Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KHAWARIJ, MURJIAH, JABARIAH, DAN, QODARIAH


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Ilmu Kalam

Disusun Oleh :

KELOMPOK 2 : - Andre (2311133)

-Adhit Amirullah (2311134)

- Hasida (2311163)

- Sutia Andriyani (2311138)

Dosen Pengampu: Dr. Zaprulkan, S. Sos.I, M.S.I

Fakultas Tarbiyah
Program Studi Pendidikan Agama Islam
Institut Agama Islam Negeri Syaikh Abdurrahman Siddik
Bangka Belitung
Tahun 2024

1
PENDAHULUAN

Kehidupan memang tidak luput dari setiap permasalahan. Dalam Islam sendiri mulai sejak
dahulu di zaman Rasulullah SAW sampai sekarang memiliki permasalahan. Setelah wafatnya
Rasulullah SAW mulai timbul banyaknya pergejolakan yang timbul dalam kalangan umat.
Setiap Pemerintah atau Khalifah yang berkuasa berusaha untuk meminimalisir dari
pemberontakan tersebut. Dari gejolak yang timbul dari umat menimbulkan berbagai firqoh
(kaum) dalam kalangan. umat Islam sendiri. Seperti kaum Syiah, kaum Khawarij, kaum
Mu'tazilah, kaum Qadariyah, kaum Jabariyah, dan kaum Murji'ah. Dari hal ini membuat umat
sendiri menjadi terpecah belah dalam pemikiran tentang Islam. Sehaingga hal inilah yang
memicu timbulnya dari "Teologi Islam". Dalam konteks historis lahirnya Murjiah pada akhir
abad pertama Hijrah pada saat Ibukota kerajaan Islam dari Madinah pindah ke Kuffah
kemudian pindah lagi ke Damaskus. Ini dipicunya adanya pergejolakan yang timbul dalam
politik imamah atau khilafat pada masa kekhalifahan Utsman bin Affan yang kemudian
berkelanjutan pada masa khalifah Ali bin Abi Thalib RA. Sehingga pada tragedi terbunuhnya
khalifah Utsman bin Affan RA yang dilakukan oleh Abdullah bin Salam menjadi pembuka
yang dinyatakan kaum Muslimin membuka bencana baginya yang tidak akan tetutup sampai
hari Kiamat.

Dalam sebuah hadits Nabi Muhammad SAW, dikatakan bahwa kelak islam terpecah
menjadi 73 golongan. Setiap golongan akan memahamiislam sesuai versi mereka masing-
masing. Bahkan tak jarang dari setiapaliran islam kini ada, memiliki pemikiran dan pendapat
yang berbeda-beda.Memahami seluruh aliran islam akan memudahkan kita sebagai
muslimuntuk mengidentifikasi ideologi dan nilai yang diyakini oleh setiapgolongan. tak dapat
dipungkiri semenjak wafatnya nabi, perbedaan pandangan mulai bermunculan, hingga
akhirnya membentuk aliran, madzabatau submadzab.Perpecahan pertama kali dalam islam
adalah saat perseteruan antarakhalifah Ali bin Abi Thalib, dengan Gubernur Syam Muawiyaah.
Orang-orang yang tidak mengikuti tahkim memecah diri menjadi kelompokKhawarij.

