Anda di halaman 1dari 15

PENULISAN AL-QUR’AN DALAM RASMUL UTSMANI

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ulumul Qur’an
Dosen Pengampu : Andi Luqmanul Qosim, LC., M.Pd.I.

Disusun Oleh:
Annisa’ Nurun Najah 33010230023
Dini Rif'atin 33010230024
Hafidzurrahman 33010230025

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM


FAKULTAS SYARI’AH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SALATIGA
2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr wb
Puji syukur kami panjatkan kehairan Allah SWT, yang telah memberikan
karunia nikmat dan karunia nikmat dan kesehatan, sehingga kita dapat
menyelesaikan makalah ini, dan terus dapat menimba ilmu di Universitas Islam
Negeri Salatiga. Penulisan makalah ini merupakan sebuah tugas dari dosen mata
kuliah Ulumul Qur’an. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
menambah wawasan dan pengetahuan pada mata kuliah yang sedang dipelajari,
agar kami dapat menjadi mahasiswa yang berguna bagi agama, nusa, dan bangsa,
dan negara.
Dengan tersusunnya makalah ini kami menyadari masih banyak terdapat
kekurangan dan kelemahan, demi kesempurnaan makalah ini kami sangat
berharab kritik dan saran yang sifatnya membangun apabila terdapat kesalahan.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi
saya sendiri umumnya pada pembaca makalah ini.

Terimakasih
Wassalamualaikum wr wb

Salatiga, 15 November 2023

Pemakalah

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................1
DAFTAR ISI...........................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Pengertian Rasm Utsmani.......................................................................3
B. Kaidah Penulisan Al-Qur’an dalam Rasm Utsmani................................4
C. Penyempurnaan Rasm Utsmani dari Masa ke Masa...............................7
D. Hukum dan Kedudukan Rasm dan Utsmani...........................................9
E. Tokoh-tokoh yg Meriwayatkan Rasm Utsmani dari Berbagai Negara..10
BAB III PENUTUP..............................................................................................11
A. Kesimpulan............................................................................................11
B. Saran......................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13

II
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al-Qur’an merupakan kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW melalui malaikat jibril dalam kurun waktu kurang lebih
23 tahun secara bertahab sesuai peristiwa-peristiwa yang terjadi. berdasarkan
tempat turunnya wahyu, tidak lain adalah arab yang belum memiliki budaya
tulis menulis. Bahkan Rasulullahpun dikatakan sebagai pribadi yang ummi,
dapat diartikan sebagai tidak dapat membaca dan menulis. Maka tidak heran
bahwa bangsa arab dikatakan lemah dalam penulisan tetapi unggul dalam
hafalan.
Meskipun demikian, bukan berarti dengan kuatnya hafalan para
sahabat dan masyarakat arab pada masa itu lantas menjadikan luputnya
membaca dan menulis. Maka dari itu dalam makalah ini, akan dijelaskan
mengenai tata cara penulisan pada saat Rasulullah wafat. Sehingga tidak
terjadi perselisihan antara beberapa suku di arab dikarenakan perbedaan
dialeg dalam penulisan Al-Qur’an pada masa pemerintahan Sayyidina
Ustman.
Al qur’an sebagai kitab suci terakhir dimaksudkan untuk menjadi
petunjuk, bukan saja bagi anggota masyarakat tempat kitab ini diturunkan,
tetapi juga bagi seluruh masyarakat manusia hingga akhir zaman. Al qur’an
juga merupakan salah satu sumber hukum islam yang menduduki peringkat
teratas dan seluruh ayatnya berstatus qot’I al qurud yang diyaqini
esksistensinya sebagai wahyu dari allah SWT.
Penulisan al qur’an atau disebut dengan rasm utsmani, penulisan rasm
ustmani tidak luput dari tindakan mulia utsman bin affan, dan para sahabat-
sahabat rasulullah SAW lainnya. Dalam proses penulisan al qur’an, inisiatif
utsman untuk menyatukan penulisan al qur’an tanpaknya sangat beralasan, betapa
tidak menurut beberapa riwayat, perbedaan cara membaca al qur’an pada saat itu

