Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ULUMUL QUR’AN

PENGUMPULAN DAN PEMBUKUAN AL-QUR’AN

Dosen Pengampu : Dr. Muhammad Saleh, S.Th,I M.Si.,M.Ag

Disusun Oleh : Kelompok 7

1. Nurlaeli

2. Nursinah

3. Nurilah Musilah

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM KH.ABDUL KABIER

( STAIKHA )

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

 Puji syukur kehadirat ALLAH SWT. atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat
tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas tugas
yang telah diberikan kepada saya.

       Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.

       Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

                                                                                      

                                                                                                    Kubang ,06 September 2016

                                                                                              

                                                                                                                         Penulis

Kelompok

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................................i

Daftar Isi..........................................................................................................ii

BAB.1     PENDAHULUAN

1. Latar Belakang.....................................................................................1
2. Rumusan Masalah................................................................................1
3. Tujuan Penulisan..................................................................................1

BAB.11   PEMBAHASAN

A.    Pengertian dan sejarah penulisan Al-Qur’an.......................................2

B.     Cara dan sejarah pengumpulanya Al-Qur’an.......................................3

C.     Kondifikasi Al-Qur’an pada masa kekholifahan..................................4

BAB.111  PENUTUP

A.    Kesimpulan...........................................................................................6

B.     Saran......................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................iii

3
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

           
            Al-Qur’an merupakan kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw.
Dengan perantara malaikat Jibril untuk petunjuk hidup para umat manusia.Qur’an dalam
bahasa artinya “bacaan” atau sesuatu yang dibaca berulang-ulang.Kitab otentik dan unik yang
mana redaksi,susunan maupun kandunganya maknanya berasal dari wahyu.sehingga ia
terpelihara sepanjang zaman.Dari zaman nabi diangkat menjadi Rosul sampai wafatnya,Al-
Qur’an sendiri secara keseluruhan belum selesai diturunkan.Tetapi upaya pengumpulan ayat-
ayat Al-Qur’an pada masa itupun masih berjalan.

4
          Penlisan Al-Qur’an tidaklah seperti mana yang kita saksikan sekarang.Dulu mereka
belum mengenal alat-alat tulisan sehingga mereka menghafalkanya dan menulisnya di
keping-keping tulang,batu,pelepah kurma,sehingga pada massa sahabat hingga kepada tahap
pengumpulan dan modifikasi.

B.     Rumusan Masalah

1. Apa pengertian pengumpulan Al-Qur’an?


2. Bagaimana pengumpulan Al-Qur’an?
3. Bagaimana sejarah pengumpulan Al-Qur’an?
4. Bagaimana kodifikasi Al-Qur’an pada masa itu?

C.    Tujuan Penulisan
    
1.      Untuk mengetahui maksud pengumpulan Al-Qur’an
2.      Agar dapat mengetahui proses pengumpulan Al-Qur’an
3.      Untuk mengetahui sejarah pengumpulan Al-Qur’an
4.      Agar mengetahui kodifikasi Al-Qur’an pada masa nabi

BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengertian dan Sejarah Penulisan Al-Qur’an

                        Rasullullah SAW telah mengangkat para penulis wahyu Al-


Qur'an                     dari sahabat-sahabat terkemuka, seperti Ali bin Abi thalib ra, Muawiyah
ra, ‘Ubai bin K'ab ra. dan Zaid bin Tsabit ra. Setiap ada ayat turun, beliau memerintahkan
mereka menulisnya dan menunjukkan tempat ayat tersebut dalam surah, sehingga penulisan
pada lembar itu membantu penghafalan didalam hati. Disamping itu sebagian sahabat juga
menuliskan Al-Qur'an yang turun itu atas kemauan mereka sendiri, tanpa diperintah oleh

5
Rasulullah SAW. Mereka menuliskannya pada pelepah kurma, lempengan batu, daun lontar,
kulit atau daun kayu, pelana, potongan tulang belulang binatang.

