Disusun oleh:
Eva Sulviah T20178043
Susi Faheliyatul Hasanah 201101080003
A. Yusril Ubaidillah 201101080006
Salsabila Elfirida 201101080014
TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur dipanjatkan atas kehadirat Allah Swt. Yang telah
melimpahkan nikmat, karunia, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “Rasmul Al-Qur’an” secara lancar dan tepat pada waktu yang telah
ditentukan. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Qur’an dan Tafsir
Tarbawi dan bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dosen Dr. H. Matkur,
S.Pd.I,M.Si. Dan kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam
menyusun makalah ini masih banyak kesalahan dan jauh dari kata sempurna. Untuk itu,
sangat diharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi terciptanya kesempurnaan makalah
ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................................................. ii
BAB I .........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN .....................................................................................................................................1
A. Latar Belakang ..................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................................2
C. Tujuan ................................................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................3
A. Pengertian Rasmul Al-Qur’an ...........................................................................................................3
B. Kaidah-kaidah Rasmul Al-Qur’an .....................................................................................................4
C. Pendapat Tentang Rasmul Al-Qur’an................................................................................................7
D. Kaitan Rasmul Al-Qur’an Dengan Qira’at ........................................................................................8
E. Urgensi Dan Kegunaan Mempelajari Rasmul Al-Qur’an................................................................10
BAB III ....................................................................................................................................................12
PENUTUP................................................................................................................................................12
A. Kesimpulan ......................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Quran diturunkan secara bertahap. Setiap kali ada ayat turun, Rasulullah
SAW segera menyampaikannya kepada umat, dan memerintahkan untuk menulisnya.
Diantara sahabat, ada yang langsung menghafal ayat al-Qur'an setiap kali turun. Ada
pula yang hanya menulisnya, dan Rasulullah menuntun penulisan itu sesuai dengan
urutan surat dan ayat. Ketika Rasulullah SAW wafat, Al-Qur'an tidak terkumpul
dalam satu buku (mushaf), melainkan tersimpan dalam dada para sahabat, terukir
diatas lembar-lembar para penulis wahyu. Pada saat itu para penghafal al-Qur'an
sangat banyak, dan ada yang hafal secara keseluruhan.
Rasmul qur’an merupakan salah satu bagian disiplin ilmu alqur’an yang
mana di dalamnya mempelajari tentang penulisan Mushaf Al-Qur’an yang dilakukan
dengan cara khusus, baik dalam penulisan lafal-lafalnya maupun bentuk-bentuk huruf
yang digunakan. Rasimul Qur’an dikenal juga dengan nama Rasm Utsmani. Tulisan
al-Quran ‘Utsmani adalah tulisan yang dinisbatkan kepada sayyidina utsman ra.
(Khalifah ke III). Istilah ini muncul setelah rampungnya penyalinan al-Quran yang
dilakukan oleh Zaid bin Tsabit dan team yang telah dibentuk dan disetujui oleh
Ustman, pada tahun 25 H. Oleh karena itu para Ulama menyebutkan cara penulisan
ini biasanya di istilahkan dengan “Rasmul ‘Utsmani’.
Para Ulama berbeda pendapat tentang penulisan ini, diantara mereka ada yang
berpendapat bahwa tulisan tersebut bersifat taufiqi (ketetapan langsung dari
Rasulullah), mereka berlandaskan riwayat yang menyatakan bahwa Rasulullah
menerangkan kepada salah satu Kuttab (juru tulis wahyu) yaitu Mu’awiyah tentang
tatacara penulisan wahyu. diantara Ulama yang berpegang teguh pada pendapat ini
adalah Ibnul al-Mubarak dalam kitabnya “al-Ibriz” yang menukil perkataan gurunya “
Abdul ‘Aziz al-Dibagh”, “bahwa tlisan yang terdapat pada Rasm ‘Utsmani semuanya
memiliki rahasia-rahasia dan tidak ada satupun sahabat yang memiliki andil,
sepertihalnya diketahui bahwa al-Quran adalh mu’jizat begitupula tulisannya”.
