Disusun Oleh :
I
DAFTAR ISI
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
َوإلَ ٰـه ُ ُُْك إلَ ٰـ ٌۭه َ َٰو ِح ٌۭد ۖ اَّلٓ إلَ ٰـ َه إ اَّل ه َُو ٱ الر ْ َْح ٰـ ُن ٱ الر ِح ُي
ِ ِ ِ ِ
“Dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Esa, tidak ada Tuhan melainkan Dia yang
Maha Pemurah lagi Mana Penyayang”.
Pada zaman Rasulullah SAW menjadi pemimipin tidak ada perpecahan dalam
ajaran tauhid, mereka yang hidup dalam masa Beliau selalu berpegang teguh pada
ajaran al-Quran dan Sunnah. Sampailah pada saat Beliau wafat dan digantikan
kepemimpinanya oleh para sahabat yang dikenal sebagai Khulafaurrasyidin
mulailah terjadi perbedaan pendapat dan perpecahan hingga pada puncaknya
terjadilah pembunuhan yang dilakukan oleh kelompok yang tidak bertanggung
jawab terhadap Sayyidina Ustman bin Affan.R.A. tidak hanya sampai itu terjadilah
perebutan kekuasaan antara Sayyidina Ali R.A dan Sayyidina Muawiyyah R.A
yang terkenal dengan perang siffin. Pada perang itu terjadilah perpecahan umat
Islam saat itu ada umat Islam yang mendukung Ali, ada yang mendukung
Muawiyyah dan ada juga yang tidak mendukung keduanya bahkan menganggap
keduanya sebagai kaum yang murtad dari Islam.
Perpecahan umat Islam tidak hanya sampai pada itu, banyak golongan-
golongan yang lahir dari golongan diatas, bahkan muncul juga golongan-golongan
baru setelahnya, diantaranya adalah golongan Syi’ah, Khawarij dan Murjiah yang
akan kami bahas dalam makalah ini.
1
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kaum khawarij adalah kaum yang keluar dari golongan Ali bin Abi Thalib.
Kaum khawarij ini menganggap bahwa Khalifah Usman bin Affan dan sayyidina
Ali dianggap menyeleweng sesudah peristiwa arbitrase dan mereka menganggap
kedua khalifah tersebut sebagai golongan kafir demikian pula dengan muawiyah
dan Amru bin Ash Abu Musa Al Asy'ari dan pengikut-pengikut mereka juga
dianggap kafir.
Begitu pula dengan ajaran pokok yang diajarkan oleh kaum ini antara lain:
1) Khalifah atau Imam harus dipilih secara bebas oleh seluruh ummat Islam.
2) Khalifah tidak harus berasal dari keturunan Arab, setiap orang muslim berhak
menjadi khalifah bila memenuhi syarat.
3) Seseorang harus menghindar dari pimpinan yang menyeleweng.
4) Seseorang yang berdosa besar tidak lagi disebut muslim sehingga harus
dibunuh.
5) Setiap muslim harus berhijrah dan bergabung dengan golongan mereka bila
tidak maka ia wajib dibunuh.
6) Adanya wa’ad dan wa’id.
7) Amar makruf nahi munkar.
8) Memalingkan ayat-ayat Al-qur’an yang mutasyabihat.
9) Manusia bebas memutuskan perbuatannya bukan dari Tuhan.
Tidak hanya itu golongan ini juga terpecah menjadi golongan lagi yang dimana
setiap golongannya juga memiliki ajaran tauhid tersendiri dan disini akan
disebutkan diantaranya:
a. Azroqiah
3
haram mengonsumsi selain sembelihan dari kelompok mereka,tidak boleh
menerima warisan selain dari kelompok mereka, dan bermu’amalah dengan selain
kelompok mereka sama dengan bermu’amalah antara kafir dengan orang
musyrik. Semua yang menyalahi aturan aliran ini dianggaporang yang musyrik dan
kekal di neraka.
b. Al Muhakkimah
Ajaranya yaitu orang-orang yang tergolong dosa besar dan kafir ialah orang-
orang yang menyetujui arbitrase (Ali, Muawiyah, Amr bin Ash dan Abu Musa),
berbuat zina dan membunuh sesama manusia tanpa sebab yang sah.
c. Al Sufriyah
d. Al –ibadhiyah
Merupakan pengikut Abdulah bin Ibad ,kelompok ini adalah yang paling
sederhana/moderat ajaranya.
Salah satunya adalah aliran Syi'ah. Syi'ah merupakan suatu aliran atau golongan
yang berkaitan dengan sejarah Islam di masa lalu. Mereka berpendapat bahwa
orang yang berhak menjadi Khalifah atau imam hanyalah sayyidina Ali bin Abi
Thalib,karena nabi sendirilah yang telah melantiknya di Ghadir khum, yang
selanjutnya diwarisi oleh anak cucunya. Dengan demikian dalam paham Syiah
keturunan nabi adalah orang-orang khalifah yang berhak menjadi atau imam.
Mereka sangat mencintai bahkan sampai mengagung-agungkan sayyidina Ali. Dan
dengan rasa cinta terhadap sayyidina Ali mereka sampai memandang kekhilafahan
yang berasal dari khalifah abu bakar, umar bin khattab, dan utsman bin affan tidak
sah karena telah merebut hak sayyidina Ali dan keturunannya.
