ILMU KALAM
KHAWARIJ DAN MURJIAH
Penyusun:
2015-2016
BAB I
PENDAHULUAN
Ilmu Kalam biasa disebut juga dengan bebrapa nama,antara lain: ilmu
ushuluddin, ilmu tauhid, fiqh al-akbar, dan teologi islam. Disebut ilmu
ushuluddin karena ilmu ini membagas pokok-pokok agama (ushuluddin);
disebut ilmu tauhid karena ilmu ini membahas keesaan Allah SWT. Di
dalamnya dikaji pula tentang asma’ (nama-nama) dan af’al (perbuatan-
perbuatan) Allah yang wajib, mustahil, dan ja’iz, juga sifat yang wajib,
mustahil, dan ja’iz, bagi Rasul-Nya. Ilmu tauhid sendiri sebenarnya membahas
keesaan Allah SWT. Dan hal-hal yang berkaitan dengan-Nya. Secara
objektif,ilmu kalam sama dengan ilmu tauhid,tetapi argumentasi ilmu kalam
lebih dikonsentrasikan pada penguasaan logika. Oleh sebab itu,sebagian
teolog membedakan antara ilmu kalam dan ilmu tauhid.
2
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang Masalah…………………………………………………...2
II. Rumusan Masalah…………………………………………………………2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Khawarij
A. Pengertian Khawarij………………………………….……………….4
B. Khawarij dan Doktrin-doktrin Pokoknya..……………………………5
C. Perkembangan Khawarij………………………….…………………..8
2. Murji’ah
A. Pengertian Murji’ah………………………………………………….10
B. Doktrin-Doktrin kelompok Murji’ah………………………………...11
C. Sekte-Sekte kelompok Murji’ah……………………………………..12
3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Khawarij
A. Pengertian Khawarij
Secara bahasa kata khawarij berasal dari bahasa Arab, yaitu
kharaja yang mempunyai makna keluar, muncul, timbul, atau
memerontak1. Hal ini yang mendasari Syahrastani untuk menyebut
khawarij terhadap orang yang memberontak imam yang sah2.
Berdasarkan pengertian etimologi ini pula, khawarij berarti setiap
muslim yang ingin keluar dari kesatuan umat islam3.
1
Abdu Al-Qahir bin Thahir bin Muhammad Al-Bagdadi, Al-Farq bain Al-Firaq,Al-
Azhar,Mesir.1037,hlm, 75.
2
Abi Al-Fath Muhammad Abd Al-Karim bin Abi Baskar Ahmad Asy-Syahrastani,Al-Milal wa An-
Nihal,Dar Al-Fikr,Libanon,Beirut,hlm, 114.
3
Ali Mustafa Al-Ghurabi, tarikh Al-Firaq Al-Islamiyah wannasy’atu ilmi Al-Kalam Inda Al Muslimin,
Maktabah wa mathba’ah Muammad Ali Shabih wa auladuhu,Haidan Al-Azhar,Mesir Cet, II, 1958,
hlm 264
4
Harun Nasution, Teologi Islam Aliran Sejarah Analisa Perbandingan, Ul.Press cet.1.1985, hlm, 11.
5
Rahman op.cit hlm 245
4
bin Fudaki at-Tamimi, dan Zain bin Husein AthTha’I, dengan sangat
terpaksa Ali memerintahkan Al-Asytar (komandan pasukannya) untuk
menghentikan peperangan.6
6
Amir an-najjar,Al-Khawarij aqidaton wa fikratan wa falsafan terj. Afif Muhammad dkk, lentera
cet.1. bandung,1993, hlm 5
7
Al-ghurabi,op-cit. hlm. 265, bandingkan dengan nasution,loc cit; bandingkan pula dengan an-
najjar,loc cit.
8
Ibrahim madzzkur,fi al-falsafah al-islamiyah manhaj wa tathbiquh, juz II, dar al-maarif, mesir
1947,hlm 109, bandingkan dengan nasution, op.cit
5
3. Khalifah dipilih secara permanen selama yang bersangkutan
bersikap adil dan menjalankan syari’at Islam. Ia harus dijatuhkan
bahkan harus dibunuh jika melakukan suatu kedzaliman.
4. Khalifah sebelum Ali (Abu Bakar, Umar, dan Utsman) adalah sah,
tetapi setelah tahun ketujuh dari masa kehalifahannya, Utsman r.a
dianggap telah menyeleweng.
5. Khalifah Ali adalah sah tetapi setelah terjadi abitrase (tahkim),ia
dianggap menyeleweng.
6. Muawiyah dan Amr bin Al-Ash serta Abu Musa Al-Asy’ari juga
dianggap menyeleweng dan telah menjadi kafir.