1
sudah berada pada titik yang menyebabkan umat islam saling menyalahkan dan
mengalami perselisihan. Ada juga yang berpendapat bahwa pada masa khalifah
utsman, seorang guru mengajarkan qira’at tertentu, sedangkan tokoh lainnya
mengajarkan sahabat lain.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Rasm Utsmani?
2. Bagaimana kaidah penulisan Al-Qur’an dalam Rasm Utsmani?
3. Bagaimana penyempurnaan Rasm Utsmani dari masa ke masa?
4. Apa hukum dan kedudukan Rasm dan Utsmani?
5. Siapa tokoh-tokoh yg meriwayatkan Rasm Utsmani?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Rasm Utsmani.
2. Untuk mengetahui kaidah penulisan Al-Qur’an dalam Rasm Utsmani.
3. Untuk mengetahui bagaimana Penyempurnaan Rasm Utsmani dari masa
ke masa.
4. Untuk mengetahui hukum dan kedudukan Rasm dan Utsmani.
5. Untuk mengetahui tokoh-tokoh yg meriwayatkan Rasm Utsmani.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Rasm Utsmani


Kata rasm berasal dari akar kata rasama-yarsumu-rasmun. Secara
bahasa berarti menggambar, atau melukis. Rasm berarti gambar, bentuk,
rupa. Rasm al-kitabah berarti ragam tulisan. Pengertian menurut istilah yaitu
pola atau bentuk tulisan yang digunakan dalam penulisan mushaf utsmani.
Pola penulisan tersebut dijadikan standar dalam setiap kali menggadakan Al-
Qur’an, oleh karena itu rasm itu popular dengan nama rasm ‘ustmani.1
Adapun pengertian secara terminologi merupakan pengertian rasm
menurut pendapat para ulama yaitu:
a. Pengertian menurut Manna’ al-Qattan
Rasm utsmani merupakan pola penulisan Al-Qur’an yang lebih menitik
beratkan kepada metode (tariqah) tertentu yang digunakan pada waktu
kodifikasi mushaf pada zaman Khalifah Utsman yang dipercayakan
kepada Zaid bin Sabit bersama orang quraiszy yang disetujui utsman.2
b. Menurut Zaenal Arifin Madzkuryang mengutip dari buku pedoman
penulisan dan pentasbihan Al-Qur’an dengan rasm ustmani.
Rasm berarti ‫ االثر‬yang bermakna bekas, peninggalan. Dalam
pembendaharaan bahasa Arab, memiliki beberapa sinonim, seperti ,‫الزبور‬
‫ السطر‬,‫ الخط‬yang semuannya memiliki arti yang sama yaitu tulisan.3
c. Menurut Al Farmawi
Beliau berpandangan bahwa penamaan Rasm Utsmani karena di
sandarkan kepada khalifah utsman dengan merujuk naskah beliau dalam
menggeneralisasi dan menyebarkan rasm ini setelah sampai masa-masa
penulisan mushaf dengan metode khusus dalam penulisannya bukan
1
Amroeni Drajat, Ulumul Qur’an; Sejarah Turun dan Penulisan Al-Qur’an, Medan Kencana 2017,
hlm 42
2
Arifin, Z. (2012). Sejarah, Kaidah, dan Hukum Penulisan Al-Qur'an dengan Rasm Ustmani.
Mengenal Rasm Utsmani , vol. 5, hlm. 3
3
Aminn, F. (2020). Kaidah Rasm Utsmani dalam Mushaf Al-Qur'an Indonesia . Journal Tadris ,
hlm. 75.

3
karena beliau yang menciptakannya atau karena berbeda dengan rasm
yang ada pada tangan Nabi SAW.
d. Menurut Subhi al Shalih
Berpendapat bahwa Rasm Utsmani adalah metode khusus yang di
jadikan pedoman oleh panitia empat yaitu,Zaid bin Tsabit, Abdullah bin
Zubair, Said bin Al Ash dan Abd Arrahman bin al harist, dalam
menghasilkan beberapa mushaf yang di kirim ke beberapa kota besar
pada masa ke khalifahan Utsman dan disetujui olehnya dalam penulisan
kata-kata dan huruf-huruf Al-Qur’an.4

