Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

INTEGRASI ATAU RELASI ANTARA TAUHID, AKHLAK, DAN


TASAWUF
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata kuliah : Tauhid dan Akhlaq Tasawuf
Dosen pengampu : Kasmuri M.Ag.

Disusun Oleh :

1. Mukhamad Abdul Kharis (2201026050)


2. Naili Zumna Hidayah (2201026055)
3. Michael Abeda (2201026075)
4. Qoni’atur Rohmah (2201026078)

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2022

I
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ................................................. ..........................1


A. Latar Belakang ............................................................. ..........................1
B. Rumusan Masalah ........................................................ ..........................2
C. Tujuan .......................................................................... ..........................2

BAB II PEMBAHASAN .................................................. ..........................3


A. Konsep tauhid menurut golongan khawarij ................ ..........................3
B. Konsep tauhid menurut golongan Syi’ah .................... ..........................4
C. Konsep tauhid menurut golongan Murji’ah ................ ..........................7

BAB III PENUTUP........................................................... ..........................9


A. Kesimpulan................................................................... ..........................9

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................10

II
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sebelum kita belajar memahami pandangan tauhid menurut khawarij, syi’ah


dan Murji’ah, kita harus memahami terlebih dahulu makna dari tauhid. Tauhid
dalam bahasa Arab berarti mengesakan atau menunggalkan Allah SWT. Sesuai
dengan firman-Nya dalam Q.S. Al-Baqarah Ayat 163:

‫َوإلَ ٰـه ُ ُُْك إلَ ٰـ ٌۭه َ َٰو ِح ٌۭد ۖ اَّلٓ إلَ ٰـ َه إ اَّل ه َُو ٱ الر ْ َْح ٰـ ُن ٱ الر ِح ُي‬
ِ ِ ِ ِ
“Dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Esa, tidak ada Tuhan melainkan Dia yang
Maha Pemurah lagi Mana Penyayang”.

Pada zaman Rasulullah SAW menjadi pemimipin tidak ada perpecahan dalam
ajaran tauhid, mereka yang hidup dalam masa Beliau selalu berpegang teguh pada
ajaran al-Quran dan Sunnah. Sampailah pada saat Beliau wafat dan digantikan
kepemimpinanya oleh para sahabat yang dikenal sebagai Khulafaurrasyidin
mulailah terjadi perbedaan pendapat dan perpecahan hingga pada puncaknya
terjadilah pembunuhan yang dilakukan oleh kelompok yang tidak bertanggung
jawab terhadap Sayyidina Ustman bin Affan.R.A. tidak hanya sampai itu terjadilah
perebutan kekuasaan antara Sayyidina Ali R.A dan Sayyidina Muawiyyah R.A
yang terkenal dengan perang siffin. Pada perang itu terjadilah perpecahan umat
Islam saat itu ada umat Islam yang mendukung Ali, ada yang mendukung
Muawiyyah dan ada juga yang tidak mendukung keduanya bahkan menganggap
keduanya sebagai kaum yang murtad dari Islam.

Perpecahan umat Islam tidak hanya sampai pada itu, banyak golongan-
golongan yang lahir dari golongan diatas, bahkan muncul juga golongan-golongan
baru setelahnya, diantaranya adalah golongan Syi’ah, Khawarij dan Murjiah yang
akan kami bahas dalam makalah ini.

1
B. RUMUSAN MASALAH

1. Konsep Tauhid Menurut Golongan Khawarij


2. Konsep Tauhid Menurut Golongan Syi’ah
3. Konsep Tauhid Menurut Golongan Murji’ah

C. TUJUAN

1. Memahami pandangan kaum Khawarij tentang Tauhid


2. Memahami pandangan kaum Syi’ah tentang Tauhid
3. Memahami pandangan kaum Murji’ah tentang Tauhid

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Tauhid Menurut Golongan Khawarij

Kaum khawarij adalah kaum yang keluar dari golongan Ali bin Abi Thalib.
Kaum khawarij ini menganggap bahwa Khalifah Usman bin Affan dan sayyidina
Ali dianggap menyeleweng sesudah peristiwa arbitrase dan mereka menganggap
kedua khalifah tersebut sebagai golongan kafir demikian pula dengan muawiyah
dan Amru bin Ash Abu Musa Al Asy'ari dan pengikut-pengikut mereka juga
dianggap kafir.