Zaid bin Sabit ra. berkata, "Kami menyusun al-Qur'an dihadapan Rasulullah pada kulit
binatang." Ini menunjukkan betapa besar kesulitan yang dipikul para sahabat dalam menulis
Qur'an. Alat-alat tulis tidak cukup tersedia bagi mereka, selain sarana-sarana tersebut. Dan
dengan demikian, penulisan Qur'an ini semakin menambah hafalan mereka.[1]

                     Selain itu malaikat Jibril as membacakan kembali ayat demi ayat Al-Qur'an
kepada Rasulullah SAW pada malam-malam bulan Ramadan pada setiap tahunnya. Abdullah
bin Abbas ra. berkata, "Rasulullah adalah orang paling pemurah dan puncak kemurahan
pada bulan Ramadan, ketika ia ditemui oleh malaikat Jibril as. Beliau SAW ditemui oleh
malaikat Jibril as setiap malam, dimana Jibril membacakan Al-Qur'an kepada beliau, dan
ketika itu beliau SAW sangat pemurah sekali."

            Khalifah yang berjasa dalam penulisan Al-Qur’an ialah :


       
1.        Abu bakar as-sidiq
2.        Usman bin affan
3.        Ali bin api Tolib
4.        Tsabit bin Iis
5.        Ubay bin ka’ab
6.        Zaid bin sabit
7.        Tsabit bin qois
8.        Amir bin fuharoh
9.        Am’r bin ‘ash
10.  Abu Musa bin asy’an
11.  Abu dada
12.  Zaid bin sabit

B.     Cara dan Sejarah Pengumpulan Al-Qur’an

6
      Tahap Pertama.

              Zaman Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Pada jenjang ini
penyandaran pada hafalan lebih banyak daripada penyandaran pada tulisan karena
hafalan para Sahabat Radhiyallahu ‘anhum sangat kuat dan cepat di samping
sedikitnya orang yang bisa baca tulis dan sarananya. Oleh karena itu siapa saja dari
kalangan mereka yang mendengar satu ayat, dia akan langsung menghafalnya atau
menuliskannya dengan sarana seadanya di pelepah kurma, potongan kulit,
permukaan batu cadas atau tulang belikat unta. Jumlah para penghapal Al-Qur’an
sangat banyak

     Tahap kedua

                Pengumpulan Al-Qur’an pada masa Abu Bakar terjadi karena setelah terjadi
perang Yammamah.Karena perang telah memakan banyak korban dan Abu Bakar khawatir
perang itu makan korban para penghafal Qur’an di derbagai tempat hingga banyak ayat Al-
Qur’an yang hilang jika tidak segera dikumpulkan.Kemudian Zaid bin Sabit diutus Abu bakar
dan Umar untuk tugas pengumpulan Al-Qur’an.Awalnya Zaid merasa berat,karena hal
tersebut belum pernah dilakukan Rasulullah sebelumnya.
              Dengan berbagai pertimbangan,da bujukan,Zaid menerima usulan Umar dan Abu
Bakar.Zaid meminta bantuan para penghafal Al-Qur’an dan membuat perencanaan yang rinci
dan akurat.Syarat untuk tugas para penghafal ada 2 yaitu;Pertama hafalan para sahabat harus
memiliki bukti catatan pada masa Rosulullah,Kedua ada dua saksi yangyang bersaksi bahwa
mereka melihat catatan tersebut pada masa Rosulullah dan mereka melihat Rosulullah
mendiktikanya.
              Setelah Zaid selesai mencatat,ia membacakanya kepada masyarakat muslimin dan
mereka mengakuinya.Tidak ada kitab yang diberlakukan kesia-siaan sebagaimana terdapat
dalam firman-NYA.”Sungguh Kami telah menurunkan Zikr(Al-Qur’an)dan sungguh Kami
selalu menjaganya”.Cara ALLAH menjaga Al-Qur’an adalah melalui orang-orang yang
hidup untuk Islam dan selalu sibuk untuk Islam dalam seluruh hidupnya.

