mulanya memandang Ali dan pasukannya berada pada pihak yang benar
karena Ali merupakan khalifah yang sah yang telah di bai’at mayoritas umat Islam, sementara
Mu’awiyah berada pada pihak yang salah karena memberontak kepada khalifah yang sah. Lagi pula,
berdasarkan estimasi Khawarij, pihak Ali hampir memperoleh kemenangan pada peperangan itu, tetapi
karena Ali menerima tipu daya licik ajakan damai Mu’awiyah, kemenangan yang hampir diraih itu
menjadi raib.
Ali sebenarnya sudah mencium kelicikan di balik ajakan damai keompok Mu’awiyah, sehingga pada
mulanya Ali menolak permintaan itu. Akan tetapi, karena desakan sebagian pengikutnya, terutama ahli
qurra’, seperti Al-Asy’ats bin Qais, Mas’ud bin Fudaki At-Tamini, dan Zaid bin Husein Ath-Tha’i, dengan
terpaksa Ali memerintah Al-Asytar (komandan pasukan Ali) untuk menghentikan peperangan.
Setelah menerima ajakan damai, Ali bermaksud mengirimkan Abdullah bin Abbas sebagai delegasi juru
damai (hakam)-nya, tetapi orang-orang khawarij menolaknya dengan alasan bahwa Abdullah bin Abbas
adalah orang yang berasal dari kelompok Ali. Mereka lalu mengusulkan agar Ali mengirim Abu Musa Al-
Asy’ari dengan harapan dapat memuruskan perkara berdasarkan kitab Allah. Keputusan tahkim, yaitu
Ali diturunkan dari jabatannya sebagai khalifah oleh utusannya, sementara Mu’awiyah dinobatkan
mejadi khalifah oleh delegasinya pula sebagai pengganti Ali, akhirnya mengecewakan orang-orang
khawarij. Sejak itulah, orang-orang khawarij membelot dengan mengatakan:”mengapa kalian berhukum
kepada manusia? Tidak ada hukum selain hukum yang ada pada sisi Allah.” Sejak saat itu lah orang-
orang khawarij keluar dari barisan Ali.
C. PEMIKIRAN KALAM AL-KHAWARIJ
1. Persoalan Khalifah
a. Kelompok khawarij mengakui khalifah-khalifah Abu Bakar, Umar dan separo zaman dari khalifah
Ustman bin Affan. Pengangkatan ketiga khlalifah tersebut sah sebab telah dilaksanakan dengan Syura
yaitu musyawarah ahlul halli wal aqdi. Akan tetapi diakhir masa kekhalifahan Usman bin Affan tidak
diakui oleh mereka, karena khalifah telah melakukan penyelewengan dalam menetapkan pejabat-
pejabat negara.
b. Khalifah Ali bin Abi Thalib, awalnya pengangkatan sebagai khalifah diakui oleh kelompok khawarij,
namun kemudian khalifah melakukan dosa besar dengan menerima tahkim, maka mereka pun tidak
mengakui Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah dan menghukumnya kafir
d. Khalifah tidak harus keturunan Arab. Dengan demikian setiap orang muslim berhak menjadi
Khalifah apabila suda memenuhi syarat-syarat.
e. Khalifah di pilih secara permanen selama yang bersangkutan bersikap adil dan menjalankan
syari’at islam, dan di jatuhi hukuman bunuh bila zhalim.
2. Persoalan Fatwa Kafir
a. Orang Islam yang melakukan Dosa besar adalah kafir,karena itu halal darahnya, halal hartanya,
halal anak istrinya dan kampung halamnya adalah Darul Harb.
b. Orang-orang yang terlibat dalam perang jamal (perang antara Aisyah, Talhah, dan zubair, dengan
Ali bin abi tahAlib) dan para pelaku tahkim termasuk yang menerima dan mambenarkannya di hukumi
kafir.
Iman dalam pandangan khawarij. Tidak semata-mata percaya kepada Allah. Akan tetapi, mengerjakan
segala perintah kewajiban agama juga merupakan bagian dari keimanan. Oleh karena itu, segala
perbuatan yang relogius, termasuk di dalamnya masalah kekuasaan adalah bagian dari keimanan
(al-‘amal juz’ al-iman). Siapapun yang menyatakan dirinya beriman kepada Allah dan Muhammad adalah
rasul-Nya, tetapi tidak melaksanakan kewajiban agama, bahkan melakukan perbuatan dosa, oleh
khawarij dipandang kafir.[3]
4. Persoalan Dosa
Bagi kaum khawarij semua dosa adalah besar, jadi mereka tidak mengenal perbedaan antara dosa besar
dan dosa kecil. “sekalian pendurhakaan pada Tuhan (dosa) besar” .
4. Hausarah al-Asadi
Berdasarkan catatan sejarah, gerakan kelompok khawarij ini terpecah menjadi dua cabang besar yaitu :
1. Kelompok Khawarij yang bermarkas di wilyah Bathaih, yaitu kelompok yang mengusai dan
mengawasi kaum khawarij yang berada di Persia dan disekeliling Irak. Cabang ini dipimpin oleh Nafi’ bin
azraq dan Qatar bin Faja’ah
2. Kelompok Khawarij yang bermarkas di Arab Daratan, yaitu kelompok yang mengusai dan
mengawasi kaum khawarij yang berada di Yaman, Hadhramaut dan Thaif, Cabang ini dipimpin oleh Abu
Thaluf, Najdah bin ‘Ami dan Abu Fudaika.