2
PEMBAHASAN

A. Khawarij
1. Latar Belakang Kemunculan
Secara etimologis, kata Khawarij berasal dari bahasa Arab, yaitu kharaja yang
berarti keluar, muncul, timbul, atau memberontak. Istilah Khawarij adalah suatu
sekte/kelompok/ aliran pengikut Ali bin Abi Thalib yang keluar meninggalkan
kelompok Ali karena tidak sepakat terhadap Ali yang menerima arbitrase/tahkim
dalam Perang Siffin pada tahun 37 H/648 M dengan Mu'awiyah bin Abi Sufyan
tentang perebutan kekuasaan (khilafah). Kelompok Khawarij muncul setelah
peristiwa genjatan senjata (arbitrase/tahkim) antara pasukan Ali bin Abi Thalib dan
Mu'awiyah bin Abi Sufyan pada Perang Siffin. Peristiwa tahkim/arbitrase ini tidak
hanya menimbulkan kekecewaan dari pihak Ali, tetapi juga menimbulkan
perselisihan di kalangan kelompok Ali. Orang pertama yang mengobarkan
perselisihan di antara para pengikut Ali adalah Nafi' bin Al-Azraq Al-Hanafi. la
mencela orang-orang yang menyetujui tahkim dan menganggap kafir terhadap
orang-orang yang menentang pendiriannya. Sebagian kelompok pendukung Ali
yang merasa kecewa terhadap peristiwa perundingan itu memilih keluar dari barisan
Ali. Setelah Ali diturunkan dari jabatannya sebagai khalifah, Mu'awiyah dinobatkan
sebagai khalifah. Sejak saat itulah, orang-orang Khawarij mem- belot dengan
mengatakan, "Mengapa kalian berhukum kepada manusia? Tidak ada hukum selain
hukum yang ada di sisi Allah. Mengomentari per- kataan mereka, Imam Ali
menjawab, "Itu adalah ungkapan yang benar, tetapi mereka artikan dengan keliru."
Orang-orang Khawarij pun keluar dari pasukan Ali dan langsung menuju Hurura
sehingga mereka disebut dengan istilah Hururiah. Kadang-kadang mereka disebut
juga Syurah dan Al-Mariqah. Kaum Khawarij dipandu Abdullah Al-Kiwa untuk
sampai ke Harura. Di Harura, mereka melanjutkan perlawanan kepada Mua'wiyah
dan Ali. Di sana mereka mengangkat seorang pimpinan definitif yang bernama
Abdullah bin Sahab Ar-Rasyibi."
2. Doktrin Khawarij
a. Doktrin politik
Beberapa doktrin Khawarij yang termasuk kategori politik, di antaranya:

3
1) pemimpin (imam) atau khalifah harus dipilih secara bebas oleh seluruh umat
Islam.
2) pemimpin (imam) atau khalifah tidak harus keturunan etnis Arab;
3) jabatan imam atau khalifah bisa diraih oleh setiap orang muslim yang sudah
memenuhi syarat,
4) pemimpin atau khalifah yang adil dan menjalankan syariat Islam di- pilih secara
permanen. Apabila pemimpin atau khalifah melakukan kezaliman, ia harus
dijatuhkan, bahkan dibunuh.
5) Khalifah Abu Bakar, Umar, dan Utsman merupakan khalifah yang sah, tetapi
setelah tahun ketujuh dari masa kekhalifahannya, Khalifah Utsman dianggap
telah menyimpang:
6) Khalifah Ali dianggap sah. Namun, setelah peristiwa arbitrase, la di- anggap
menyeleweng;
7) Mu'awiyah, Amr ibn Al-Ash, dan Abu Musa Al-Asy'ari dinilai telah
menyeleweng dan menjadi kafir.

Timbulnya doktrin ini merupakan reaksi terhadap keberadaan Mu'awiyah


yang secara teoretis tidak pantas memimpin negara karena ia seorang tulaqa'.
Kebencian orang-orang Khawarl) terhadap Mu'awiyah ditunjang dengan adanya
anggapan bahwa keislaman Mu'awiyah belum lama, Kelompok Khawarij
menganggap bahwa Mu'awiyah tidak pantas memimpin kekhalifahan karena
keislamannya baru. Mereka berupaya menggunakan jalan pintas untuk menolak
kepemimpinan Mu'awiyah dengan cara membunuhnya, termasuk memberantas
kelompok yang terlibat dalam proses pembentukan kepemimpinan khalifah.

