Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

INTEGRASI ATAU RELASI ANTARA TAUHID, AKHLAK, DAN


TASAWUF
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata kuliah : Tauhid dan Akhlaq Tasawuf
Dosen pengampu : Kasmuri M.Ag.

Disusun Oleh :
1. AFIF NAJMUDDIN ISTIAJI (2201026048)
2. DINDA PRAGNIA P.W (2201026052)
3. DIMAS INDRA SYAPUTRA (2201026072)
4. AISYAH FATIYAH AULIA M (2201026077)

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2022
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ................................................. ..........................1


A. Latar Belakang ............................................................. ..........................1
B. Rumusan Masalah ........................................................ ..........................2
C. Tujuan .......................................................................... ..........................2

BAB II PEMBAHASAN .................................................. ..........................3


A. Pengertian Tauhid ........................................................ ..........................3
B. Pengertian Akhlaq ........................................................ ..........................4
C. Pengertian Tasawuf ...................................................... ..........................5
D. Hubungan Antara Tauhid dan Akhlaq ......................... ..........................7
E. Hubungan Antara Tauhid dan Tasawuf ........................ ..........................9

BAB III PENUTUP .......................................................... ........................10


A. Kesimpulan .................................................................. ........................10

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................11


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sebagai umat islam, pastinya harus memiliki keyakinan dalam


bertauhid. Tauhid merupakan pondasi dalam beragama serta menjadi pokok
pembahasan yang utama dan pertama dalam agama. Seperti yang telah kita
ketahui bahwa tauhid itu mengesakan Allah SWT, tidak boleh
menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun. Seseorang yang benar-benar
beratuhid dia akan mendapatkan keselamatan di dunia dan di akhirat,
Adapun tauhid yang tidak benar, akan menjatuhkan seseorang ke dalam
kesyirikan itu adalah dosa yang sangat besar yang akan membawa kita
celaka di dunia dan sudah pasti kekal di akhirat karena pada hakikatnya
Allah tidak mengampuni dosa syirik.
Akhlak mempunyai pengaruh penting pada kepribadian seseorang.
Dari awal pendidikan sekolah dasar, kita sudah dituntut untuk berakhlaq
yang baik bahkan sampai sekarang kita masih menerapkan itu. Akhlak yang
baik dapat membuat seseorang mendapatkan kebahagiaan dunia dan
akhirat, serta dapat dihargai oleh orang lain jika kita memiliki ahklak yang
baik. Di agama islam ahklak sangat penting bagi kehidupan sehari-hari.
Akhlak juga merupakan ukuran kemanusiaan yang hakiki, bisa dikatakan
manusia tak berahklak sama halnya dengan hewan. Bahkan kemerosotan
ahklak terjadi akibat dari dampak negative karena kemajuan teknologi dan
era globalisasi karena tidak diimbangi dan diiringi dengan keimanan. Maka
dari itulah kita sebagai pemuda harus selalu menerapkan ahklak yang baik
di kehidupan sehari-hari.
Tasawuf merupakan salah satu ilmu keislaman yang lebih
menekankan pada dimensi atau aspek spiritual. Dalam islam Tasawuf
adalah ilmu yang mulia karena berkaitan dengan ma'rifah kepada Allah swt,
dan tasawuf adalah ilmu yang paling utama secara mutlak kelahirannya
tasawuf bersamaan dengan timbulnya agama Islam,maka dari itu ilmu
tasawuf tidak lepas dari pengaruh Al-quran dan hadis,untuk mencapai
tasawuf adalah beriman kepada Allah menyerahkan diri kepada Allah
beramal-amalan yang sholeh dan menjauhi serta meninggalkan semua
larangan-larangan Allah. Tasawuf merupakan bagian yang tak terpisahkan
dari kajian Islam di Indonesia sejak masuknya Islam di Indonesia telah
tampak unsur tasawuf mewarnai kehidupan keagamaan di masyarakat
bahkan hingga saat ini nuansa tasawuf masih terlihat dan menjadi bagian
yang tak terpisahkan dan pengamalan keagamaan sebagian kaum muslimin
Indonesia terbukti dengan semakin maraknya kajian Islam dan mungkin
masih banyak lagi.
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian Tauhid, Ahklaq, dan Tasawuf?


