Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ASBAB AL NUZUL

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu qur’an

Dosen pengampu :
Rifqatul Husna, M.Ag.

Disusun oleh:

Rindang Marfuatul Husna

2110700157

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS NURUL JADID

PAITON

2021-2022

i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur saya ucapkan kepada Allah ‘Azza wa jalla yang mana telah
melimpahkan segala Rahmat, Taufiq, serta Hidayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas Makalah dengan judul “ Asbab Al Nuzul “ tepat pada waktunya.

Sholawat beserta salam semoga tercurah limpahkan kepada baginda kita Revolusioner
dunia nabiyullah Nabi Muhammad SAW. Yang mana beliau telah berhasil menuntun kita dari
zaman jahiliyah menuju zaman ilmiyyah yakni al diinul al islam wa al iiman seperti yang kita
rasakan pada saat ini.

Yang kami mulyakan:

1. K.H. Zuhri Zaini BA, selaku Pengasuh dan Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Jadid
2. K.H. Abdul Hamid Wahid M.Ag, selaku Rektor Universitas Nurul Jadid
3. Rifqotul Husna, M,Ag. selaku dosen pengampu.
4. Teman-teman kami yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu namun tak mengurangi
rasa persahabatan kami.
Penulis merasa makalah yang dibuat ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu penulis
berharap kritik dan saran yang membangun agar bisa menjadi motivasi penulis menjadi lebih
baik kedepannya.

Selasa, 01 maret 2022

Penulis

2
Daftar isi

COVER.........................................................................................................................................i

KATA PENGANTAR..................................................................................................................ii

DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................................................1


B. Rumusan Masalah.............................................................................................................2
C. Tujuan Makalah................................................................................................................2

BAB II : PEMBAHASAN

A. Pengertian Asbab Al Nuzul...............................................................................................3


B. Sebab Sebab turun nya Al qur’an ....................................................................................5
C. Manfaat Mengetahui Asbab Al Nuzul.............................................................................5

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................................................7
B. Saran..................................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................9

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Bagi umat muslimin, Alquran adalah verbum dei (kalam Allah) yang diwahyukan kepada
nabi Muhammad SAW, melalui perantara malaikat jibril selama kurang lebih 23 tahun. Kitab
suci ini memiliki kekuatan luar biasa yang kekuatannya diluar kemampuan apapun.
Alquran diturunkan secara berangsurangsur kepada nabi Muhammad SAW, yang setiap
ayatnya miliki sebab turunnya masing-masing walaupun di dalam Alquran tidak semua ayat
terdapat Asbabun Nuzul nya.1
Pada masa itu diyakini oleh umat islam sebagai masa turunnya wahyu yang berisi tentang
segala macam petunjuk dan pelajaran tentang seluruh aspek kehidupan. Misalnya aqidah dan
kepercayaan, akhlak yang murni, petujuk syariat dan hukum yang dijelaskan secara mendasar
mengenai yang wajib diikuti oleh umat manusia, baik dalam hubungannya dengan Tuhan
atau hubungannya dengan sesama manusia ataupun makhluk Tuhan lainnya.2
Sebab turunnya ayat adakalanya berbentuk peristiwa dan adakalanya berbentuk
pertanyaan. Satu ayat atau beberapa ayat yang turun untuk menerangkan hal yang
berhubungan dengan peristiwa tertentu atau memberikan jawaban terhadapan pertanyaan
tertentu. Untuk mengetahui Asbab al-Nuzul haruslah berdasarkan periwayatan yang shahih,
sebab dengan periwayatan yang shahih dapat diketahui sebab turunnya ayat. Untuk itu Azbab
al-Nuzul yang diriwayatkan dari hadis yang mursal tidak dapat diterima, kecuali apabila
diperkuat oleh hadis mursal yang lain yang perawinya belajar dari para sahabat, seperti
Mujahid, Ikrimah, Said bin Zubair.3 Karena Alquran bercerita tentang sejarah-sejarah yang
telah lalu, menjelaskan kejadian-kejadian yang terjadi sekarang, serta dapat meprediksikan
hal-hal yang akan datang. Akan tetapi yang terpenting disini yang perlu dicatat adalah pada
masa Rasulullah bersama para sahabat ketika memberikan ajaranajaran islam untuk pertama
kali kepada masyarakat Arab pada waktu itu sering kali mengalami dan menyaksikan
berbagai macam peristiwa sejarah. Bahkan para sahabat kadangkala menemui suatu peristiwa
khusus atau berhadapan pada suatu persoalan yang masih kabur hukumnya.

