PENULISAN AL-QUR’AN
Dosen Pembimbing :
Dr.H. Moh. Syamsul Falah, M.Pd.
Disusun oleh :
Inka Prinanti (2197184007)
Risalatul Habibah (2197184010)
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HASYIM ASY’ARI
TEBUIRENG – JOMBANG
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufiq-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isi nya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan atau petunjuk pedoman bagi pembaca.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap dengan adanya makalah ini menjadikan
para pembaca semakin menguatkan iman dan kepercayaan akan ke-Esaan Allah Subhanahu
Wa Ta’ala.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................1
BAB II.......................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.......................................................................................................................2
A. Penulisan al-Qur’an ........................................................................................................2
B. Rasm Ustmani.................................................................................................................4
C. karakteristik rasm ustmani..............................................................................................5
BAB III......................................................................................................................................7
PENUTUP.................................................................................................................................7
A. Kesimpulan.....................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rasm Qur’an merupakan salah satu bagian disiplin ilmu Al-Qur’an yang
mempelajari penulisan mushab al-Qur’an yang dilakukan dengan cara khusus, baik
dalam penulisan lafalnya maupun bentuk-bentuk huruf yang digunakan. Rasm al-
Qur’an dikenal juga dengan nama rasm ustmani. Khalifah Usman bin Affan
memerintahkan untuk membuat sebuah mushaf al iman dan membakar mushaf
selain itu, karena pada zaman tersebut kekuasaan islam telah tersebar meliputi
daerah-daerah selain Arab
Hal ini menyebabkan pencampuran kultur daerah-daerah. Sehingga dapat
mengkhawatirkan budaya Arab murni termasuk lahjah dan cara bacaan menjadi
rusak ataupun hilang. Sehingga menyebabkan banyak perbedaan dalam membaca al-
Qur’an. Ustmani adalah tulisan yang dinisbatkan kepasa Sayyidina Usman Ra.
B. Rumusan Masalah
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penulisan Al-Qur’an
2
Zaid bin Tsabit melaksanakan perintah tersebut, menyusun al-Qur’an dan
mengumpulkan dari pelepah kurma, tulang-tulang, batu-batu yang tipis dan juga
hafalan para sahabat serta mengumpulkan terlebih dahulu kepada Rasulullah saw.
Syarat sah untuk memenuhi lembaran-lembaran al-Qur`an tersebut diterima, yaitu 1)
Harus diperoleh secara tertulis dari salah seorang sahabat. 2) Harus dihafal oleh salah
seorang dari kalangan sahabat.
Kaum muslimin saat itu seluruhnya sepakat dengan apa yang dilakukan oleh Abu
Bakar, untuk mengumpulkan al-Qur’an agar tidak hilang. serta mushaf tersebeut
berada di Abu Bakar ra sampai beliau wafat . Abi Thalib ra. mengatakan : “Orang
yang paling besar pahalanya pada mushaf Al-Qur’an adalah Abu Bakar, semoga Allah
Subhanahu wa Ta’ala memberi rahmat kepada Abu Bakar karena, dialah orang yang
pertama kali mengumpulkan Kitab Allah Subhanahu wa Ta’ala.”
Ketiga, periode Ustman bin Affan.
Al-Qur’an ditulis dalam satu mushaf. Penulisan ini disesuaikan dengan tulisan
aslinya yang terdapat pada Hafshah binti Umar, hasil usaha pengumpulan di masa
Abu Bakar ra. Dalam penulisan ini sangat diperhatikan sekali perbedaan bacaan agar
menghindari pertentangan antar umat dan tertulis tanpa titik dan baris. Utsman ra.
Memberikan tanggung jawab atas penulisan ini kepada Zaid bin Tsabit, Abdullah bin
Zubair, Sai’id bin ‘Ash dan Abdur Rahman bin Al Haris bin Hisyam. Hasil penulisan
tersebut satu disimpan Ustman ra. Kemudian sisanya disebar ke berbagai penjuru
negara Islam.
Keempat, periode pemberian titik dan baris pada al-Qur’an.