2. Bagaimana hubungan antara Tauhid dan Ahklaq?
3. Bagaimana hubungan antara Tauhid dan Tasawuf?
4. Bagaimana hubungan antara Tauhid, Akhlak, dan Tasawuf?

C. TUJUAN

1. Mengetahui pengertian tauhid, akhlak, dan tasawuf


2. Mengetahui hubungan antara ketiganya
BAB II
PEMBAHASAN
A. TAUHID

1.1 Pengertian Tauhid


Pengertian tauhid menurut bahasa berasal dari kata Wahhada
Yuwahhidu Wahdah yang artinya mengesakan. Sedangkan pengertian
menurut istilah, tauhid adalah meyakini bahwa Allah SWT itu esa atau
satu dan tidak bersekutu.
Menurut Syeikh Muhammad Abduh tauhid adalah ilmu yang
mempelajari tentang wujud dan sifat Allah, juga rasul Allah beserta
sifatnya.
Tauhid dibagi menjadi 3 jenis, yaitu
1. Tauhid Rububiyah, yang artinya percaya bahwa Allah lah satu-satunya
pencipta, pemilik, dan pengendali seluruh alam raya.
2. Tauhid Uluhiyah, yang artinya hanya Allah yang layak disembah dan
hanya kepada Allah kita beribadah
3. Tauhid Asma wash-shifat, yang artinya pengakuan dan kesaksian yang
tegas atas semua nama dan sifat Allah yang sempurna.

1.2 Manfaat mempelajari Tauhid

1. Mengenal Allah dan Rasul-Nya lebih dekat


2. Memperkuat iman sehingga bisa terhindar dari ajaran yang
menyesatkan
3. Terhindar dari sifat musyrik
Ilmu Tauhid juga memiliki beberapa nama lain yaitu:
1. Ilmu Aqidah yang mempelajari keyakinan yang benar tentang Allah.
Artinya meyakini secara sungguh sungguh bahwa Allaah maha Esa.
2. Ilmu Ushuluddin yaitu membahas secara mendasar tentang ke-Esaan
Allah
3. Ilmu kalam yaitu membahas tauhid menggunakan dalil aqli atau logika
B. AKHLAK

1.1 Pengertian akhlak


Kata akhlak berasal dari bahasa Arab Khuluq yang jamaknya
akhlaq. Menurut bahasa, akhlak adalah budi pekerti, tingkah laku, atau
tabiat. Secara istilah akhlak adalah sifat yang ada sejak manusia lahir dan
tertanam dalam jiwanya.. Sifat itu dapat lahir berupa perbuatan baik yang
disebut akhlak mulia, atau perbuatan buruk yang disebut akhlak tercela.
Adapun pengertian akhlak menurut para ahli
1. Ibrahim Anis
Akhlak adalah kualitas yang tertanam dalam jiwa menghasilkan
macam macam perbuatan.
2. Abdul Karim Zaidan
Akhlak adalah adalah nilai dan kualitas yang tertanam dalam jiwa
yang memungkinkan seseorang menilai perbuatannya baik atau
buruk.
3. Imam Al-Ghazali
Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan
macam-macam perbuatan tanpa perlu pemikiran atau
pertimbangan.