b. Doktrin teologi

Kelompok Khawarij memiliki doktrin yang berkaitan dengan teologi Menurut


Richardson, teologi dan nalar bukan hanya menjadi sumber pengetahuan tentang
Tuhan, melainkan juga cara-cara intelektual untuk merumuskan dan melihat lebih
jelas kebenaran Tuhan. Hal tersebut sesual dengan peran akal, yaitu sebagai alat
bantu, penopang, atau alat peng hubung, dan sebagai alat kritik, baik kritik maupun
formulasi yang kreatif. Doktrin teologi lainnya berkaitan dengan Al-Quran. Al-
Quran dipahan sebagai kalam Allah, bukan Allah itu sendiri sehingga bersifat tidak
kekal (hadis). Pandangan mengenai siksa Allah dalam doktrin Khawarij dipahami

4
bahwa orang yang melakukan dosa besar sampai meninggal tetap me- lakukan dosa
besar maka ia akan berada di neraka selama-lamanya. Dalam pandangan Khawarij,
apabila orang muslim melakukan dosa besar, ia akan disiksa seperti orang kafir.
Dalam pandangan Khawarij, kepemimpinan Mu'awiyah yang dianggap tidak sah
termasuk kelompok yang melakukan dosa besar dan termasuk kafir sehingga harus
dibunuh. Berkaitan dengan doktrin siksa Allah, pengikut Khawarij memiliki doktrin
tentang kedudukan anak-anak setelah meninggal. Apakah anak- anak itu kelak
disiksa di neraka atau dimasukkan ke dalam surga? Ada tiga pendapat dari
kelompok Khawarij ini. Pertama, anak-anak orang musyrik yang meninggal akan
disiksa dalam neraka seperti bapaknya yang musyrik. Kedua, anak-anak yang
bapaknya musyrik boleh ditempatkan di neraka, tetapi anak-anak yang mukmin
harus ditempatkan di dalam surga. Ketiga anak-anak yang bapaknya musyrik atau
mukmin apabila anak-anak itu meninggal, mereka tetap akan ditempatkan di dalam
surga. Mereka tidak bisa bersikap toleran terhadap pemahaman orang lain yang
berbeda tentang ajaran Islam, walaupun dalam bentuk hal yang kecil (furu).

c. Doktrin sosial

Doktrin sosial berkaitan dengan ajaran moral atau kesaletian sese orang. Ada
beberapa doktrin yang termasuk doktrin sosial dari para pengikut Khawarij.
Pertama, setiap muslim diwajibkan berhijrah dan bergabung dalam kelompok
Khawarij, Kedua, jika tidak mau bergabung. mereka wajib diperangi). Beberapa
doktrin menunjukkan sikap kesalehan kelompok Khawarij sehingga beberapa
pengamat memahami beberapa doktrin ini mirip dengan doktrin Mu'tazilah."
Doktrin-doktrin ini tidak menunjukkan teks tualis/skriptualis, tetapi lebih
menunjukkan pada moral sehingga bebe- rapa pengamat meragukan keaslian
doktrin Khawarij. Apabila doktrin teologi sosial ini asli doktrin Khawarij, dapat
diasumsikan bahwa kelompok Khawarij pada dasarnya merupakan orang-orang
baik.

3. Perkembangan Khawarij
Keberadaan pengikut Khawarij mengalami perkembangan seiring dengan
karakternya. Doktrin Imamah/khilafah/politik sebagai doktrin sentral telah memicu
timbulnya doktrin-doktrin teologis lainnya. Para pengamat berbeda pendapat
tentang jumlah kelompok bagian (firgah) sebagai hasil dari perpecahan dari

