Anda di halaman 1dari 5

A.

Latar Belakang Berdirinya Aliran Khawarij


Khawarij secara bahasa diambil dari bahasa arab khawaarij, secara harfiah
berarti mereka yang keluar. Istilah Khawarij adalah istilah umum yang mencakup
sejumlah aliran dalam Islam yang pada awalnya mengakui kekuasaan Khalifah
Ali bin Abi Thalib lalu menolaknya karena kekecewaan mereka terhadap sikapnya
yang telah menerima tawaran tahkim(artibrase) dalam perang siffin (37H/657M).
Pertama kali muncul pada pertengahan abad ke-7, berpusat didaerah yang kini
terletak dibagian Negara Irak bagian Selatan.
Ini adalah aliran kalam tertua dalam Islam. Aliran ini muncul ditengah-
tengah kemelut politik yang terjadi di kalangan muslimin pada masa kahalifah Ali
bin Abi Thalib. Mereka ini, kelompok al quraa dan al huffazh,semula adalah
pendukung dan pengikut khalifah. Karena tidak setuju terhadap kebijakan
arbitrase atau tahkim yang diambil oleh pihak khalifah Ali, mereka menyatakan
keluar dari barisan khalifah dan membuat kelompok sendiri. Dari kasus inilah asal
nama Khawarij diberikan kepada mereka, dalam arti “keluar” dari barisan
Khalifah Ali. Tokoh-tokoh aliran KhawarijL:
Abdullah bin Wahhab Ar Rasyidi, Urwah bin Hudair Mustarid bin
Sa'ad, Hausarah Al Asadi, Quraib bin Maruah, Nafi' bin Al Azraq, Abdullah bin
Basyir, Najdah bin Amir Al Hanafi.
Latar belakang lingkungan dan social budaya yang demikian sangat
berpengaruh terhadap sikap keberagamaan mereka. Mereka terkenal sangat
fanatic, tidak dapat menoleransi pendapat orang lain yang berbeda. Setiap faham
yang berbeda, oleh mereka, di pandang salah. Sikap fanatic dan sikap bebas ini
yang menyebabkan kaum Khawarij sangat mudah terpecah belah menjadi
beberapa belah pihak. Ini yang menyebabkan kaum Khawarij selalu gagal dalam
perjuangan merebut kekuasan politic, karena aliran ini sering mengalami konflik
internal. Stiap perbedaan slalu berakibat perpecahan dikalangan mereka sendiri.

XII OTKP | SMK MUHAMMADIYAH PONTANG 2020


1
1. Doktrin- Doktrin Aliran Khawarij
a. Doktrin Aqidah
 Setiap umat nabi Muhammad SAW yang terus menerus melakukan
dosa besar hingga matinya belum melakukan tobat, maka di
hukumkan kafir serta kekal dalam neraka.
 Membolehkan tidak mematuhi aturan-aturan kepala Negara, bila
kepala Negara tersebut khianat dan dzalim.
 Amal salah merupakan bagian esensial dari iman. Oleh karena itu,
para pelaku dosa besar tidak bias lagi disebut muslim, tetapi kafir.
Dengan latar belakang watak dan karakter kerasnya, mereka selalu
melancarkan jihad (perang suci) kepada pemerintah yang berkuasa
dan masyarakat pada umumnya.
 Kaum khawarij mewajibkan semua manusia untuk berpegang
kepada keimanan,apakah dalm berpikir,maupun dalam segala
perbuatannya. Apabila segala tindakannya itu tidak didasarkan
kepada keimanan, maka konsekuensinya dihukumkan kafir.
 Adanya wa’an dan wa’id (orang yang baik harus masuk kedalam
surga, sedangkan orang jahat harus masuk neraka.
b. Doktrin Politik
 Mengakui kekhalifahan Abu Bakar As-Shiddiq dan Umar bin
Khattab ra, sedangkan Umar bin Affan rad an Ali bin Abi Thalib
ra, juga orang-orang yang ikut perang jamal, dipandang telah
berdosa.
 Dosa dalam pandangan mereka sama dengan kekufuran. Mereka
mengkafirkan setiap pelaku dosa besar apabila ia tidak bertobat.
Dari sinilah muncul istilah kafir dalam faham kaum Khawarij.
 Khalifah tidak sah, kecuali melalui pemilihan bebas diantara kaum
muslimin. Oleh karenanya, mereka menolak pandangan bahwa
khalifah harus dari suku Quraisy.
 Ketaatan kepada khalifah adalah wajib, selama berada pada jalan
keadilan dan kebaikan. Jika menyimpang, wajib dibunuh dan
diperangi.
 Mereka menerima Al-Quran sebagai salah satu sumber diantara
sumber-sumber hokum Islam.
 Khalifah sebelum Ali bin Abi Thalib ra adalah sah, tetapi setelah
terjadi peristiwa tahkim tahun ke-7 dan kekhalifahannya Utsman
bin Affan ra dianggap telah menyeleweng.
B. Latar Belakang Berdirinya Aliran Murji'ah
Kata Murji’ah berasal dari bahasa Arab arja’a, yarji’u, yang berarti
menunda atau menangguhkan, atau juga memberi pengharapan. Aliran ini muncul
pada abad 1 H, pembawa paham Murji’ah adalah Gailan Ad Damsiqy. Aliran ini
disebut Murji’ah karena dalam prinsipnya mereka menunda penyelesaian
persoalan konflik politik antara Khalifah Ali bin Abi Thalib ra, Mu’awiyah bin

