Disusun Oleh:
M.A.S Fathul Mubin Al-Masyhuriy (2302011011)
Wafid Muhammad Izza (2302011020)
Deri Ade Anggoro (2302012001)
A. Khawarij:
B. Pengertian :
Secara bahasa yaitu )) خرجyang artinya keluar, dari sini saja dapat disimpukan
bahwasannya setiap orang yang keluar dari kesatuan umat islam. Secara istilah
adalah suatu sekte/kelompok yang keluar meninggalkan barisan karena
ketidakpuasan terhadap keputusan Ali yang menerima tahkim pada perang Siffin
37 H 675 M.
1
1. Khalifah atau imam harus dipilih secara bebas oleh seluruh umat muslim,
3. Setiap umat muslim berhak menjadi khalifah akan tetapi harus sudah
memenuhi syarat ke kekhalifahan,
4. Khalifah dipilih secara permanen selama yang bersangkutan bersikap adil dan
menjalankan syari’at-syari’at islam, ia harus dijatuhkan atau bahkan dibunuh
jika melakukan kedzaliman,
5. Khalifah sebelum Ali ( Abu Bakar, Umar, Utsman ) adalah sah, tetapi setelah
tahun ketujuh dari masa ke khalifahannya, Utsman Radhiallahu ‘Anhu,
dianggap telah menyeleweng atau menyimpang.
7. Mu’awiyah dan Amr bin Al-Ash serta Abu Musa Al-Asy’ari juga di anggap
menyimpang dan telah menjadi kafir.
9. Seseorang yang berdosa besar tidak lagi disebut muslim karenanya harus
dibunuh, Mereka menganggap bahwa seorang muslim menjadi kafir
disebabkan karena tidak mau membunuh kaum muslim yang lain yang mana
mereka telah di anggap kafir oleh orang golongan Khawarij, dengan resiko ia
menanggung beban harus dimusnahkan atau dilenyapkan juga.
10. Setiap muslim harus berhijrah dan bergabung dengan golongan mereka.
Apabila tidak mau bergabung, ia wajib diperangi dikarenakan mereka hidup
2
dalam Dar hard (negara musuh), sedangkan golongan mereka di anggap
berada dalam dar Al Islam ( negara islam ).
11. Seseorang harus menghindar dari pimpinan yang menyimpang, adanya wa’da
dan wa’id ( orang yang baik harus masuk surga, sedangkan yang jahat harus
masuk kedalam neraka ).
15. Manusia bebas menerapkan atau melakukan pendapatnya sendiri bukan dari
Allah Ta’ala.
Apabila diperhatikan secara mendalam, doktrin yang dikembangkan kaum
Khawarij dapat dikategorikan kedalam tiga kategori, yaitu politik, teologi, dan
sosial. Doktrin Khawarij dari poin 1 sampai poin ke 8 dapat di kategorikan sebagai
doktrin politik dikarenakan membicarakan hal-hal yang behubungan dengan
masalah kenegaraan , khususnya tentang kepala negara (Khalifah ).
Melihat pengertian politik secara praktis yaitu keahlian serta kegemaran
bernegara atau kegemaran berupaya menyelidiki manusia dalam memperoleh
kekuasan, atau keahlian mengenai latar belakang, motivasi, dan Hasrat manusia
ingin memperoleh kekuasaan Khawarij dapat dikatakan sebagai sebuah partai
politik. Politik ternyata merupakan doktrin sentral Khawarij. Timbulnya doktrin ini
merupakan reaksi terhadap keberadaan Mu’awiyyah yang secara teoretis tidak
pantas memimpin negara karena seorang tulaqa’. Kebencian Khawarij terhadap
Mu’awiyyah ditambah dengan kenyataan bahwa keislamannya belum lama.
Kelompok Khowarij menolak untuk dipimpin orang yang mereka anggap
tidak pantas untuk menjadi pemimpin. Jalan pintas yang ditempuh adalah
membunuhnya, termasuk orang yang mengusahakannya untuk menjadi Khalifah.
3
Diumumkanlah sikap bergerilya untuk membunuh mereka. Dibuat pula doktrin
teologi tentang dosa besar sebagaimana tertera pada poin 9 dan 10. Akibat
doktrinnya menentang pemerintah, Khawarij harus menanggung akibatnya.