5
kelompok Khawarij. Al-Asy'ari menjelaskan dua kelompok besar dalam pengikut
Khawarij, yaitu Ajaridah dan Ibadiyyah. Di dalam kelompok Khawarij Ajaridah
terdapat lima belas kelompok (firgah), sedangkan dalam kelompok Ibadiyyah
terdapat empat kelompok bagian (firgah). Al-Bagdadi menjelaskan bahwa
kelompok Khawarij mengalami perpecahan menjadi dua puluh firgah. Harun meng-
ungkapkan bahwa aliran Khawarij mengalami perpecahan menjadi delapan belas
firqah." Al-Asfarayani menjelaskan perpecahan kelompok Khawarij ini
sebagaimana dikutip Al-Bagdadi adalah dua puluh dua firqah Terlepas dari jumlah
subsekte pecahan Khawarij, tokoh-tokoh yang di sebutkan sepakat bahwa subsekte
Khawarij yang besar hanya ada delapan, yaitu Al-Muhakkimah, Al-Azriqah, An-
Najdat, Al-Baihasiyah, Al-Ajaridah, As Saalabiyah, Al-Abadiyah, dan As-Sufriyah.
Saat ini keberadaan kelompok Khawarij sebagian besar sudah musnah. hanya sisa-
sisanya yang masih muncul. Kelompok Khawarij yang masih ada. di antaranya
terdapat di Zanzibar, Afrika Utara, dan Arabia Selatan, Is Sekalipun sebagian besar
keberadaan kelompok Khawarij sudah lenyap. adanya gerakan-gerakan Islam
radikal masa kini sering dikaitkan dengan kelompok Khawarij. Hal tersebut karena
gerakan Islam radikal masa kini memiliki kemiripan dengan kelompok Khawarij
apabila dilihat dari karak- ternya. Harun menjelaskan beberapa indikator aliran
yang dapat dikate gorikan sebagai aliran Khawarij masa kini, di antaranya sebagai
berikut:
(a) Mudah mengafirkan orang yang tidak segolongan dengannya, meski- pun
orang itu adalah muslim.
(b) Islam yang dianggap benar adalah Islam yang mereka pahami dan amalkan,
sedangkan golongan lain dianggap tidak benar.
(c) Orang-orang Islam yang tersesat dan menjadi kafir perlu dibawa kembali ke
Islam yang sebenarnya, yaitu Islam seperti yang mereka pahami dan
amalkan.
(d) Pemerintah dan ulama yang tidak sepaham dengan mereka adalah sesat.
Oleh karena itu, mereka memilih Imam dari golongannya, yaitu Imam
dalam arti pemuka agama dan pemerintahan.
(e) Bersifat fanatik dalam paham dan tidak segan-segan menggunakan
kekerasan dan pembunuhan untuk mencapai tujuannya.

6
B. Al-Murjiah
1. Latar Belakang Kemunculan
Asal kata Murji'ah adalah dari kata irja' yang artinya menagguhkan,
mengakhirkan, dan memberi pengharapan. Kaum murji'ah ini lahir pada permulaan
abad ke-1 hijriah. Kaum murji'ah ini memiliki ciri khas yaitu dimasukkannya iqrar
sebagai bagian yang sangat penting dari iman, di samping tashdiq (ma'rifah). Kaum
Murjiah pada awalnya, muncul karna persoalan politik, yaitu persoalan Khalifah
yang dimana membawa perpecahan dan kekacauan dikalangan umat islam, Nah
pada saat itu situasi yang sangat mencekam karna masalah tahkim yang melibatkan
Ali bin Abu Thalib, Mu'awiyah bin Abu Sufyan, Amru bin Ash dan Abu Musa Al-
Asy'ari. Pada dasarnya kaum murjiah merupakan golongan yang tidak mau turut
campur dalam pertentangan yang terjadi diantara mereka dan justru mengambil
sikap menyerahkan semua pertentangan atau masalah yang terjadi antara mereka.
berempat kepada Tuhan. Ada yang mengatakan bahwa latar belakang munculnya
murji'ah adalah dengan adanya pendapat yang menyalahkan bahwa ummul
mukminin Siti Aisyah dan kawan-kawan yang telah menyebabkan terjadinya perang
jamal. Dan ada juga yang mengatakan bahwa mu'awiyahlah yang menyalahkan
pihak Ali karna telah berani memberontak melawan khalifah Usman bin Affan,
(Drs. Sudadi, 2015:112) Jadi jika kita perhatikan dengan seksama bahwa semua ini
bisa terjadi karna pada saat itu terjadi ketidakpuasan terhadap para pemimpin pada
saat itu, dan pada saat itu juga adanya tidak saling percaya satu sama lain, oleh karna
itulah murji'ah muncul. Memang pada awalnya murji'ah itu sendiri sangat
membenci hal-hal yang berhubungan tentang politik, dan kehalifahan. Makanya
murji'ah ini dikenal sebagai the queietists (kelompok bungkam), dikarnakan sikap
inilah yang membuat kaum murji'ah itu selalu diam dalam persoalan politik.
2. Doktrin Ajaran
Menurut Harun Nasution menyebutkan, bahwa Murji'ah memiliki empat ajaran
pokok, yaitu:

1. Menunda hukuman atas Ali, Mu'awiyah, Amr bin Ash, dan Abu Musa Al-
Asy'ari yang terlibat tahkim dan menyerahkannya kepada Allah di hari kiamat
kelak.
2. Menyerahkan keputusan kepada Allah atas orang muslim yang berdosa
3. Meletakkan (pentingnya) iman

7
4. Memberikan pengharapan kepada muslim yang berdosa besar untuk
memperoleh ampunan dan rahmat

Sub kelompok Murji'ah

Sub kelompok murji'ah adalah bagian dari aliran murji'ah yang terbagi menjadi
beberapa kumpulan berdasarkan pendapat yang berbeda terhadap masalah-masalah
keturunan seperti khilafah dan lainnya.
beberapa contoh sub kelompok murji'ah antara lain:

1. Murji'ah moderat termasuk tokoh seperti Al Hasan bin Muhammad bin Ali Bin
Abi Thalib Abu Hanifah Abu Yusuf dan beberapa ahli hadits.
2. murjiah ekstrem contohnya adalah Al Jamiah, Al salihiliyah,, al- Yunusiyah, al-
Khasaniyah, dan al-Azariqah.

Sub kelompok ini terdiri dari individu-individu yang memiliki pendapat yang
berbeda tentang konsep "irja yang merujuk pada hal yang dapat dipandang sebagai
dosa besar. Namun tidak memberikan dampak negatif permanen bagi individu yang
melakukannya.

A. Jabariah
1. Latar Belakang Kemunculan Jabariah
Kata Jabariah berasal dari kata jabara yang berarti "memaksa" Di dalam A-
Munjid dijelaskan bahwa nama Jabariah berasal dari kata jabara yang mengandung
arti memaksa dan mengharuskan melakukan sesuatu.' Jabariah (dengan menambah
ya nisbah), artinya adalah suatu kelompok atau aliran (isme).Lebit lanjut Asy-
Syahratsany menegaskan bahwa paham al-jabr berarti menghilangkan perbuatan
manusia dalam arti yang sesungguhnya danmenyandarkannya kepada Allah SWT.²

Paham al-jabar pertama kali diperkenalkan oleh Ja'd bin Dirham (terbunuh 124 H)
yang kemudian disebarkan oleh Jahm Shafwan (125 H dari Khurasan. Dalam

8
sejarah teologi Islam, Jahm tercatat sebagai tokoh yang mendirikan aliran Jahmiyah
dalam kalangan Murjl'ah. la duduk sebagai sekretaris Suraih bin Al-Haris dan
menemaninya dalam gerakan melawan kekuasaan bani Umayah.
Mengenai kemunculan paham al-jabar, para ahli sejarah pemikiranmengkajinya
melalui pendekatan geokultural bangsa Arab Ahmad Amin. la menggambarkan
kehidupan bangsa Arab yang dikungkung oleh gurun pasir sahara yang memberikan
pengaruh besar ke dalam cara hidup mereka." Ketergantungan mereka pada alam
sahara yang ganas telah mencuatkan sikap penyerahan diri terhadap alam.

