Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH ILMU AL QUR'AN

PENGANTAR DESKRIPSI STUDI ILMU AL QUR'AN

Di susun oleh:
Mohammad ali khamim

PRODI EKONOMI SYARIAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLMA MA'HAD ALI

BABAKAN CIWARINGIN CIREBON

TAHUN AKADEMIK 2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
hidayah nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang “STUDI AL QUR'AN" meskipun
banyak kekurangan didalamnya.

saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Studi Al qur'an. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya
berharap adanya kritik, saran dan usulan dari teman - teman demi perbaikan makalah
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan di hati.

Cirebon, 7 November 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................2

DAFTAR ISI.................................................................................................................3

BAB I.............................................................................................................................3
PENDAHULUAN........................................................................................................3
A. Latar Belakang..........................................................................................................3
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................4
C. Tujuan.......................................................................................................................4

BAB 2.............................................................................................................................4
PEMBAHASAN............................................................................................................4
Seharah turunya al qur'an..............................................................................................4
A. Sejarah turun dan penulisan Al-Qur’an Masa Rasulullah SAW................................6
B. Sejarah kodifikasi Al Qur'an Masa Khalifah.............................................................7

1. Khalifah Abu Bakar...............................................................................................7

2. Khalifah Umar bin Khattab...................................................................................8

3. Khalifah Utsman bin Affan....................................................................................8

BAB III.........................................................................................................................10
PENUTUP...................................................................................................................10
Kesimpulan...................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................11

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur’an adalah wahyu ilahi (kitab suci) bagi umat manusia yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW. sebagai pedoman hidup yang abadi. Dalam proses
panjangnya, Al-Qur’an telah dijaga oleh Allah Swt. kemurniannya melalui perantara
manusia-manusia pilihan, para terpelajar hingga penghafal Al-Qur’an. Terdapat
perbedaan pendapat mengenai mushaf sebelum akhirnya pada zaman Khalifah
Utsman bin Affan, dilakukannya pencetakan mushaf yang sesuai dengan yang
pertama kali dibuat saat masa Khalifah Abu Bakar as-Shidiq.

Untuk memahami serta menghindari perselisihan di masa lampau ini terjadi lagi,
maka diperlukannya ilmu serta pengetahuan yang mendasar tentang Al-Qur’an,
dimulai dari sejarah turunnya Al-Qur’an hingga perkembangannya hingga sudah
dibukukan seperti sekarang, serta bagaimana kemudian aturan terkait bahasa
dalam Al-Qur’an ini seiring berjalannya waktu dilaksanakan. Hal ini merupakan
bentuk dari fase periwayatan serta kodifikasi Al-Qur’an.

Al-Qur’an yang merupakan sumber ajaran utama bagi umat manusia, pada
hakikatnya setiap ketentuan dalam hidup, haruslah disesuaikan hukumnya pada
Al-Qur’an serta hadis. Dalam perkembangannya ini, manusia telah banyak
melakukan pembelajaran atau menuntut ilmu guna dapat memahami makna serta
ajaran yang terkandung dalam Al-Qur’an. Ini bertujuan agar tidak terjadi
kesalahpahaman pemaknaan sekaligus manusia menjalankan perintah dari Allah
Swt. melalui Al-Qur’an untuk membaca dan menuntut ilmu.

4
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, penulis


merumuskan rumusan masalah sebagai berikut:

Bagaimanakah sejarah Al-Qur’an baik dari segi turunnya wahyu,


pengumpulan, kodifikasi perkembangan syakl dan lain-lain yang relevan?

C. Tujuan

Adapun tujuan penulis dalam penelitian ini, penulis berusaha untuk memaparkan
apa yang menjadi judul dari kajian ini, dengan tujuan:

Untuk mengetahui sejarah Al-Qur’an baik dari segi turunnya wahyu,


pengumpulan, kodifikasi perkembangan syakl dan lain-lain yang relevan.

5
BAB 2

PEMBAHASAN

Sejarah turunya Al qur'an


A. Sejarah Turun dan Penulisan Al-Qur’an Masa Rasulullah SAW

Al-Qur’an diturunkan oleh Allah secara berangsur - angsur selama 22 tahun,


22 bulan 22 hari, yang mana menurut pendapat diturunkan 13 tahun ketika di
Mekkah dan 10 tahun ketika di Madinah. Hal ini merupakan mukjizat
terbesar yang didapatkan oleh Nabi Muhammad SAW. Surat pertama yang
diturunkan melalui Malaikat Jibril adalah Surat Al-Alaq ayat 1 sampai 5 yang
berisikan tentang perintah untuk membaca. Membaca di sini memiliki artian
perintah manusia untuk menuntut ilmu sebaik-baiknya.

Pencatatan Al-Qur’an sudah dimulai sejak zaman Nabi Muhammad SAW,


hingga transformasinya menjadi teks yang dibukukan selesai pada zaman
khalifah Utsman bin Affan. Pada zaman Nabi Muhammad SAW, beberapa
orang yang ditunjuk untuk menuliskan Al-Qur’an, yaitu Zaid bin Tsabit, Ali
bin Abi Talib, Muawiyah bin Abu Sufyan, dan Ubay bin Ka’ab, serta beberapa
sahabat lain yang tidak diberi perintah. Media pencatatan saat itu adalah pelepah
kurma, lempengan batu, daun lontar, kult atau daun kayu, pelana, serta potongan
tulang belulang binatang. Pada masa ini, Al-Qur’an belum berbentuk mushaf
dikarenakan beberapa wahyu yang belum selesai diturunkan, serta media
pencatatan masih sangat terbatas. Oleh karena itu, terdapat 2 metode Rasulullah
dalam penyusunan Al-Qur’an, yaitu dengan hafalan dan tulisan. Sebagai mana
dijelaskan bahwa terdapat beberapa sahabat yang ditunjuk untuk menuliskan
Al-Qur’an secara langsung, namun ada juga yang menggunakan hafalan. Bangsa
Arab di zaman itu tidak banyak yang dapat membaca, namun kelebihannya
adalah hafalannya yang kuat.

6
B. Sejarah Kodifikasi Al qur'an Masa Khalifah

1. Khalifah Abu Bakar

Pada perang yamamah, terdapat banyak masyarakat muslim


yang gugur, termasuk di antaranya adalah para penghafal Al-
Qur’an. Perang yamamah ini dilaksanakan karena setelah
meninggalnya Nabi Muhammad SAW, banyak orang-orang
yang mengaku sebagai Nabi. Sebanyak 70 orang telah gugur,
begitu pun pada perang sebelumnya.

Hal ini membuat Umar bin Khatab berpikir bahwa ayat Al-Qur’an
harus dikumpulkan untuk kemudian dituliskan. Umar
kemudian menyampaikan idenya ini kepada Abu Bakar yang pada
saat itu menjadi pemimpin khalifah. Abu Bakar tidak langsung
menyetujui ide dari Umar, karena menurutnya hal ini tidak
pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW sebelumnya.

Umar menjelaskan bahwa dengan mengumpulkan ayat-ayat Al-


Qur’an merupakan perbuatan yang mulia serta dapat menjaga
isi dan kandungannya. Abu Bakar kemudian memerintahkan
Zaid untuk menuliskan hasil dari pengumpulan ayat Al-Qur’an
tersebut. Zaid awalnya pun tidak langsung mengerjakan karena
menurutnya pengumpulan ayat Al-Qur’an ini sangat berat. Setelah
dijelaskan oleh Abu Bakar, Zaid akhirnya menyetujui. Untuk
menjaga kemurnian isi dan urutannya, Zaid mengumpulkan juga
para penghafal Al-Qur’an lain, serta menghadirkan saksi dalam
proses penulisannya. Yang kemudian oleh Abu Bakar, Al-Qur’an
ini disebut juga sebagai mushaf.

7
2. Umar bin Khatab

Pada masa Umar, tidak banyak perubahan yang terjadi. Masa Umar
berfokus pada penyebaran agama Islam dan mushaf Al-Qur’an pada
wilayah Daulah Islamiyah yang baru berhasil dikuasai, dengan
mengirimkan para sahabat yang kredibilitasnya dapat
dipertanggungjawabkan. Sesudah Umar meninggal, mushaf Al-Qur’an itu
kemudian dipindahkan ke rumah Hafsah, putri Umar yang juga
merupakan istri Nabi Muhammad SAW.

3. Utsman bin Affan

Pada zaman Utsman bin Affan, Islam telah mengalami perluasan wilayah.
Hal ini mengakibatkan banyak orang muslim yang sudah berpencar.
Meskipun begitu, pedoman kitab tetaplah sama yakni Al-Qur’an,
persebaran ini menimbulkan perbedaan dari penyusunan serta pelafalan Al-
Qur’an yang pada saat Nabi Muhammad SAW. hal ini diperbolehkan
guna memudahkan para penghafal Al-Qur’an.

Huzaifah bin Yaman, yang merupakan panglima perang dalam penaklukan


wilayah Armenia dan Azerbaijan mendengar pada prosesnya, banyak
kaum muslimin yang berselisih paham mengenai bacaan dan urutan ayat
Al-Qur’an. Kemudian Huzaifah melaporkannya pada Utsman bin Affan.
Utsman menanggapinya dengan membukukan mushaf Al-Qur’an ini dengan
satu pedoman yang sama yang disimpan oleh Hafsah, yang dibuatnya pada
saat masa Abu Bakar.

Kodifikasi dan penyalinan Kembali mushaf ini dilakukan pada tahun 25


H. Utsman membentuk panitia yang bertugas untuk membukukan Al-
Qur’an, Adapun Utsman menasihatkan agar:

1. Mengambil pedoman kepada bacaan mereka yang hafal Al-Qur’an.

2. Kalau ada pertikaian antara mereka tentang bahasa (bacaan), maka


haruslah dituliskan menurut dialek Suku Quraisy, sebab Al-Qur’an itu
diturunkan menurut dialek mereka.

8
3. Dalam penulisan Al-Qur’an tidak ada tambahan maupun
pengurangan, tidak diganti maupun adanya perubahan.

Setelah mushaf selesai, Utsman memerintahkan untuk membakar


salinan mushaf lainnya yang dibuat bukan dengan panitia resmi. Hal ini
bertujuan untuk efisiensi aturan dan tidak simpang siur. Berkat kebijakannya,
Utsman mampu meredam perselisihan yang terjadi antara kaum muslimin.

Adapun tulisan yang dipakai oleh panitia yang dibentuk Utsman untuk
menyalin mushaf adalah berpegang pada Rasm al-Anbath tanpa harakat atau
Shakl (tanda baca) dan Nuqath (titik sebagai pembeda huruf).

Mushaf Usmani tidak memakai tanda baca titik dan syakal karena
semata-mata di dasarkan pada watak pembawaan orang-orang Arab yang
masih murni, sehingga mereka tidak memerlukan syakal dan pembagian titik.
Ketika domain politik Islam semakin meluas dan semakin banyak orang
non-Arab memeluk Islam, berbagai kekeliruan dalam pembacaan teks Al-
Qur’an mulai merebak. Akhirnya penguasa politik Islam mengambil
keputusan untuk melakukan penyempurnaan terhadap rasm Al-Qur’an dan
langkah penyempurnaannya dikabarkan dilakukan oleh sejumlah ahli bahasa.

Anda mungkin juga menyukai