Secara umum ajaran-ajaran pokok Khawarij adalah orang Islam yang


melakukan dosa besar adalah kafir, orang-orang yang terlibat pada perang Jamal
(perang antara Aisyah, Thalhah dan Zubair dengan Ali bin Abi Thalib) dan para
pelaku tahkim (termasuk yang menerima dan membenarkannya) dihukumkan kafir
dan khalifah harus dipilih langsung oleh rakyat.

Begitu pula dengan ajaran pokok yang diajarkan oleh kaum ini antara lain:

1) Khalifah atau Imam harus dipilih secara bebas oleh seluruh ummat Islam.
2) Khalifah tidak harus berasal dari keturunan Arab, setiap orang muslim berhak
menjadi khalifah bila memenuhi syarat.
3) Seseorang harus menghindar dari pimpinan yang menyeleweng.
4) Seseorang yang berdosa besar tidak lagi disebut muslim sehingga harus
dibunuh.
5) Setiap muslim harus berhijrah dan bergabung dengan golongan mereka bila
tidak maka ia wajib dibunuh.
6) Adanya wa’ad dan wa’id.
7) Amar makruf nahi munkar.
8) Memalingkan ayat-ayat Al-qur’an yang mutasyabihat.
9) Manusia bebas memutuskan perbuatannya bukan dari Tuhan.

Tidak hanya itu golongan ini juga terpecah menjadi golongan lagi yang dimana
setiap golongannya juga memiliki ajaran tauhid tersendiri dan disini akan
disebutkan diantaranya:

a. Azroqiah

Azroqiah merupakan pengikut dari Nafi’ bin al-azraq,mazhab ini memiliki


beberapam prinsip seperti mereka mengkafirkan selain dari kelompok mereka,
haram menikahi yang bukan dari kelompok mereka,

3
haram mengonsumsi selain sembelihan dari kelompok mereka,tidak boleh
menerima warisan selain dari kelompok mereka, dan bermu’amalah dengan selain
kelompok mereka sama dengan bermu’amalah antara kafir dengan orang
musyrik. Semua yang menyalahi aturan aliran ini dianggaporang yang musyrik dan
kekal di neraka.

b. Al Muhakkimah

Ajaranya yaitu orang-orang yang tergolong dosa besar dan kafir ialah orang-
orang yang menyetujui arbitrase (Ali, Muawiyah, Amr bin Ash dan Abu Musa),
berbuat zina dan membunuh sesama manusia tanpa sebab yang sah.

c. Al Sufriyah

Pemimpinya Ziad bin Asfar, pendapat mereka antara lain:

1) Mereka yang tidak berhijtah tifdaklah termasuk kafir


2) Tidak berpendapat bahwa anak kaum musyrik boleh dibunuh
3) Tidak semua dari mereka berpendapat bahwa orang yang berbuat dosa besar
adalah musyrik
4) Kafir dibagi dua yaitu kafir bi inkar al-ni’mah dan kafir al-rububiyah
5) Taqiyyah hanya boleh dalam bentuk perkataan saja

d. Al –ibadhiyah

Merupakan pengikut Abdulah bin Ibad ,kelompok ini adalah yang paling
sederhana/moderat ajaranya.

B. Konsep tauhid menurut golongan Syi’ah

Salah satunya adalah aliran Syi'ah. Syi'ah merupakan suatu aliran atau golongan
yang berkaitan dengan sejarah Islam di masa lalu. Mereka berpendapat bahwa
orang yang berhak menjadi Khalifah atau imam hanyalah sayyidina Ali bin Abi
Thalib,karena nabi sendirilah yang telah melantiknya di Ghadir khum, yang
selanjutnya diwarisi oleh anak cucunya. Dengan demikian dalam paham Syiah
keturunan nabi adalah orang-orang khalifah yang berhak menjadi atau imam.
Mereka sangat mencintai bahkan sampai mengagung-agungkan sayyidina Ali. Dan
dengan rasa cinta terhadap sayyidina Ali mereka sampai memandang kekhilafahan
yang berasal dari khalifah abu bakar, umar bin khattab, dan utsman bin affan tidak
sah karena telah merebut hak sayyidina Ali dan keturunannya.