Harun Nasution menjelaskan bahwa dalam situasi demikian, masyarakat Arab tidak
banyak melihat jalan untuk mengubahkeadaan sekeliling mereka sesuai dengan
keinginannya. al-jabar sudah muncul jauh sebelum kedua tokoh di atas. Benin-
benin itu terlihat dalam peristiwa sejarah berikut:

a) Suatu ketika, Nabi menjumpai sahabatnya yang sedang bertengkar dalam


masalah takdir Tuhan. Nabi melarang mereka untuk memperdebatkan persoalan
tersebut, agar terhindar dari kekeliruan penafsiran tentang ayat-ayat Tuhan
mengenai takdir.'
b) Khalifah Umar bin Khaththab pernah menangkap seseorang yangke tahuan
mencuri. Ketika diinterogasi, pencuri itu berkata,"Tuhan telah menentukan aku
mencuri" Mendengar ucapan itu, Umar marah sekali dan menganggap orang itu
telah berdusta kepada Tuhan. Oleh karena itu, Umar memberikan dua jenis
hukuman kepada pencuri itu.Pertama, hukuman potong tangan karena mencuri.
Kedua, hukuman dera karena menggunakan dalil takdir Tuhan."
Paparan di atas menjelaskan bahwa bibit paham aljabar telah muncul sejak awal
periode Islam. Akan tetapi, al-jabar sebagai pola pikir atau aliran yang dianut,
dipelajari dan dikembangkan terjadi pada masa-masa pemerintahan Daulah Bani
Umayah, yaitu oleh kedua tokoh yang telah disebutkan.

2. Para Pemuka dan Doktrin-doktrin Pokok Jabariah


Menurut Asy-Syahrastani, Jabariah itu dapat dikelompokkan meniadi dua
bagian, yaitu ekstrem dan moderat, 3Di antara doktrin Jabariah ekstrem adalah
pendapatnya bahwa segala perbuatan manusia bukan merupakan perbuatan yang
timbul dari kemauannya, melainkan perbuatanjng dipaksakan atas dirinya.

9
a. Jahm bin Shafwan
Nama lengkapnya adalah Abu Mahrus Jaham bin Shofwan. la berasal dari
Khurasan, bertempat tinggal di Kufah. la seorang dai yang fasih danlincah (orator).
la ditawan kemudian dibunuh secara politis tanpa ada kaitannya dengan agama.75
usaha yang dilakukan Jahm, antara lain menyebarkan doktrinnya ke berbagai
tempat, seperti ke Tirmidz dan Balk. Sebagai seorang penganut dan penyebar
paham Jabariah, banyak
Di antara pendapat-pendapat Jahm berkaitan dengan persoalan teologi adalah
sebagai berikut:

1) Manusia tidak mampu untuk berbuat apa-apa. la tidak mempunyai


daya, tidak mempunyai kehendak sendiri, dan tidak mempunyaipilihan,
2) Surga dan neraka tidak kekal. Tidak ada yang kekal selain Tuhan.
3) Iman adalah makrifat atau membenarkan dalam hati,
4) Kalam Tuhan adalah makhluk. Allah Mahasuci dari segala sifat dan ke
serupaan dengan manusia, seperti berbicara, mendengar, dan melihat Begitu
pula Tuhan tidak dapat dilihat dengan indra mata di akhirat kelak.
Dengan demikian, dalam beberapa hal, Jahm berpendapat serupa dengan
Murji'ah, Mu'tazilah, dan Asy'ariah sehingga para pengritik dan sejarawan
menyebutnya dengan Al-Mu'tazili, Al-Murj'i, dan Al-Asy'ari.

b. Ja'd bin Dirham


Al-Ja'd adalah seorang Maulana bani Hakim, tinggal di Damaskus. dibesarkan
di dalam lingkungan orang Kristen yang senang membicarakanteologi. Doktrin
pokok Ja'd secara ymum sama dengan pikiran Jahm. AlGhuraby menjelaskannya
sebagai berikut:
1) Al-Quran itu adalah makhluk. Oleh karena itu, dia baru. Sesuatu yang baru
tidak dapat disifatkan kepada Allah.
2) Allah tidak mempunyai sifat yang serupa dengan makhtuk, seperti berbicara,
melihat, dan mendengar.
3) Manusia terpaksa oleh Allah dalam segala-galanya.