Namun disisi lain, ada beberapa ulama yang mengatakan bahwa, Rasmul Ustmani
bukanlah tauqifi, tapi hanyalah tatacara penulisan al-Quran saja.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian rasmul Qur’an?
2. Bagaimana kaidah-kaidah rasmul Qur’an?
3. Bagaimana pendapat tentang rasmul Qur’an?
4. Bagaimana kaitan rasmul Qur’an dengan qira’at?
5. Apa urgensi dan kegunaan mempelajari rasmul Qur’an?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian rasmul Qur’an
2. Untuk mengetahui kaidah-kaidah rasmul Qur’an
3. Untuk mengetahui pendapat tentang rasmul Qur’an
4. Untuk mengetahui kaitan rasmul Qur’an dengan qira’at
5. Untuk mengetahui urgensi dan kegunaan mempelajari rasmul Qur’an
BAB II
PEMBAHASAN
“Rasm mushaf yang dimaksud disini adalah kaidah yang disepakati oleh
Utsman RA. dalam penulisan kalimat-kalimat Al-Qur‟an dan hurufnya”.2
1
Muhammad Yusuf, Bahasa Arab Bahasa Al-Qur’an (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2018), 264-265.
Dari definisi di atas maka Rasm Utsmani adalah penulisan Al-Qur’an yang
telah disetujui oleh Utsman bin Affan yang mana dalam suhuf Abu Bakar sendiri
adalah hasil dari pengumpulan naskah-naskah para penulis wahyu Rasulullah saw.
Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa rasm utsmani tidak berbeda dengan rasm
yang ditulis oleh para penulis wahyu Rasulullah saw.3
2
Mira Shodiqoh, “Ilmu Rasm Qur’an”, Tadris, 1 (2019), 92.
3
Elsa Mulazimah, “Telaahn Rasm Utsmani Dalam Manuskrip Mushaf Al-Qur’an Koleksi Jamal Nasuhi”,
4
Ibid., 95-98.
c. Huruf wawu apabila terjadi bersamaan dengan huruf wawu yang
lain, seperti lafazh ﻻ ﻳﺳﺗﻭﻥdari lafadz ﻻﻳﺳﺗﻭﻭﻥ
2. Penambahan (Az-Ziyadah)
Sebagaimana penambahan huruf-huruf berikut ini:
a. Penambahan huruf alif di akhir isim yang dijama’kan atau dalam
hukum yang serupa dengannya, seperti dalam lafadz ﻣﻠﻛﻭﺍﺭﺑﻛﻡ
dan ﺍﻟﻅﻧﻭﺍﻥdan huruf alif yang terletak antara huruf jim dan
ﻋﻥ ﻣﺎﻧﻬﻭﺍﻋﻧﻪ
d. Penyambungan kata ﻋﻣﻥkecuali di dalam firman-Nya ﻭﻳﺻﺭﻓﻪ
5
Elsa Mulazimah, “Telaah Rasm Utsmani Dalam Manuskrip Mushaf Al-Qur’an Koleksi Jamal Nasuhi”, (Skripsi,
UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2020), 34-35.
tersebut wajib mengikuti penulisan rasm Usman dan tidak
boleh menyalahinya. Di antara ulama yang mendukung pendapat
ini adalah Imam Malik, beliau pernah ditanya apakah boleh
menulis al-Qur’an de- ngan kaidah hijaiyah, maka Malik
menjawab tidak kecuali menurut tata cara penulisan pertama,
yaitu rasm al-Qur’an.
3. Sekelompok ulama berpendapat bahwa rasm al-Qur’an
hanyalah istilahi dan tidak terlarang menya- lahinya. Di antara
ulama yang mendukung pendapat ini adalah Ibn Khaldun dna
Qadhi Abu Bakar. Pendapat ini berlandaskan kepada argumen
bahwa di dalam al-Qur’an ataupun mafhumnya tidak pernah
ditemukan penjelasan yang mewajibkan penulisan rasm al-
Qur’an dengan rasm tertentu, dan tidak juga ditemukan adanya
perintah meninggalkan rasm tertentu. 6.
