Anda di halaman 1dari 8

TUGAS AQIDAH AKHLAK

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas AQIDAH AKHLAK

Dosen Pengampu : Bpk. Sudirman,S.Sy, M.Sy.

Disusun Oleh:
M.A.S Fathul Mubin Al-Masyhuriy (2302011011)
Wafid Muhammad Izza (2302011020)
Deri Ade Anggoro (2302012001)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO


1445 H/2023 M
KHAWARIJ DAN DOKTRINISASINYA

A. Khawarij:

Latar belakang berdirinya khawarij :

Menurut Hasan Nasution timbulnya berbagai aliran dalam islam timbul di


karenakan faktor politik dan bukan karena faktor teologi atau ajaran. Berdirinya
khawarij sendiri di mulai sejak perpecahan pada masa khalifah Ali bin Abi
Tholib, umat yang tidak puas dengan keputusan khalifah yang menerima tahkim
pada perang Siffin.

B. Pengertian :

Secara bahasa yaitu ‫ )) خرج‬yang artinya keluar, dari sini saja dapat disimpukan
bahwasannya setiap orang yang keluar dari kesatuan umat islam. Secara istilah
adalah suatu sekte/kelompok yang keluar meninggalkan barisan karena
ketidakpuasan terhadap keputusan Ali yang menerima tahkim pada perang Siffin
37 H 675 M.

C. Ciri-Ciri kaum Khowarij :

1. Mudah mengkafirkan orang yang tidak segolongan dengan mereka, walaupun


orang tersebut menganut agama islam
2. Islam yang benar adalah islam yang mereka pahami dan amalkan. Islam yang di
pahami dan di amalkan golongan lain, tidak benar.
3. Orang islam yang tersesat dan telah menjadi kafir itu perlu di bawa kembali ke
islam yang sebenarnya seperti yang mereka fahami.
4. Karena pemerintah dan ulama tidak sepaham dengan mereka, mereka sesatkan
oleh karena itu mereka memilih imam dari golongan mereka sendiri.
5. Bersifat fanatik dalam faham dan tidak segan menggunakan untuk mencapai
tujuan mereka.

D. Doktrin-doktrin Pokok Khawarij


Di antara doktrin-doktrin pokok Khawarij adalah :

1
1. Khalifah atau imam harus dipilih secara bebas oleh seluruh umat muslim,

2. Khalifah bukan berarti harus berasal dari keturunan Arab,

3. Setiap umat muslim berhak menjadi khalifah akan tetapi harus sudah
memenuhi syarat ke kekhalifahan,

4. Khalifah dipilih secara permanen selama yang bersangkutan bersikap adil dan
menjalankan syari’at-syari’at islam, ia harus dijatuhkan atau bahkan dibunuh
jika melakukan kedzaliman,

5. Khalifah sebelum Ali ( Abu Bakar, Umar, Utsman ) adalah sah, tetapi setelah
tahun ketujuh dari masa ke khalifahannya, Utsman Radhiallahu ‘Anhu,
dianggap telah menyeleweng atau menyimpang.

6. Khalifah Ali juga sah, tetapi setelah terjadi arbitrase, ia di anggap


menyimpang,

7. Mu’awiyah dan Amr bin Al-Ash serta Abu Musa Al-Asy’ari juga di anggap
menyimpang dan telah menjadi kafir.

8. Pasukan perang Jamal yang melawan Ali juga kafir.

9. Seseorang yang berdosa besar tidak lagi disebut muslim karenanya harus
dibunuh, Mereka menganggap bahwa seorang muslim menjadi kafir
disebabkan karena tidak mau membunuh kaum muslim yang lain yang mana
mereka telah di anggap kafir oleh orang golongan Khawarij, dengan resiko ia
menanggung beban harus dimusnahkan atau dilenyapkan juga.

10. Setiap muslim harus berhijrah dan bergabung dengan golongan mereka.
Apabila tidak mau bergabung, ia wajib diperangi dikarenakan mereka hidup

2
dalam Dar hard (negara musuh), sedangkan golongan mereka di anggap
berada dalam dar Al Islam ( negara islam ).