10
Berbeda dengan Jabariah ekstrem, Jabariah moderat mengatakar bahwa Tuhan
menciptakan perbuatan manusia, baik perbuatan jahat maupun perbuatan baik,
tetapi manusia mempunyai bagian di dalamnya.
Tokoh yang termasuk dalam Jabariah moderat adalah sebagai berikut.
a. Al-Najjar
Nama lengkapnya adalah Husain bin Muhammad An-Najjar (wafat 230 H). Para
pengikutnya disebut An-Najjariyah atau Al-Husainiyah. Di antara pendapat-
pendapatnya adalah:
1). Tuhan menciptakan segala perbuatan manusia, tetapi manusia
mengambil bagian atau peran dalam mewujudkan perbuatan-
perbuatan itu,
2). Tuhan tidak dapat dilihat di akhirat. Akan tetapi, An-Najjar menyatakan
bahwa Tuhan dapat memindahkan potensi hati (makrifat) pada mata sehingga
manusia dapat melihat Tuhan.
b. Adh-Dhirar
Nama lengkapnya adalah Dhirar bin Amr. Pendapatnya tentang perbuatan
manusia sama dengan Husein An-Najjar, yaitu bahwa manusiatidak hanya
merupakan wayang yang digerakkan dalang. Secara tegas, Dhirar mengatakan
bahwa satu perbuatan dapat ditimbulkan oleh dua pelaku secara bersamaan, artinya
perbuatan manusia tidak hanya ditimbulkanoleh Tuhan, tetapi juga oleh
manusianya. Dhirar mengatakan bahwa Tuhan dapat dilihat di akhirat melalui
"indra keenam' la juga berpendapat bahwahujjah yang dapat diterima setelah Nabi
adalah ijtihad.

B. Qadariah
1. Latar Belakang Kemunculan Qadariah
Qadariah berasal dari bahasa Arab qadara,yang artinya kemampuan dan
kekuatan.menurut pengertian terminologi, Qadariah adalah aliran yang percaya
bahwa segala tindakan manusia tidak diintervensi tangan tuhan.Aliran ini
berpendapat bahwa tiap tiap orang adalah pencipta bagi segala perbuatannya; ialah
dapat berbuat sesuatu atau meninggalkannya atas kehendaknya sendiri. Dapat di
pahami bahwa Qadariah digunakan untuk nama aliran yang memberi penekanan
atas kebebasan dan kekuatan manusia dalam mewujudkan perbuatan
perbuatannya.Dalam hal ini,Harun Nusation turut menegaskan bahwa kaum

11
Qadariah berasal dari pengertian bahwa manusia mempunyai qudrah atau kekuatan
untuk melaksanakan kehendaknya dan bukan berasal dari pengertian bahwa
manusia terpaksa tunduk pada qadar tuhan Seharusnya, sebutan Qadariah diberikan
pada aliran yang berpendapat bahwa qadar telah menentukan segala tingkah laku
manusia,baik yang bagus maupun yang jahat.Sebutan tersebut telah melekat pada
aliran yang percaya bahwa manusia mempunyai kebebasan berkehendak.
Menurut Ahmad Amin,ada para ahli teologi yang mengatakan bahwa Qadariah
pertama di munculkan oleh Ma’bad Al-jauhani (w.80 H) dan Ghailan Ad-
Dimasyqy.Ma’bad adalah seorang taba’i yang dapat dipercaya dan pernah berguru
kepada Hasan Al-Bisri.Sementara,Ghailan adalah seorang orator berasal dari
Damaskus dan ayahnya menjadi Maula Utsman bin Affan.

2. Doktrin -doktrin pokok Qadariah


Doktrin Qadariyah adalah pendapat bahwa segala tindakan manusia tidak
diintervensi oleh Allah, namun manusia memiliki kebebasan berkehendak dan
mempunyai kemampuan untuk melakukan perbuatan. Ini berarti bahwa Allah tidak
mengatur segala perbuatan manusia, tetapi manusia menciptakan perbuatan mereka
sendiri atas kehendaknya. Qadariyah juga berpendapat bahwa Allah tidak memiliki
sifat-sifat azali, seperti ilmu, kudrat, hayat, mendengar, dan melihat yang bukan
dengan zatnya sendiri. Qadariyah mengambil dasar dari ayat-ayat Al-Qur'an, seperti
QS Ar-Ra'ad: 11, yang menyebutkan bahwa Allah tidak merubah keadaan sesuatu
kaum sehingga mereka merubah keadaan diri mereka sendiri.

12
PENUTUP
Ilmu kalam berasal dari dua kata yaitu, Ilmu dan Kalam. Prasa ini ingin
menunjukkan bahwa yang dimaksud adalah ilmu tentang kalam. Ilmu kalam membahas
ajaran-ajaran dasar di dalam agama Islam. Ajaran-ajaran dasar itu menyangkut wujud
Allah, Kerasulan Muhammad, dan Al-Quran, serta orang yang percaya dengan tiga hal
itu, yakni orang muslim dan mukmin, serta orang yang tidak percaya, yakni kafir dan
musyrik, soal surga dan neraka, dll.
Ilmu kalam memiliki banyak aliran yang diantaranya: Khawarij, Syiah, Qadariyah,
Jabariyah, Murji'ah, Mu'tazilah, Maturidiyyah, dan Asy'ariyyah. Setiap aliran-aliran
yang ada di dalam ilmu kalam memiliki doktrin-doktrinnya masing- masing yang
mereka yakini dan mereka pertahankan.
Berdasarkan hasil di atas memiliki pandangan, ajaran, sekte, dan keyakinan masing-
masing. Diantaranya: aliran Al-Murji'ah memiliki. doktrin Irja'a diimplementasikan
dengan sikap politik netral atau non blok yang hampir diekpresikan dengan sikap diam,
itulah sebabnya, kelompok Murji'ah dikenal pula sebagai the queietisisi (kelompok
bungkam).
Selanjutnya, Pokok Pemikiran atau Ajaran Pokok dari Mu'tazilah adalah At-Tauhid
(Ke- Mahaesaan Allah), Al-'Adl (Keadilan), Al-Wa'ad wa Al-Wa'id (Janji dan
Ancaman), Al-Manzilah baina Al-Manzilatain (posisi di antara dua posisi), dan Amar
Ma'ruf Nahi Munkar (menyuruh berbuat baik dan melarang berbuat buruk
Aliran Khawarij lebih bersifat demokratis, karena menurut mereka Khalifah atau
Imam harus dipilih secara bebas oleh seluruh umat Islam, yang berhak menjadi
Khalifah itu bukan hanya anggota suku bangsa Quraisy, bahkan juga bukan hanya orang
Arab saja, tetapi siapa saja orang Islam yang sanggup dan mampu. Sedangkan Al-Farabi
adalah Filsuf besar muslim yang banyak menyusun karya Filsafat, bahkan memadukan
beberapa kejanggalan-kejanggalan, terutama antara Plato dan Aristoteles.
Pada aliran Al-Qodariyah melihat bahwa adanya kebebasan dan kemerdekaan
seseorang untuk menentukan perbuatan apa saja yang ingin dilakukan. Dan aliran
jabariyah memiliki pokok ajaran manusia tidak mampu berbuat apa-apa, iman adalah
ma'rifat atau membenarkan dalam hati, kalam tuhan adalah makhlu, dan surga dan
neraka tidak kekal.

13

Anda mungkin juga menyukai