B. Kaidah Penulisan Al-Qur’an dalam Rasm Utsmani


1. Kaidah Membuang Huruf (al-hazf)
Kaidah ini menjelaskan bahwa huruf yang dibuang, secara umum
ada empat yaitu, alif, ya’ waw dan lam. Proses pembuangannya harus
memenuhi beberapa syarat tertentu.
No. Rasm Imla’i Rasm Usmani Keterangan
1. ‫يا أيها الناس‬ ‫ يا يها الناس‬Alif setelah ya’ nida’

dibuang
2. ‫أنجيناكم‬ ‫ أنجينكم‬Alif setelah nun dibuang

Jika dalam jama’ mudzakar salim yang musyaddad maka tertulis


alif ittifaaqon, seperti: ‫ الصافون‬,‫ انالنحن‬jika di dalam jama’ mudzakar salim
yang mahmuz maka yang masyur tertulis alif, ada sebagian mushaf yang
membuangnya, sementara yang dipakai adalah itsbatul alif, seperti
‫هم أو قاءلون‬

4
Misnawati. (2021). Kaidah Al-Hazf dalam Rasm Utsmani. Journal Ilmiah Al Mu'asyirah , Vol. 18,
hlm. 85.

4
2. Kaidah menambah huruf (az-ziyadah)
Huruf-huruf yang dipakai menjadi tambahan dalam Rasm
Utsmani ada tiga yaitu, huruf alif, ya’, dan waw. Sebagaimana kaidah
yang lain, penambahan huruf di sini juga harus memenuhi beberapa
persyaratan. Misalnya, keberadaan alif berada setelah waw di akhir isim
jama’.
No. Rasm Imla’i Rasm Ustmani Keterangan
1. ‫مال قو ربهم‬ ‫مال قوا ربهم‬ Penambahan alif setelah

waw jama’
2. ‫اْالرحامواولو‬ ‫ اْالرحام واولوا‬Penambahan alif setelah

waw jama’
3. ‫لن ندعو‬ ‫ لن ندعوا‬Penambahan alif setelah

wawu fi’il

3. Kaidah penulisan hamzah (al-hamz)


Ada empat pola penulisan hamzah dalam Rasm Utsmani, terkadang ditulis
menggunakan alif, Terkadang ditulis dengan menggunakan huruf waw, terkadang
ditulis dalam huruf ya’. Terkadang ditulis tanda bentuk (hazf sirah).

No. Bentuk Hamzah Contoh


1. Bentuk huruf Alif ‫أول‬

2. Bentuk huruf waw ‫يؤمنون‬

3. Bentuk huruf ya’ ‫ملءيكة‬

4. Tanpa bentuk (hazf surah) (‫)بين المرء‬

5
4. Kaidah penggantian huruf (al-badl)
Penggantian huruf dalam disiplin Rasm Utsmani menyangkut
beberapa ketentuan. Adakalanya mengganti alif dengan huruf waw, alif
diganti dengan huruf ya’, huruf waw diganti dengan huruf alif, nun
taukid khafafah boleh diganti dengan nun, boleh juga dengan alif, serta
ta’ ta’nis diganti dengan huruf ha’.
No. Rasm Imla’i Rasm Usmani Keterangan
1. ‫الصالة‬ ‫الصلوة‬ Penulisan alif diganti

dengan waw
2. ‫الحياة‬ ‫الحيوة‬ Penulisan alif diganti

dengan wawu

5. Kaidah menyambung tulisan dan memisah tulisan (al-fasl wal-wasl)


Dalam Rasm Utsmani, kaidah menyambung dan memutus pada
umumnya menyangkut bentuk-bentuk kalimat kata sambung, seperti alla,
amman, fima, dan lain-lain. Kaidah ini berasal dari dua kaidah yaitu
kaidah al-fasl dan kaidah al-wasl.
‫ حين ما‬- ‫ ام من‬- ‫ ان ل‬- ‫ ان لم‬- ‫ ان ما‬- ‫ عن ما‬- ‫ عن من‬- ‫ ان ما‬- ‫ من ما‬-‫ان ال‬
Al Wasl adalah penulisan kata menyambung atau bersambung dengan
kata sesudahnya
‫ نعما‬- ‫ عم‬- ‫ الن‬- ‫ ربما‬- ‫ ممن‬- ‫ فيم‬- ‫ اما‬- ‫ نعما‬- ‫ عم‬- ‫ كيال‬- ‫ بءسما‬- ‫اينما‬
No. Rasm Imla’i Rasm Utsmani Keterangan
1. ‫ان ال‬ ‫ا ال‬ Penulisan an-la langsung

