1. Nurlaeli
2. Nursinah
3. Nurilah Musilah
( STAIKHA )
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT. atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat
tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas tugas
yang telah diberikan kepada saya.
Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
Kelompok
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................i
Daftar Isi..........................................................................................................ii
BAB.1 PENDAHULUAN
1. Latar Belakang.....................................................................................1
2. Rumusan Masalah................................................................................1
3. Tujuan Penulisan..................................................................................1
BAB.11 PEMBAHASAN
BAB.111 PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................6
B. Saran......................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................iii
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an merupakan kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw.
Dengan perantara malaikat Jibril untuk petunjuk hidup para umat manusia.Qur’an dalam
bahasa artinya “bacaan” atau sesuatu yang dibaca berulang-ulang.Kitab otentik dan unik yang
mana redaksi,susunan maupun kandunganya maknanya berasal dari wahyu.sehingga ia
terpelihara sepanjang zaman.Dari zaman nabi diangkat menjadi Rosul sampai wafatnya,Al-
Qur’an sendiri secara keseluruhan belum selesai diturunkan.Tetapi upaya pengumpulan ayat-
ayat Al-Qur’an pada masa itupun masih berjalan.
4
Penlisan Al-Qur’an tidaklah seperti mana yang kita saksikan sekarang.Dulu mereka
belum mengenal alat-alat tulisan sehingga mereka menghafalkanya dan menulisnya di
keping-keping tulang,batu,pelepah kurma,sehingga pada massa sahabat hingga kepada tahap
pengumpulan dan modifikasi.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui maksud pengumpulan Al-Qur’an
2. Agar dapat mengetahui proses pengumpulan Al-Qur’an
3. Untuk mengetahui sejarah pengumpulan Al-Qur’an
4. Agar mengetahui kodifikasi Al-Qur’an pada masa nabi
BAB II
PEMBAHASAN
5
Rasulullah SAW. Mereka menuliskannya pada pelepah kurma, lempengan batu, daun lontar,
kulit atau daun kayu, pelana, potongan tulang belulang binatang.
Zaid bin Sabit ra. berkata, "Kami menyusun al-Qur'an dihadapan Rasulullah pada kulit
binatang." Ini menunjukkan betapa besar kesulitan yang dipikul para sahabat dalam menulis
Qur'an. Alat-alat tulis tidak cukup tersedia bagi mereka, selain sarana-sarana tersebut. Dan
dengan demikian, penulisan Qur'an ini semakin menambah hafalan mereka.[1]
Selain itu malaikat Jibril as membacakan kembali ayat demi ayat Al-Qur'an
kepada Rasulullah SAW pada malam-malam bulan Ramadan pada setiap tahunnya. Abdullah
bin Abbas ra. berkata, "Rasulullah adalah orang paling pemurah dan puncak kemurahan
pada bulan Ramadan, ketika ia ditemui oleh malaikat Jibril as. Beliau SAW ditemui oleh
malaikat Jibril as setiap malam, dimana Jibril membacakan Al-Qur'an kepada beliau, dan
ketika itu beliau SAW sangat pemurah sekali."
6
Tahap Pertama.
Zaman Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Pada jenjang ini
penyandaran pada hafalan lebih banyak daripada penyandaran pada tulisan karena
hafalan para Sahabat Radhiyallahu ‘anhum sangat kuat dan cepat di samping
sedikitnya orang yang bisa baca tulis dan sarananya. Oleh karena itu siapa saja dari
kalangan mereka yang mendengar satu ayat, dia akan langsung menghafalnya atau
menuliskannya dengan sarana seadanya di pelepah kurma, potongan kulit,
permukaan batu cadas atau tulang belikat unta. Jumlah para penghapal Al-Qur’an
sangat banyak
Pengumpulan Al-Qur’an pada masa Abu Bakar terjadi karena setelah terjadi
perang Yammamah.Karena perang telah memakan banyak korban dan Abu Bakar khawatir
perang itu makan korban para penghafal Qur’an di derbagai tempat hingga banyak ayat Al-
Qur’an yang hilang jika tidak segera dikumpulkan.Kemudian Zaid bin Sabit diutus Abu bakar
dan Umar untuk tugas pengumpulan Al-Qur’an.Awalnya Zaid merasa berat,karena hal
tersebut belum pernah dilakukan Rasulullah sebelumnya.
Dengan berbagai pertimbangan,da bujukan,Zaid menerima usulan Umar dan Abu
Bakar.Zaid meminta bantuan para penghafal Al-Qur’an dan membuat perencanaan yang rinci
dan akurat.Syarat untuk tugas para penghafal ada 2 yaitu;Pertama hafalan para sahabat harus
memiliki bukti catatan pada masa Rosulullah,Kedua ada dua saksi yangyang bersaksi bahwa
mereka melihat catatan tersebut pada masa Rosulullah dan mereka melihat Rosulullah
mendiktikanya.
Setelah Zaid selesai mencatat,ia membacakanya kepada masyarakat muslimin dan
mereka mengakuinya.Tidak ada kitab yang diberlakukan kesia-siaan sebagaimana terdapat
dalam firman-NYA.”Sungguh Kami telah menurunkan Zikr(Al-Qur’an)dan sungguh Kami
selalu menjaganya”.Cara ALLAH menjaga Al-Qur’an adalah melalui orang-orang yang
hidup untuk Islam dan selalu sibuk untuk Islam dalam seluruh hidupnya.