     Tahap Ketiga

7
       Latar belakang pengumpulan Al-Qur’an disebabakan oleh beberapa alasan :

1. Meluasnya pembebasan yang dilakukan kaum muslim dan masuknya orang-orang


selain Arab dalam jumlah besar ke dalam Islam.Sehingga terjadi perbedaan dalam
bacaan Al-Qur’an yang hampir saja menyebabkan terjadi fitnah.
2. Ustman ingin menulis mushaf berdasarkan satu huruf dari tujuh huruf yang
ada.Ustman menulisnya dengan lahjah Quraisy yang merupakan huruf yang dipakai
ketika pertama kali Al-Qur’an diturunkan

C. Kondifikasi Al-Qur’an Pada Masa Kekholifahan

1.      Kondifikasi Al-Qur’an pada masa Nabi Muhammad saw

         Penulisan (pencatatan dalam bentuk teks) Al-Qur'an sudah dimulai sejak zaman Nabi
Muhammad SAW. Kemudian transformasinya menjadi teks yang dijumpai saat ini selesai
dilakukan pada zaman khalifah Utsman bin Affan.
Pada masa ketika Nabi Muhammad SAW masih hidup, terdapat beberapa orang
yang ditunjuk untuk menuliskan Al Qur'an yakni Zaid bin Tsabit, Ali bin Abi
Talib, Muawiyah bin Abu Sufyan dan Ubay bin Kaab. Sahabat yang lain juga kerap
menuliskan wahyu tersebut walau tidak diperintahkan.Media penulisan yang digunakan saat
itu berupa pelepah kurma, lempengan batu, daun lontar, kulit atau daun kayu, pelana,
potongan tulang belulang binatang.Disamping itu banyak juga sahabat-sahabat langsung
menghafalkan ayat-ayat Al-Qur'an setelah wahyu diturunkan.

2.      Kondifikasi Al-Qur’an pada masa Umar bin Khottob


                            
         Pada masa pemerintahan Umar bin Khatab tidak terjadi perkembangan yang signifikan
terkait dengan kodifikasi Al-Qur’an seperti yang dilakukan pada masa Abu Bakar. Pada masa
pemerintahan Umar bin Khatab melanjutkan apa yang telah dicapai oleh pemerintahan
sebelumnya, yaitu mengemban misi untuk menyebarkan Islam dan mensosialisasikan sumber

8
utama ajarannya yaitu           Al-Qur’an pada wilayah-wilayah Daulah Islamiyah baru yang
berhasil dikuasai dengan mengirim para sahabat yang kredebilitas serta kapasitas ke-Al-
Qur’an an-nya bisa dipertanggung jawabkan. Sesudah Umar Wafat , Mushaf itu dipindahkan
ke rumah Hafsah Puteri Umar bin Khatab yang  juga istri Nabi Muhammad SAW.

3.      Kondifikasi Al-Qur’an pada masa Usman bin Affan

        Kodifilkasi dan penyalinan kembali Mushaf Al-Qur’an ini terjadi pada tahun 25 H.
Setelah panitia selesai selesai menyalin Mushaf, Mushaf Abu Bakar dikembalikan lagi
kepada Hafsah. Selanjutnya Utsman bin Affan memerintahkan untuk membakar setiap
naskah-naskah dan manuskrip Al-Qur’an selain Mushaf salinannya yang berjumlah enam
Mushaf. Mushaf hasil salinan tersebut dikirimkan ke kota-kota besar yaitu Kufah, Basrah,
Mesir, Syam, dan Yaman. Utsman menyimpan satu Mushaf untuk ia simpan di Madinah yang
belakangan dikenal sebagai Mushaf Al-Imam.
Tindakan Usman untuk menyalin dan menyatukan Mushaf berhasil meredam
perselisihan dikalangan umat islam sehingga ia manuai pujian dari umat islam baik dari dulu
sampai sekarang sebagaimana khalifah pendahulunya Abu bakar yang telah berjasa
mengumpulkan Al Quran. Adapun Tulisan yang dipakai oleh panitia yang dibentuk Usman
untuk menyalin Mushaf adalah berpegang pada Rasm al Anbath tanpa harakat atau Syakl
(tanda baca) dan Nuqath (titik sebagai pembeda huruf).[2]

 Manfaat kodifikasi Al-Qur’an pada masa Utsman bin Affan antara lain :
                 a.     Menyatukan Kaum Musliminn pada satu macam Mushaf yang seragam     tulisan dan
ejaannya.
                 b.    Menyatukan bacaan, meskipun masih ada berlainan bacaan, tetapi bacaan itu tidak
berlawanan dengan          mushaf mushaf Ustman.
                 c.      Menyatukan tertib susunan Surat-Surat menurut urutan seperti Mushaf sekarang.
              Sampai  sekarang,  setidaknya  masih ada empat mushaf yang  disinyalir adalah
salinan mushaf hasil   panitia yang   diketuai  oleh  Zaid bin Tsabit pada masa khalifah
Usman bin Affan.   Mushaf   pertama   ditemukan di kota Tasyqand  yang tertulis dengan
Khat Kufy. Dulu  sempat dirampas oleh kekaisaran Rusia pada tahun 1917 M dan disimpan
di perpustakaan Pitsgard (sekarang St.PitersBurg) dan Umat Islam dilarang untuk
melihatnya. Mushaf kedua terdapat di Museum al Husainy di kota Kairo mesir dan Mushaf