1.2 Macam-macam akhlak


Menurut Islam, macam-macam akhlak ada 2 yaitu Akhlakul
mahmudah yang berarti akhlak terpuji dan Akhlakul mazmumah yang
berarti akhlak tercela.
2. Akhlakul Mahmudah.
Akhlakul mahmudah adalah akhlak terpuji yang harus dimiliki
umat Islam. Akhlakul Mahmudah meliputi sifat sabar, jujur, rendah hati,
dermawan, sopan, gigih, rela berkorban, bijaksana, tawakal, dan lain lain.
Contoh akhlakul mahmudah dalam kehidupan sehari-hari:
• Berbicara jujur
• Menjaga lisan
• Selalu rendah hati dan tidak sombong
Keutamaan Akhlak Mahmudah:
Seorang muslim yang memiliki akhlak mahmudah akan mendapat
keutamaan dicintai oleh nabi Muhammad SAW seperti dalam hadis
berikut:
"Orang yang paling saya cintai dan paling dekat dengan tempat saya
kelak di hari kiamat adalah mereka yang memiliki akhlak mulia.
Sementara orang yang paling saya benci dan tempatnya paling jauh dari
saya kelak di hari kiamat adalah mereka yang keras dan rakus, suka
menghina dan sombong." (HR. Tirmizi).

3. Akhlakul Mazmumah
Akhlakul Mazmumah adalah akhlak buruk yang harus dihindari
oleh setiap manusia. Akhlakul Mazmumah meliputi sifat iri, dengki,
sombong, tamak, ghibah. Akhlak ini adalah akhlak yang paling dibenci
oleh Allah SWT. Oleh karena itu kita sebagai umat Islam harus
menjauhinya.
Contoh akhlak Mazmumah dalam kehidupan sehari hari:
• Berbicara kasar dengan orang tua
• Selalu berbohong
• Mengingkari janji

Ada beberapa cara agar terhindar dari akhlak tercela yaitu:


• Selektif dalam memilih pergaulan
• Harus punya prinsip hidup agar tidak mudah terpengaruh orang
lain
• Lebih mendekatkan diri pada Allah

C. TASAWUF
3.1 Pengertian Tasawuf
Tasawuf ialah salah satu bidang studi islam yang memusatkan perhatian
pada pensucian aspek rohani manusia yang selanjutnya memuncukan
akhlak mulia dari diri manusia itu sendiri.
Secara bahasa kata tasawuf memiliki perbedaan pendapat ulama
dari sudut pandangnya masing-masing. Pemikiran tersebut
dilatarbelakangi fenomena yang ada pada diri sufi. Pertama, tasawuf
berasal dari kata Ahl Al-suffah merupakan golongan muhajirin yang
bertempat tinggal di serambi masjid Nabawi. Pada waktu itu sekelompok
sahabat Nabi dan Rasulullah sendiri rela meninggalkan kekayaan harta
seluruhnya yang berada di mekah dengan tujuan ke kota Madinah untuk
mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sesampai di kota Madinah mereka
bertempat tinggal di serambi masjid nabawi atau Masjid Madinah dengan
menggunakan pelana kuda (shuffah) sebagai bantal. Mereka hidup dalam
keadaan miskin dan tidak memikirkan urusan duniawi walaupun sangat
membutuhkannya. Hal inilah penghubungan kata tasawuf berasal dari Ahl
Al-suffah yaitu dengan perilaku terpuji mereka dan berusaha meninggalkan
sifat tercela.
Kedua, Tasawuf berasal dari kata Shaf (baris) Shaf yang dimaksud
di sini adalah jamaah sholat yang selalu berada di barisan pertama atau
depan. Orang sufi biasanya selalu berada di barisan depan dengan
melakukan kegiatan membaca dzikir,sholawat, membaca al-quran sebelum
sholat tiba. Perilaku inilah yang merupakan salah satu bentuk pembersihan
diri agar mendapat kemuliaan dan pahala dari Allah SWT.
Ketia, Shuf yang artinya bulu domba. Para kaum sufi memakai
pakaian yang berbahan kasar yaitu kain wol kasar yang sangat sederhana.
Ini merupakan penggambaran kesederhanaan, para sufi di hadapan Allah,
merasa dirinya hanya berupa selembar bulu yang tidak mempunyai arti
apa-apa.
Dari ketiga pengertian tasawuf seara bahasa, yang paling banyak disetujui
ialah kata Shuf “yaitu kain yang terbuat dari bulu domba/wol”