1
Menurut Muh. Sayyid Thantawi & AL-Ghazali, 2001, hal. 38-39.
2
Menurut Shihab M. Q., 1998, hal. 40.

3
Menurut Anwar A. , Ulumul Quran, 2002, hal. 29-31

4
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari Asbab Al Nuzul ?
2. Bagaimana Sebab Sebab turun nya Al qur’an?
3. Manfaat Mengetahiu Asbab Al Nuzul?

C. TUJUAN MAKALAH
1. Agar mahasiswa mampu memahami tentang Asbab Al Nuzul
2. Agar mahasiswa mengetahui Sebab Sebab turunnya Al qur’an
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui Apa Manfaat Mengetahiu Asbab Al Nuzul

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Asbab Al Nuzul


Asbab Al Nuzul adalah idhafah yang terdiri dari kata asbab jamak dari kata
sabab (sebab, alasan atau ‘illat) dan nuzul bermakna al-su’ud (turun).4 Sehingga
asbabun nuzul secara literal bermakna sebab turunnya satu atau beberapa ayat AlQuran.
Muhammad Abdul Halim al- Zarqani, asbabun nuzul adalah suatu kejadian
yang menyebabkan turunnya satu atau beberapa ayat, atau suatu peristiwa yang dapat
dijadikan petunjuk hukum berkenaan dengan turunnya suatu ayat.5
Manna’ al-Qaththan, asbabun nuzul adalah suatu yang karenanya Al-Quran
diturunkan, sebagai penjelas terhadap apa yang terjadi, baik berupa peristiwa maupun
pertanyaan.6
Shubhi Shalih, asbabun nuzul adalah sesuatu yang menjadi sebab turunnya
suatu ayat atau beberapa ayat, atau suatu pertanyaan yang menjadi sebab turunnya
ayat sebagai jawaban, atau sebagai penjelasan terjadinya suatu peristiwa.7
B. Sebab sebab turunnya Al quran
Penurunan Al-Qur’an Secara Bertahap Beserta Alasannya Dalam Q.S. Al-
Baqarah Ayat 185 dan Al-Qadr Ayat pertama disebutkan bahwa Al-Qur‟an diturunkan
pada bulan Ramadhan tepatnya pada waktu peristiwa lailat al-qadr. Tetapi para Ulama
berselisih mengenai tata cara turunnya tersebut. Al-Zarkasyi dalam Al-Burhân
menyebutkan tiga pendapat mengenai hal ini.
Pertama, maksud turunnya Al-Qur‟an pada lailat al-qadr Adalah diturunkannya
Al-Qur‟an secara keseluruhan ke langit dunia pada peristiwa tersebut. Ini adalah
pendapat terkuat dan juga merupakan pendapat mayoritas ulama. Kedua, bahwa

4
Lihat Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir; Kamus Arab-Indonesia (Cet. 14;Surabaya: Pustaka
Progressif,1997), h. 602. Muhammad ibn Mukram al-Manshur al-Afriqyal-Mishry, Lisan al-‘Arab, Juz 11
(Beirut:Dar al-Nashr, t.th.), h. 656
5
Abdul Aziz Dahlan dkk. (ed.), Ensiklopedi Hukum Islam I, h. 133
6
Manna’ al-Qaththan, Mabahits fi ‘Ulum al-Qur’an, h. 95
7
Shubhi Shalih, Mabahits fi ‘Ulum al-Qur’an, h. 173-174

6
AlQur‟an itu diturunkan ke langit dunia dalam rentang waktu dua puluh tahun 45 di
setiap lailat al-qadr. Ini adalah pendapatnya Muqatil, Al-Halimi, dan Al-Mawardi. 8 Dan
ketiga, bahwa AlQur‟an diturunkan pertama kali pada waktu lailat al-qadr. Ini adalah
pendapatnya Al-Sya‟bi dan yang lainnya. Dalam Al-Qur‟an banyak sekali ayat yang
menerangkan bahwa Allah berbicara kepada para malaikat-Nya, seperti QS. Al-Baqarah
Ayat 30 dan AlAnfâl Ayat 12 dan juga hadits riwayat Thabrani yang bersumber dari
sahabat Al-Nawas ibn Sam‟an. Dalam riwayat tersebut terdapat keterangan bahwa yang
membawa wahyu dari Allah itu adalah malaikat yang bernama Jibril.9 Namun di sini ada
perbedaan pendapat mengenai tata cara (kaifiyyah) pewahyuan dari Allah kepada Jibril.
Ada tiga pendapat yang masyhur di kalangan ulama mengenai perkara ini, yaitu:
Pertama, bahwa Jibril mengambil Al-Qur‟an dari Allah secara simâ’ dengan
lafazh yang khusus 48 tanpa adanya perantara. Ini adalah pendapat mayoritas ulama dari
golongan ahl alsunnah sebagaimana yang dikuatkan oleh riwayat Al-Nawas ibn Sam‟an
di atas. Maka berdasar keterangan ini AlQur‟an itu memang bersumber dari Allah dan
harus disandarkan kepada Allah sebagaimana yang terdapat dalam Q.S. Al-Naml Ayat 6,
Al-Taubah Ayat 6, dan juga ayat yang lainnya. Maka AlQur‟an itu adalah kalâmullâh
bukan perkataan Jibril ataupun Nabi.
Kedua, Jibril menghafalkan AlQur‟an dari Al-Lauh Al-Mahfûzh. Pendapat kedua
ini merupakan pendapat yang tidak bisa dipegang. Karena adanya Al-Qur‟an di Al-Lauh
Al Ketiga, Jibril hanya mengambil maknanya saja dari Allah, dan lafazhnya dari Jibril
atau dari Nabi. Namun pendapat ini lebih cocok untuk disandarkan kepada sunnah, bukan
untuk Al-Qur‟an. Karena sunnah itu merupakan wahyu yang diturunkan oleh Allah
kepada Nabi melalui perantara Jibril secara maknawi, kemudian Nabi mengungkapkan
makna tersebut dengan ungkapannya sendiri.10 Dan inilah maksud dari Q.S. Al-Najm
Ayat 3 dan 4. Kiranya sungguh tepat bila AlZarqani dalam Manâhil Al-‘Irfân
menyatakan, “Sebagian orang menduga bahwa Jibril hanya menurunkan makna Al-
Qur‟an kepada Nabi, lalu Nabi menungkapkannya dalam bahasa Arab. Sedangkan
sebagian lainnya menduga bahwa lafazh Al-Qur‟an berasal dari Jibril dan Allah hanya
mewahyukan kepadanya maknanya

8
Abu Syamah Al-Maqdisi. (1975).Mursyid al-Wajîz. Beirut: Dar Al-Shadir. hlm.19
9
JalaluddinAl-Suyuthi. (2009). hlm. 162.
10
Al-Islâm‘Aqîdah wa Syarî’ah. t.t.: Dar Al-Qalam. Hlm 482.

7
saja. Kedua dugaan ini adalah dan bertentangan dengan Al-Qur‟an, hadits, dan ijmâ’
yang sudah jelas.11 Perlu ditegaskan pula bahwa para ulama pun membedakan antara
makna inzâl dan tanzîl. Ada yang berpendapat bahwa inzâl itu maknanya adalah
menampakkan atau memperlihatkan (idzhâr) Al-Qur‟an, dan ada pula yang berpendapat
bahwa maknanya itu adalah Allah memberikan pemahaman tentang kalam-Nya kepada
Jibril ketika di langit. Sedangkan tanzîl itu ada dua cara, yaitu dengan beralihnya Nabi ke
dalam bentuk malaikat dan beralihnya Jibril ke dalam bentuk manusia. 12 Singkatnya inzâl
itu adalah proses pemberian wahyu dari Allah kepada Jibril secara sekaligus dan
diturunkan ke langit dunia, sedangkan tanzîl adalah proses turunnya wahyu dari Jibril
dari langit dunia kepada Nabi secara bertahap.

C. Fungsi As babun Nuzul


Ada beberapa fungsi as babun Nuzul:
1. Mengetahui sisi-sisi positif (hikmah) yang mendorong atas pensyariatan hukum,
dan bermanfaat bagi orang yang beriman dan orang yang tidak beriman.
2. Mengkhususkan hukum bagi siapa yang berpegang dengan kaidah: "bahwasanya
ungkapan (teks) Al-quran itu didasarkan atas kekhususan sebab.
3. Kenyataan menunjukkan bahwa adakalanya lafal dalam ayat AlQuran itu bersifat
umum, namun membutuhkan pengkhususan yang pengkhususannya itu sendiri
justru terletak pada pengetahuan tentang sabab turun ayat itu.13
4. Memastikan makna ayat Al-Qur`an dan menghilangkan kerancuan maknanya.14
5. Menghilangkan kerancuan dari pembatasan hukum (daf`u tawahhum al-Hashr).
6. Mengetahui suatu ayat diturunkan kepada siapa, sehingga tidak terjadi keraguan
yang mengakibatkan penuduhan terhadap orang yang tidak bersalah dan
membebaskan tuduhan terhadap orang yang bersalah.
7. Memudahkan untuk menghafal, memahami dan memantapkan wahyu dalam benak
setiap orang yang mendengarnya, jika ia mengetahui sebab turunnya. Karena
11
Mahmud Syaltut.(1996). hlm. 480.
12
Badruddin Al-Zarkasi. (2001). hlm. 290-291. Jalaluddin Al-Suyuthi. (2009). hlm. 153-155. Manna‟ Al-
Qaththan. (1973). hlm. 38-40.
13
Badruddin Muhammad bin Abdillah azZarkasyiy, al-Burhan fi `Ulum al-Qur`an, hlm. 46/ Jalaluddin Abdurrahan
bin Abi Bakr as-Suyuthiy, al-Itqan fi Ulum al-Qur`an, hlm.48
14
Badruddin Muhammad bin Abdillah azZarkasyiy, al-Burhan fi `Ulum al-Qur`an, hlm. 50/ Jalaluddin Abdurrahan
bin Abi Bakr as-Suyuthiy, al-Itqan fi Ulum al-Qur`an, hlm.48

8
hubungan sebab dan akibat, hukum dan peristiwa, peristiwa dan pelaku, masa dan
tempatnya, semua itu merupakan faktor-faktor penguat dalam ingatan.15
D. Manfaat Mengetahiu Asbabun Nuzul
Pengetahuan tentang asbabun nuzul mempunyai banyak manfaat di antaranya
mampu mengantarkan seorang mufassir pada pemahaman yang benar dengan
memahamai kandungan teks dan keadaan yang menyertai peristiwa yang terjadi
ketika Al-Quran diturunkan. Namun manfaat yang terpenting di antaranya adalah:
a. Mengetahui hikmah pemberlakuan suatu hukum.
b. Memberi batasan hukum yang diturunkan dengan sebab yang terjadi, bila
hukum tersebut dinyatakan dalam bentuk umum.
c. Apabila lafazh yang diturunkan bersifat umum dan ada dalil yang
menunjukkan pengkhususannya, maka adanya asbabun nuzul akan membatasi
takhshish itu hanya terhadap yang selain bentuk sebab.
d. Mengetahui sebab turunnya ayat adalah cara terbaik untuk memahami Al-
Quran dan menyingkap kesamaran yang tersembunyi dalam ayat-ayat yang
tidak dapat ditafsirkan tanpa pengetahuan sebab turunnya.
e. Sebab turunnya ayat dapat menerangkan tentang kepada siapa ayat itu
diturunkan sehingga ayat tersebut tidak diterapkan kepada orang lain karena
dorongan permusuhan dan perselisihan.16

BAB III

PENUTUP
15
Muhammad Abdul Azhim az-Zarqaniy, Manahilul `Irfan fi `Ulum al-Qur`an, hlm.95
16
Lihat Manna’ al-Qaththan, Mabahits fi ‘Ulum al-Qur’an, h. 96-100. Yusuf
Qardhawi, Kaifa nata’mal ma’a al-Qur’an. Diterjemahkan oleh Kathur Suhardi dengan
judul, Bagaimana Berinteraksi dengan Al-Qur’an (Cet. IV; Jakarta: Pustaka al-Kautsar,
2006), h. 275. Abdul Aziz Dahlan dkk. (ed.), Ensiklopedi Hukum Islam I, h. 136

9
A. Kesimpulan
Alquran diturunkan secara berangsurangsur kepada nabi Muhammad SAW, yang
setiap ayatnya miliki sebab turunnya masing-masing walaupun di dalam Alquran tidak
semua ayat terdapat Asbabun Nuzul nya.
Asbab Al Nuzul adalah idhafah yang terdiri dari kata asbab jamak dari kata
sabab (sebab, alasan atau ‘illat) dan nuzul bermakna al-su’ud (turun). Sehingga
asbabun nuzul secara literal bermakna sebab turunnya satu atau beberapa ayat AlQuran.
Muhammad Abdul Halim al- Zarqani, asbabun nuzul adalah suatu kejadian
yang menyebabkan turunnya satu atau beberapa ayat, atau suatu peristiwa yang dapat
dijadikan petunjuk hukum berkenaan dengan turunnya suatu ayat.
Manna’ al-Qaththan, asbabun nuzul adalah suatu yang karenanya Al-Quran
diturunkan, sebagai penjelas terhadap apa yang terjadi, baik berupa peristiwa maupun
pertanyaan.
Shubhi Shalih, asbabun nuzul adalah sesuatu yang menjadi sebab turunnya
suatu ayat atau beberapa ayat, atau suatu pertanyaan yang menjadi sebab turunnya
ayat sebagai jawaban, atau sebagai penjelasan terjadinya suatu peristiwa.
Manfaat Mengetahiu Asbabun Nuzul Yaitu :
a. Mengetahui hikmah pemberlakuan suatu hukum.
b. Memberi batasan hukum yang diturunkan dengan sebab yang terjadi, bila
hukum tersebut dinyatakan dalam bentuk umum.
c. Apabila lafazh yang diturunkan bersifat umum dan ada dalil yang
menunjukkan pengkhususannya, maka adanya asbabun nuzul akan membatasi
takhshish itu hanya terhadap yang selain bentuk sebab.
d. Mengetahui sebab turunnya ayat adalah cara terbaik untuk memahami Al-
Quran dan menyingkap kesamaran yang tersembunyi dalam ayat-ayat yang
tidak dapat ditafsirkan tanpa pengetahuan sebab turunnya.
e. Sebab turunnya ayat dapat menerangkan tentang kepada siapa ayat itu
diturunkan sehingga ayat tersebut tidak diterapkan kepada orang lain karena
dorongan permusuhan dan perselisihan.
B. Saran