7. Pasukan perang Jamal melawan Ali juga kafir.9
8. Seseorang yang berdosa besar tidak lagi disebut sebagai seorang
Muslim sehingga harus dibunuh. Yang sangat anarkis (kacau)
lagi, mereka menganggap seorang muslim dapat menjadi kafir
apabila ia tidak mau membunuh muslim yang lain yang telah
dianggap kafir dengan resiko menanggung beban harus
dilenyapkan pula.
9. Setiap muslim harus berhijrah dan bergabung dengan golongan
mereka. Bila tidak mau bergabung, ia wajib diperangi karena
hidup dalam dar al-harb (Negara musuh), sedangkan golongan
mereka sendiri dianggap berada dalam dar al-islam (Negara
islam).
10. Seseorang harus menghindar dari pimpinan yang menyeleweng.
11. Adanya wa’ad dan wa’id (orang yang baik harus masuk surga dan
orang yang jahat harus masuk neraka).
12. Amar ma’ruf nahi munkar
13. Memalingkan Ayat-ayat Al-Quran yang tampak mutasabihat
(samar).
14. Quran adalah makhluk.10
15. Manusia bebas memutuskan perbuatannya bukan dari Tuhan.
6
Melihat pengertian politik secara praktis yakni kemahiran
bernegara. Atau kemahiran dalam berupaya menyelidiki manusia
dalam memperoleh kekuasaan, atau kemahiran mengenai latar
belakang, motivasi dan hasrat mengapa manusia ingin memperoleh
kekuasaan. Khawarij dapat dikatakan sebagai sebuah partai politik.
Poltik ternyata juga merupakan doktrin sentral khawarij yang timbul
akibat reaksi adanya muawiyah yang secara teoritis tidak pantas
pemimpin Negara, karena ia seorang tulaqa11. Kebencian ini
bertambah dengan kenyataan bahwa keislaman Muawiyah belum
lama.
7
Orang-orang yang mempunyai prinsip Khawarij ini sering
menggunakan cara kekerasan dalam menyalurkan aspirasinya.
Adapun doktrin-doktrin selanjutnya yakni dari poin 11 sampai 15,
dapat dikategorikan sebagai doktrin teologis social. Doktrin ini
memperlihatkan kesalehan asli kelompok Khawarij sehingga sebagian
pengamat menganggap doktrin ini lebih mirip dengan doktrin
Mu’tazilah. Meskipun kebenaran adanya doktrin ini dalam wacana
kelompok Khawarij patut dikaji lebih mendalam. Dapat dirumuskan
bahwa orang-orang yang keras dalam pelaksanaan ajaran agama,
sebagaimana dilakukan kelompok Khawarij, cenderng berwatak
tekstualitas/skripturalis seingga menjadi fundamentalis. Kesan
skriptualitas dan fundamentalis itu tidak nampak pada doktrin-doktrin
khawarij pada poin 10 sampai 15. Namun bila doktrin telologis social
ini benar-benar merupakan doktrin Khawarij, dapat memprediksikan
bahwa kelompok Khawarij pada dasarnya merupakan orang-orang
baik. Hanya saja,keberadaan mereka sebagai kelompok minoritas
penganut garis keras, yang aspirasinya dikucilkan dan diabaikan
penguasa, ditambah oleh pola pikirnya yang simplistic,telah
menjadikan mereka bersikap ekstrim.12
C. Perkembangan Khawarij
Sebagaimana telah dikemukakan, Khawarij telah menjadikan
imamah-khilafah (politik) sebagai doktrin sentral yang memicu
timbulnya doktrin-doktrin teologis lainnya. Radikalitas yang melekat
pada watak dan perbuatan kelompok Khawarij menyebabkan mereka
sangat rentan pada perpecahan, baik secara internal kaum Khawarij
sendiri maupun secara eksternal dengan sesame kelompok Islam
lainnya. Para pengamat berbeda pendapat tentang jumlah sekte yang
terbentuk akibat perpecahan yang terjadi dalam tubuh Khawarij. Al-
Baghdadi mengatakan bahwa sekte ini telah terpecah menjadi 18
subsekte. Adapun, Al-Asfarayani, seperti dikutip Bagdadi,
mengatakan bahwa sekte ini telah pecah menjadi 22 subsekte.13
a. Al-Muhakkimah
b. Al-Azriqah
12
An-Najjar, op. cit hlm 56
13
Al-Bagdadi, op. cit hlm 246
8
c. An-Nadjat
d. Al-Balhasiyah
e. Al-Ajaridah
f. As-Saalabiyah
g. Al-Abadiyah
h. As-Sufriyah
9
c. Orang-orang islam yang tersesat dan menjadi kafir perlu
dibawa kembali ke islam sebenarnya,yaitu islam seperti yang
mereka fahami dan amalkan,.
d. Karena pemerintahan dan ulama tidak sefaham dengan mereka
adalah sesat, maka mereka meilih iman dari golongan mereka
sendiri,yakni iman dalam arti pemuka agama dan pemuka
pemerintahan.
e. Mereka bersifat fanatic dalam faham dan tidak segan-segan
menggunakan kekerasan dan membunuh untuk mencapai
tujuan mereka.
2. Murji’ah
A. Pengertian Murji’ah
Nama Murji’ah diambil dari kata irja atau arja’a yang bermakna
penundaan,penangguhan, dan pengharapan. Kata arja’a mengandung
pula arti memberi harapan,yakni memberi harapan kepada pelaku dosa
besar untuk memperoleh pengampunan dan rahmat Allah. Oleh karena
itu Murji’ah artinya orang yang menunda penjelasan kedudukan
seseorang yang bersengketa,yakni Ali dan Muawiyah serta pasukannya
masing-masing ke hari kiamat kelak.16
16
Cyril Glasse, The Concise Encyclopedia Of Islam, Staceny International,London, 1989 hlm 288-
9.Departemen Agama RI,Ensiklopedi Islam.1990
17
W.Montgomery Watt,Islamic Philosophy and Theology;And Extended Survey,At
Univ.Press,EidenBurg,1987,hlm 23
10
dengan mengatakan, “Kita mengakui Abu Bakar dan Umar,tetapi
menangguhkan keputusan atas persoalan yang terjadi pada konflik sipil
pertama yang melibatkan Utsman,Ali dan Zubayr”. Ia kemudian
mengelak berdampingan dengan kelompok syiah revolusioner yang
terlampau mengagungkan Ali dan para pengikutnya,serta menjauhkan
diri dari Khawarij yang menolak mengakui kkhalifahan Muawiyah
dengan alasan bahwa ia adalah keturunan si pendosa Utsman.18
18
Gihb and J.H.Krammers,loc.cit.
19
Gihb and J.H.Krammers,op, cit hlm.412
11
seseorang masih dianggap mukmin walaupun
meninggalkan perbuatan yang difardukan dan
melakukan dos besar.
g. Dasar keselamatan adalah iman semata. Selama masih
ada iman di hati,setiap maksiat tidak dapat
mendatangkan madarat ataupun gangguan atas
seseorang. Untuk mendapatkan pengampunan,manusia
cukup hanya dengan menjauhkan diri dari syirik dan
mati dalam keadaan akidah tauhid.20
C. Sekte-Sekte Murji’ah
a. Murji’ah-Khawarij
b. Murji’ah-Qadariyah
c. Murji’ah-Jabariyah
d. Murji’ah Murni
e. Murji’ah Sunni
20
W.Montgomery Watt,Early Islam : Collected Articles, Eidenburg, 1990,hlm 181.
Nasution,Teologi Islam,op.cit hlm 23-3.
21
Watt,Early Islam,hlm 181
12
7. An-Najariyah pengikut Al-Husain bin Muhammad An-
Najr
8. Al-Hanafiyah pengikut Abu Haifah An-Nu’am
9. Asy-Syabibiyah pengikut Muhammad bin Syaib
10. Al-Mu’aziyah pengikut Muadz Ath-Thaumi
11. Al-Murisiyah pengikut Basr Al-Musrisy
12. Al-Karamiyah pengikut Muhammad bin Karam As-
Sijistany22
22
Muhammad Imarah, Tayyarat Al-Fikr Al-Islamiy dar Asy-Syuruq,Kairo-Beirut, 1991,hlm 33-4.
23
Nasution,Teologi..hlm 24
24
Ibid,hlm 26-27
13
c. Yunusiyah dan Ubaidiyah melontarkan penrnyataan bahwa
melakukan maksiat atau perbuatan jahat tidaklah merusak
keimanan seseorang. Mati dalam iman, dosa-dosa dan
perbuatan-perbuatan jahat yang dikerjakan tidaklah
merugikan orang yang bersangkutan. Dalam hal ini,Muqatil
bin Sulaiman berpendapat bahwa perbuatan jahat,banyak atau
sedikit,tidak merusak iman seseorang sebagai musyrik.
d. Hasaniyah menyebutkan bahwa jika seseorang mengatakan
“saya tahu tuhan melarang makan babi,tetapi saya tidak tahu
apakah babi yang diharamkan itu adalah kambing ini” maka
orang tersebut tetap mukmin,bukan kafir. Begitu pula orang
yang mengatakan “saya tahu tuhan mewajibkan naik haji ke
Ka’bah tetapi saya tidak tahu apakah Ka’bah di India atau di
tempat lain.”
14
DAFTAR PUSTAKA
Abdu Al-Qahir bin Thahir bin Muhammad Al-Bagdadi, Al-Farq bain Al-Firaq,Al-
Azhar,Mesir.
Abi Al-Fath Muhammad Abd Al-Karim bin Abi Baskar Ahmad Asy-Syahrastani,
1958, Al-Milal wa An-Nihal, Dar Al-Fikr,Libanon.
15