Selanjutnya pengertian tasawuf secara terminology diartikan secara


beragam oleh para ahli tasawuf, yaitu:
1. Imam Junaidi al-Baghdadi
Tasawuf ialah membersihkan hati dari perasaan manusia yang
terganggu, menjauhi keinginan hawa nafsu, bergantung pada
ilmu-ilmu hakikat, melaksanakan perintah Allah dan menjauhi
larangannya.
2. Sahad al-Tustury
Mengartikan tasawuf dengan seseorang yang memiliki hati
jernih, bersih terhindar dari kotoran, terputusnya silahturahmi,
penuh pemikiran dan lain sebagainya.
3. H.M Amin Syukur
Tasawuf adalah latihan dengan kesungguhan (Riyadhah
Mujahadah) dengan tujuan membersihkan hati, mempertebal
dan mendalami aspek kerohanian dalam rangka mendekatkan
diri Kepada Allah SWT, sehingga segala perhatiaanya terfokus
hanya Kepada Allah.
4. Syekh Ibnu Ajibah
Tasawuf adalah ilmu yang membawa manusia lebih dekat
kepada Tuhan Yanga MahaEsa melalui pemurnian spiritual dan
mempermanisnya dengan perbuatan baik. Jalan tasawuf
pertama menuju ilmu, kedua menuju amal, dan terakhir menuju
rahmat ilahi.

Banyaknya pendapat tentang definisi tasawuf yang


dirumuskan oleh para ahli membuat sulit untuk
mendefinisikannya secara utuh. Oleh karena itu, untuk
mengetahui apakah seorang sufi mengamalkan tasawuf, kita
dapat melihat beberapa ciri umum yang dikatakan salah
seorang peneliti tasawuf, yaitu Abu Al-Wafa’ Al-Ganimi At-
Taftazani menyebutkan 5 ciri umum tasawuf, yaitu:
a. Mempunyai nilai-nilai moral
b. Penemuan sirna dalam realisasi mutlak
c. Pengetahuan intuitif langsung
d. Timbulnya rasa bahagia sebagai karunia Allah SWT
dalam diri sufi karena sudah tercapainya muqamat
e. Penggunaan symbol pengungkapan yang biasanya
mengandung pengertian harfiah dan tersirat.

Sehingga tasawuf ialah sebuah ilmu islam yang berfokus pada


spiritual dari islam. dilihat dari ketertarikannya dengan
kemanusian, tasawuf lebih menekankan pada aspek kerohanian
daripada aspek jasmaniyah. Lebih mengutamakan kehidupan di
akhirat nanti daripada kehidupan dunia namun tidak
menghilangkan salah satunya.

3.2 Tujuan mempelajari ilmu tasawuf


Dalam pandangan sayyid nur bin sayyid ali bahwa sufisme ada
dengan mempunyai tujuan yaitu:
1. Berusaha untuk menjauhkan diri dari ajaran syirik dan batil
2. Melepaskan diri dari penyakit-penyakit kalbu
3. Memenuhi diri dengan akhlak islam yang mulia
4. Menggapai derajat ihsan dalam ibadah

3.3 Macam-macam aliran dalam tasawuf


1. Tasawuf Akhlaqi
Tasawuf yang berfokus pada perilaku, akhlak, budi pekerti, dan
perbaikan akhlak. Tasawuf ini diusahakan agar manusia dapat
menghindari akhlak mazmunah, dan mewujudkan akhlak
mahmudah. Tentunya dengan metode-metode yang sudah
dirumuskan dan dikembangkan oleh ulama’ lama sufi.

Tahapan sistem pembinaan akhlak dalam tasawuf akhlaqi :


1. Takhalli
Mengosongkan pikiran diri untuk tidak memikirkan urusan duniawi
dan akhlak tercela laiinya.
2. Tahalli
Usaha untuk membiasakan diri dengan selalu menerapkan akhlak
terpuji di kehidupan sehari-hari.
3. Tajalli
Menghayati ketuhanan agar perbuatan-perbuatan luhur yang telah
dilakukan tidak hilang dengan menumbuhkan rasa kecintaan yang
mendalam dan sadar. Sehingga tercipta rasa rindu kepada-Nya.