XII OTKP | SMK MUHAMMADIYAH PONTANG 2020


2
Abi Sufyan dan Khawarij ke hari perhitungan di akhirat nanti. Seperti kaum
Khawarij, golongan Murji’ah juga muncul di tengah-tengah kemelut politik yang
melanda umat ketika itu. Semula kelompok ini tidak mau terlibat dalam persoalan
politik yang tengah melanda. Karena itu mereka tidak ingin mengeluarkan
pendapat tentang siapa yang benar dan siapa yang dianggap kafir diantara ketiga
golongan yang tengah bertikai tersebut. Faham kaum Murji’ah menyatakan bahwa
orang yang berdosa besar tetap mukmin selama masih beriman kepada Allah
SWT dan Rasul-Nya. Adapun dosa besar orang tersebut ditunda penyelesaiannya
di akhirat. Maksudnya, kelak di akhirat baru ditentukan hukuman baginya.
Dengan sikap yang demikian,mereka disebut dengan nama Murji’ah. Aliran
Murji’ah mengacu kepada segolongan sahabat Nabi SAW, antara lain Abdullah
bin Umar, Sa’ad bin Abi Waqqas, dan Imran bin Husin yang tidak mau
melibatkan diri dalam pertentangan politik antara Khalifah Usman bin
Affan ra dan Khalifah Ali bin Abi Thalib ra. Tokoh-tokoh aliran Murji’ah :Abu
Hasan Ash Shalihi, Yunus bin An Namiri, Ubaid Al Muktaib, Ghailan Ad
Dimasyq, Bisyar Al Marisi, Muhammad bin Karram. Bermula dari diskusi tentang
pelaku dosa besar, yang dihubungkan dengan masalah kufur, golongan Murji’ah
pun akhirnya terlibat dalam diskusi tentang Iman,yaitu disekitar definisi dan unsur
iman itu sendiri. Menurut Murji’ah, iman semata-mata al-tahdiq (pembenaran
melalui hati); amal bukan termasuk unsur dari iman. Dosa besar, karenanya tidak
membuat seseorang menjadi kafir, melainkan tetap sebagai mukmin. Selagi
seseorang itu tetap mukmin, ia tidak kekal didalam neraka dan lambat atau cepat
akan masuk surga.

2. Doktrin- Doktrin Aliran Murji’ah


 Menunda hukuman atas Ali bin Abi Thalib ra, Mu’awiyah bin Abu
Sufyan, Amr bin Ash, dan Abu Musa Al-Asy’ari yang terlibat tahkim
dan menyerahkannya kepada Allah di hari kiamat kelak.
 Menyerahkan keputusan kepada Allah atas orang muslim yang berdosa
besar.
 Meletakkan (pentingnya) iman dari amal.Memberikan pengharapan
kepada muslim yang berdosa besar untuk memperoleh ampunan dan
rahmat dari Allah.

XII OTKP | SMK MUHAMMADIYAH PONTANG 2020


3
C. Latar Belakang Berdirinya Aliran Mu’tazilah
Secara harfiah mu'tazilah berasal dari kata I'tazalah berarti terpisah atau
memisahkan diri yang juga mempunyai arti menjauh atau menjauhkan diri atau
juga mengasingkan diri. Mu'tazilah adalah salah satu aliran teologi dalam islam
yang dapat dikelompokkan sebagai kaum rasionalis islam, sedangkan arti dari
teologi itu sendiri adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan
tuhan. Mu'tazilah itu sesat Karena mereka hanya diberikan kecerdasan dan
kehebatan saja tapi tidak dengan hatinya mereka tidak diberikan hati yang bersih.

Menurut mereka tidak ada sifat Allah yang ada hanya dzat-Nya saja
mereka juga sama dengan kaum Qadariyah tidak menerima takdir dan menurut
mereka pelaku dosa yang sangat besar akan kekal didalam neraka walaupun sudah
bertaubat padahal Allah swt akan mengampuni dosa kita walaupun itu sangat
besar asalkan kita mau untuk taubat dan bersungguh- sungguh memohon ampun
kepada-Nya karena Allah Maha pemaaf dan Maha segalanya.

