Anda di halaman 1dari 16

KHAWARIJ DAN MURJI’AH

Dosen Pengampu : Affaf Mujahidah, M.A


Nama Anggota Kelompok 1 :

1. Irma Agustriyani/ 1917201191


2. Qori Widya Swara/ 2017101055
3. Rahma Herlei Suranto/ 2017101067
4. Arzeta Galuh Alviansyah/ 2017101081
A. Pengertian Khawarij
1. Secara etimologi kata khawarij berasal dari bahasa Arab, yaitu kharaj yang berarti keluar,
mucul, timbul atau memberontak. Berdasarkan pengertian etimologi ini pula, khawarij
berarti setiap muslim yang ingin keluar dari kesatuan umat Islam.
2. Adapun khawarij dalam terminology ilmu kalam adalah suatu sekte/kelompok/aliran
pengikut Ali bin Abi Thalib yang keluar meninggalkan barisan karena ketidaksepakatan
terhadap keputusan Ali yang menerima arbitrase (tahkim), dalam perang siffin pada tahun 37
H/657 M, dengan kelompok bughat(pemberontak) Muawiyah bin Abi Sufyan perihal
persengketaan khilafah
B. Sebab-sebab Munculnya Aliran Khawarij
Asal mulanya kaum Khawarij adalah orang yang mendukung Sayyidina Ali. Akan tetapi,
akhirnya mereka membencinya karena dua anggota lemah dalam menegakkan kebenaran, mau
menerima tahkim yang sangat mengecewakan, sebagaimana mereka juga membenci Mu‟awiyah
karena melawan Sayyidina Ali Khalifah yang sah. Munculnya nama golongan Khawarij adalah
setelah peristiwa tahkim, yaitu sebagai upaya menyelesaikan peperangan antara Ali bin Abi
Thalib disatu pihak dengan Mu‟awiyah dipihak lain. Peperangan kedua pihak itu terjadi
disebabkan Mu‟awiyah pada akhir 37 H, menolak mengakui kekholifahan Ali bin Abi Thalib.
Karena setelah Ali bin Abi Thalib memindahkan ibu kotanya ke al-Kufah
C. Ciri-ciri Kaum Khawarij
1. Mudah mengkafirkan orang yang tidak segolongan dengan mereka, walaupun orang tersebut
adalah penganut agama Islam.
2. Islam yang benar adalah Islam yang mereka pahami dan amalkan. Islam sebagaimana yang
dipahami dan diamalkan golongan Islam lain tidak benar.
3. Orang-orang Islam yang tersesat dan telah menjadi kafir itu perlu dibawa kembali ke Islam
yang sebenarnya, yaitu Islam seperti yang mereka pahami dan amalkan.
4. Mereka bersikap fanatik dalam paham dan tidak segan-segan menggunakan kekerasan dan
pembunuhan untuk mencapai tujuan mereka
D. Pokok-pokok Ajaran Khawarij

1. Di bidang Teologi
a. Orang mukmin yang berbuat dosa besar (murtakib al-kaba’ir atau capital sinner) adalah kafir dan
telah keluar dari Islam dan wajib dibunuh.
b. Ibadah termasuk rukun iman, maka orang yang tarikush shalat dinyatakan kafir.
c. Anak-anak orang kafir yang mati waktu kecilnya juga masuk neraka.
2. Dalam bidang ketatanegaraan
Kaum Khawarij lebih bersifat demokratis karena syarat untuk menjadi pemimpin umat (imam atau
khalifah) tidak harus dari ahlul bait Rosulullah dan berbangsa Quraisy. Siapapun bisa, asal disepakati
bersama. Hanya saja ada syarat kualitas kepribadian, yakni harus seoraang yang wira‟i. zuhud, taqwa,
tidak berbuat dosa dan kesalahan.
E. Sekte-sekte Khawarij
1. Kaum Al-Muhakimmah Sekte Al Muhakimmah merupakan generasi pertama dan terdiri dari
pengikut ali dalam perang shifin, mereka kemudian keluar dari barisan Ali dan berkumpul di
Harurah dekat Khufah untuk menyusun kekuatan guna melakukan pemberontakan terhadap ali bin
abi thalib
2. Al Azariqah. Pemberian nama sekte ini dinisbahkan pada pendirinya Abi Rasyid Nai bin al