2. Tasawuf Falsafi
Merupakan gabungan teori-teori tasawuf dan filsafat atau yang
bermakna mistik metafisis.

3. Tasawuf Syi’i
Paham tasawuf syi’i menganggap, bahwa manusia meninggal
dengan tuhanya karena ada kesamaan esensi di antara keduanya.

D. HUBUNGAN ANTARA TAUHID DAN AKHLAK

Hubungan konsep sementara antara tauhid dan akhlak dalam


pandangan ar-Razi adalah hubungan antara niat baik dan buruk seseorang
sangat bergantung pada jiwa yang bersih dan kotor. Karena, pada dasarnya
mempelajari hubungan antara tauhid dan akhlak sama halnya melibatkan
penyelidikan sumber aktivitas dan aktivitas itu sendiri. Jika sumbernya
bersih maka hasillnya pun akan bersih. Keduanya merupakan satu
kesatuan yang terintegrasi. Fitrah manusia adalah bertauhid dengan cara
taat mengabdi kepada Allah, sebab yang telah diinformasikan dalam al-
quran bahwa manusia itu diciptakan hanya untuk beribadah kepada-Nya
(51:56).
Hubungan tauhid dan akhlak diumpamakan al-Quran seperti pohon
dengan buahnya, bahwa tauhid sebagai pohon besar menjulang tinggi ke
langit dan akhlak sebagai buahnya. Menurut Ar-Razi perumpamaan
tersebut sama hal nya dengan kondisi orang-orang yang berbahagia dan
orang yang selalu mengeluh dengan beberapa sifat dan permasalahan yang
berbeda.
Menurut ar-razi pohon tersebut memiliki 4 sifat,
1. Pohon enak dipandang mata, harum buahnya, banyak
manfaatnya, lezat dan enak, seluruh sifat pohon baik tersebut
menunjukkan bahwa pohon itu berkualitas terbaik dari segala
seginya. Jika direlasikan ke kehidupan sehari-sehari, bisa
diinformasikan seseorang yang memiliki tauhid kuat maka
pasti menjadi orang yang taat untuk menjalankan kewajiban
ataupun sunnah dengan baik, hubungan sesama makhluk hidup
yang baik, memiliki semangat kerja yang baik, dan lain
sebagianya.
2. Memiliki akar pohon yang menghujam ke dalam tanah dan
kokoh dari terpaan bencana. Sifat pohon ini dapat dianalogikan
seseorang yang memiliki pendirian dan kepercayaan yang kuat,
maka dia tidak mudah jatuh dan mampu menghadapi rintangan
apapun, sehingga seluruh masalah hidupnya dapat dihadapi
dengan baik dan bijak.
3. Cabang pohon yang kuat dan menjulang tingi ke langit karena
akar kokoh dan buahnya tampak dari berbagai sudut, sifat ini
menunjukkan bahwa ketika seseorang memiliki tauhid kuat
maka hasilnya akan memberi banyak manfaat untuk orang
banyak. Semakin banyak kegiatan baik yang kita lakukan
semakin kuat pula tauhid kita karena salah satu cara untuk
memperkuat tauhid diri sendiri adalah amalan baik.
4. Sifat yang terakhir, bahwa pohon itu akan memberikan hasil
(buah-buahan) sepanjang waktu, tidak seperti pohon biasanya
yang hanya memunculkan buah di waktu tertentu saja. Hal ini
memberikan pelajaran berharga bagi setiap orang bagaimana
mengambil hikmah dari pohon baik itu agar hidupnya lebih
bermanfaat untuk orang banyak.

Maka bisa disimpulkan di sini sesuai analogi tersebut bahwa seseorang


yang memiliki tauhid kuat seperti pohon tersebut maka akan menghasilkan
manfaat berharga untuk orang banyak. Tentunya Allah akan mengangkat
derajat orang tersebut ke derajat yang lebih tinggi. Sebaliknya, pohon yang
tidak berbuah sama halnya dengan manusia yang tidak mengenal Allah,
lalai, kufur, dan perbuatan tercela lainnya. Manusia seperti itu sulit
mendapatkan hakekat kebahagiaannya sehingga tidak mampu menjalankan
perintah Allah.