11. Seseorang harus menghindar dari pimpinan yang menyimpang, adanya wa’da
dan wa’id ( orang yang baik harus masuk surga, sedangkan yang jahat harus
masuk kedalam neraka ).

12. Amar ma’ruf nahi munkar.

13. Memalingkan ayat-ayat Al-Qur’an yang tampak mutasyabihat ( samar ).

14. Al-qur’an adalah makhluk.

15. Manusia bebas menerapkan atau melakukan pendapatnya sendiri bukan dari
Allah Ta’ala.
Apabila diperhatikan secara mendalam, doktrin yang dikembangkan kaum
Khawarij dapat dikategorikan kedalam tiga kategori, yaitu politik, teologi, dan
sosial. Doktrin Khawarij dari poin 1 sampai poin ke 8 dapat di kategorikan sebagai
doktrin politik dikarenakan membicarakan hal-hal yang behubungan dengan
masalah kenegaraan , khususnya tentang kepala negara (Khalifah ).
Melihat pengertian politik secara praktis yaitu keahlian serta kegemaran
bernegara atau kegemaran berupaya menyelidiki manusia dalam memperoleh
kekuasan, atau keahlian mengenai latar belakang, motivasi, dan Hasrat manusia
ingin memperoleh kekuasaan Khawarij dapat dikatakan sebagai sebuah partai
politik. Politik ternyata merupakan doktrin sentral Khawarij. Timbulnya doktrin ini
merupakan reaksi terhadap keberadaan Mu’awiyyah yang secara teoretis tidak
pantas memimpin negara karena seorang tulaqa’. Kebencian Khawarij terhadap
Mu’awiyyah ditambah dengan kenyataan bahwa keislamannya belum lama.
Kelompok Khowarij menolak untuk dipimpin orang yang mereka anggap
tidak pantas untuk menjadi pemimpin. Jalan pintas yang ditempuh adalah
membunuhnya, termasuk orang yang mengusahakannya untuk menjadi Khalifah.

3
Diumumkanlah sikap bergerilya untuk membunuh mereka. Dibuat pula doktrin
teologi tentang dosa besar sebagaimana tertera pada poin 9 dan 10. Akibat
doktrinnya menentang pemerintah, Khawarij harus menanggung akibatnya.
Kelompok ini selalu dikejar-kejar dan ditumpas pemerintah. Lalu
perkembangannya sebagaimana dituturkan Harun Nasution, kelompok ini Sebagian
besar sudah musnah. Sisa-sisanya terdapat Zanzibar, Afrika Utara, dan Arabia
Selatan.
Doktrin teologi Khawarij yang radikal merupakan imbas langsung dari
doktrin sentralnya, yaitu doktrin politik. Radikalitas itu sangat dipengaruhi sisi
budaya yang juga radikal. Hal lain yang menyebabkan radikalitas itu adalah asal-
usul mereka yang berasal dari masyarakat Badawi dan pengembara padang pasir
tandus. Hal itu telah membentuk tata pikirnya yang menjadi keras, berani, tidak
bergantung kepada orang lain, bebas, dan tidak gentar hati. Akan tetapi, mereka
fanatik dalam menjalankan agama. Sifat fanatik itu biasanya mendorong orang
untuk berfikir sangat sederhana (simplistis ) melihat pesan berdasarkan motivasi
pribadi, bukan berdasarkan data konsistensi logis; berdasrkan lebih banyak pada
sumber pesan ( wadah ) daripada isi pesan ; mencari informasi tentang kepercayaan
orang lain dari sumber kelompoknya dan bukan dari sumber kepercayaan orang
lain; mempertahankan secara kaku system kepercayaan; dan menolak serta
mengabaikan juga mendistorsi pesan yang tidak konsisten dengan system
kepercayaan.Orang-orang yang mempunyai prinsip Khawarij sering menggunakan
cara kekerasan dalam menyalurkan aspirasinya. Sejarah mencatat bahwa kekerasan
pernah memegang peranan penting.
Adapun doktrin-doktrin selanjutnya yaitu dari poin 11 sampain poin 16,
dapat dikategorikan sebagai doktrin teologis-sosial. Doktrin-doktrin ini
memperlihatkan kesholehan asli Khawarij, sehingga sebagian pengamat
menganggap doktrin-doktrin lebih mirip dengan doktrin Mu’tazilah, meskipun
kebenaran adanya doktrin ini adalah wacana kelompok Khawarij yang masih patut
di kaji lebih mendalam dan terperinci. Sebab, dapat diasumsikan bahwa orang-
orang yang keras dalam pelaksanaan ajaran agama, sebagaimana dilakukan
kelompok Khawarij, cenderung berwatak tekstual/skriptualis, sehingga menjadi