Sebagaimana telah diketahui, bahwa naskah mushaf ‘Utsmani generasi pertama
adalah naskah yang ditulis tanpa alat bantu baca yang berupa titik pada huruf (nuqath
al-i’jam) dan harakat (nuqath al-i’rab) yang lazim kita temukan hari ini dalam
berbagai edisi mushaf Al-Qur’an-. Langkah ini sengaja ditempuh oleh Khalifah
‘Utsman r.a. dengan tujuan agar rasm (tulisan) tersebut dapat mengakomodir ragam
qira’at yang diterima lalu diajarkan oleh Rasulullah saw. Dan ketika naskah-naskah
itu dikirim ke berbagai wilayah, semuanya pun menerima langkah tersebut, lalu kaum
muslimin pun melakukan langkah duplikasi terhadap mushaf-mushaf tersebut;
terutama untuk keperluan pribadi mereka masing-masing. Dan duplikasi itu tetap
dilakukan tanpa adanya penambahan titik ataupun harakat terhadap kata-kata dalam
mushaf tersebut. Hal ini berlangsung selama kurang lebih 40 tahun lamanya. Dalam
masa itu, terjadilah berbagai perluasan dan pembukaan wilayahwilayah baru.
3
Konsekwensi dari perluasan wilayah ini adalah banyaknya orang-orang non Arab
yang kemudian masuk ke dalam Islam, disamping tentu saja meningkatnya interaksi
muslimin Arab dengan orang-orang non Arab –muslim ataupun non muslim- .
Akibatnya, al-‘ujmah (kekeliruan dalam menentukan jenis huruf) dan al-lahn
(kesalahan dalam membaca harakat huruf) menjadi sebuah fenomena yang tak
terhindarkan. Tidak hanya di kalangan kaum muslimin non-Arab, namun juga di
kalangan muslimin Arab sendiri. Hal ini kemudian menjadi sumber kekhawatiran
tersendiri di kalangan penguasa muslim. Terutama karena mengingat mushaf Al-
Qur’an yang umum tersebar saat itu tidak didukung dengan alat bantu baca berupa
titik dan harakat. Dalam beberapa referensi disebutkan bahwa yang pertama kali
mendapatkan ide pemberian tanda bacaan terhadap mushaf Al-Qur’an adalah Ziyad
bin Abihi, salah seorang gubernur yang diangkat oleh Mu’awiyah bin Abi Sufyan r.a.
untuk wilayah Bashrah (45-53 H). Kisah munculnya ide itu diawali ketika Mu’awiyah
menulis surat kepadanya agar mengutus putranya, ‘Ubaidullah, untuk menghadap
Mu’awiyah. Saat ‘Ubaidullah datang menghadapnya, Mu’awiyah terkejut melihat
bahwa anak muda itu telah melakukan banyak al-lahn dalam pembicaraannya.
Mu’awiyah pun mengirimkan surat teguran kepada Ziyad atas kejadian itu. Tanpa
buang waktu, Ziyad pun menulis surat kepada Abu al-Aswad al-Du’aly Pertama:
Mu'awiyah bin Abi Sofyan menugaskan Abul Asad Ad-dualy untuk meletakkan tanda
bacaan (I’rab) pada tiap kalimat dalam bentuk titik untuk menghindari kesalahan
dalam membaca. Kedua: Abdul Malik bin Marwan menugaskan Al Hajjaj bin Yusuf
untuk memberikan titik sebagai pembeda antara satu huruf dengan lainnya (Baa';
dengan satu titik di bawah, Ta; dengan dua titik di atas, Tsa; dengan tiga titik di atas).
Pada masa itu Al Hajjaj minta bantuan kepada Nashr bin 'Ashim dan Hay bin Ya'mar.
Ketiga: Peletakan baris atau tanda baca (i'rab) seperti: Dhammah, Fathah, Kasrah dan
Sukun, mengikuti cara pemberian baris yang telah dilakukan oleh Khalil bin Ahmad
Al Farahidy.