Azraq.menurut para ahli sejarah sekte ini dikenal paling ekstrim dan radikal dari pada sekte lainnya
dikalangan khawarij
3. Al Najdah. Nama sekte ini berasal dari nama pemimpinnya Najdah bin Amir Al Hanafi. Sekte ini
merupakan sepaham dengan Al Azariqah karena mereka tidak setuju dengan term musyrik yang
diberikan kepada orang yang tidak mengikuti paham Al Azariqah dan halal dibunuhnya perempuan
dan anak-anak orang Islam yang tidak sepaham dengan mereka dengan alasan musyrik.
4. Al Ajaridah. Ajaridah adalah pengikut Adul Karim bin Ajrad. Menurut mereka hijrah bukan
merupakan kewajiban tetapi kebajikan sehinggga bila pengikutnya tinggal diluar kekuasaan mereka
tidak dianggap kafir.
5. Ash Sufriyah. Sekte ini adalah pengikut Ziyad bin Al Ashfar. Menurut kelompok ini orang yang
melakukan dosa besar dikenakan had sebagaimana yang telah ditentukan oleh Allah. Seperti pencuri,
pezina dan sebagainya. Sedangkan peaku dosa besar yang tidak ada hadnya maka disebut kafir
6. Al Ibadiyah. Aliran ini dipimpin oleh „Abdullah ibn Ibadh. Mereka merupakan penganut paham

Khawarij yang paling moderat dan luwes serta paling dekat dengan paham Sunni. Sehingga aliran ini
masih bertahansampai sekarang
A. SEJARAH MUNCULNYA MURJI’AH
Persoalan politik yang timbul sejak enam tahun silam pemerintahan khalifah Utsman ibn
Affan sampai terjadinya arbitrase atau tahkim antara pihak Ali ibn Abi Thalib dengan pihak
Mu’awiyah ibn Abi Sofyan, oleh para sejarawan di pandang sebagai latar belakang munculnya
persoalan teologi. Faktor utama yaitu hadirnya persoalan status hukum orang yang melakukan
dosa besar, apakah mereka termasuk golongan kaum kafir atau bukan. Golongan Khwariji
memunculkan persoalan ini pertama kali. Menurutnya orang itu menjadi kafir, sedangkan
menurut Mutazilah orang itu bukan mukmin melainkan hanya muslim. Menurut Hasan al-Basri
dan sebagian tabi’in orang itu munafik. Alasan mereka perbuatan merupalan cermin dari hari,
sedangkan ucapan tidak dapat dijadikan indikator bahwa seseorang telah beriman.
Kaum Murjiah pada mulanya merupakan golongan yang tidak mau turut campur dalam
pertentangan-pertentangan yang terjadi ketika itu dan mengambil sikap menyerahkan penentuan
hukum kafir atau tidaknya orang-orang yang bertentangan itu kepada Tuhan. Mengenal asal usul
nama Murjiah, al-Syahrastani menyatakan bahwa, kata “Murjiah” berasal dari kata arjaa yang
mengandung dua pengertian yaitu: al-ta’khir, karena mereka menhakhirkan amal dari pada niat dan
aqad, yang kedua, mereka (Murjiah) mengatakan “kemaksiatan tidak merusak iman, sebagaimana
ketaatan tidak bermanfaat terhadap kekufuran. Disamping itu, ada yang mengatakan bahwa kata al-
irja berarti “penunduan”, karena orang-orang Murjiah menunda penentuan hukum orang yang
berbuat dosa besar pada hari kiamat nanti, mereka tidak menetapkan hukumnya di dunia apakah
mereka masuk surga atau neraka.
B. AJARAN POKOK MURJI’AH
1. BIDANG TEOLOGI
Pandangan pokok murjiah dalam bidang ini adalah bahwa iman hanya dibatasi dengan tashdiq (pembenaran)
sedang perbuatan (amal) tidak masuk dalam pengertian iman. Hal tersebut mengandung konsekwensi bahwa
semua orang yang beriman kepada Allah dan Raul-Nya hanya sebatas membenarkan disebut mukmin
walaupun berbuat dosa besar.