4
fundamentalis. kesan skriptualis dan fudamentalis itu ternyata tidak tampak pada
doktrin-doktrin khowarij pada poin 11 sampai poin 16. Apabila doktrin teologis
social ini benar-benar merupakan doktrin Khowarij, dapat di prediksikan bahwa
kelompok Khawarij pada dasarnya merupakan orang-orang baik. Hanya,
keberadaan mereka sebagai kelompok minoritas penganut garis keras, yang
aspirasinya dikucilkan dan diabaikan penguasa, ditambah oleh pola pikirnya yang
sederhana, telah menjadikan mereka bersikap extream.

Perkebangan Khawarij

Khawarij sebagaimana telah dikemukakan, telah menjadikan


imamah/khilafah/politik sebagai doktrin sentral yang memicu timbulnya doktrin-
doktrin teologis lainnya. Radikalitas yang melekat pada watak dan perbuatan
kelompok Khawarij menyebabkannya sangat rentan pada perpecahan, baik secara
internal kaum Khawarij maupun secara eksternal dengan sesma kelompok islam
lainnya. Para pengamat telah berbeda pendapat tentang berapa banyak perpecahan
yang terjadi dalam kaum Khawarij. Al-Bagdadi mengatakan bahwa sekte ini telah
pecah menjadi 20 subsekte. Harun mengatakan bahwa sekte ini telah pecah
menjadi 18 subsekte. Adapun Al-Asfarayani, seperti dikutip Bagdadi, mengatakan
bahwa sekte ini telah pecah menjadi 22 subsekte.
Terlepas dari berpa banyak subsekte pecahan Khawarij, tokoh-tokoh yang
disebutkan di atas sepakat bahwa subsekte Khawarij yang besar hanya ada 5, yaitu:
a. Al-Muhakkimah
b. Al-Azriqah
c. An-Najdat
d. Al-Ajaridah
e. As-Sufriyah
f. Al-Ibadiyah

Semua subsekte itu membicarakan persoalan hukum orang yang berbuat


dosa besar, apakah masih mukmin atau telah menjadi kafir. Tampaknya doktrin
teologi tetap menjadi primadona pemikiran mereka sedangkan doktrin-doktrin yang
yang lain hanya merupakan pelengkap. Jika kita Tarik persoalan ini ke masa kini,

5
sebenarnya paham mereka tetap tumbuh subur bahkan ada dari bagian firqoh
Khawarij ini yang masih ada yakni al Ibadiyah yang pendirinya adalah Abdullah
ibn Ibad, golongan ini terdapat di Zanibar, Afrika Utara, Umman, dan Arabia
Selatan.1 Golongan ini memiliki salah satu doktrin mereka yakni: “Bahwasannya
orang islam yang tak sepaham mereka kecuali pemerintah itu merupakan dar
tawhid, yang tak boleh diperangi. Dan yang merupakan dar-kufr yakni pemerintah
yakni orang yang harus diperangi”.2

1
Harun Nasution, Teologi Islam Aliran Aliran Sejarah Analisa Perbandingan. UI press
2013 hal.22.
2
Al-Milal, Jilid 1 hal.134

6
Penutup
Dari hasil semua penuturan diatas dapat disimulkan bahwa khawarij itu
mendoktrinisasi di dalam tiga aspek yaitu: politik, teologi, dan sosial. Sekian
semua yang telah diketik diatas merupakan hasil resume kami yang mengacu pada
buku pada 5 buku. Kurang lebihnya kami mohon maaf, semoga kita semua selalu
berada di jalan yang lurus dan tidak terdoktrin doktrinisasi yang menyesatkan

Anda mungkin juga menyukai