4
1. Pokok-Pokok Ajaran Syi’ah

Syi’ah mempunyai 5 pokok pikiran utama yang harus diikuti oleh pengikutnya
yaitu:

a. Tauhid, mempunyai arti bahwa Allah maha Esa


b. Al Adl, yang mempunyai arti bahwa Allah maha adil
c. An-Nubuwwah, bahwa Syi’ah meyakini keberadaan para nabi yaitu untuk
membawa berita dari allah untuk umat manusia
d. Al- Imamah, syi’ah meyakini bahwa adanya imam-imam yang akan
memimpin umat sebagai penerus risalah kenabian
e. Al-Ma’ad, akan terjadinya hari kebangkitan

2. Pandangan ajaran Syi’ah


a. Imamah
Syiah berpendapat bahwa imam adalah dasar dari ajaran islam.
Bagi mereka imam kedudukannya setara dengan nabi, bahkan ada yang
mengatakan melebihi nabi karena mereka dipilih oleh nash tuhan. Maka
seperti halnya seorang nabi, imam pun dijaga dari segala kesalahan oleh
tuhan. Sehingga kaum syi’ah sangat mensucikan dan mengagungkan
orang yang menjadi imam mereka, yang mereka percayai mendapat
wasiat langsung oleh nabi untuk menggantikannya. Adapun wasiat
tersebut berisi pemindahan kepemimpinan kepada sayyidina ali bin abi
thalib dan keturunannya yang terakhir.

b. Tauhid
Mereka percaya bahwa tuhan mereka adalah allah swt. Dan mereka
percaya bahwa allah swt itu tunggal tidak ada tuhan selain allah. Tetapi
dalam syi’ah, ketika mereka berdo’a mereka menyebut-nyebut ; wahai
ali, wahai husein dan keturunan ali lainnya. Mereka meminta-minta
kepada orang yang telah meninggal, dan menurut aliran islam terbesar
didunia yaitu aliran sunni perbuatan itu termasuk dosa.
Selain kepercayaan tersebut, syi’ah juga tidak meyakini bahwa
allah bersifat maha melihat dan mendengar, karena jika allah demikian
maka allah sama saja seperti manusia. Dan mereka juga meyakini bahwa
allah tidak bisa melihat hal-hal yang terjadi di dunia.

5
c. Bada’
Syi’ah meyakini bahwa allah mampu mengubah keputusan atau
peraturan yang semula telah ditetapkan dan menggantinya dengan yang
baru.

d. Taqiyah
Taqiyah merupakan tindakan menyembunyikan kebenaran dan
menutupi keyakinannya dari orang-orang yang berbeda dengan syiah.
Tujuannya untuk menjaga dari marabahaya yang bisa saja menghampiri
masalah harta, kekuasaan dan juga aqidah.

e. Roj’ah
Konsep roj’ah merupakan suatu doktrin tersendiri bagi masyarakat
syiah. Roj’ah berarti kembali atau pulang. Mereka meyakini imam
mereka akan kembali turun ke muka bumi, untuk menyelesaikan
masalah-masalah yang ada di bumi. Sebagaimana kita tahu, bahwa Imam
Mahdi yang merupakan keturunan dari imam mereka hingga hari
dinanti.

f. Nikah Mut’ah
Ringkasnya Mut’ah adalah kawin kontrak. Sebuah pernikahan
yang hanya berorientasi pada kesenangan semata. Suami tak terbebani
nafkah, tempat tinggal, dan melahirkan ahli waris bagi si istri. Syiah
mengatakan kalau nikah mut’ah adalah halal dan dianggap sebagai
kebiasaan yang baik menjalin tali silatuhrahmi.