disambung
2. ‫حين ما‬ ‫حينما‬ Kata hina dan ma ditulis

sambung
3. ‫وان ما‬ ‫وا ما‬ Kata an dan ma ditulis
sambung

6. kaidah kalimat yang bacaannya lebih dari satu (ma fihi qira’atani

6
wakutiba ‘ala ihdahuma)
Dalam kaidah ini, disepakati oleh pakar studi ilmu-ilmu Al-
Qur’an bahwa bila terdapat kalimat yang memiliki varian qira’ah
berbeda, maka boleh dituliskan dengan salah satunya, selama qira’ah
yang dimaksud bukan qira’ah syazah.
Salah satu mazhab Mazhab lain
‫يخد عون‬ ‫يخاد عون‬
5
‫يكذ بون‬ ‫يكاذ بون‬

C. Penyempurnaan Rasm Utsmani dari Masa ke Masa


Sejarah Perkembangan al-Qur'an sejatinya berawal hanya berupa
hafalan-hafalan secara langsung oleh para sahabat, kemudian berselang
perkembangan zaman ayat-ayat al-Qur'an kemudian ditulis di berbagai
media, seperti pelepah kurma, tima, batu dan dibukukan hingga penambahan
harakat dan titik sebagaimana yang kita lihat sekarang ini.
Pada era Nabi Muhammad SAW, terdapat penulis wahyu Kuttab
Wahyi yang memiliki 40 jumlah penulis dimana kesemuanya terpusat pada
Zaid bin Tsabit. Pada saat itu pembelajaran al-Qur'an diajarkan oleh Nabi
Muhammad SAW secara langsung kepada sahabatnya. Kemudian pada
zaman khalifah Utsman bin 'Affan terjadi peperangan antara Azerbijan dan
Armenia. Khudzaifah bin Yaman mengadu pada khalifah Utsman bin 'Affan
bahwa ada perbedaan bacaan al-Qur'an antara Abu Ubaid bin Ka'ab, Abu
Musa al-Asy'ari dan Abdullah bin Mas'ud.Perbedaan tersebut sebenarnya
pada zaman Nabi Muhammad SAW, antara Hisyam bin Hakim dan Umar bin
Khatta
Dari kejadian itulah, kemudian Khalifah Utsman bin 'Affan
membentuk tim untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dan terbentuklah
mushaf Utsmani, dengan ciri tidak bersyakal, tidak bertitik dan urutan surat
seperti sekarang ini yang sebelumnya urutan surat sesuai dengan urutan

5
Misnawati. (2021). Kaidah Al-Hazf dalam Rasm Utsmani. Journal Ilmiah Al Mu'asyirah , Vol. 18,
hlm. 96.

7
asbabu al-nuzul. Dari situlah kemudian mushaf Utsmani disempurnakan,
Menurut KH. A. Muhaimin terdapat 3 tahapan penyempurnaan, sebagai
berikut;
1. Pada penyempurnaan mushaf Utsmani yang pertama dilakukan pada
zaman Muawwiyah bin Sofyan. Pada mulanya Muawiyah meminta
Gubernur Bashrah, Ziyad bin Abih agar mengirimkan putranya
Ubaidillah untuk dites bacaan al-Qur'annya. Ternyata banyak yang salah,
sehingga Ubaidillah diperintahkan untuk menghadap ke Abu al- Aswad
ad-Dauli agar menyusun kaidah-kaidah Bahasa Arab, tetapi beliau
menolaknya.Tidak kurang akal, Ubaidillah dan tim mengintai Abu al-
Aswad ad-Dauli. Sepanjang perjalanan ke masjid, mereka membaca al-
Qur'an dengan berbagai ragam kesalahan dengan harapan Abu al-Aswad
mau membenarkannya. Dari peristiwa tersebut Abu al-Aswad sadar
bahwa umat membutuhkannya dan akhirnya mau menyusun kaidah-
kaidah Nahwu Sharaf. Dalam penyempurnaan pertama ini berupa titik,
titik atas huruf bernbunyi a, titik dibawah huruf berbunyi i dan titik di
depan huruf berbunyi u.
2. Pada penyempurnaan kedua dilakukkan pada zaman Abdul Malik bin
Marwan oleh Yahya bin Ya'mar. Penyempurnaan yang kedua ini berupa
penambahan titik pada huruf-huruf yang mempunyai bentuk sama tetapi
beda tempat keluarnya (makharijul huruf). Untuk membedakan titik yang
menandakan bunyi dan tempat keluarnya huruf, menuliskannya dengan
warna yang berbeda, selanjutnya adanya penambahan syiddah dan sukun.
3. Pada penyempurnaan ketiga dilakukan oleh Khalil bin Ahmad al-
Farahidi, guru dari Imam Sibawaih. Pada tahap ketiga ini terjadi
penyempurnaan dengan penambahan syakal. Dan hingg saat ini diera
modern untuk memudahkan pemahaman ayat al-Qur'an ditambahkan
penerjemahan keberbagai bahasa. Selain itu juga dilakukan transliterasi
bahasa Arab yang dituliskan dengan aksara sesuai negara masing-
masing.6
6
Azid Zainuri,”3 Tahapan Penyempurnaan Al-Qur’an Mushaf Utsmani Menurut KH.A.Muhaimin
Zen,MA”,3 Tahapan Penyempurnaan Al-Qur'an Mushaf Utsmani Menurut KH. A. Muhaimin Zen, MA