2. BIDANG POLITIK
Kaum Murjiah berpendapat bahwa semua orang Islam yang pantas berhak untuk menjadi Khalifah.
Berbeda dengan Syi’ah yang berpendapat bahwa yang berhak menjadi Khalifah adalah Ali dan keturunanya.
Dari pandangan ini dapat difahami bahwa golongan Murjiah dapat menerima kekhalifahan Mu’awiyah.
Penjahat dapat dihukum sesuai dengan ketentuan tanpa Do ikucilkan dari masyarakat. secara politis ini berati
bahwa penguasa dari bani Umayyah tidak putus hubungannya sebagai anggota masyarakat karena mereka
melakukan sesuatu yang oleh sebagaian kaum muslim disebut dosa. Konsekwensinya bahwa pemberontakan
C. SEKTE-SEKTE MURJIAH
Adapun sekte-sekte yang tergolong ekstrim diantaranya :
1. Jahimiyah
Tokohnya adalah Jahm ibn Safwan, ajaran pokoknya antara lain adalah Orang Islam yang percaya
pada Tuhan dan kemudian menyatakan kekufuran secara lisan tidaklah menjadi kafir, karena iman
dan kufur tempatnya hanyalah di hati bukan dalam bagian lain dari tubuh manusia. Bahkan orang
tersebut tidak menjadi kafir sungguhpun ia menyembah berhala, menjalankan agama Yahudi atau
agama Kristen dengan menyembah salib, menyatakan percaya pada trinitas kemudian mati. Orang
demikian bagi Allah tetap merupakan scorang mukmin yang sempurna imannya."
2. Yunusiyah
Tokohnya adalah Yunus Ibn Aun al-Namiry, ajaran pokonya antara lain sebagai berikut:
a. Iman adalah berarti ma'rifat (mengenal) Allah, tundukkepadanya, tidak menunjukkan
kesombongan kepadanya serta cinta kepada-Nya.
b. Ketaatan bukan merupakan bagian dari iman dan meninggalkan ketaatan tidak merusak
hakekat iman dan mereka tidak mendapat hukuman apabila mereka benar-benar beriman Iblis
termasuk makhluk yang ma'rifat kepada Allah, hanya ia menjadi kafir karena
kesombongannya.
3. Ghassaniyah
Tokohnya adalah Ghassaniya al Kufy, ajaran pokoknya antara lain sebagai berikut :
a. Iman adalah ikrar, cinta kepada Allah, mengagungkan serta tidak sombong kepada-Nya
b. Iman tidak dapat bertambah dan berkurang
c. Jika seorang mengatakan bahwa, "saya tahu Tuhan melarang makan babi, tetapi saya tidak tahu
apakah babi yang diharamkan itu adalah kambing ini", orang yang demikian tetap mukmin bukan
kafir. Dan jika sescorang mengatakansaya tahu Tuhan mewajibkan haji ke Ka'bah tetapi saya tidak
tanu apakah Ka'bah itu di India atau di tempat lain", orang yang demikian juga lelap mukmin “

4. Tuminiyah
Tokohnya Abu Muaz al-Tuminy, pokok ajarannya antara lain sebagai berikut :
a. Iman adalah sesuatu yang dapat menghindarkan diri dari ke- kufuran
b. Kafirnya orang yang membunuh Nabi bukan karena menikam dan membunuhnya, tetapi karena
adanya rasa benci, memusuhi dan meremehkan haknya
c. Orang yang meninggalkan ibadah fardu karena keingkaran dan penolakannya menjadi kafir
5. Marisiyah
Tokohnya adalah Basyar al-Marisy, ajaran pokoknya antara lain:
a. Al-Qur'an adalah makhluk
b. Iman adalah tashdiq
c. Iman ada dalam hati dan lisan
d. Orang yang sujud pada matahari tidaklah kafir melainkan tanda- tanda kekufuran

6. Ubaidiyah
Tokohnya Ubaid al-Muktaib, ajaran pokonya antara lain:
a. Semua dosa selain syirik diampuni oleh Allah

b. Seseorang yang meninggal asal ia bertauhid, ia akan bebas siksa meskipun ia berdosa
Referensi
Muhammad Hasbi. 2015. Ilmu Kalam Memotret Berbagai Aliran Teologi Dalam Islam.
Yogyakarta: Trustmedia Publishing
Saleh. 2019. KHAWARIJ: SEJARAH DAN PERKEMBANGANNYA. El-Afkar Vol. 7
Nomor 2

Anda mungkin juga menyukai