Aliran ini muncul di kota bashrah (Iraq) pada abad ke- 2 hijiriyah tahun
105-110 hijriyah yaitu pada masa pemerintahan Khalifah Abdul Malik bin
Marwan dan Khalifah Hisyam bin Abdul Malik. Pelopor dari aliran mu'tazilah
adalah seorang penduduk Bashrah itu sendiri, penduduk itu adalah mantan murid
dari Al-hasan Al-bashri yang bernama washil bin atha' al-makhzumi al-ghozzal.

Awal kemunculan aliran ini ketika Imam Hasan Al-Bashri ditanyai tentang
pelaku dosa besar oleh salah satu muridnya di sebuah majelis "Apakah ia mukmin
atau kafir" dan beliau menjawab " pelaku dosa besar (dibawah dosa syirik) adalah
fasiq dan tidak kafir, mukmin namun kurang akan kadar keimanannya, bukan
kafir".

Dan pada saat itu Washil bin atha' menyelah dan berkata "Adapun aku, maka aku
katakan tidak muslim dan tidak kafir, dia berada pada satu kedudukan, diantara
dua kedudukan". Pada saat itu juga Washil membuat madzhab: "suatu kedudukan
diantara dua kedudukan (yaitu bukan mukmin dan bukan kafir)" kemudian Washil
melakukan I'tizal (memisahkan diri) dari majelis Imam Hasan Al-Bbashri dan
pengikutnya ikut bergabung bersamanya .

Washil bin atha' pernah mengislamkan orang-orang majesy dalam satu kali debat
6000 orang masuk islam padahal waktu itu umur agama islam belum mencapai
satu abad melainkan masih setengah abad itu adalah suatu kebanggaan.

Menurut mereka Al-qur'an itu adalah makhluk yang berarti ciptaan Allah tetapi
yang kita semua tau Al-qur'an itu adalah firman dari Allah SWT (sebab yang
namanya makhluk itu tidak sempurna). Aliran ini selalu menggunakkan dalil-
dalil aqli, salah satu karya dari Washil bin atha' adalah menghasilkan sebuah ilmu

XII OTKP | SMK MUHAMMADIYAH PONTANG 2020


4
yaitu ilmu kalam ( disiplin filsafat mencari prinsip-prinsip teologi islam melalui
perkataan).

Aliran mu'tazilah berkembang pesat diberbagai wilayah puncaknya ketika


khalifah Al ma'mun bin Ar-rosyid dari dinasti abassiyah menjadikannya madzhab
resmi Negara. Khalifah Al ma'mun bin ar-rosyid adalah pecinta berat filsafat
yunani saking cinta dengan filsafat semua ulama' di Negara itu harus menganut
madzhab dari mu'tazilah. Di Baghdad ia mendirikan perpustakaan yang bernama
Bait Al-hikmah yang menjadi pusat perpustakaan dan lembaga penerjemahan
dunia.

3.Doktrin- Doktrin Aliran Mu’tazilah


 Dalam masalah Tauhid kaum mutazilah tidak mengakui adanya sifat-sifat
pada tuhan, tetapi Tuhan adalah Dzat yang Tunggal tanpa Sifat. Tuhan
mendengar dengan Dzatnya, Melihat dengan Dzatnya dan Tuhan berkata
dengan Dzatnya serta sifat Tuhan tidak ada pada Dzatnya.
 Dalam keadilan Tuhan, kaum Muta'zilah berpendapat bahwa manusia
dihukum oleh Alloh karena ia melakukan dosa dan diberi pahala karena
berbuat amal baik.
 Dalam Janji dan Ancaman kaum Muta'zilah berpendapat bahwa siapa yang
durhaka akan dihukumnya dan siapa yang mengerjakan pekerjaan yang baik
maka akan diberikan pahala. oleh karenanya setiap orang yang berbuat
durhaka tidak diampunin-Nya kalau ia meninggal sebelum bertaubat dan
akan terus masuk neraka untuk selamanya, ini sesuai dengan janjinya.
 Amar Ma'ruf Wa Nahi Munkar, dalam hali ini mereka beri'tiqad bahwa
Amar Ma'ruf Wa Nahi Munkar wajib bagi setiap muslim, hanya saja yang
dimaksud ma'ruf disini adalah sepanjang menurut pengertian kaum
mu'tazilah tidak terlepas dari lima dasar diatas.

XII OTKP | SMK MUHAMMADIYAH PONTANG 2020


5

Anda mungkin juga menyukai