8
D. Hukum dan Kedudukan Rasm dan Utsmani
Para ulama berbeda pendapat dalam hukum penulisan al qur’an
dengan rasm ustmani,berikut ini kami kemukakan beberapa pendapat para
ulama mengenai hal ini: para ulama yang mengakui bahwa rasm ustmani itu
bersifat tawqifi berpendapat, wajib kita mengikuti rasm imla’I dalam
penulisan al qur’an, tidak boleh menyalahkannya.
Para ulama yang tidak mengakui bahwa Rasm Utsmani itu bersifat
tawqifi berpendapat, tidak mesti kita mengikuti Rasm Utsmani dalam
penulisan al-Quran. Dengan kata lain, dibolehkan kita menulisnya dengan
Rasm Utsmani.
Sebagian ulama berpendapat, boleh mengikuti Rasm Imla'i dalalm
penulilsan al-Quran yang diperuntukkan bagi orang-orang awam, dan tidak
boleh menulisnya dengan Rasm Utsmani. Namun demikian, penulisan al-
Quran dengan Rasm Utsmani pun wajib dipelihara dan dilestarikan sebagai
warisan yang berharga.
Mengenai kedudukan Rasm Utsmani, Hasanuddin menyimpulkan
bahwa penulisan al-Quran dalam mushaf Utsmani hanyalah merupakan hasil
kesepakatan para sahabat Nabi saw. atas dasar ijtihad mereka, bukan atas
petunjuk dari Nabi saw. dengan alasan dan pertimbangan sebagai berikut:
Nabi Muhammad saw. adalah seorang ummi, tidak bisa membaca dan
menulis. Dengan demikian, Nabi saw. tidak mungkin meng-imla'-kan kepada
para juru tulis wahyu dengn pola tertentu mengenai penulisan al-Quran.
Selain itu, kalau memang Nabi saw. memberikan petunjuk kepada para juru
tulis wahyu agar menulisnya dengan Rasm Utsmani, tentu terdapat
keterangan mengenai hal ini yang diriwayatkan secara mutawwatir. Namun
nyatanya keterangan mengenai hal ini tidak ada. Seandainya Rasm Utsmani
itu bersifat taufiqi berdasarkan petunjuk dari Nabi saw. kenapa istilah yang
digunakan dalam hal ini adalah, Rasm Utsmani dan bukan Rasm Nabawi.7

(azid45.web.id), Diakses pada 28 September 2022.


7
Hasanudin, Perbedaan Qira’at dan Pengaruhnya Terhadap Istinbath Hukum dalam al-Quran
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995), hlm. 88