Syi’ah terpecah menjadi 20 golongan lebih, dan disini akan dijelaskan 3 yang
paling menonjol diantra lain:

1. Al Imamiyah

Dinamakan demikian, karena pengikutnya menumpahkan iman daan


kepercayaan kepada Ali Bin Abi Thalib dan keturunannya. Paham ini perpendapat
bahwa nabi telah menetapkan kekhalifahan terhadap ali kemudian diturunkan
kepada keturunan fatimah, sedangkan Abu Bakar, Umar, dan Utsman adalah orang
yang merampasnya. Hal ini termasuk rukun iman, mereka menetapkan bahwa imam
itu hanya 12 orang saja diantaranya imam yang sedang ditunggu kedatangannya di
dunia. Imam yang 12 yaitu ; Ali Bin Abi Thalib, Hasan, Husein, Ali Bin Husein,
Muhammad Al Bakir, Ja’far Shadiq, Musa Al Kazim, Ali Ridho, Muhammad Al
Jawad, Ali Al Hadi, Hasan Al Asykari, Dan Muhammad Bin Hasan Al Mahdi.

6
2. Az Zaidiyah

Paham ini murni daripada yang lainnya. Golongan ini tidak meyakini sifat- sifat
yang berlebihan atau sifat-sifat fanatik yang ditujukan kepada ali, seperti
berpendapat bahwa ali bersifat dengan sifat-sifat ketuhanan.

3. Ismailyah

Mereka mempertanyakan apakah arti melempar jumrah,,mencium hajar aswad,


pertanyaan itu terus menerus sampai pengikutnya menjadi ragu akan ajaran islam.
Mereka menta’wilkan ajaran-ajaran islam sekehendak hati, wahyu itu semata-mata
dicapai oleh kesucian dan kejernihan jiwa. Dan segala kewajiban manusia seperti
sembahyang, puasa, zakat, dan haji hanyalah ditentukan untuk orang-orang umum.
Untuk kepala dan pemimpin tidak ada kewajiban menjalankannnya.

Mereka menganggap para ahli filsafat sebagai nabi, jadi mereka berpendapat
bahwa Alqur’an tidak boleh dipahami secara lahiriyah saja tetapi harus dita’wilkan
dan majas, al-quran itu mengandung makna lahir dan batin.

C. Konsep tauhid menurut golongan Murji’ah

Golongan Murji’ah ini mula-mula timbul di Damaskus, pada akhir abad


pertama hijriah. Nama Murji’ah berasal dari kata irja atau arja’a yang berarti
penundaan, penangguhan, dan pengharapan. Kata arja’a bermakna juga memberi
harapan, yakni memberi harapan kepada pelaku dosa besar untuk memperoleh
pengampunan dan Rahmat Allah. Selain itu, arja’a juga berarti meletakkan di
belakang atau mengemudikan, yaitu orang yang mengutamakan iman dari pada
amal. Oleh karena itu, Murji’ah artinya orang yang menunda penjelasan kedudukan
seseorang yang bersengketa (yakni Ali dan Muawiyah serta pengikut masing-
masing) kelak di hari kiamat.

Adapun secara istilah, murjiah adalah kelompok yang mengesampingkan atau


memisahkan amal dari keimanan, sehingga menurut mereka suatu kemaksiatan itu
tidak mengurangi keimanan seseorang.

Dari lapangan politik, mereka berpindah ke lapangan theologi, kaum khawarij


menjatuhkan hukum kafir bagi orang yang berbuat dosa besar, sedangkan kaum
murjiah menjatuhkan hukum mu’min. Adapun soal dosa besar yang meraka buat
ditunda sampai hari akhir kelak, dengan alasan orang-orang itu masih mengakui
dua kalimat syahadat yang menjadi dasar iman, iman masalah yang paling utama
dan perbuatanya merupakan masalah yang kedua.

7
Adapun aliran murji’ah yang pada dasarnya terpecah menjadi dua aliran :

a) Aliran moderatbahwa orang yang berdosa besar tidaklah kafir dan tidaklah kafir
dan tidaklah kekal dalam neraka, tetapi akan dihukum dalam neraka, seusai
dengan besarnya dosa yang dilakukannya, dan ada kemungkinan tuhan akan
memaafkan dosanya, dan kemungkinan tidak akan masuk neraka sama sekali.
b) Aliran Exstrim, yaitu golongan ahmiah, pengikut Jahm Ibnu Sofwan. Menurut
faham ini orang islam yang percaya tuhan dan kemudian mengatakan kekufuran
secara lisan tidaklah mejadi kafir, karna iman dan kufur tempatnya dalam hati,
bukan bagian lain dari bagian tubuh manusia. Dapat disimpulkan bahwa
perbuatan amal tidak sepenting iman, imanlah yang menentukan mu’min dan
tidak mu’minnya seseorang, perbuatan-perbuatan tidak mempunyai pengaruh.
Iman letaknya dalam hati seseorang tidak diketahui manusia lain, dan perbuatan
manusia tidak selamanya menggambarkan apa yang ada dalam hatinya