D. Rasm utsmani
Pada mushaf Al-Qur’an terdapar rasm utsmani , rasm utsmai adalah cara
penulisan yang dibakukan pada masa khalifah Usman bin Affan. Tulisan Al-Quran
sebagai disiplin ilmu berbeda dengan Al-Qur’an dalam qira’at. Oleh karena itu,
riwayat penulisannya pun juga tidak tunggal. Selain ada 2 nama, Al-Dani dan Abu
4
Dawud, terdapat namanama penting yang menjadikan ilmu ini mandi di luar kajian
umum Al-Qur’an.
Menurut Qadduri, disiplin rasm utsmani berbeda dnegan ilmu kaligrafi. Kajian
rasm ustmani sangat terkati dengan bahasa (lughah), maka sebagaimana dikemukan
oleh Al-Suyuthi, semua penulisannya pun juga terkait kaidah-kaidah kebahasaan.
Rasm ustmani pada mushaf Al-Qur’an standar Indonesia, setelah ditelaah ulang dan
dikaji oleh tim internal LPMQ dengan melibatkan ulama A-Qur’an dari dalam dan
luar negeri, muncul kesepakatan untuk menyempurnakan penulisan 186 kata. Dalam
beberapa tempat lainnya sudah sesuai dengan riwayat Al-Dani. Tokoh luar negeri ini
antara lain yaitu Prof. Dr. Abdul Karim (Mesir), Prof. Dr. Samih Athaminah
(Yordania), Prof. Dr. Miyan Tahanawi (Pakistan), dan Dr. Zain el-Abidin (Mujamma’
Malik Fahd.
E. Karakteristik Rasm utsmani
Karakteristik Rasm Usmani dapat dijelaskan sebagai berikut:
5
1. Tulisan-tulisan pada masa itu, tidak memiliki titik, baris dan tanda baca.
Tipologi tulisan Arab seperti ini pada masa itu dapat kita saksikan pada manuskrip-
manuskrip kuno berbahasa Arab pada hari ini.
2. Kebanyakan huruf, khususnya huruf-huruf alif belum lagi ditulis; seperti kata-
huruf wâw; seperti shalat ( حٕ صه,(zakat ( حٕ صک,(hayat ( حٕٕٛحٛ (atau alif pada kata-kata
6
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada masa Nabi Muhammad Saw., penulisan dilakukan dengan dan dalam media
yang terbatas. Mereka menulisnya pada pelepah tamar (kurma),lempengan batu, daun
lontar, kulit/daun kayu, pelana, potongan tulangbelulang binatang. Al-Qur‟an pada
masa ini belum menjadi satu mushaf. Mushaf terkumpul, tersusun, dan disalin pada
masa Khulafa al-Rasyidin.pencetus pengumpulan dan penyusunan mushaf berasal
dari„Umar ibn Khaṭṭāb pada masa Khalifah Abū Bakar. „Umar mengusulkan
pendapat tersebut karena banyaknya qurrā dan ḥuffāẓ yang gugur di medan perang,
sehingga ditakutkan akan membawa implikasi banyaknya Al-Qur‟an yang hilang dan
musnah. Seiring waktu dan menyebarnya agama Islam yang meluas ke berbagai
wilayah, penulisan Al-Qur‟an pun mengalami perubahan-perubahan, mulai dari
cara/teknik dan bahan yang sederhana sampai pada cara dan bahan yang modern.
Ketika awal-awal diturunkan, Al-Qur‟an ditulis dengan menggunakan tangan dan
pada bahan yang seadanya, seperti: daun, pelepah kurma, tulang-belulang, dan
sebagainya. Seiring dengan berkembangnya teknologi dan ditemukannya mesin cetak,
Al-Qur‟an pun kemudian dapat dicetak menggunakan mesin cetak.
Rasm al-Qur’an ataua disebut dengan rasm ustnami merupakan cara penulisan al-
Qur’an yang ditetapkan pada masa khalifah Utsman bin Affan dan juga para
sahabatnya ketika menulis dan membukukan Al-Qur‟an. Pada penulisan tersebut ada
kaidah-kaidanya dan juga karakteristiknya. Penulisan ini tidak
7
DAFTAR PUSAKA