4
1. Pokok-Pokok Ajaran Syi’ah
Syi’ah mempunyai 5 pokok pikiran utama yang harus diikuti oleh pengikutnya
yaitu:
b. Tauhid
Mereka percaya bahwa tuhan mereka adalah allah swt. Dan mereka
percaya bahwa allah swt itu tunggal tidak ada tuhan selain allah. Tetapi
dalam syi’ah, ketika mereka berdo’a mereka menyebut-nyebut ; wahai
ali, wahai husein dan keturunan ali lainnya. Mereka meminta-minta
kepada orang yang telah meninggal, dan menurut aliran islam terbesar
didunia yaitu aliran sunni perbuatan itu termasuk dosa.
Selain kepercayaan tersebut, syi’ah juga tidak meyakini bahwa
allah bersifat maha melihat dan mendengar, karena jika allah demikian
maka allah sama saja seperti manusia. Dan mereka juga meyakini bahwa
allah tidak bisa melihat hal-hal yang terjadi di dunia.
5
c. Bada’
Syi’ah meyakini bahwa allah mampu mengubah keputusan atau
peraturan yang semula telah ditetapkan dan menggantinya dengan yang
baru.
d. Taqiyah
Taqiyah merupakan tindakan menyembunyikan kebenaran dan
menutupi keyakinannya dari orang-orang yang berbeda dengan syiah.
Tujuannya untuk menjaga dari marabahaya yang bisa saja menghampiri
masalah harta, kekuasaan dan juga aqidah.
e. Roj’ah
Konsep roj’ah merupakan suatu doktrin tersendiri bagi masyarakat
syiah. Roj’ah berarti kembali atau pulang. Mereka meyakini imam
mereka akan kembali turun ke muka bumi, untuk menyelesaikan
masalah-masalah yang ada di bumi. Sebagaimana kita tahu, bahwa Imam
Mahdi yang merupakan keturunan dari imam mereka hingga hari
dinanti.
f. Nikah Mut’ah
Ringkasnya Mut’ah adalah kawin kontrak. Sebuah pernikahan
yang hanya berorientasi pada kesenangan semata. Suami tak terbebani
nafkah, tempat tinggal, dan melahirkan ahli waris bagi si istri. Syiah
mengatakan kalau nikah mut’ah adalah halal dan dianggap sebagai
kebiasaan yang baik menjalin tali silatuhrahmi.
Syi’ah terpecah menjadi 20 golongan lebih, dan disini akan dijelaskan 3 yang
paling menonjol diantra lain:
1. Al Imamiyah
6
2. Az Zaidiyah
Paham ini murni daripada yang lainnya. Golongan ini tidak meyakini sifat- sifat
yang berlebihan atau sifat-sifat fanatik yang ditujukan kepada ali, seperti
berpendapat bahwa ali bersifat dengan sifat-sifat ketuhanan.
3. Ismailyah
Mereka menganggap para ahli filsafat sebagai nabi, jadi mereka berpendapat
bahwa Alqur’an tidak boleh dipahami secara lahiriyah saja tetapi harus dita’wilkan
dan majas, al-quran itu mengandung makna lahir dan batin.
7
Adapun aliran murji’ah yang pada dasarnya terpecah menjadi dua aliran :
a) Aliran moderatbahwa orang yang berdosa besar tidaklah kafir dan tidaklah kafir
dan tidaklah kekal dalam neraka, tetapi akan dihukum dalam neraka, seusai
dengan besarnya dosa yang dilakukannya, dan ada kemungkinan tuhan akan
memaafkan dosanya, dan kemungkinan tidak akan masuk neraka sama sekali.
b) Aliran Exstrim, yaitu golongan ahmiah, pengikut Jahm Ibnu Sofwan. Menurut
faham ini orang islam yang percaya tuhan dan kemudian mengatakan kekufuran
secara lisan tidaklah mejadi kafir, karna iman dan kufur tempatnya dalam hati,
bukan bagian lain dari bagian tubuh manusia. Dapat disimpulkan bahwa
perbuatan amal tidak sepenting iman, imanlah yang menentukan mu’min dan
tidak mu’minnya seseorang, perbuatan-perbuatan tidak mempunyai pengaruh.
Iman letaknya dalam hati seseorang tidak diketahui manusia lain, dan perbuatan
manusia tidak selamanya menggambarkan apa yang ada dalam hatinya
Faham di atas ada bahayanya karena dapat mengakibatkan sikap lemah ikatan
amal atau masyarakat bersifat permassive, masyarakat yang dapat mentolerir
penyimpangan dari norma akhlak yang berlaku karena yang dianggap kurang
penting dan diabaikan oleh mereka. Sebab inilah nama Murji’ah tidak disenangi
dan tidak mengandung arti tidak baik.
Orang yang berdosa besar jika meninggal tanpa taubat nasibnya terletak di
tangan Tuhan. Kemudian Tuhan akan mengampuni dosanya atau kemungkinan
tidak diampuni dosa dari perbuatannya kemudian baru masuk surga ia tidak
mungkin kekal dalam neraka.
Dapat disimpulkan bahwa aliran Murji’ah moderat dan ekstrim telah lenyap
tetapi ajaran Murji’ah moderat tentang iman kufur dan dosa besar masuk ke dalam
aliran Ahli Sunnah wal Jama’ah.
8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
9
DAFTAR PUSTAKA
Romas, Ahmad Ghofur. 1997. Ilmu Tauhid. Semarang. Badan Penerbit Fakultas
Dakwah IAIN Walisongo.
https://www.google.com/amp/s/dalamislam.com/dasar-islam/aliran-syiah-dalam-
ilmu-kalam/amp
10