E. HUBUNGAN ANTARA TAUHID DAN TASAWUF

Setelah memahami definisi tauhid dan tasawuf, kita dapat mengetahui


bahwa inti dari tauhid adalah mengesakan Allah SWT. Sedangkan tasawuf
adalah adalah upaya pendekatan spiritual antara hamba dan Tuhannya.
Lalu, bagaimana integrasi antara kedua ilmu tersebut?
Jika dikaitkan dengan ilmu tauhid, ilmu tasawuf memiliki fungsi
sebagai pemberi wawasan spiritual dalam pemahaman teologi. Keyakinan
yang sudah tertanam dalam penghayatan ilmu tauhid akan menjadikan
ilmu tasawuf dapat teraplikasikan dalam perilaku kehidupan sehari-hari.
Maka dapat disimpulkan bahwa ilmu tasawuf merupakan penyempurnaan
ilmu tauhid, jika dilihat dari sudut pandang bahwa ilmu tasawuf
merupakan sisi terapan rohaniyah dari ilmu tauhid.

Ilmu tasawuf berfungsi memberikan kesadaran rohaniyah dalam


perdebatan teologi. Sebagaimana telah disebutkan bahwa ilmu tauhid lebih
cenderung mengandung muatan aqliyyah dan naqliyyah. Jika pokok
bahasan tersebut tidak diimbangi dengan kesadaran rohaniyah, maka ilmu
tauhid akan mengarah ke arah bebas dan liberal. Di titik inilah ilmu
tasawuf mempunyai fungsi dalam pemberian muatan rohaniyah, sehingga
ilmu tauhid tidak terkesan dialektika keislaman yang kering dari sentuhan
hati.

Ilmu tauhid juga memberikan kontribusi terhadap ilmu tasawuf,


keduanya saling berhubungan dan melengkapi. Contohnya jika telah
lenyap cahaya tauhid dari hati, maka akan timbul penyakit-penyakit qalbu
seperti riya’, hasud, takabbur, dengki, ujub, dan dengki. Jika manusia
sadar bahwa dirinya hanyalah seorang hamba yang kecil dan lemah, maka
pasti manusia tidak akan bersifat menyombongan diri dan tidak akan ada
perebutan kekuasan. Apabila manusia menyadari bahwa Allah-lah sang
pencipta segala sesuatu baik yang ada di langit maupun di bumi, niscaya
sifat ujub dan riya’ tidak akan ada. Dari sini dapat dilihat bahwa ilmu
tauhid merupakan batu pijakan pertama dalam pendakian menuju Allah
SWT (pendakian kaum sufi).
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pada hakikatnya Islam itu menggabungkan antara tauhid dan


akhlaq. Keduanya saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan.
Tauhid memperbaiki hubungan manusia dengan Khaliq-Nya, sedangkan
akhlaq memperbaiki hubungan manusia dengan makhluk ciptaan-Nya.
Akhlaq tidak akan terpisah dengan tauhid. Bahkan tauhid menjadi syarat
seorang sufi dalam berakhlaq. Jadi disini dapat kita simpulkan bahwa
tauhid itu bentuk keimanan kita kepada Allah, lalu akhlaq sebagai
bentuk tingkah laku kita dalam bermuamalah, dan tasawuf merupakan
bentuk penghambaan yang sempurna kita kepada Allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Samsul Munir. 2012, Ilmu Tasawuf. Jakarta: Amzah

Rosidi. 2021. Pengantar Akhlak Tasawuf. Semarang: Southeast Asian


Publishing

Arroisi, Jarman. (2013). Integrasi Tauhid dan Akhlak dalam pandangan

Fakhruddin Ar-razi. dari web.

http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/tsaqafah/article/view/55

Khunaifi, Agus. 2015. Ilmu Tauhid. Semarang: CV. Karya Abadi Jaya

Alba, Cecep. 2012. Tasawuf dan Tarekat. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai