Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

SEJARAH PEMELIHARAAN AL-QUR’AN


Disusun untuk memenuhi tugas
Mata kuliah : ‘Ulumul Qur’an
Dosen pengampu : Dr. A. Dimyati Badruzzaman, MA

DISUSUN OLEH :

HILDA RATU ABABIL (22312521)


SITI NURHALIZAH (22312492)
NAILA MAULIDDINA KALTSUM (22312516)
NUZAINA RAHMA (22312520)

Kelas PAI A
Pendidikan Agama Islam
Fakultas Tarbiyah
Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta
2022 M/1443 H
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim..
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT sebab dengan rahmat dan
karunia-Nya, kami mampu berbagi informasi pengetahuan tentang “Sejarah Pemeliharaan Al-
Qur’an”. Solawat dan salam semoga senantiasa tercurah limpahkan pahalanya kepada Nabi
Muhammad SAW yang kelak akan memberi kita syafaat di yaumil akhir.
Dalam kesempatan ini kami juga tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada Bapak
Dr. A. Dimyati Badruzzaman, MA selaku dosen pembimbing mata kuliah Ulumul Qur’an I yang
telah membimbing kami dalam penulisan dan pembelajaran Ulumul Qur’an.
Kami juga mengucapkan rasa terimakasih kepada para pembaca. Semoga apa yang kami
tuliskan dalam makalah ini akan menjadi ilmu yang bermanfaat, besar harapan kami bahwa
makalah ini akan menjadi tambahan informasi bagi pembaca teman-teman sekalian demi cita-cita
menjadi manusia yang berkualitas didunia dan akhirat.
Terakhir kali, jika ada kebenaran dan kebaikan dalam pembahasan makalah ini maka sejatinya
kebenaran itu berasal dari Allah SWT. Sementara segala kesalahan yang ada didalamnya sejatinya
berasal dari kebodohan dan kefakiran kami sendiri. Karna itulah kami dengan tulus memohon maaf
dan menerima dengan lapang dada segala kritik dan saran untuk nantinya dapat membuat makalah
yang lebih baik lagi.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.....................................................................................................................
Daftar Isi..............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................................
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................
C. Tujuan Masalah..........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Pemeliharaan Al-Qur`an Pada Masa Abu Bakar...........................................
B. Motivasi Pengumpulan Al-Qur`an Pada Masa Abu Bakar........................................
C. Syarat-Syarat Pengumpulan Al-Qur`an Pada Masa Abu Bakar................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................................
B. Saran...........................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Al-Qur’an merupakan kitab suci umat islam yang merupakan kumpulan fitman-firman Allah
yang di turunkan nabi Muhammad melalui perantara malaikat Jibril secara berangsur-angsur
selama 22 tahun 2 bulan 22 hari.
Al-Qur’an adalah kitab Allah yang menjadi pedoman bagi manusia pada umumnya.Siapa
yang aktif dan kreatif akan mendapatkan petunjuk Al-Qur’an melalui pengkajian dan
pemahaman secara mendalam terhadap kitab Allah tersebut.Mulai awalnya turun tak satupun
kalimat -kalimatnya ayat-ayatnya dan surat-suratnya mengalami perubahan, baik dalam bentuk
perubahan maupun pengurangan. Keotentikan Al-Qur’an akan tetap terpelihara sampai akhir
masa, karena sudah mendapat jaminan dari yang maha pelihara,Allah SWT.
Upaya pemeliharaan Al-Quran oleh Allah dan umat islam telah berjalan sepanjang sejarah
kaum muslimin sejak zaman nabi Muhammad SAW,dan terus berlanjut hingga kini dan masa
masa mendatang.Sejarah telah membuktikan kebenaran pemeliharaan kesucian Al-Quran dari
kemungkinan ternodanya wahyu Allah SWT,oleh siapa,kapan,dan dimanapun.1

1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas,dapat di simpulkan permasalahan dalam makalah ini
sebagai berikut :
1. Bagaimana pemeliharaan Al-Quran pada masa Abu bakar?
2. Apa motivasi pengumpulan Al-Qur’an pada masa Abu bakar?
3. Apa saja syarat-syarat pengumpulan Al-Qur’an pada masa Abu bakar?

2. Tujuan Masalah
1. Memberikan pemahaman tentang perkembangan sejarah pemeliharaan Al-Qur’an pada
masa abu bakar.
2. Memberikan pemahaman tentang motivasi pengumpulan Al-Qur’an pada masa abu
bakar.
3. Memberikan pemahaman syarat-syarat pengumpulan Al-Qur’an pada masa abu bakar.

1
http://bahanajarguruataumahasiswa.blogspot.com/2015/10/ulumul-quran-pembahsan-pemeliharaan-
al.html
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pemeliharaan Al-Qur’an di Masa Abu Bakar RA

Ketika Rasulullah SAW meninggal, Al-Qur’an belum dihimpun di dalam satu mushaf
karena masih menunggu kemungkinan adanya penghabisan sebagian hukum dan
tilawahnya. Ketika penurunan wahyu sudah terputus dengan meninggalnya Rasulullah
maka Allah mengilhamkan kepada para khalifah yang terpimpin melakukan penghimpunan
Al-Qur’an. Saat itu kondisi yang ada Al-Qur’an hanya dihapal oleh para sahabat dan
orang-orang yang terpilih, maka sesuai dengan janji Allah SWT yang akan menjamin
keterpeliharaannya bagi ummat ini.

Pada hakekatnya Al Quran juga telah dihimpun pada masa Rasulullah SAW atas
petunjuk Jibril kepadanya, kemudian yang kedua masa Abu Bakar al-Shiddiq dan
ketiganya pada masa Usman bin Affan dengan penerbitan surat-suratnya.

Pada masa Rasulullah SAW terdapat beberapa sahabat yang bertugas sebagai penulis
wahyu. Apabila diturunkan ayat-ayat Al-Qur’an, Nabi memanggil mereka agar menulisnya
diatas sarana penulisan yang ada pada waktu; satu nashkah untuk disimpan di tempat Nabi
SAW dan yang lainnya untuk penulis itu sendiri. Pada waktu Nabi SAW meninggal,
lembaran-lembaran tulisan itu dan yang lainnya berada pada istri-istri beliau.

Diceritakan bahwa Bukhari meriwayatkan di dalam shahihnya dari Zaid bin Tsabit , ia
berkata “Abu Bakar ra memintaku datang berkenan dengan kematian para sahabat di
peristiwa Yamamah , pada saat itu Umar ra berada di sisinya, lalu Abu Bakar berkata
“Sesungguhnya Umar ra datang kepadaku mengatakan bahwa para penghapal Al-Qur’an
banyak terbunuh di peristiwa Yamamah dan sesungguhnya aku khawatir akan terbunuhnya
para penghapal Al-Qur’an (yang masih ada ini) di berbagai tempat lalu dengan itu banyak
bagian Al-Qur’an yang hilang, karena itu aku mengusulkan agar kamu memerintahkan
penghimpunan Al-Qur’an. Kemudian aku berkata pada Umar “Bagaimana kita akan
melakukan sesuatu yang tidak pernah dilakukan oleh Nabi SAW?
Lalu Umar berkata “Demi Allah, ini adalah kebaikan”. Maka Umar pun terus mendesakku
sehingga Allah SWT melapangkan dadaku untuk itu dan aku (sekarang) sependapat dengan
Umar.

Zaid berkata bahwa, “Abu Bakar berkata: Sesungguhnya kamu adalah pemuda yang
bijaksana, kami tidak menyangsikanmu, karena kamu pernah menjadi penulis wahyu bagi
Nabi SAW maka periksalah Al-Qur’an dan himpunlah”. Demi Allah, seandainya mereka
menugasiku untuk memindahkan salah satu gunung, sungguh itu tidaklah lebih berat
bagiku ketimbang apa yang ia perintahkan kepadaku yaitu menghimpun Al-Qur’an. Jati
diri Zaid bin Tsabit sendiri begitu istimewa sehingga tak heran Abu Bakar dan Umar
diberikan kelapangan dada untuk memberikan tugas tersebut pada Zaid bin Tsabit, yang
mana sebagai pengumpul dan pengawas komisi ini Zaid bin Tsabit  dibantu Umar sebagai
sahibul fikrah yakni pembantu khusus.

Beberapa keistimewaan tersebut diantaranya adalah:


1. Berusia muda, saat itu usianya di awal 20-an (secara fisik & psikis kondisi prima).
2) Akhlak yang tak pernah tercemar, ini terlihat dari pengakuan Abu Bakar yang
mengatakan bahwa, “Kami tidak pernah memiliki prasangka negatif terhadap anda.”
3) Kedekatannya dengan Rasulullah SAW, karena semasa hidup Nabi, Zaid tinggal
berdekatan dengan beliau.
4) Pengalamannya di masa Rasulullah SAW masih hidup sebagai penulis wahyu dan
dalam satu kondisi tertentu pernah Zaid berada di antara beberapa sahabat yang sempat
mendengar bacaan Al-Qur’an malaikat jibril bersama Rasulullah SAW di bulan
Ramadhan.

5) Kecerdasan yang dimilikinya menunjukkan bahwa tidak hanya karena memiliki  vitalitas
dan energi namun kompetensinya dalam kecerdasan spiritual dan intelektual.

Disebutkan Abu Bakar RA mengatakan pada Zaid, “Duduklah di depan pintu gerbang
Masjid Nabawi jika ada orang membawa (memberi tahu) anda tentang sepotong ayat dari
Kitab Allah SWT dengan kesaksian 2 orang maka tulislah. Hal ini bermakna bahwa
kesaksian 2 orang saksi erat hubungannya dengan hafalan yang diperkuat dengan bukti
tertulis dimana Qur’an diwahyukan. Bukan itu saja 2 orang sahabat tersebut juga
menyaksikan bahwa orang yang menerima ayat tersebut seperti yang diperdengarkan
Rasulullah SAW. Tujuannya adalah agar menerima sesuatu yang telah ditulis di hadapan
Nabi bukan hanya berdasarkan hafalan semata-mata.

Waktu pengumpulan Zaid terhadap Al-Qur’an sendiri sekitar 1 tahun, ini dikarenakan
dalam mengerjakannya Zaid sangat hati-hati sekalipun ia seorang pencatat wahyu yang
utama dan hafal seluruh Al-Qur’an. Dalam melakukan pekerjaannya ini Zaid berpegangan
pada :
1) Ayat-ayat Al-Qur’an yang ditulis di hadapan Nabi Muhammad SAW dan yang disimpan
dirumahnya.
2) Ayat-ayat yang dihafal oleh para sahabat yang hapal Al-Qur’an.

Buah hasil kerja Zaid sangat teliti dan hati-hati sehingga memiliki akurasi yang sangat
tinggi. Hal ini dikarenakan  :
1) Menulis hanya ayat Al-Qur’an yang telah disepakati mutawatir riwayatnya
2) Mencakup semua ayat Al-Qur’an yang tidak mansukh at-tilawah
3) Susunan ayatnya seperti yang dapat kit abaca pada ayat-ayat yang tersusun dalam Al-
Qur’an sekarang ini
4) Tulisannya mencakup al-ahruf al-sab’ah sebagaimana Al-Qur’an itu diturunkan
5) Membuang segala tulisan yang tidak termasuk bagian dari Al-Qur’an.

Senada dengan itu, Az Zargani menyebutkan bahwa ciri-ciri penulisan Al-Qur’an pada
masa khalifah Abu Bakar ini adalah :
1) Seluruh ayat Al-Qur’an dikumpulkan dan ditulis dalam satu mushaf berdasarkan
penelitian yang cermat dan seksama
2) Tidak termasuk di dalamnya ayat-ayat Al-Qur’an yang telah mansukh atau di Nasakh
bacaannya
3) Seluruh ayat Al-Qur’an yang ditulis di dalamnya telah diakui kemutawatirannya.

Kekhusususan hasil kerja Zaid sendiri membedakan dengan catatan para sahabat yang
menjadi dokumentasi pribadi. Catatan mereka yang masih mencakup ayat-ayat yang
mansukh at-tilawah, ayat-ayat yang termasuk kategori riwayat al-ahad, catatan doa dan
tulisan yang diklasifikasikan sebagai sebagai tafsir dan takwil.

Maka sebagaimana Allah telah melapangkan dada Abu Bakar dan Umar sebelumnya dan
akhirnya Allah pulalah yang melapangkan dadaku maka aku periksa Al Qur’am dan aku
menghimpunnya dari pelepah kurma, batu-batu tulis dan dada-dada para sahabat sehingga
aku mendapati akhir surat At-Taubah pada Abu Khuzaimah al-Anshari ; aku tidak
mendapatkannya pada sahabat lainnya , yaitu ayat laqad ja’akum rasulu(n)…..  sampai
akhirAt-Taubah. Maka mushaf-mushaf itu disimpan oleh Abu Bakar sampai ia meninggal
kemudian disimpan oleh Umar sampai ia meninggal dan selanjutnya disimpan oleh Hafsah
binti Umar.2

2. Motivasi pengumpulan Al-Qur’an pada masa Abu Bakar

Di antara peristiwa yang paling mengguncang umat Islam di masa kekhalifahan


Abu Bakar adalah wafatnya para penghafal Al-Quran dalam pertempuran
Yamamah.Kondisi tersebut membuat Umar bin Khaththab Radhiyallahu Anhu khawatir.
Para shahabat telah berpencar ke berbagai pelosok untuk menyampaikan dakwah Islam.
Mati syahid menjadi idaman mereka semua. Sementara Al-Quran tersimpan di dalam
dada mereka.3

Pada zaman Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu ‘anhu tahun dua belas Hijriyah.
Penyebabnya adalah : Pada perang Yamamah banyak dari kalangan Al-Qurra’ yang
terbunuh, di antaranya Salim bekas budak Abu Hudzaifah ; salah seorang yang Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk mengambil pelajaran Al-Qur’an
darinya.Maka Abu Bakar Radhiyallahu ‘anhu memerintahkan untuk mengumpulkan Al-
Qur’an agar tidak hilang. Dalam kitab Shahih Bukahri [2] disebutkan, bahwa Umar Ibn
Khaththab mengemukakan pandangan tersebut kepada Abu Bakar Radhiyallahu ‘anhu
setelah selesainya perang Yamamah. Abu Bakar tidak mau melakukannya karena takut
dosa, sehingga Umar terus-menerus mengemukakan pandangannya sampai Allah
Subhanahu wa Ta’ala membukakan pintu hati Abu Bakar untuk hal itu, dia lalu
memanggil Zaid Ibn Tsabit Radhiyallahu ‘anhu, di samping Abu Bakar bediri Umar, Abu
Bakar mengatakan kepada Zaid : “Sesunguhnya engkau adalah seorang yang masih muda
dan berakal cemrerlang, kami tidak meragukannmu, engkau dulu pernah menulis wahyu
untuk Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka sekarang carilah Al-Qur’an dan
kumpulkanlah!”, Zaid berkata : “Maka akupun mencari dan mengumpulkan Al-Qur’an
dari pelepah kurma, permukaan batu cadas dan dari hafalan orang-orang. Mushaf tersebut
berada di tangan Abu Bakar hingga dia wafat, kemudian dipegang oleh Umar hingga
wafatnya, dan kemudian di pegang oleh Hafsah Binti Umar Radhiyallahu ‘anhuma.
Diriwayatkan oleh Bukhari secara panjang lebar.Kaum muslimin saat itu seluruhnya
sepakat dengan apa yang dilakukan oleh Abu Bakar, mereka menganggap perbuatannya
itu sebagai nilai positif dan keutamaan bagi Abu Bakar, sampai Ali Ibn Abi Thalib
Radhiyallahu ‘anhu mengatakan : “Orang yang paling besar pahalanya pada mushaf Al-
Qur’an adalah Abu Bakar, semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberi rahmat kepada
Abu Bakar karena, dialah orang yang pertama kali mengumpulkan Kitab Allah
Subhanahu wa Ta’ala.4

3.Syarat-syarat pengumpulan Al-Qur’an pada masa Abu Bakar

2
http://belajarulumulquran.blogspot.com/2018/02/pemeliharaan-al-quran-masa-khulafaur.html
3
https://bersamadakwah.net/pengumpulan-al-quran-di-masa-abu-bakar/
4
https://almanhaj.or.id/2198-penulisan-al-quran-dan-pengumpulannya.html
Setelah catatan Al-Quran yang tercecer di pelepah kurma hingga di kulit unta terkumpul.
Selanjutnya khalifah Abu Bakar membentuk panitia pembukuan Al-Quran dengan
mengangkat Zaid bin Tsabit sebagai ketua pelaksana penghimpun Al-Quran. Penunjukan
Zaid bin Tsabit oleh Abu Bakar membuktikan keunggulan  Zaid yang dikenal penghafal
Al-Quran yang kuat, sampai ditunjuk oleh Rasullah sebagai sekretaris. Zaid dalam
menghimpun Al-Quran tidak sendiri, Ia dibantu beberapa sahabat Nabi mulai dari Zaid
bin Harist, Utsman bin Affan, dan Usamah bin Zaid.

Metode yang digunakan dalam pengumpulan Al-Quran, yaitu memberikan syarat sebuah
ayat Al-Quran harus disaksikan minimal 2 orang sahabat. Tidak hanya  mengandalkan
hafalan para sahabat saja, melainkan terdapat bukti tertulis yang ditulis di hadapan 
Rasullah SAW. Tidak cukup sampai disitu, yang memiliki catatan dan 2 saksinya pun
diminta bersumpah atas nama Allah SWT. Bila syarat tersebut tidak terpenuhi, maka Ia
tidak akan menulis dan memasukkan ayat tersebut ke dalam bagian dari Al-Qura’n.5

5
https://monitorday.com/pengumpulan-al-quran-pada-masa-abu-bakar
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan

Dari uraian makalah ini kita dapat mengambil suatu kesimpulan, bahwa dalam
pemeliharaan al qur`an pada masa Nabi SAW ada du acara yaitu menghafal dan
menuliskannya,pemeliharaan pada masa Abu Bakar Ash-shidiq akhirnya zayd berhasil
menghimpun Al-qur`an dalam bentuk buku, sedangkan pemeliharaan al qur`an pada
masa Usman bin Affan menerima dan menghargai ide hudzayfah untuk membuat satu
mushaf yang dapat dijadikan pedoman bagi umat dalam membaca dan memahami al-
Qur`an.

B.Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami susun dan kami sangat menyadari makalah ini
jauh dari kata sempurna, maka kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan
pengembangan, sangat kami harapkann dan semoga ini dapat menambah pengetahuan
kita bermanfa`at.
DAFTAR PUSTAKA

http://bahanajarguruataumahasiswa.blogspot.com/2015/10/ulumul-quran-pembahsan-pemeliharaan-
al.html

http://belajarulumulquran.blogspot.com/2018/02/pemeliharaan-al-quran-masa-khulafaur.html

https://bersamadakwah.net/pengumpulan-al-quran-di-masa-abu-bakar/

https://almanhaj.or.id/2198-penulisan-al-quran-dan-pengumpulannya.html

https://monitorday.com/pengumpulan-al-quran-pada-masa-abu-bakar

Anda mungkin juga menyukai