10
Kami merasa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan
karena masih dalam proses belajar, oleh karena itu kami mohon kepada para pembaca
untuk memberikan kritikan dan saran yang tentunya membangun, agar kami bisa menulis
makalah setelahnya lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Muh. Sayyid Thantawi & AL-Ghazali, 2001, hal. 38-39. Shihab M. Q., 1998, hal. 40.

11
Anwar A.,Ulumul Quran, 2002, hal. 29-31. Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir; Kamus
Arab-Indonesia (Cet. 14;Surabaya: Pustaka Progressif,1997), h. 602. Muhammad ibn Mukram
al-Manshur al-Afriqyal-Mishry, Lisan al-‘Arab, Juz 11 (Beirut:Dar al-Nashr, t.th.), h. 656

Abdul Aziz Dahlan dkk. (ed.), Ensiklopedi Hukum Islam I, h. 133.


Manna’ al-Qaththan, Mabahits fi ‘Ulum al-Qur’an, h. 95.
Shubhi Shalih, Mabahits fi ‘Ulum al-Qur’an, h. 173-174 Quranic Word.
Manna’ al-Qaththan, pernyataan ini diriwayatkan oleh al-Hakim, al Baihaqi dan al-Nasa’i.
Manna’ al-Qaththan, Mabahits fi ‘Ulum al-Qur’an. Diterjemahkan oleh H. Aunur Rafiq el-
Mazni dengan judul, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an h. 126.
Manna’ al-Qaththan, pernyataan ini diriwayatkan oleh al-Hakim.
Manna’ al-Qaththan, Mabahits fi ‘Ulum al-Qur’an, h. 126.
Manna’ al-Qaththan, pernyataan ini diriwayatkan oleh al-Hakim dan alBaihaqi.
Manna’ al-Qaththan, Mabahits fi ‘Ulum al-Qur’an. Al-Sya’bi adalah Amir bin Syarahil,.
Manna’ al-Qaththan, Mabahits fi ‘Ulum al-Qur’an.
quranic Word.
Lihat Manna’ al-Qaththan, Mabahits fi ‘Ulum al-Qur’an, h. 96-100. Yusuf Qardhawi, Kaifa
nata’mal ma’a al-Qur’an. Diterjemahkan oleh Kathur Suhardi dengan judul, Bagaimana
Berinteraksi dengan Al-Qur’an (Cet. IV; Jakarta: Pustaka al-Kautsar,2006), h. 275. Abdul Aziz
Dahlan dkk. (ed.), Ensiklopedi Hukum Islam I, h. 136.
Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir; Kamus Arab-Indonesia (Cet. 14;Surabaya: Pustaka
Progressif,1997), h. 602. Muhammad ibn Mukram al-Manshur al-Afriqyal-Mishry, Lisan
al-‘Arab, Juz 11 (Beirut:Dar al-Nashr, t.th.), h. 656. Lihat Manna’ al-Qaththan, Mabahits fi
‘Ulum al-Qur’an, h. 96-100. Yusuf Qardhawi, Kaifa nata’mal ma’a al-Qur’an. Diterjemahkan
oleh Kathur Suhardi dengan judul, Bagaimana Berinteraksi dengan Al-Qur’an (Cet. IV; Jakarta:
Pustaka al-Kautsar, (2006), h. 275. Abdul Aziz Dahlan dkk. (ed.), Ensiklopedi Hukum Islam I, h.
136

12

Anda mungkin juga menyukai