7
Latar belakang pengumpulan Al-Qur’an disebabakan oleh beberapa alasan :
Penulisan (pencatatan dalam bentuk teks) Al-Qur'an sudah dimulai sejak zaman Nabi
Muhammad SAW. Kemudian transformasinya menjadi teks yang dijumpai saat ini selesai
dilakukan pada zaman khalifah Utsman bin Affan.
Pada masa ketika Nabi Muhammad SAW masih hidup, terdapat beberapa orang
yang ditunjuk untuk menuliskan Al Qur'an yakni Zaid bin Tsabit, Ali bin Abi
Talib, Muawiyah bin Abu Sufyan dan Ubay bin Kaab. Sahabat yang lain juga kerap
menuliskan wahyu tersebut walau tidak diperintahkan.Media penulisan yang digunakan saat
itu berupa pelepah kurma, lempengan batu, daun lontar, kulit atau daun kayu, pelana,
potongan tulang belulang binatang.Disamping itu banyak juga sahabat-sahabat langsung
menghafalkan ayat-ayat Al-Qur'an setelah wahyu diturunkan.
8
utama ajarannya yaitu Al-Qur’an pada wilayah-wilayah Daulah Islamiyah baru yang
berhasil dikuasai dengan mengirim para sahabat yang kredebilitas serta kapasitas ke-Al-
Qur’an an-nya bisa dipertanggung jawabkan. Sesudah Umar Wafat , Mushaf itu dipindahkan
ke rumah Hafsah Puteri Umar bin Khatab yang juga istri Nabi Muhammad SAW.
Kodifilkasi dan penyalinan kembali Mushaf Al-Qur’an ini terjadi pada tahun 25 H.
Setelah panitia selesai selesai menyalin Mushaf, Mushaf Abu Bakar dikembalikan lagi
kepada Hafsah. Selanjutnya Utsman bin Affan memerintahkan untuk membakar setiap
naskah-naskah dan manuskrip Al-Qur’an selain Mushaf salinannya yang berjumlah enam
Mushaf. Mushaf hasil salinan tersebut dikirimkan ke kota-kota besar yaitu Kufah, Basrah,
Mesir, Syam, dan Yaman. Utsman menyimpan satu Mushaf untuk ia simpan di Madinah yang
belakangan dikenal sebagai Mushaf Al-Imam.
Tindakan Usman untuk menyalin dan menyatukan Mushaf berhasil meredam
perselisihan dikalangan umat islam sehingga ia manuai pujian dari umat islam baik dari dulu
sampai sekarang sebagaimana khalifah pendahulunya Abu bakar yang telah berjasa
mengumpulkan Al Quran. Adapun Tulisan yang dipakai oleh panitia yang dibentuk Usman
untuk menyalin Mushaf adalah berpegang pada Rasm al Anbath tanpa harakat atau Syakl
(tanda baca) dan Nuqath (titik sebagai pembeda huruf).[2]
Manfaat kodifikasi Al-Qur’an pada masa Utsman bin Affan antara lain :
a. Menyatukan Kaum Musliminn pada satu macam Mushaf yang seragam tulisan dan
ejaannya.
b. Menyatukan bacaan, meskipun masih ada berlainan bacaan, tetapi bacaan itu tidak
berlawanan dengan mushaf mushaf Ustman.
c. Menyatukan tertib susunan Surat-Surat menurut urutan seperti Mushaf sekarang.
Sampai sekarang, setidaknya masih ada empat mushaf yang disinyalir adalah
salinan mushaf hasil panitia yang diketuai oleh Zaid bin Tsabit pada masa khalifah
Usman bin Affan. Mushaf pertama ditemukan di kota Tasyqand yang tertulis dengan
Khat Kufy. Dulu sempat dirampas oleh kekaisaran Rusia pada tahun 1917 M dan disimpan
di perpustakaan Pitsgard (sekarang St.PitersBurg) dan Umat Islam dilarang untuk
melihatnya. Mushaf kedua terdapat di Museum al Husainy di kota Kairo mesir dan Mushaf
9
ketiga dan keempat terdapat di kota Istambul Turki. Umat islam tetap mempertahankan
keberadaan mushaf yang asli apa adanya.[3]
BAB lll
KESIMPULAN
10
A. Kesimpulan
Zaid bin Sabit ra. berkata, "Kami menyusun al-Qur'an dihadapan Rasulullah pada
kulit binatang." Ini menunjukkan betapa besar kesulitan yang dipikul para sahabat dalam
menulis Qur'an. Alat-alat tulis tidak cukup tersedia bagi mereka, selain sarana-sarana tersebut
11
sehingga ia manuai pujian dari umat islam baik dari dulu sampai sekarang
sebagaimana khalifah pendahulunya Abu Bakar.
B. SARAN
Semoga makalah tersebut mampu menjadi kontribusi yang sangat membantu
dalam mengetahui sejarah penulisan dan pembukuan Al-Qur’an dalam sejarah Islam.
Tak ada kesempurnaan bagi makhluk,maka dari itu,jika sekiranya ada kata dan
penulisan yang kurang berkenanan saya pribadi meminta maaf yang sebesar-besarnya.
Dalam kotek makalah ini,jikalau ada hal yang ingin ditambahi atau
kritikan,saya membuka peluang yang besar terhadap apresiasinya.Agar menambah
cakupan dan kesempurnaan untuk penyusunan makalah ini.Dan terimakasih bagi
pembaca yang telah meluangkan waktunya untuk membaca makalah ini.
12