Kelompok ini selalu dikejar-kejar dan ditumpas pemerintah. Lalu
perkembangannya sebagaimana dituturkan Harun Nasution, kelompok ini Sebagian
besar sudah musnah. Sisa-sisanya terdapat Zanzibar, Afrika Utara, dan Arabia
Selatan.
Doktrin teologi Khawarij yang radikal merupakan imbas langsung dari
doktrin sentralnya, yaitu doktrin politik. Radikalitas itu sangat dipengaruhi sisi
budaya yang juga radikal. Hal lain yang menyebabkan radikalitas itu adalah asal-
usul mereka yang berasal dari masyarakat Badawi dan pengembara padang pasir
tandus. Hal itu telah membentuk tata pikirnya yang menjadi keras, berani, tidak
bergantung kepada orang lain, bebas, dan tidak gentar hati. Akan tetapi, mereka
fanatik dalam menjalankan agama. Sifat fanatik itu biasanya mendorong orang
untuk berfikir sangat sederhana (simplistis ) melihat pesan berdasarkan motivasi
pribadi, bukan berdasarkan data konsistensi logis; berdasrkan lebih banyak pada
sumber pesan ( wadah ) daripada isi pesan ; mencari informasi tentang kepercayaan
orang lain dari sumber kelompoknya dan bukan dari sumber kepercayaan orang
lain; mempertahankan secara kaku system kepercayaan; dan menolak serta
mengabaikan juga mendistorsi pesan yang tidak konsisten dengan system
kepercayaan.Orang-orang yang mempunyai prinsip Khawarij sering menggunakan
cara kekerasan dalam menyalurkan aspirasinya. Sejarah mencatat bahwa kekerasan
pernah memegang peranan penting.
Adapun doktrin-doktrin selanjutnya yaitu dari poin 11 sampain poin 16,
dapat dikategorikan sebagai doktrin teologis-sosial. Doktrin-doktrin ini
memperlihatkan kesholehan asli Khawarij, sehingga sebagian pengamat
menganggap doktrin-doktrin lebih mirip dengan doktrin Mu’tazilah, meskipun
kebenaran adanya doktrin ini adalah wacana kelompok Khawarij yang masih patut
di kaji lebih mendalam dan terperinci. Sebab, dapat diasumsikan bahwa orang-
orang yang keras dalam pelaksanaan ajaran agama, sebagaimana dilakukan
kelompok Khawarij, cenderung berwatak tekstual/skriptualis, sehingga menjadi
4
fundamentalis. kesan skriptualis dan fudamentalis itu ternyata tidak tampak pada
doktrin-doktrin khowarij pada poin 11 sampai poin 16. Apabila doktrin teologis
social ini benar-benar merupakan doktrin Khowarij, dapat di prediksikan bahwa
kelompok Khawarij pada dasarnya merupakan orang-orang baik. Hanya,
keberadaan mereka sebagai kelompok minoritas penganut garis keras, yang
aspirasinya dikucilkan dan diabaikan penguasa, ditambah oleh pola pikirnya yang
sederhana, telah menjadikan mereka bersikap extream.
Perkebangan Khawarij
5
sebenarnya paham mereka tetap tumbuh subur bahkan ada dari bagian firqoh
Khawarij ini yang masih ada yakni al Ibadiyah yang pendirinya adalah Abdullah
ibn Ibad, golongan ini terdapat di Zanibar, Afrika Utara, Umman, dan Arabia
Selatan.1 Golongan ini memiliki salah satu doktrin mereka yakni: “Bahwasannya
orang islam yang tak sepaham mereka kecuali pemerintah itu merupakan dar
tawhid, yang tak boleh diperangi. Dan yang merupakan dar-kufr yakni pemerintah
yakni orang yang harus diperangi”.2
1
Harun Nasution, Teologi Islam Aliran Aliran Sejarah Analisa Perbandingan. UI press
2013 hal.22.
2
Al-Milal, Jilid 1 hal.134
6
Penutup
Dari hasil semua penuturan diatas dapat disimulkan bahwa khawarij itu
mendoktrinisasi di dalam tiga aspek yaitu: politik, teologi, dan sosial. Sekian
semua yang telah diketik diatas merupakan hasil resume kami yang mengacu pada
buku pada 5 buku. Kurang lebihnya kami mohon maaf, semoga kita semua selalu
berada di jalan yang lurus dan tidak terdoktrin doktrinisasi yang menyesatkan