9
ketiga dan keempat terdapat di kota Istambul Turki. Umat islam tetap mempertahankan
keberadaan mushaf yang asli apa adanya.[3]    

BAB lll
KESIMPULAN

10
A.    Kesimpulan

                Permasalahan dalam pembukuan Al-Qur’an muncul setelah Nabi Muhammad SAW


wafat,dan banyaknya para sahabat yang meninggal karena perang yammamah.Dan penulisan
dan pembukuan Al-Qur'an yang turun itu atas kemauan mereka sendiri, tanpa diperintah oleh
Rasulullah SAW. Mereka menuliskannya pada pelepah kurma, lempengan batu, daun lontar,
kulit atau daun kayu, pelana, potongan tulang belulang binatang.

                 Zaid bin Sabit ra. berkata, "Kami menyusun al-Qur'an dihadapan Rasulullah pada
kulit binatang." Ini menunjukkan betapa besar kesulitan yang dipikul para sahabat dalam
menulis Qur'an. Alat-alat tulis tidak cukup tersedia bagi mereka, selain sarana-sarana tersebut

                 Alasan penulisan dan pengumpulan Al-Qur’an mulanya hanya


mengandalkan hafalan-hafalan para ulama’ penghafal Al-Qur’an.Mengapa ulama’
menjadi subjek utamanya?karena hanya merekalah yang apu menulis dan
membukukanya dengan hafalan yang telah mereka perjuangkan ketika masanya Nabi
SAW masih hidup,yang mana setelah dapat wahyu atau kalam Allah,mereka
selalumenghafalnya dengan baik.
               Dan alasan yang kedua pada zaman Abu Bakar As-Siddiq yang
melihat bahwasanya hilangnya mashab-mashab yang asli dan banyaknya para sahabat
penghafal Al-Qur’an yang gugur dalam perang yammamah.Kemudian Ali Bin Abu
Tholib mengutus Zaid untuk mengurusi penulisan dan pembukuan Al-Qur’an yang
mana ia utamakan para ulama’ penghafal Al-Qur’an yang menjadi penulis dalam
pembukuan kitab.Dan alasan yang ketiga karena adanya perselisihan yang sangat
mendasar untuk bacaan Al-Qur’an yang mana sangat merebak dalam umat
Isalam.Dan keinginan Ustman dalam penulisan mushaf dalam satu huruf dari tuju
huruf yang telah ada.
            Pengumpulan dan penulisan pada masa kholifah yang sangat mencolok dalam
perkembanganya yaitu pada massa Abu Bakar As-Sidiq karena khalifah perintis
pertama dalam pembukuan Al-Qur’an.Dan kholifah Usman karena ia menyalin dan
menyatukan Mushaf dan  berhasil meredam perselisihan dikalangan umat islam

11
sehingga ia manuai pujian dari umat islam baik dari dulu sampai sekarang
sebagaimana khalifah pendahulunya Abu Bakar.

B.     SARAN

               Semoga makalah tersebut mampu menjadi kontribusi yang sangat membantu
dalam mengetahui sejarah penulisan dan pembukuan Al-Qur’an dalam sejarah Islam.
Tak ada kesempurnaan bagi makhluk,maka dari itu,jika sekiranya ada kata dan
penulisan yang kurang berkenanan saya pribadi meminta maaf yang sebesar-besarnya.
               Dalam kotek makalah ini,jikalau ada hal yang ingin ditambahi atau
kritikan,saya membuka peluang yang besar terhadap apresiasinya.Agar menambah
cakupan dan kesempurnaan untuk penyusunan makalah ini.Dan terimakasih bagi
pembaca yang telah meluangkan waktunya untuk membaca makalah ini.  

12

Anda mungkin juga menyukai