9
E. Tokoh-tokoh yg Meriwayatkan Rasm Utsmani dari Berbagai Negara
Di zaman sahabat, para qari dan huffaz yang terkenal adalah Utsman
bi Affan, Ali bin Abi Thalib, Ubay bin Ka’ab, Zaid bi Tsabit, Ibnu Mas’ud,
Abu Darda‘, dan Abu Musa Al Asy’ari. Merekalah yang dikirim leh khalifah
Utsman ke wilayah Islam bersama mashaf Utsmani yang telah disediakan.
Dari hasil didikan generasi tabi’in, maka semakin banyak orang yang
cendrung dan berminat tentang ilmu qira’at. Banyak diantara mereka yang
memusatkan perhatian terhadap ilmu qira’at, sehingga di beberapa kota besar
terdapat pula pakar-pakar qira’at dari generasi ini. Seperti d Mekah terdapat
Imam Ibnu Katsir, yang menjadi salah satu imam qiraat. Hami bin Qa’is Al-
A’raj dan Muhammad bin Muhaisin. Di Madinah terdapat nama-nama seperti
Abu Jafar Yazin bin Ya’kub, Syaibah bin An-Nasah dan Wafi’ bin Nu’if
(Salah seorang Imam Qira’at). Dikufah nama-nama yang termasyur adalah
Yahya bin Wathab, ‘Asim bin ABI Nujdud, Hamzah dan Kisa’i. Tiga nama
yang terakhir itu termasuk imam qira’at yang tujuh. Mana kala para qari yang
tinggal di Basrah ialah Abdullah bin Abu Ishak, Isa bin Umar, Abu Amir bin
Al-a’la (salah seorang imam qiraat), Atiyah bin Qais Al-Qilabi, Ismail bin
Abdullah bin Muhajir, Yahya bin Haris dan Syuraikh bin Yazid Al-Hadrami.8

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Rasm Utsmani merupakan jenis tulisan Al-Qur’an yang secara khusus
diatur oleh utsman bin affan pada masanya berdasarkan pelafalan qira’ah Al
Qur’an yang berbeda. Hingga hari ini ada banyak pendapat tentang hukum
penulisan Al-Qur’an di rasm utsmani. Adapun kaidah penulisan Al-Qur’an

8
Ibid. hlm. 92

10
dalam rasm utsmani yang masyhur dikalangan pakar ada enam istilah, yaitu:
1. Membuang huruf
2. Menambah huruf
3. Penulisan hamzah
4. Mengganti huruf
5. Menyambung & memutus kata
6. Menuliskan dua qira’at dengan bacaan salah satunya
Tiga Tahapan penyempurnaan rasm utsmani:
1. Dilakukan pada zaman Muawiyyah bin Sofyan
2. Dilakukan pada zaman Abdul Malik bin Marwan oleh Yahya bin Ya’mar
3. Dilakukan oleh Khalil bin Ahmad Al-Farahidi.
Dari uraian di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa rasm Al-
qur’an adalah tata cara penulisan Al-qur’an, yang biasa disebut juga dengan
rasm Utsmani. Status hukum Rasm Al-qur’an masih diperselisihkan dalam
tiga hal: apakah tauqifi, bukan tauqifi atau istilah.Rasm Utsmani memiliki
fungsi yang sangat besar dalam menyatukan umat Islam dan pada awalnya
rasm Utsmani tidak memiliki tanda baca yang kemudian di tambahi dan
disempurnakan.
B. Saran
Tentunya kami sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah ini
masih banyak kesalahan serta jauh dari sempurna. Adapun nantinya kami
akan melakukan perbaikan susunan dari makalah dengan beberapa sumber
dan kritik maupun yang bisa membangun dari para pembaca maupun bapak
dosen yang mengampu mata kuliah Ulumul Qur’an ini.

11
DAFTAR PUSTAKA

Aminn, F. (2020). Kaidah Rasm Utsmani dalam Mushaf Al-Qur'an Indonesia


Sebagai SBelajarumber . Journal Tadris
Arifin, Z. (2012). Sejarah, Kaidah, dan Hukum Penulisan Al-Qur'an dengan Rasm
Ustmani. Mengenal Rasm Utsmani
Drajat, Amroeni, 2017, Ulumul Qur’an; Sejarah Turun dan Penulisan Al-Qur’an,
Medan, Kencana
Misnawati. (2021). Kaidah Al-Hazf dalam Rasm Utsmani. Journal Ilmiah Al
Mu'asyirah
Zainuri, azid.”3 Tahapan Penyempurnaan Al-Qur’an Mushaf Utsmani Menurut
KH.A.Muhaimin Zen,MA”,3 Tahapan Penyempurnaan Al-Qur'an Mushaf
Utsmani Menurut KH. A. Muhaimin Zen, MA (azid45.web.id), Diakses
pada 28 September 2022
Hasanudin, Perbedaan Qira’at dan Pengaruhnya Terhadap Istinbath Hukum dalam
al-Quran. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. 1995.

Anda mungkin juga menyukai