Begitu pula dalam sunnah dan qiyas-qiyas syar’i. bahkan sunnah sendiri
memperbolehkan menggunakan rasm mana saja yang mudah, karena rasul
memerintahkan menulis tanpa menjelaskan jenis rasm yang digunakan.
Oleh sebab itu tidak ada keharusan mengikuti penulisan rasm Usman karena rasm
hanya sekedar symbol atau isyarat.7
6
Yulia Rahmi, “Penetapan Susunan Ayat, Surat dan Rasm Al-Qur’an”, Jurnal Ulunnuha , Vol. 2 No. 6, Desember
2017, hal. 193.
7
Ibid., 194.
Ulama berbeda pendapat tentang jumlah mushaf yang ditulis di masa sahabat
Usman. Perlu diketahui bahwa mushaf ditulis tanpa titik atau harakat (Naqth al-I’rab
dan Naqth al-I’jam) yang dapat ditemui dalam pembahasan ilmu Dhabth, meskipun
kitab-kitab rasm juga membahas tema ini.
8
Abdul Jalil, “Pengantar Ilmu Qiraat: Hubungan Qiraat Dengan Rasm Mushaf Al-Qur’an”,
https://www.almunawwir.com/pengantar-ilmu-qiraat-6-hubungan-qiraat-dengan-rasm-
mushaf-alquran/. (03 November 2020)
Contoh soal perbedaan cara bacaan lafal yang berhubungan
denga rasm adalah lafaz (ya abat), di dalam Alquran ditulis dengan
huruf ta, jika disambung maka dibaca dengan ta, tetapi jika berhenti
pada lafaz tersebut maka sebagian qari’ membacanya sesuai rasm
dengan huruf ta (ya abat) dan sebagian membacanya dengan ha (ya
abah) seperti imam Ibn Katsir.
9
Alwanul Haq, “Ilmu Rasm Qur’an: Kaitan Rusmul Qur’an Dengan Qiraat”,
https://mdikita.blogspot.com/2017/03/ilmu-rasm-quran-4-kaitan-rusmul-quran.html?m=1.
(03 november 2020).
1. Memberi kemungkinan pada lafazh yang sama untuk dibaca dengan versi
qiraat yang berbeda.
2. Kemungkinan dapat menunjukkan makna atau maksud yang tersembunyi,
dalam ayat-ayat tertentu yang penulisannya menyalahi rasm imla’I.
3. Kemungkinan dapat menunjukkan keaslian harakat (syakl) suatu lafazh.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rasmul qur’an atau rasmul ustmani adalah tata cara menuliskan Al-qur’an
yang ditetapkan pada masa khalifah ustman bin affan dengan kaidah-kaidah tertentu.
Sebagian para ulama berpendapat bahwa rasmul qur’an bersifat tauqifi, tapi sebagian
besar para ulama berpendapat bahwa rasmul qur’an bukan tauqifi,tetapi merupakan
kesepakatan cara penulisan yang disetujui ustman dan diterima umatnya,sehingga
wajib wajib diikuti dan di taati siapa pun ketika menulis al-qur’an. Tidak boleh ada
yang menyalahinya.
Hubungan antara rasmul qur’an dan qira’ah sangat erat sekali Karena semakin
lengkap petunjuk yang dapat ditangkap semakin sedikit pula kesulitan untuk
mengungkap pengertian-pengertian yang terkandung didalam Al-qur’an.Sebagaimana
yang telah dijelaskan bahwa keberadaan mushaf ‘ustmani yang tidak berharakat dan
bertitik ternyata masih membuka peluang untuk membacanya dengan berbagai qira’at.
Hal itu di buktikan dengan masih terdapatnya keragaman cara membaca Al-Qur’an.
DAFTAR PUSTAKA