Dari dua kelompok besar , kelompok khawarij terbagi dalam Sekte-sekte dan ajaran pokok
Khawarij.Terpecahnya Khawarij ini menjadi beberapa sekte, mengawali dan mempercepat
kehancurannya dan sehingga Aliran ini hanya tinggal dalam catatan sejarah. Sekte-Sekte tersebut antara
lain adalah :
1. Al-Muhakkimah
Golongan Khawarij asli dan terdiri dari pengikut-pengikut Ali, disebut golongan Al-Muhakkimah. Bagi
mereka Ali, Mu’awiyah, kedua pengantara Amr Ibn Al-As dan Abu Musa Al-Asy’ari dan semua orang yang
menyetujui paham bersalah itu dan menjadi kafir.
2. Al-Azariqah
Golongan yang dapat menyusun barisan baru dan besar lagi kuat sesudah golongan Al-Muhakkimah
hancur adalah golongan Al-Azariqah. Daerah kekuasaan mereka terletak diperbatasan Irak dengan Iran.
Nama ini diambil dari Nafi’ Ibn Al-Azraq.Khalifah pertama yang mereka pilih ialah Nafi’ sendiri dan
kepadanya mereka beri gelar Amir Al-Mu’minin. Nafi’ meninggal dalam pertempuran di Irak pada tahun
686 M. mereka menyetujui paham bersalah itu dan menjadi musyrik.
3. Al-Nadjat
Najdah bin Ibn ‘Amir Al-Hanafi dari Yamamah dengan pengikut-pengikutnya pada mulanya ingin
menggabungkan diri dengan golongan Al-Azariqah. Tetapi dalam golongan yang tersebut akhir ini timbul
perpecahan. Sebagian dari pengikut-pengikut Nafi’ Ibn Al-Azraq, diantaranya Abu Fudaik, Rasyid Al-Tawil
dan Atiah Al-Hanafi, tidak menyetujui paham bahwa orang Azraqi yang tidak mau berhijrah kedalam
lingkungan Al-Azariqah adalah musyrik.Akan tetapi mereka berpendapat bahwa orang berdosa besar
yang menjadi kafir dan kekal dalam neraka hanyalah orang Islam yang tidak sepaham dengan mereka.
Adapun pengikutnya jika mengerjakan dosa besar, benar akan mendapatkan siksaan, tetapi bukan
dalam neraka, dan kemudian akan masuk surga.
4. Al-Ajaridah
Mereka adalah pengikut dari Abd Al-Karim Ibn Ajrad yang menurut Al-Syahrastani merupakan salah satu
teman dari Atiah Al-Hanafi. Menurut paham mereka berhijrah bukanlah merupakan kewajiban sebagai
diajarkan oleh Nafi’ Ibn Al-Azraq dan Najdah, tetapi hanya merupakan kebajikan. Kaum Ajaridah boleh
tinggal diluar daerah kekuasaan mereka dengan tidak dianggap menjadi kafir. Harta boleh dijadikan
rampasan perang hanyalah harta orang yang telah mati.
5. Al-Sufriah
Pemimpin golongan ini ialah Ziad Ibn Al-Asfar. Dalam paham mereka dekat sama dengan golongan Al-
Azariqah.
6. Al-Ibadiyah
Golongan ini merupakan golongan yang paling beda dari seluruh golongan Khawarij. Namanya diambil
dari Abdullah Ibn Ibad yang pada tahun 686 M. memisahkan diri dari golongan Al-Azariqah.[5]
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian uraian yang telah dipaparkan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
1. Kelompok khawarij lahir dari kekisruhan politik yang terjadi setelah mangkatnya khalifah Usman bin
Affan, yaitu terjadi perselisihan antara Khalifah Ali bin Abi Thalib dengan Muawiyah pada perang siffin
2. Berdirinya kelompok khawarij bukan hanya berdampak pada perbedaan politik, akan tetapi juga
berkembang pada permasalahan teologis yang memiliki perbedaan yang tidak mungkin untuk disatukan.
DAFTAR PUSTAKA
http://awanaalfaizy.blogspot.co.id/2012/11/khawarij-dan-pemikirannya_5391.html diakses pada
tanggal 09 Maret 2016 pada pukul 08.46
[1] Abdul Rozak dan Rosihon Anwar, Ilmu Kalam (Pustaka Setia, Bandung:2012) hlm 63
[5] http://awanaalfaizy.blogspot.co.id/2012/11/khawarij-dan-pemikirannya_5391.html diakses pada
tanggal 09 Maret 2016 pada pukul 08.46
Source
http://putrianandatika20.blogspot.com/2016/11/pemikiran-kalam-al-khawarij.html#:~:text=Adapun
%20yang%20dimaksud%20khawarij%20dalam,pemberontakan)%20Mu'awiyah%20bin%20Abi