Faham di atas ada bahayanya karena dapat mengakibatkan sikap lemah ikatan
amal atau masyarakat bersifat permassive, masyarakat yang dapat mentolerir
penyimpangan dari norma akhlak yang berlaku karena yang dianggap kurang
penting dan diabaikan oleh mereka. Sebab inilah nama Murji’ah tidak disenangi
dan tidak mengandung arti tidak baik.

Pendapat Murji’ah moderat sama dengan faham Al Asy’ari menegaskan iman


adalah pengakuan dalam hati tentang ke-Esaan Tuhan tentang kebenaran rasul.
Mengucapkan dengan lesan dan mengerjakan rukun islam merupakan cabang dari
iman.

Orang yang berdosa besar jika meninggal tanpa taubat nasibnya terletak di
tangan Tuhan. Kemudian Tuhan akan mengampuni dosanya atau kemungkinan
tidak diampuni dosa dari perbuatannya kemudian baru masuk surga ia tidak
mungkin kekal dalam neraka.

Dapat disimpulkan bahwa aliran Murji’ah moderat dan ekstrim telah lenyap
tetapi ajaran Murji’ah moderat tentang iman kufur dan dosa besar masuk ke dalam
aliran Ahli Sunnah wal Jama’ah.

8
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dapat disimpulkan secara garis besar bahwa aliran Khawarij berpendapat


bahwa orang Islam yang melakukan dosa besar adalah kafir, orang-orang yang
terlibat pada perang Jamal (perang antara Aisyah, Thalhah dan Zubair dengan
Ali bin Abi Thalib) dan para pelaku tahkim (termasuk yang menerima dan
membenarkannya) dihukumkan kafir dan khalifah harus dipilih langsung oleh
rakyat .

Sedangkan Aliran Syi’ah mereka berpendapat bahwa yang berhak menjadi


Khalifah adalah dari keturunan Nabi yaitu sayyidina Ali dan anak cucunya.
mereka juga percaya bahwa allah swt itu tunggal tidak ada tuhan selain allah.
Tetapi dalam syi’ah, ketika mereka berdo’a mereka menyebut-nyebut ; wahai
ali, wahai husein dan keturunan ali lainnya. Mereka meminta-minta kepada
orang yang telah meninggal. Selain itu mereka menghalalkan taqiyah, nikah
mu’tah dan tmeyakini bahwa Imam Mahdi adalah salah satu dari Imam
mereka.

Dan yang terakhir golongan Murji’ah artinya orang yang menunda


penjelasan kedudukan seseorang yang bersengketa (yakni Ali dan Muawiyah
serta pengikut masing-masing) kelak di hari kiamat. Dan golongan , murjiah
adalah kelompok yang mengesampingkan atau memisahkan amal dari
keimanan, sehingga menurut mereka suatu kemaksiatan itu tidak mengurangi
keimanan seseorang.

9
DAFTAR PUSTAKA

Hatta, Mawardy,. 2016. Aliran-Aliran Kalam/Teologi Dalam Sejarah Pemikiran


Islam. Yogyakarta. Aswaja Pressindo.

Setyawandwi. 2018. Ilmu Tauhid: Khawarij, Murji’ah. Syi’ah, (Online),


(https://tugaskuliahus.wordpress.com/2018/12/13/ilmu-tauhid-khawarij-murjiah-
syiah/), diakses 25 Agustus 2022.

Romas, Ahmad Ghofur. 1997. Ilmu Tauhid. Semarang. Badan Penerbit Fakultas
Dakwah IAIN Walisongo.

https://www.google.com/amp/s/dalamislam.com/dasar-islam/aliran-syiah-dalam-
ilmu-kalam/amp

10

Anda mungkin juga menyukai